Skip to main content

PENGARUH KEBODOHAN DALAM PIKIRAN DAN GAYA HIDUP DI INDONESIA

Oleh: Didit I.


Mengamati kondisi gereja-gereja dan pemerintahan Indonesia saat ini yang menghadapi berbagai masalah yang menggoncang, hati saya terbeban untuk terus mempergumulkannya dalam doa. Dan  Tuhan menjelaskan bahwa kondisi saat ini adalah kondisi dimana badai kebodohan masih terus menerjang, menguasai bahkan mempengaruhi pola pikir, kebiasaan, dan sikap hati orang-orang di Indonesia. Semuanya ini tampak dari banyaknya kabar berita yang memprihatinkan terkait kondisi Indonesia. Ini menunjukkan bahwa ada banyak hal yang harus diperbaiki dalam sistem gereja dan pemerintahan di Indonesia.

Pada tahun 2013, Tuhan telah menyampaikan bahwa kebodohan sedang menerjang Indonesia seperti badai pasir. Semakin lama badai kebodohan yang menerjang Indonesia semakin besar, hal ini tampak dari banyaknya penipuan di berbagai media sosial dalam bentuk tulisan juga video;

1. Pengajaran, pesan-pesan nubuat dan penglihatan yang tidak teruji,
2. Analisis yang tidak seimbang dan tidak sesuai dengan fakta,
3. Ideologi yang tidak mendukung nasionalisme, 

Dimana semua hal tersebut berusaha untuk mengendalikan, memanfaatkan bahkan mengorbankan orang-orang Indonesia untuk kepentingan/tujuan-tujuan dari pihak/golongan tertentu.

Inilah kebodohan yang menerjang Indonesia. Penipuan dan pembodohan pada akhirnya membutakan hati dan pikiran orang-orang Indonesia sehingga tidak dapat melihat kebenaran yang sejati. Orang tidak lagi malu untuk menipu, melakukan serta mengembangkan berbagai kejahatan demi mendapatkan uang, jabatan, popularitas, penghormatan/pujian, dan segala hal yang terkait kenyamanan hidup di dunia. Dan akar dari semua kebodohan tersebut adalah cinta akan uang, pencarian popularitas dan pengejaran penghormatan dari manusia.

Dalam hal ini, Tuhan ingin agar umatNya di Indonesia meminta hikmat dan wahyu Ilahi untuk dapat menyadari dan melawan serta menghentikan badai kebodohan yang menerjang Indonesia.


KEBODOHAN MENERJANG INDONESIA SECARA AGRESIF

Tuhan menunjukkan kebodohan menerjang, menguasai dan mempengaruhi Indonesia seperti:

Gelombang pasir dan angin (seperti ombak) yang tingginya lebih dari 500 meter menerjang, menghantam dan mengubur rumah-rumah, gedung-gedung, kantor-kantor pemerintahan, sekolah-sekolah, gereja-gereja. Akibat badai pasir tersebut terjadi berbagai kerusakan yang sangat parah, yaitu merobohkan dan mengubur berbagai bangunan dan orang-orang di seluruh Indonesia. Akibatnya orang-orang mengalami sesak napas bahkan mati karena pasir yang mengubur mereka.

Sekilas pengertian dari penglihatan:

·         Pengaruh kebodohan yang besar telah membuat berbagai masalah dan kerugian yang besar di Indonesia. Tuhan mengumpamakan pengaruh kebodohan seperti gelombang badai pasir yang tingginya lebih dari 500 meter. Gelombang kebodohan yang semakin besar ini disebabkan karena banyak orang Indonesia membuka hati dan pikirannya terhadap hal-hal yang palsu, seperti pengajaran palsu, nubuat palsu, berita palsu, analisis yang tidak berimbang dan tidak sesuai fakta. Mereka lebih mempercayai dan mendukung yang palsu dan sesat karena memperoleh uang, pekerjaan, jabatan, hubungan baik dengan teman dan kerabat, dan apa yang dianggap menguntungkan bagi dirinya. Bahkan mereka mau menukarkan apa pun, termasuk Tuhan untuk mendapatkan kenyamanan dan kenikmatan hidup di dunia. Hal ini tampak dari masih adanya orang-orang yang mempercayai segala sesuatu tanpa pengujian, adanya orang-orang yang bersedia membuat berbagai berita palsu dan berbagai penipuan hanya demi mendapatkan uang dan menjatuhkan lawan politik tanpa mempertimbangkan penyesatan, perpecahan bangsa dan teladan yang buruk bagi generasi muda.

