Dari beberapa fakta dalam hidup sehari-hari kita dapat menemukan bahwa untuk datang dan
mendekat kepada seseorang maupun ke tempat-tempat tertentu ada tata cara atau persyaratan khusus yang telah diatur dan ditetapkan sebelumnya. Tanpa mematuhi persyaratan tersebut mungkin kita tidak dapat bertemu orang tersebut atau diperbolehkan memasuki tempat tersebut. Setidaknya, kalau kita masih beruntung kita mungkin akan ditemui tetapi dengan sikap hati yang tidak senang. Sebagai contoh: ketika kita sedang bertamu ke rumah seseorang tentunya kita harus mengikuti tata cara sang tuan rumah (jam sekian harus pulang, dsb), saat menghadap ratu Inggris orang harus membungkukkan badannya, orang-orang Spanyol yang sangat menghormati Paus (pemimpin tertinggi Katolik) sehingga mereka membungkukkan badannya sedemikian rendah saat bertemu dan berjabat tangan dengannya (APABILA SEORANG HAMBA TUHAN DIHORMATI DENGAN TATA CARA SEDEMIKIAN…BETAPA JAUH LEBIH LAGI KITA MENGHORMATI DIA SAAT KITA DATANG KEPADA-NYA!)
KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA
pro·to·kol n
1 surat-surat resmi yg memuat hasil perundingan (persetujuan dsb);
2 peraturan upacara di istana kepala negara atau berkenaan dng penyambutan tamu-tamu negara dsb;
3 tata cara (upacara dsb) yg secara internasional berlaku dl hubungan diplomatik;
4 cak orang yg bertugas mengatur jalannya upacara
Melalui kitab nabi Yesaya pasal pertama kita dapat belajar beberapa hal penting atau yang utama dalam berhubungan dengan Tuhan yang mungkin sering kali banyak disalahpahami atau tidak dimengerti oleh kebanyakan orang Kristen saat ini. Kita akan belajar apa yang sesungguhnya diinginkan Tuhan saat kita datang kepada-Nya. Apa yang berkenan dan menyenangkan hati-Nya dan juga hal-hal apa yang kita lakukan yang mungkin tanpa kita sadari telah membuat Dia muak, jijik dan murka. Pengertian kita akan hal ini akan sangat mempengaruhi bagaimana sesungguhnya hubungan kita dengan-Nya. Hal ini juga akan sangat menentukan sejauh mana kita akan menerima berkat-berkat dari Tuhan karena ketika kita datang dengan sikap yang tidak tepat atau keliru maka kita tidak akan menemukan Dia dan kehilangan berkat-berkat-Nya.
Pertama, kita melihat bahwa dari keseluruhan atau sebagian besar ayat yang akan kita pelajari dalam perikop ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak berkenan atau bahkan murka terhadap apa yang sedang dilakukan oleh bangsa Israel. Berikut ini adalah beberapa bukti kemarahan Tuhan kepada umat-nya :
1. Yesaya 1 : 4, “ Celakalah bangsa yang berdosa,….
2. Yesaya 1 : 5, “ Dimana kamu mau dipukul lagi,….
3. Yesaya 1 : 6, “Dari telapak kaki sampai kepala tidak ada yang sehat: bengkak dan bilur dan luka baru, tidak dipijit dan tidak dibalut dan tidak ditaruh minyak.
4. Yesaya 1 : 10, “ Dengarlah firman Tuhan, hai pemimpin-pemimpin manusia Sodom!, Perhatikanlah pengajaran Allah kita, hai rakyat, manusia Gomora!
