Skip to main content

HIDUP DAN MATI DIKUASAI LIDAH

Oleh: Bpk. Peter B, MA

Orang Jawa tahu benar kalau "ajining diri dumuning ing lathi" yang artinya adalah kehormatan diri kita ada di bibir kita atau perkataan² kita. Maksudnya, dari apa yang dikatakannyalah kualitas diri seseorang terlihat oleh semua orang. Saat ini, karena fenomena Ahok, tutur kata yang sopan dan santun seolah memudar maknanya, padahal sikap sedemikian merupakan hikmat dalam tingkah laku sehari-hari dimana jika kita menerapkannya hidup kita niscaya akan semakin kurang mengalami masalah yang tidak perlu.

Walaupun seorang yang perkataan dan sikapnya santun belum tentu merupakan pribadi yang baik dan lurus (karena banyak orang munafik saja) namun setiap orang yang bijaksana, tulus dan baik hatinya pastilah menjaga perkataannya dan memperhatikan bagaimana komunikasinya. Ia akan menimbang dan memperhatikan waktu, tempat dan dengan siapa dia berbicara.

Kemampuan menjaga lidah kita dari perkataan-perkataan yang tidak terkontrol adalah tugas dan kebiasaan yang wajib dibina setiap orang -jika ia menghormati dirinya maupun orang-orang yang berinteraksi dengannya. Apalagi jika itu MENYANGKUT KOMUNIKASI SEORANG PEMIMPIN.

Kiranya hikmat Tuhan menjadi milik kita.

#MenjagaLidahItuPenting
#HikmatUntukMenjagaLidah
#MasukanBuatAhok

#BenarVsHampirBenar

Comments

Popular posts from this blog

DUA GOLONGAN ORANG DALAM AMSAL 17:10

Oleh Sharon R.  Amsal 17:10 (TB)    Suatu hardikan lebih masuk pada orang berpengertian dari pada seratus pukulan pada orang bebal.  Amsal 17:10 (VMD)   Orang cerdas belajar lebih banyak dari satu teguran daripada orang bodoh belajar melalui 100 pukulan. Ada dua golongan orang yang disebutkan dalam nats diatas. Orang berpengertian dan orang bebal. Kita akan melihat ciri masing² orang tersebut melalui respon mereka terhadap teguran dari Tuhan. Orang berhikmat atau berpengertian menghargai dan belajar dari setiap teguran kepada dirinya. Ketika hal buruk terjadi dengan bersegera ia introspeksi diri dan tidak mencari kambing hitam di luar dirinya. Hatinya terbuka untuk setiap koreksi dari Tuhan. Ia menyadari dirinya lemah, mudah sesat dan perlu selalu koreksi dan perbaikan untuk kebaikan dan pertumbuhan karakter dan rohaninya. Ia tidak pernah mencari² alasan untuk membenarkan diri. Ia selalu menyediakan hati yang remuk bagi Tuhan. Juga hati seorang murid yang rela dan rindu untuk bel

HIKMAT DAN KUTIPAN

HIKMAT DAN KUTIPAN MENGENAI MENDIDIK VS MEMANJAKAN

Oleh: Bpk. Peter B, MA Orang tua yang memanjakan anak-anaknya justru menjerumuskan sang anak dalam kebodohan dan kehancuran. Jika kita mendidik anak-anak kita, pasti TUHAN lebih lagi. Dia tidak akan begitu saja memberikan apa yang diinginkan anak-anak-Nya sehingga mereka malahan justru makin mudah ditipu dan disesatkan iblis. Jerat-jerat iblis dipasang melalui berbagai pengajaran yang hampir benar untuk menyimpangkan anak-anak Tuhan dari apa yang benar.... #Waspadalah #CariPesanYangMurni #YangBenarVsYangHampirBenar