·         Tindakan pembodohan secara agresif tampak dalam bentuk 1. tulisan serta pernyataan yang tidak teruji kebenarannya, tidak sesuai dengan fakta dan tidak seimbang yang tersebar di berbagai media, 2. sikap dan tindakan dengan tujuan mengintimidasi, memanfaatkan dan mengendalikan orang-orang yang ingin hidup dalam kebenaran, keadilan, serta tujuan yang lebih baik termasuk tujuan Tuhan. Kebodohan seperti badai yang mendatangkan banyak kerusakan baik dalam pikiran, karakter, sikap hati, kebiasaan, dll. Kuasa gelap berusaha menekankan bahwa hidup dalam kehendak Tuhan itu sulit dan lebih mudah hidup di luar kehendak Tuhan. Iblis membiarkan orang Kristen beribadah, berdoa dan membaca alkitab namun menghalangi mereka menjadi murid-murid Kristus sejati. Bahkan kebodohan akan menipu dan memutarbalikkan pikiran orang-orang Indonesia khususnya umat Tuhan  bahwa mengikuti sistem korup itu lebih mudah daripada melawan para koruptor, hingga akhirnya banyak orang akan mengikuti sistim yang korup tersebut.

·   Kebodohan telah dipraktekkan menjadi kebiasaan dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan baik dalam keluarga, pekerjaan, pendidikan bahkan gereja. Inilah gambaran dari badai pasir yang menerjang, menghantam dan mengubur rumah-rumah, gedung-gedung, kantor pemerintahan, sekolah-sekolah, gereja-gereja. Bentuk nyata dalam hal ini adalah seperti orang tua yang mendorong anak-anaknya rajin beribadah namun kurang mendorong anak-anak untuk mengenal Tuhan secara pribadi, para pengusaha yang menggunakan berbagai cara tidak jujur untuk mendapatkan keuntungan lebih banyak bagi perusahaannya, guru-guru mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan namun tidak menunjukkan manfaat dan tujuan yang besar bagi murid-muridnya di masa depan, para pelayan Tuhan sibuk mempersiapkan berbagai program atau acara gereja namun program dan acara tersebut tidak memiliki hubungan (tidak terkait) dengan pemulihan Indonesia, dengan mendasarkan jabatan, kekayaan, pengetahuan dan pengaruh dari penyampai pesan mereka mendesak umat Tuhan untuk percaya setiap pesan yang disampaikan tanpa bertanya/mengujinya. Inilah kebodohan yang menerjang indonesia.


Tuhan mengingatkan dalam Hosea 4:6a “umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah”, tidak mengenal Allah dan kehendakNya adalah kebodohan, dan ‘Kebodohan adalah penghalang utama dari pertumbuhan rohani’. Ketika umat Tuhan tidak mencari hikmat Tuhan dan menguji segala sesuatu, maka mereka akan hanyut dalam kebodohan. Sebab kebodohan dapat menyusup secara halus dalam pesan nubuat, mimpi, penglihatan, pengajaran, nasehat, keputusan para pemimpin, sistem-sistem, program-program, acara-acara, dan berbagai bentuk lainnya yang ‘tampak’ baik dan benar, namun sesungguhnya  semuanya itu bertujuan MENGENDALIKAN DAN MEMANFAATKAN ORANG LAIN UNTUK KEPENTINGAN SUATU PIHAK  ATAU GOLONGAN TERTENTU. Tetapi orang yang menguji segala sesuatu akan melihat jalan-jalan Tuhan dan mengetahui jerat-jerat kebodohan sehingga ia terhindar dari masalah yang tidak perlu terjadi, dimampukan dalam menghadapi berbagai krisis yang terjadi di Indonesia, bertumbuh secara rohani dan semakin mengenal Tuhan.


