Skip to main content

SEBAGAIMANA PEMIMPINNYA, DEMIKIANLAH UMATNYA

"Sesudah menimbang-nimbang, maka raja membuat dua anak lembu jantan dari emas dan ia berkata kepada mereka: "Sudah cukup lamanya kamu pergi ke Yerusalem. Hai Israel, lihatlah sekarang allah-allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir."
Lalu ia menaruh lembu yang satu di Betel dan yang lain ditempatkannya di Dan.
Maka hal itu menyebabkan orang berdosa, sebab rakyat pergi ke Betel menyembah patung yang satu dan ke Dan menyembah patung yang lain" (1 Raja-raja 12:28-30 )


Tetapi mereka tidak mau mendengarkan, dan Manasye menyesatkan mereka, sehingga mereka melakukan yang jahat lebih dari pada bangsa-bangsa yang telah dipunahkan TUHAN dari hadapan orang Israel.
"Oleh karena Manasye, raja Yehuda, telah melakukan kekejian-kekejian ini, berbuat jahat lebih dari pada segala yang telah dilakukan oleh orang Amori yang mendahului dia, dan dengan berhala-berhalanya ia telah mengakibatkan orang Yehuda berdosa pula,
sebab itu beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Sesungguhnya Aku akan mendatangkan malapetaka atas Yerusalem dan Yehuda, sehingga setiap orang yang mendengarnya akan bising kedua telinganya." (2 Raja-raja 21:9, 11-12)

Kejahatan seseorang dapat menjadi kejahatan satu bangsa di hadapan Tuhan. Itulah kejahatan yang dilakukan oleh para pemimpin-pemimpin rohani. Jika Anda berpikir bahwa seorang pemimpin rohani tidak mungkin melakukan kejahatan, maka berpikirlah ulang. Alkitab berkali-kali menyatakan kebalikannya. Mereka yang ditetapkan Tuhan untuk menerima dan menjalankan otoritas atas umat-Nya dapat membawa umat Tuhan hidup dalam kebenaran di hadapan Tuhan atau sebaliknya. Dan terhadap dosa-dosa para pemimpin rohanilah Tuhan paling menyatakan kemurkaan-Nya. Sebagaimana sang pemimpin rohani demikianlah umat Tuhan yang dipimpinnya. Itu pula yang terjadi pada masa Yerobeam dan Manasye.
Pemimpin yang jahat akan menghasilkan umat yang jahat. Pemimpin yang serakah akan membawa umat dalam belenggu ketamakan. Pemimpin yang lemah dan tidak berjuang pasti melahirkan umat yang putus asa dan pasrah kepada nasib apapun yang akan menimpanya. Pemimpin yang korup membiasakan umat hidup dalam korupsi. Pemimpin yang bebal dan tidak tunduk kepada Tuhan yang merupakan Pemimpin agung, jangan pernah bermimpi memperoleh umat yang taat dan tunduk. Lihat dan periksa hidup rohani Anda. Sebagaimana pemimpin rohani Anda, acapkali begitu pula Anda. Sungguh, betapa ngeri dan celaka nasib umat yang pemimpinnya tidak hidup dalam kebenaran di hadapan Tuhan! Yang seolah-olah melayani Tuhan namun mencari untung sendiri; yang seakan-akan saleh tetapi tetap hidup menurut cara dan pikirannya sendiri yang duniawi!

Jika hari ini gereja jatuh jauh dari standard gereja mula-mula, pandanglah gereja yang lemah ini dan lihatlah siapa pemimpinnya. Sebagaimana umatnya, demikian pula pemimpinnya. Tapi Anda bertanya, bukankah Musa pemimpin yang hebat namun mengapa hanya 2 orang yang berhasil masuk ke tanah perjanjian? Jawabannya, jika saja mereka mau taat dan tunduk kepada Musa mereka akan jadi sama seperti Musa. Karena umat pasti akan sama dengan pemimpin yang diikuti dan dipimpinnya. Titik.
Namun siapakah yang mengetahui dan mengerti akan semua ini? Umat yang telah dipesonakan kharisma pemimpinnya? Ataukah umat yang ikut ambil bagian dari program dan festival rohani sang pemimpin? Siapakah yang bisa melihat bahwa pemimpin yang penuh wibawa dan dihias kemuliaan itu telah jatuh dan berada di jalan yang keliru? Siapakah yang menyadari jika mereka sudah dibawa kepada penyembahan berhala dan ibadah palsu? Jika Anda bertanya kepada mereka pastilah Anda diusir pergi sambil diberi cap sebagai pemberontak dan orang yang gemar menghakimi!
Tidak demikian dengan hamba-hamba Tuhan yang disebut oleh Tuhan sebagai nabi-nabi-Nya. Mereka melihat sangat jelas mana yang sejati dan mana yang yang palsu karena mereka melihat dengan mata Tuhan, merasakan hati-Nya dan mendengarkan Dia berfirman memperdengarkan suara kegeraman-Nya. Ketika para pemimpin pilihan Tuhan tidak lagi memilih Tuhan, Dia memilih hamba-hamba-Nya yang lain sebagai penyambung lidah-Nya. Namun, lagi-lagi, siapakah yang mengenali orang-orang utusan Tuhan ini? Oh, siapa pula yang tersadar ada suara kenabian yang berseru-seru di padang gurun memanggil umat Tuhan kembali ingat kepada-Nya? Akankah justru umat Tuhan berdiam diri atau bahkan bersama-sama pemimpin berhala mereka menghukum para nabi itu? 'Merobek-robek dan membakar' pesan nubuat dari Allah serta memburu mereka, memasukkan mereka dalam siksaan?
Tahukah Anda yang mana suara Pemimpin Agungmu dan yang mana suara pemimpin rohani penuh kharisma yang palsu? Tahukah Anda Berhati-hatilah. Berawas-awaslah. Sebab jika tidak, Anda akan menolak Tuhan yang rindu membawamu mendekat pada-Nya. Dan sebaliknya, Anda membela sesuatu yang justru akan menarik Anda pada jurang kehancuran rohani yang gelap lagi dalam.