Pertanyaan pentingnya adalah hal-hal apakah yang telah dilakukan oleh bangsa Israel sehingga Tuhan demikian muak dan murka kepada mereka? Semua yang dikerjakan oleh bangsa Israel adalah hal-hal yang tampaknya baik dan menurut mereka akan menyenangkan hati Tuhan. TETAPI APA YANG DISANGKA OLEH BANGSA ISRAEL MENYENANGKAN HATI TUHAN JUSTRU MALAH MEMBUAT TUHAN MURKA. Mari kita pelajari lebih lanjut apa yang dilakukan oleh bangsa Isarel:
1. Mereka bukannya tidak mempersembahkan korban bahkan korban mereka itu banyak (ayat 11)
Bertentangan dengan prinsip yang banyak didengung-dengungkan di gereja hari ini yang menyatakan bahwa semakin banyak kita berkorban untuk gereja maka Tuhan akan semakin senang, semakin banyak menyumbang gereja maka Tuhan akan semakin bersukacita. Tetapi ayat ini membuktikan tidak demikian. Hati Tuhan tidak bisa disenangkan hanya dengan memberikan persembahan korban-korban. Jika dihubungkan dengan keadaan sekarang ini korban merupakan gambaran dari mereka atau orang-orang Kristen yang memberikan persembahan keuangan kepada gereja, aktif pelayanan bahkan mungkin mengikuti setiap acara di gereja, rajin memberikan perpuluhan, dsb
2. Mereka bukannya berpaling dan tidak datang kepada Tuhan (ayat 12)
Banyak orang Kristen hari ini yang berpikir atau beranggapan bahwa hal yang paling penting dalam kewajiban sebagai orang Kristen adalah datang ke gereja. Tetapi ayat ini membuktikan bahwa datang menghadap Tuhan di gereja atau acara-acara ibadah saja tidak akan membuat Tuhan berkenan.
3. Mereka bukannya tidak mengadakan ibadah raya atau pertemuan-pertemuan ibadah yang tetap (ayat 13-14)
Ini gambaran dari perayaan-perayaan tetap yang diadakan oleh gereja. Antara lain: perayaan Natal, Paskah, jadwal-jadwal ibadah rutin gereja, dsb. Bukanlah suatu hal yang salah untuk mengadakan atau mengikuti semua acara-acara atau perayaan-perayaan ini, tetapi jika kita hanya mengadakan perayaan-perayaan itu saja, tentunya melalui ayat ini kita mengetahui bahwa Tuhan tidak senang.
4. Mereka bukannya tidak berdoa bahkan mereka sering berdoa (ayat 15)
Di masa kekristenan sekarang ini, mereka mungkin termasuk bilangan orang-orang yang rajin berdoa. Mereka mungkin berdoa bahkan lebih dari satu jam sehari. Tetapi banyaknya atau lamanya kita berdoa bahkan berpuasa tidak menjamin itu merupakan persembahan yang menyenangkan hati Tuhan.
Semua hal yang disampaikan di atas mungkin adalah sesuatu yang disangka, ditanamkan di pikiran, dipercayai sungguh-sungguh oleh kebanyakan orang-orang Kristen saat ini. Bahkan sesuatu yang diajarkan di mimbar-mimbar gereja sekarang tetapi bertentangan dengan kebenaran. Kita sering mendengar pendeta berkhotbah bahwa yang terutama adalah datang ke gereja, memberikan persembahan atau perpuluhan, ikut seluruh acara di gereja, semakin banyak memberi persembahan Tuhan akan semakin senang, semakin aktif pelayanan Tuhan semakin berkenan, semakin lama kita berdoa Tuhan semakin cepat menjawab, dsb. Tetapi kebenarannya adalah TUHAN TIDAK PERNAH DAPAT DIPUASKAN ATAU DISENANGKAN HANYA DENGAN PERSEMBAHAN KORBAN, PERAYAAN ATAU ACARA-ACARA IBADAH, PERTEMUAN ATAU ACARA-ACARA RUTIN DAN DOA-DOA KITA. Semua hal-hal ini belum cukup untuk menyenangkan hati Tuhan bahkan dapat membuat Tuhan murka.
Dari apa yang telah kita pelajari di atas maka ini dapat menjadi peringatan keras bagi kita yang menyangka bahwa apa pun perbuatan yang tampaknya rohani yang kita lakukan untuk Tuhan pasti akan menyenangkan hati-Nya. Mungkin sekarang kita bertanya-tanya dalam hati dan pikiran, perbuatan atau ibadah yang bagaimana yang mungkin telah kita lakukan dan hal itu mendatangkan kemarahan Tuhan? Kita akan membahas lebih lanjut untuk mengetahui hal-hal apakah yang kita lakukan saat kita datang kepada Dia yang justru membuat Tuhan muak dan murka, sikap hati yang seperti bagaimana yang membuat Tuhan jijik, muak, marah bahkan murka kepada kita meskipun kita telah melakukan semua aktivitas atau perbuatan yang berkesan rohani. Semuanya ini harus sungguh-sungguh kita perhatikan dan hindari serta buang jauh-jauh dari kehidupan rohani kita saat kita datang kepada-Nya jika kita masih ingin terus melekat kepada Pokok Anggur itu.