BENTUK-BENTUK KEBODOHAN DI INDONESIA

Tuhan menunjukkan berbagai bentuk kebodohan yang menguasai Indonesia, seperti:
  • Para pemimpin rohani dan pengkhotbah yang lebih antusias menyampaikan pesan-pesan rohani yang menghibur, menunjukkan kefasihannya dalam berbicara, menunjukkan pengetahuannya yang luas, pesan-pesan motivasi, humor dan pengalaman melayani Tuhan yang banyak dan tampak hebat/luar biasa DARIPADA menyampaikan pesan-pesan rohani yang mungkin keras namun membawa jemaat untuk bertumbuh rohani, hidup sebagai murid Kristus yang sejati, menemukan tujuan hidup, karunia-karunia rohani serta peran mereka di dalam kehendak dan rencana Tuhan untuk pemulihan Indonesia.
  • Para pendoa lebih suka fokus berdoa syafaat terkait harapan-harapan atau keinginan hatinya sendiri daripada mencari  apa yang menjadi kerinduan dan kehendak Tuhan untuk mereka doakan. 
  • Orang-orang Kristen datang ke gereja karena ingin melepaskan rasa bersalah dalam hatinya daripada sungguh-sungguh mencari Tuhan dan hidup dalam kehendakNya.
  • Orang-orang Kristen lebih bersemangat mengikuti berbagai program acara yang bersifat hiburan, motivasi dan bakti sosial daripada mengikuti acara pendalaman alkitab dan berdiskusi mengenai kehendak Tuhan untuk Indonesia.  
  • Orang-orang Kristen membaca Alkitab, berdoa, berpuasa untuk menunjukkan dirinya lebih rohani daripada orang lain tetapi tidak sepenuhnya  hidup sebagai murid-murid Kristus yang sejati.
  • Calon pemimpin di pemerintahan yang tidak malu menyampaikan program-program dan janji-janji palsu diluar  akal sehat hanya untuk mendapatkan jabatan
  • Wakil rakyat yang seharusnya mendukung dan senang melihat kerja keras Presiden dalam membangun infrastruktur Indonesia dan memperkuat perekonomian bangsa, namun mereka justru cenderung bersikap negatif, tidak puas dan mencari-cari kesalahan dari Presiden.
  • Para pengusaha Kristen yang mengaku sebagai orang-orang nasionalis namun bekerjasama dengan organisasi-organisasi yang menindas orang-orang Kristen dan orang-orang nasionalis.
  • Banyak penulis yang membodohi banyak orang di media sosial dengan menyampaikan informasi dan analisis dari sudut pandang tertentu (tidak seimbang), ekstrem, memutar balik fakta,dan tampak hampir benar. Tidak sedikit orang-orang mempercayai tulisan, perkataan dan pernyataan ‘bohong’ tersebut sebagai kebenaran
  • Banyak orang Indonesia menggunakan hukum-hukum dan agama untuk menutupi kesalahan bahkan membenarkan sikap, perbuatan dan pemikirannya sendiri yang keliru.

TUHAN MENYEBUT SEMUANYA INI MERUPAKAN BAGIAN DARI BENTUK BADAI KEBODOHAN YANG MENERJANG INDONESIA.

Sekalipun mengetahui kebenaran, namun ORANG-ORANG INDONESIA LEBIH MUDAH MEMPERCAYAI SEGALA SESUATU YANG SESUAI DENGAN MAKSUD HATINYA TANPA MENGUJI. Bahkan sekalipun yang dipercayainya itu terbukti adalah dusta. Mereka akan memilih untuk percaya pada segala hal yang dianggap sesuai dengan hatinya dan yang menguntungkan dirinya. Seperti tetap percaya dengan analisis, data yang tidak terbukti faktanya, khotbah-khotbah yang menghibur sekalipun tidak menceritakan maksud hati dan pikiran Tuhan. Tuhan menyampaikan bahwa ‘inilah badai kebodohan yang menerjang Indonesia.’