Baiklah jika kita tergolong sebagai salah satu dari sedikit umat yang tersisa. Yang mengakui bahwa pemimpin kita yang layak kita taati adalah Yesus Kristus,Tuhan kita. Ketika pemimpin rohani menyimpang, biarlah kita termasuk di antara mereka yang tidak turut menggenapi "sebagaimana pemimpinnya, demikianlah umatnya". Mari berdoa untuk para pemimpin rohani kita.

Dan baiklah setiap pemimpin rohani yang beroleh pesan untuk pertobatan mereka, datang merendahkan diri dan bertobat di hadapan Tuhan, berbalik dari jalan-jalannya yang jahat. Maka Tuhan telah siap sedia untuk mengaruniakan pengampunan dan pemulihan. Amin. 


(Oleh: Peter Bambang Kustiono) 

 

Comments

Popular posts from this blog

HIKMAT DAN KUTIPAN MENGENAI MENDIDIK VS MEMANJAKAN

Oleh: Bpk. Peter B, MA Orang tua yang memanjakan anak-anaknya justru menjerumuskan sang anak dalam kebodohan dan kehancuran. Jika kita mendidik anak-anak kita, pasti TUHAN lebih lagi. Dia tidak akan begitu saja memberikan apa yang diinginkan anak-anak-Nya sehingga mereka malahan justru makin mudah ditipu dan disesatkan iblis. Jerat-jerat iblis dipasang melalui berbagai pengajaran yang hampir benar untuk menyimpangkan anak-anak Tuhan dari apa yang benar.... #Waspadalah #CariPesanYangMurni #YangBenarVsYangHampirBenar

DUA GOLONGAN ORANG DALAM AMSAL 17:10

Oleh Sharon R.  Amsal 17:10 (TB)    Suatu hardikan lebih masuk pada orang berpengertian dari pada seratus pukulan pada orang bebal.  Amsal 17:10 (VMD)   Orang cerdas belajar lebih banyak dari satu teguran daripada orang bodoh belajar melalui 100 pukulan. Ada dua golongan orang yang disebutkan dalam nats diatas. Orang berpengertian dan orang bebal. Kita akan melihat ciri masing² orang tersebut melalui respon mereka terhadap teguran dari Tuhan. Orang berhikmat atau berpengertian menghargai dan belajar dari setiap teguran kepada dirinya. Ketika hal buruk terjadi dengan bersegera ia introspeksi diri dan tidak mencari kambing hitam di luar dirinya. Hatinya terbuka untuk setiap koreksi dari Tuhan. Ia menyadari dirinya lemah, mudah sesat dan perlu selalu koreksi dan perbaikan untuk kebaikan dan pertumbuhan karakter dan rohaninya. Ia tidak pernah mencari² alasan untuk membenarkan diri. Ia selalu menyediakan hati yang remuk bagi Tuhan. Juga hati seorang murid yang rela dan rindu untuk bel

SIKAP DAN PANDANGAN KITA YANG SEHARUSNYA TERHADAP NUBUAT /PENGLIHATAN: MENANGGAPI PESAN PROFETIK YANG DISAMPAIKAN OLEH CINDY JACOB DI MEDIA SOSIAL

Oleh: Didit I. Beberapa hari ini saya mendapatkan kiriman cukup banyak dari rekan-rekan di media sosial tentang nubuatan dari Cindy Jacob terkait Bapak Ahok. Menanggapi pesan nubuatan dari Cindy Jacob yang disebarkan di media sosial tersebut, Tuhan menggerakkan saya untuk mengajak rekan-rekan dan seluruh umat Tuhan untuk bersama menguji pesan yang disampaikan oleh Cindy Jacob dan mencari kehendak Tuhan dalam pesan tersebut. Pesan profetik yang disampaikan oleh Cindy Jacob seperti gambar di bawah ini: Sesuai dengan 1Tesalonika 5:19-22, kita tidak boleh memandang rendah setiap nubuatan namun juga tidak boleh langsung menerimanya mentah-mentah, sebaliknya kita harus mengujinya. Ini berarti sikap kita terhadap setiap nubuatan/penglihatan adalah menampungnya untuk kemudian diuji sesuai dengan cara dan prinsip Firman Tuhan dan mencari maksud serta tujuan pesan nubuatan/penglihatan tersebut. Penting di sini untuk bersikap netral/tidak berprasangka terlebih dahulu terhadap setiap pesan nubuata