IBADAH YANG MENDATANGKAN MURKA
1. Mereka tidak mengenal Tuhan (ayat 3)
Mereka datang beribadah tetapi tidak dengan hati yang sungguh-sungguh rindu untuk mengenal Dia, kerinduan-Nya, jalan-jalan-Nya serta kehendak dan rencana-Nya. Mereka datang untuk banyak motif-motif pribadi. Mereka datang ke gereja tetapi sesungguhnya hati dan pikiran mereka tidak sungguh-sungguh menginginkan Dia.
2. Mereka dihajar namun tidak ada pertobatan (ayat 5-6)
Mereka datang ke gereja atau acara-acara ibadah dengan hati yang keras dan tegar tengkuk. Roh yang miskin di hadapan Allah tidak didapati di dalam hati mereka. Mereka menghadap Tuhan dengan sikap hati yang sombong dan merasa benar sehingga tidak perlu untuk merendahkan diri dan bertobat. Inilah perbedaan antara sikap hati seorang pemungut cukai dengan orang farisi seperti yang dikatakan oleh Yesus, yang sama-sama sedang berdoa kepada Tuhan. Pemungut cukai datang dengan roh pertobatan dan hati yang hancur sedangkan orang farisi datang dengan kesombongan dan merasa dirinya suci dan saleh. Manakah di antara keduanya yang pulang sebagai orang yang telah dibenarkan oleh Tuhan? Yesus berkata dengan jelas bahwa si pemungut cukailah orangnya. (Luk. 18:9-14)
3. Mereka membawa persembahan namun persembahan yang palsu / penuh kebohongan (ayat 13)
Dalam beberapa terjemahan bahasa inggris, persembahan yang tidak sungguh diartikan sebagai persembahan yang palsu atau tidak tulus. Seorang hamba Tuhan pernah menulis sebuah buku yang mengatakan bahwa hari ini banyak orang-orang Kristen yang berusaha menyuap Tuhan dan berinvestasi di dalam gereja. Mereka rajin dalam memberikan persembahan perpuluhan kepada gereja, persembahan pembangunan gedung gereja, persembahan diakonia, persembahan kepada orang-orang miskin, dsb. Tetapi mereka melakukan semuanya itu tidak dengan ketulusan untuk menyenangkan hati Tuhan melainkan diwarnai dengan banyak motif-motif kepentingan pribadi didalamnya, antara lain: ingin mendapatkan balasan berkali lipat dari Tuhan, ingin bertambah kaya, ingin mendapat pujian dan hormat dari manusia, supaya dapat mengendalikan atau mengatur semua keputusan-keputusan gereja, takut hartanya habis atau berkurang jika tidak memberi perpuluhan, malu dengan sesama orang kristen kalau tidak memberi persembahan, menuruti keinginan atau perintah dari pemimpin rohani, dan sebagainya. Mereka kelihatan seperti memberikan persembahan kepada Tuhan tetapi sesungguhnya di dalam hati mereka menginginkan sesuatu yang lebih besar bagi dirinya. Tuhan muak dengan pemberian-pemberian yang palsu dan penuh kebohongan seperti ini.
4. Mereka beribadah namun juga berbuat jahat (ayat 15-17; 22-23)
Mereka rajin beribadah tetapi hanya sampai di tahap ini saja. Mereka cukup puas hanya dengan mendengar firman tanpa keinginan atau kerinduan untuk menerapkan atau mempraktekkannya. Gaya hidup, tindakan, kata-kata mereka melawan Tuhan dan sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip firman Tuhan. Mereka rajin beribadah tetapi gaya hidup, perbuatan dan kebiasaan lama yang jahat dan menyakiti hati Tuhan tetap mereka lakukan. Mereka datang kepada Tuhan tetapi tetap berbuat jahat.