SASARAN UTAMA DARI BADAI KEBODOHAN

Tuhan menyampaikan bahwa sasaran utama dari kebodohan adalah menguasai pikiran dan hati orang-orang di Indonesia agar dapat dikendalikan. Kecenderungan hati orang-orang Indonesia untuk mencari dan mengejar keuntungan, kenikmatan dan kenyamanan hidup memudahkan kebodohan menyusup secara halus untuk menguasai dan mengendalikan, yaitu melalui:
1. Pengajaran, pesan-pesan nubuat serta penglihatan yang tidak murni dan tidak teruji,
2. Analisis dan informasi yang tidak seimbang serta tidak sesuai dengan fakta,
3. Ideologi yang tidak mendukung nasionalisme. Sekalipun semua hal tersebut adalah pembodohan dan kebohongan, mereka tetap mempercayainya bahkan mengeraskan hati terhadap kebenaran dan keadilan. Sebab ada keuntungan, kenyamanan dan kenikmatan hidup yang ditawarkan di dalamnya. Pikiran mereka telah dibutakan dan dikendalikan oleh kebodohan, sehingga mereka mau menukarkan segala sesuatu demi keuntungan dan kenyamanan hidup di dunia. Seperti Esau yang menjual hak kesulungannya kepada Yakub dengan semangkuk kacang merah (Kejadian 25:29-34), demikian orang-orang Indonesia dibius supaya tanpa sadar mau menukarkan perkara yang terbaik bahkan mengorbankan apa pun untuk mendapatkan kesenangan dan kenikmatan sesaat.

Tuhan menunjukkan bahwa sasaran utama dari kebodohan adalah PIKIRAN DAN HATI KITA. Karena itu ini dimulai dari pikiran dan hati yang hanya fokus kepada keuntungan dan kepentingan dirinya sendiri atau EGO. Tuhan menunjukkan serangan kebodohan sebagai berikut:

   A. SERANGAN PERTAMA ADALAH ‘PIKIRAN YANG MENOLAK PENGENALAN AKAN TUHAN DENGAN CARA MEMBANGUN KESOMBONGAN’. Kesombongan akan terus mengatakan dalam pikiran bahwa dirinya bukan orang yang berdosa, bukan pembunuh, orang yang taat beribadah, giat melayani di gereja, banyak beramal/banyak melakukan kegiatan sosial (menyumbang panti asuhan, menyumbang gereja, membantu orang miskin, mendoakan orang sakit), dsb. Mereka berpikir bahwa dirinya tidak membutuhkan pertobatan dan perubahan sebab merasa dirinya sudah benar (Amsal 12:15). Orang-orang seperti ini memiliki ciri-ciri:

1. Pikiran yang terfokus untuk mendapatkan kenikmatan dan kenyamanan hidup di dunia
·         Mengejar berkat-berkat jasmani. Lebih menyukai dan menerima bentuk pengajaran atau pesan-pesan nubuat, mimpi, dan penglihatan yang menekankan pada berkat dan mujizat daripada pesan-pesan rohani yang mengajarkan mengenai pertobatan, menyangkal diri dan pikul salib untuk menjadi murid-murid Kristus yang sejati. Mereka mendeklarasikan janji-janji Tuhan namun tidak mau sepenuhnya hidup dalam kehendak Tuhan. Mereka berusaha memanfaatkan janji-janji Tuhan untuk kepentingan dan egonya semata.
·     Hidupnya yang ditujukan untuk mencari kesenangan-kesenangan pribadi atau tujuan-tujuannya yang egois. Prinsip mereka adalah ‘hidup untuk senang-senang’, mengumpulkan kekayaan, mengejar jabatan, mencari penghormatan dari manusia serta berusaha memperoleh kemudahan-kemudahan dalam pelayanan atau pekerjaan sekuler. Pertimbangan mereka hanya didasarkan pada kenyamanan hidup serta apa yang memuaskan egonya.
2.       Pikiran yang suka mencari informasi dan pengetahuan untuk:
·   Menghakimi, mengintimidasi, dan merendahkan orang lain sesuka hatinya. Pengetahuan dan informasi yang dimilikinya ditujukan untuk mencari-cari kesalahan orang lain dan menghakiminya dengan tujuan ingin menekan, mengendalikan orang lain sehingga dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan pribadi. Seperti: Mereka menggunakan ayat-ayat Firman Tuhan untuk menghakimi dan mengintimidasi orang lain, mudah memberikan label ‘sesat’ kepada orang/pelayanan lain tanpa menguji terlebih dahulu hanya karena berbeda pandangan, mengintimidasi orang-orang yang  mempertanyakan atau tidak mau ikut kebijakan pemimpin/gerejanya, menyampaikan bahwa ‘pengajaran dan pesan-pesan di luar gereja adalah sesat’, menggunakan pengetahuannya akan hukum dan Undang-Undang untuk menyerang orang lain demi kepentingannya sendiri.
·    Membenarkan diri – memandang diri lebih baik daripada orang lain (jarang intropeksi diri). Semua pengetahuan dan informasi yang dimilikinya ditujukan untuk membuat berbagai alasan pembenaran guna menutupi kesalahannya. Inilah orang yang jarang mengoreksi hati, pikiran, sikap, perbuatan dan perkataannya sendiri. Mereka merasa bahwa dirinya adalah orang yang  selalu benar, dalam pikirannya kesalahannya selalu ada pada orang lain dan bukan pada dirinya. Bahkan sekalipun mereka harus menyampaikan permintaan ‘maaf’ namun mereka tidak merasa bersalah ataupun menyesal. Contoh lain: memandang setiap pesan nasehat, teguran yang keras adalah untuk orang lain tetapi bukan untuk dirinya, menggunakan ayat-ayat Firman untuk membenarkan diri, menggunakan hukum dan undang-undang untuk menutupi kesalahan dan maksud hatinya yang jahat.

