Skip to main content

PERLUNYA PERTOBATAN UNTUK BANGSA INI

Kami telah berbuat dosa dan salah, kami telah berlaku fasik dan telah memberontak, kami telah menyimpang dari perintah dan peraturan-Mu,
dan kami tidak taat kepada hamba-hamba-Mu, para nabi, yang telah berbicara atas nama-Mu kepada raja-raja kami, kepada pemimpin-pemimpin kami, kepada bapa-bapa kami dan kepada segenap rakyat negeri. Ya Tuhan, Engkaulah yang benar, tetapi patutlah kami malu seperti pada hari ini, kami orang-orang Yehuda, penduduk kota Yerusalem dan segenap orang Israel, mereka yang dekat dan mereka yang jauh, di segala negeri kemana Engkau telah membuang mereka oleh karena mereka berlaku murtad terhadap Engkau. TUHAN, kami, raja-raja kami, pemimpin-pemimpin kami dan bapa-bapa kami patutlah malu, sebab kami telah berbuat dosa terhadap Engkau. Pada Tuhan, Allah kami, ada kesayangan dan keampunan, walaupun kami telah memberontak terhadap Dia, dan tidak mendengarkan suara TUHAN, Allah kami, yang menyuruh kami hidup menurut hukum yang telah diberikan-Nya kepada kami dengan perantaraan para nabi, hamba-hamba-Nya. Segenap orang Israel telah melanggar hukum-Mu dan menyimpang karena tidak mendengarkan suara-Mu. Sebab itu telah dicurahkan ke atas kami kutuk dan sumpah, yang tertulis dalam kitab Taurat Musa, hamba Allah itu, sebab kami telah berbuat dosa terhadap Dia. Dan telah ditetapkan-Nya firman-Nya, yang diucapkan-Nya terhadap kami dan terhadap orang-orang yang telah memerintah kami, yakni bahwa akan didatangkan-Nya kepada kami malapetaka yang besar, yang belum pernah terjadi di bawah semesta langit, seperti di Yerusalem. Seperti yang tertulis dalam kitab Taurat Musa, segala malapetaka ini telah menimpa kami, dan kami tidak memohon belas kasihan TUHAN, Allah kami, dengan berbalik dari segala kesalahan kami dan memperhatikan kebenaran yang dari pada-Mu. Sebab itu TUHAN bersiap dengan malapetaka itu dan mendatangkannya kepada kami; karena TUHAN, Allah kami, adalah adil dalam segala perbuatan yang dilakukan-Nya, tetapi kami tidak mendengarkan suara-Nya.
(Daniel 9: 5-14)


Daniel menaikkan doa pertobatan. Daniel menyadari sepenuhnya kesalahan bangsa dan tidak menyalahkan Tuhan atas keputusan penghukuman yang terjadi atas bangsa Israel. Jika ditanya apakah sebelum waktu penghukuman mereka tidak berdoa? Jelas mereka punya pemimpin rohani pastinya ada kegiatan ibadah dan doa seperti kondisi Indonesia sekarang ini. Tetapi permasalahannya bukan banyaknya doa atau kegiatan ibadah yang Tuhan minta. Tetapi perubahan hidup (pertobatan) yang Tuhan minta untuk mereka lakukan mulai dari pemimpin rohani sampai ke semua jemaat. Bangsa Israel telah gagal karena mulai dari pemimpin rohani sampai jemaat telah BUTA akan kesalahan, penyimpangan dan dosa mereka di hadapan Tuhan. Kesombongan membuat mereka merasa sudah benar bahkan MERASA Tuhan memberkati/ mendukung apa yang mereka kerjakan. Semestinya untuk mengingatkan/ menuntun orang buta ke jalan yang benar untuk menyelamatkannya dari jurang maut dibutuhkan suara yang keras/ TERIAKAN, maka Tuhan berbicara lewat profetik (suara kenabian). Celakanya ketika pesan nubuat disampaikan mereka menutup telinga, tidak mempercayai, mengeraskan hati meneruskan cara hidup mereka. Jika keadaannya sudah demikian maka tidak ada cara lain untuk menyelamatkannya selain Tuhan memakai tongkat didikan/ disiplin/ penghajaran/ hukuman untuk menyadarkan mereka akan dosa dan kesalahan mereka. Sampai pada titik mereka minta ampun karena begitu SAKITNYA pukulan dari tongkat Tuhan, sampai mereka menyadari kesalahan dan dosanya, sampai mereka berkomitmen berubah, sampai mereka sungguh-sungguh merendahkan diri mencari Tuhan, sampai mereka meratap untuk pemulihan barulah Tuhan menghentikan tangan-Nya menghajar bangsa yang tegar tengkuk ini.
Apakah nasib bangsa Indonesia akan mengulangi nasib bangsa Israel yang tegar tengkuk?
Apakah mesti harus dihajar dulu sampai luka parah/ berdarah darah baru mau bertobat?
 
Akankah Indonesia harus menerima hajaran dari Tuhan supaya tersadar akan kesalahan pemimpin rohani dan umat Tuhan selama ini? 
Lebih baik merendahkan diri dan bertobat selagi tongkat didikan itu masih diacungkan dan belum diturunkan.

(oleh: Faith Ruddy)

Comments

Popular posts from this blog

BERDOA PADA YESUS, MUNGKINKAH DIJAWAB OKNUM LAIN?

Oleh: Peter B, MA Dalam Galatia 1:6-9, rasul Paulus menulis, "Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain , yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus. Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda   dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia." Dengan jelas disampaikan oleh rasul Paulus bahwa ada injil lain yang berbeda dengan yang diajarkannya, suatu injil yang ujung-ujungnya mengacaukan jemaat dan yang memutarbalikkan injil Kristus.  Dalam bagian lain, sang rasul kembali menulis pesan yang hampir sama:  2 Korintus 11:...

HIKMAT DAN KUTIPAN

KEMANAKAH SEHARUSNYA SAYA MEMBERIKAN PERPULUHAN ?

Oleh Tjia Timotius SEKAPUR SIRIH Suatu kali ketika saya sedang melayani ke Balikpapan, seorang usahawan Kristen bertanya kepada saya “Pak, apakah perpuluhan itu harus diberikan kepada gereja lokal tempat saya beribadah?”. Ya mungkin inlah pertanyaan yang ada dalam benak banyak anak-anak Tuhan. “Haruskah perpuluhan diberikan kepada gereja lokal tempat kita berbakti?” Tentu saja jawaban pertayaan di atas bisa bersama tergantung siapa yang menjawabnya. Kebanyakan pendeta gembala sidang di kota pasti dengan senang hati akan menjawab “Ya, harus!” karena mereka berkepentingan dengan penggunaannya, tetapi pendeta desa atau penginjil keliling mungkin mempunyai jawaban yang berbeda “Tidak harus!” karena masing-masing mempunyai sudut pandang dan kepentingan yang berbeda. Seorang usahawan Kristen pernah berkata “perpuluhan adalah ajaran hukum Taurat sedangkan kita saat ini telah dipanggil masuk dalam hukum Kasih Karunia, jadi sudah seharusnya kita pun meninggalkan ajaran perpuluhan!” jadi mana ya...