5. Mereka tidak memiliki pandangan, pikiran, dan hati yang sama dengan Tuhan (ayat 21-22)
Mereka adalah orang-orang yang masih ingin hidup menurut keinginan, kehendak, kebiasaan, cara pandang, cara bertindak, cara berkata-kata, pola pikir dan prinsip-prinsip mereka sendiri. Mereka yang tidak mau menyerahkan hati dan pikirannya untuk diselaraskan dengan hati dan pikiran Tuhan akan kesulitan untuk menemukan Dia. Seperti layaknya dua orang yang sedang dalam kondisi bermusuhan karena banyak ketidakcocokkan dan perbedaan pikiran, cara pandang, keinginan, dsb. Hanya karena kasih karunia, Tuhan berkenan untuk ditemui, berbicara dan menyambut kita yang masih banyak dosa, kelemahan dan kekurangan saat menghadap Dia.
Inilah yang Terutama……
1. Bukan sekedar dengan acara-acara ibadah atau perbuatan-perbuatan yang berkesan rohani
Jangan cuma sekedar datang ke acara-acara ibadah tetapi datanglah dengan sikap hati dan hidup yang benar di hadapan Tuhan.
2. Dengan mengenal isi hati dan pribadi-Nya (ayat 3; Yer. 4:22; 9:23-24).
Tuhan senang ketika kita datang menyembah Dia dengan pengenalan yang benar tentang Dia. Kita mencari Dia setiap hari dan berusaha sungguh-sungguh untuk mengenal Dia lebih lagi dan tidak puas pada tahap-tahap tertentu.
3. Dengan senantiasa membawa hati yang hancur, bukan yang keras dan tegar tengkuk (ayat 19-20; Maz. 51:19)
Datang kepada Tuhan dengan hati yang siap untuk ditegur, siap untuk mengakui kesalahan dan meminta pengampunan dari Tuhan, siap untuk memperbaiki diri, tidak membantah ketika Tuhan menunjukkan kesalahan dan dosa-dosa kita.
4. Memperhatikan setiap pengajaran Tuhan dalam hidup kita (ayat 10; Yer. 8:7)
Berapa banyak khotbah-khotbah yang sudah kita dengar? Dan berapa banyak yang sudah kita praktekkan? Kita sering mendengar khotbah atau pengajaran tetapi tidak sungguh-sungguh memperhatikannya. Kita lebih suka memperhatikan kata-kata atau pendapat orang lain, berita di TV, para pakar, keluarga dan teman-teman pergaulan kita dari pada firman Tuhan. Jika kita mau memperhatikan semuanya ini maka kita dapat menghadap Dia dan masuk dalam persekutuan yang intim dengan Dia.
5. Bertobat dari jalan-jalan kita yang salah dan jahat dan hidup dalam cara hidup yang baru sesuai ajaran Tuhan (ayat 16-17; Yeh. 3:11-16)
Ketika Tuhan menegur kita, kita harus segera merendahkan diri, bertobat dan mengakui kesalahan kita, meminta pengampunan dan berkomitmen untuk mengubahnya. Ini harus selalu menjadi tekad di hati kita saat kita datang kepada Dia.
6. Dengan menyerah kepada proses dan program pemulihan yang Tuhan adakan (ayat 25)
Kata “bertindak” di dalam bahasa aslinya berarti “turn back” atau mengembalikan. Yang juga berarti bahwa Tuhan akan memurnikan kita, menyingkirkan noda kita, memproses kita. Jika kita menolak proses Tuhan maka kita sesungguhnya sedang memberontak kepada Dia dan kita tidak mungkin dapat mendekat kepada-Nya. Oleh sebab itu relakan diri sepenuhnya untuk diproses dan dibentuk oleh-Nya.
7. Dengan menyerahkan hidup kita semata untuk mencari dan melaksanakan kehendak Tuhan (Amos 5:4,6,14; Roma 12:1-3)
Ini adalah bagian yang terpenting. Ibadah atau persembahan yang sejati bukan hanya persembahan uang, waktu, tenaga, tetapi persembahan tubuh kita yang hidup. Kehidupan yang diserahkan seluruhnya untuk Tuhan. Inilah ibadah yang paling dicari dan dirindukan Tuhan. Inilah ibadah yang pasti akan diterima oleh Tuhan.
KESIMPULAN Ketika kita berhubungan dengan Tuhan, hal terutama yang paling Tuhan cari adalah hati dan hidup kita yang benar dihadapan-Nya bukan tata cara ibadah dan persembahan kita. |
Comments
Post a Comment