       B.      SERANGAN KEDUA ADALAH HATI YANG SEMAKIN EGOIS.
Kesombongan membuat hatinya lebih fokus kepada kepentingannya sendiri. Mereka tidak lagi menginginkan atau peduli terhadap kebenaran. Dalam hati mereka tidak ada kasih, hanya ada iri hati, kekuatiran, ketakutan (takut tersaingi, tekanan, penderitaan), kecewa, keinginan membalas, dan segala hal terkait egonya (Efesus 4:17-19). Kehendak Tuhan hanya dijadikan sebagai pelengkap hidup, tetapi bukan sebagai hal utama atau  kebutuhan hidup. Orang-orang seperti ini memiliki ciri-ciri:

1.       Hati yang Sombong
·         Mencari dan menginginkan pujian, penghormatan dan penerimaan dari manusia.
Pada prakteknya mereka selalu berusaha menampilkan citra yang baik di hadapan banyak orang agar mendapatkan pujian, penghormatan dan penerimaan dari manusia. Karena itu  hatinya selalu berusaha menyangkal kesalahan dalam dirinya dan menanamkan kesombongan bahwa dirinya selalu baik/benar. Inilah hati yang sombong. Contoh: 1. Pada setiap kesempatan selalu ingin memamerkan/menunjukkan perbuatan baik,  prestasi yang di capai, kekayaan/harta benda yang dimilikinya, status sosial, dan pendidikannya; 2. rajin beribadah, puasa, doa, baca Alkitab agar dipandang sebagai orang yang taat; 3. Rajin melakukan kegiatan kemanusiaan/sosial agar dipandang sebagai orang yang baik dan  peduli terhadap sesame. Semua hal tersebut semakin memperbesar kesombongannya.
·         Tidak ada penyesalan saat merendahkan, menghakimi dan memfitnah orang lain.
Sikap hati yang jarang introspeksi diri sehingga tidak pernah merasa keliru/salah dan menyesal terkait pikiran, tindakan dan perkataannya yang merendahkan, menghakimi dan memfitnah orang lain serta berbagai tindak kejahatannya yang tersembunyi (seperti korupsi dan penipuan-penipuan lainnya).
2.       Hati yang serakah untuk mendapatkan kenikmatan dan kenyamanan hidup
Motif dibalik membangun citra diri yang baik adalah memanfaatkan segala hal untuk memperoleh keuntungan dan kenyamanan dirinya sendiri, seperti uang, jabatan, rumah yang besar, mobil yang mewah, dll. Secara terang-terangan dan tanpa malu, mereka melakukan penipuan atau manipulasi, korupsi,  dll. Mereka tahu namun tidak peduli akibat fatal dari perbuatannya yang serakah. Bahkan mereka juga mengabaikan prinsip-prinsip kebenaran, nilai-nilai moral, serta hukum-hukum yang berlaku.
3.       Hati yang tidak memiliki belas kasihan.
Hatinya tidak peduli terhadap sesama (orang-orang yang menderita karena bencana alam, sakit penyakit dan kemiskinan) apalagi pertobatan jiwa-jiwa. Sebab sesungguhnya hatinya lebih peduli dengan kekayaan, popularitas, jabatan, kemudahan dan kenyamanan hidup di dunia saja.


Inilah orang-orang yang paling egois. Perbuatan mereka yang bodoh dan jahat semakin hari akan tampak semakin nyata. Kegelapan akan terus membangun semuanya ini seperti membangun kubu-kubu pikiran yang menentang pengenalan akan Tuhan (2Kor.10:5).

MELEPASKAN IKATAN KEBODOHAN DALAM DIRI KITA

Tuhan memanggil kita untuk melawan dan menghentikan badai kebodohan yang terjadi di Indonesia serta mengubah keadaan rohani di Indonesia supaya dipenuhi dengan Roh hikmat dan pertobatan. Kita tidak boleh takut dan putus asa menghadapi kebodohan di Indonesia, tetapi kita harus menjaga hati untuk tetap tertuju kepada Tuhan. Sikap hati dan pikiran kita harus terfokus untuk mencari dan hidup dalam kehendak Tuhan. Sebab kebodohan tidak akan menguasai orang-orang yang senantiasa mencari dan berjalan dalam hikmat Tuhan.

Langkah awal untuk melepas ikatan kebodohan dalam diri kita adalah dengan jujur menilai diri sendiri dan berkomitmenuntuk berubah sesuai kehendak Tuhan. Orang yang bebas dari ikatan kebodohan akan menjadi sarana Tuhan untuk melawan dan menghentikan badai kebodohan di Indonesia. Berikut  adalah langkah-langkah yang Tuhan tunjukkan untuk melepaskan ikatan kebodohan dalam diri kita

TERKAIT PIKIRAN
        1.   Rajin introspeksi diri, mengakui kesalahan, bertobat  dan selalu minta pimpinan Tuhan.
Berkomitmen untuk selalu mengoreksi diri, mengakui kesalahan dan minta selalu pimpinan Roh Kudus untuk berjalan sesuai dengan kehendakNya. Tanpa kesadaran, penyesalan dan pertobatan akan dosa-dosa kita maka kita akan mengulang kesalahan yang sama bahkan jatuh dalam dosa yang lebih besar lagi. Tuhan mengampuni mereka yang sungguh-sungguh bertobat dan sanggup untuk memulihkan melalui karya salibNya.

      2.  Membaca dan merenungkan Firman Tuhan hingga kita memperoleh pengertian dan mengetahui kehendak Tuhan untuk kita kerjakan/praktekkan dalam hidup sehari-hari.
Sediakanlah waktu setiap hari untuk membaca dan mendengarkan Firman Tuhan sambil instropeksi diri serta mintalah pimpinan Tuhan untuk mempraktekkannya dalam kehidupan Anda. Fokuslah pada kehendak Tuhan dan mengubah hidup sesuai dengan kehendak Tuhan.


        3.  Pikiran yang terbuka untuk belajar, menguji serta berdiskusi dengan hamba-hamba Tuhan dan pemimpin- pemimpin rohani untuk menyelami pikiran dan isi hati Tuhan. Hingga mengetahui karakter, kerinduan, kesukaan dan yang tidak disukai oleh Tuhan.
Pertanyaan utama saat Anda melihat segala sesuatu, masalah-masalah yang menimpa dalam kehidupan Anda, pesan-pesan rohani yang Anda baca atau dengarkan, adalah “Apa proses Tuhan melalui masalah-masalah yang terjadi dan mengapa/untuk apakah Tuhan ijinkan masalah-masalah tersebut terjadi?” “Apa maksud dan tujuan Tuhan melalui pesan-pesan rohani tersebut?” “Apakah hidup saya sudah sesuai dengan kehendak Tuhan?” terus mencari kehendak Tuhan yang sejati.


TERKAIT HATI
        1.       Milikilah kerendahan hati untuk:
·         Jujur mengakui kesalahan, bertobat serta berubah sesuai kehendak Tuhan.
Selalu rendah hati untuk introspeksi diri di hadapan Tuhan dan menerima setiap nasehat, teguran atau kritik dari orang lain, dengan tidak menjadi marah, kecewa atau tersinggung bahkan ingin membalas (seperti mencari-cari kesalahan dengan tujuan ingin mempermalukan orang yang telah menegur). Namun introspeksi, mengakui kesalahan serta kekurangan kita dan berkomitmen untuk berubah sebagaimana Tuhan kehendaki. 
·         Mau belajar dengan siapa pun dan dimanapun.
Inilah sikap hati yang bukan hanya mau mendengar tetapi juga belajar lebih mendalam terkait maksud Tuhan dari setiap pesan-pesan rohani yang berupa nasehat dan teguran yang disampaikan tersebut. Inilah hati seorang murid yang terus belajar dan ingin hidup sesuai kehendak Tuhan. Contoh: Hati yang mau belajar tanpa memandang tinggi atau rendahnya kedudukan/jabatan, besar atau kecilnya pelayanan, kaya atau miskin, tua atau muda usia seseorang yang mana kita harus belajar kepadanya
·         Mau dibentuk sesuai kehendak Tuhan.
Hati yang tunduk, taat dan ikut untuk dibentuk sesuai dengan kehendak Tuhan. Sekalipun harus menghadapi berbagai penderitaan, pertentangan dari teman-teman dan keluarga namun hatinya tetap tetap teguh mengikuti kehendak Tuhan. Bahkan tidak dibiarkannya sedikit pun keluhan-keluhan hatinya menjadi beban, karena ia senantiasa berseru dan menyerahkan segala sesuatunya kepada Tuhan hingga  beroleh kekuatan baru untuk terus melangkah dalam kehendak Tuhan.

        2.       Milikilah hati yang melekat kepada Tuhan untuk:
·         Hati yang rindu untuk terus berkomunikasi dua arah dengan Tuhan.
Dalam segala situasi bertanyalah selalu apa yang menjadi kehendakNya, pikiranNYa, isi hatiNya. Saat mendengarkan khotbah, pujian, membaca Alkitab, pesan-pesan rohani tanyakan selalu apa yang Tuhan kehendaki dari apa yang kita baca dan dengarkan tersebut.
·         Selalu minta pimpinan Tuhan setiap saat.
Dalam setiap keputusan yang menentukan hidup Anda, penting untuk selalu bertanya kepada Tuhan. Kita perlu meminta petunjuk dan solusi dari Tuhan, arah serta tujuan hidup. Seperti memilih pasangan hidup, memilih pemimpin (pilkada atau pilpres), menghadapi masalah dalam rumah tangga, pelayanan, dan pekerjaan.


Perubahan dalam kehidupan kita akan menghindarkan diri dari kebodohan bahkan mengubah orang-orang yang ada di sekitar kita. Namun untuk mengubah satu bangsa membutuhkan waktu yang tidak sebentar.  Tuhan menunjukkan saat gereja-gereja dan pemerintahan Indonesia telah keluar dari badai kebodohan maka tanda-tanda berikut ini akan terjadi:

  • Para pemimpin rohani dan pengkhotbah lebih antusias menyampaikan pesan-pesan hikmat dan wahyu Tuhan yang akan membawa umat Tuhan berjalan dalam kehendak Tuhan dan semakin mengenal Tuhan secara pribadi.
  • Para pendoa lebih fokus berdoa syafaat sesuai pimpinan Roh Kudus dan bukan berdasarkan tekanan dari berbagai situasi atau masalah tertentu. 
  • Orang-orang Kristen datang ke gereja untuk mencari kehendak Tuhan yang sejati.
  • Orang-orang Kristen tidak hanya sekedar antusias membaca artikel-artikel rohani, membaca alkitab, mengikuti berbagai session diskusi, training-training dan seminar-seminar namun mereka merindukan kedalaman dan bergairah untuk menyelidiki, mengenal isi hati dan pikiran Tuhan bahkan hidup dalam kehendakNya.
  • Munculnya calon-calon pemimpin yang nasionalis di pemerintahan yang memiliki sistem kerja yang jujur dan program-program kerja yang jelas untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia.
  • Para penasehat presiden Indonesia berhasil membongkar dan mematahkan siasat-siasat dari para pemberontak dan teroris.
  • Para pengusaha Kristen tidak lagi fokus mencari keuntungan bagi diri mereka sendiri namun mereka turut memikirkan kemajuan pekerjaan Tuhan dan perekonomian Indonesia. sehingga mereka hanya akan  bekerjasama dengan orang-orang yang nasionalis, jujur, tulus, berani dan berhikmat untuk memajukan Indonesia.
  • Semakin banyak penulis yang menyampaikan fakta dan analisis yang sehat dan seimbang di media sosial dan media massa.


KESIMPULAN
Kebodohan akan terus menguasai hati dan pikiran orang-orang di Indonesia bahkan mempengaruhi bangsa-bangsa lainnya sampai umat Tuhan menolak dan menghentikan badai kebodohan sesuai dengan cara Tuhan. Sebab kebodohan serupa akar pohon yang menyebar di dalam dan sekitar permukaan tanah sehingga merusak seluruh bangunan di atasnya. Kebodohan menghalangi bahkan menghancurkan rencana Tuhan atas Indonesia. Kita harus keluar dari badai kebodohan dengan SETIAP HARI MELEPASKAN DIRI DARI SEGALA BENTUK KEBODOHAN, MENCARI DAN MELAKUKAN KEHENDAK TUHAN. Sebab itu Tuhan merindukan agar kita memiliki PIKIRAN DAN HATI YANG SEPENUHNYA TERBUKA UNTUK MENANGKAP KEHENDAK TUHAN DAN MELAKUKANNYA DENGAN SEGERA (tidak menunda/berlambat-lambat). Inilah yang dilakukan oleh Daud dalam Mazmur 119:59-60:

“Aku memikirkan jalan-jalan hidupku, dan melangkahkan kakiku menuju peringatan-peringatan-Mu. Aku bersegera dan tidak berlambat-lambat untuk berpegang pada perintah-perintah-Mu.”

Daud terbuka sepenuhnya untuk Tuhan dan tidak berlambat-lambat melakukan kehendak Tuhan. Inilah sikap hati dan pikiran yang harus kita miliki untuk keluar dari badai kebodohan. “Apakah Anda terbuka sepenuhnya bagi Tuhan?” Dan “Apakah Anda termasuk orang-orang yang bersegera atau berlambat-lambat dalam melakukan kehendak Tuhan, menguji segala sesuatu dan belajar?” Jika Anda merasa bagian orang-orang yang berlambat-lambat inilah waktunya bagi Anda untuk mengakui kesalahan dan bertobat sebab Tuhan ingin memulihkan kehidupan Anda dan Indonesia.

Mari kita melakukan bagian kita dan Tuhan akan melakukan bagianNya. Amin…

Comments

Popular posts from this blog

HIKMAT DAN KUTIPAN MENGENAI MENDIDIK VS MEMANJAKAN

Oleh: Bpk. Peter B, MA Orang tua yang memanjakan anak-anaknya justru menjerumuskan sang anak dalam kebodohan dan kehancuran. Jika kita mendidik anak-anak kita, pasti TUHAN lebih lagi. Dia tidak akan begitu saja memberikan apa yang diinginkan anak-anak-Nya sehingga mereka malahan justru makin mudah ditipu dan disesatkan iblis. Jerat-jerat iblis dipasang melalui berbagai pengajaran yang hampir benar untuk menyimpangkan anak-anak Tuhan dari apa yang benar.... #Waspadalah #CariPesanYangMurni #YangBenarVsYangHampirBenar

DUA GOLONGAN ORANG DALAM AMSAL 17:10

Oleh Sharon R.  Amsal 17:10 (TB)    Suatu hardikan lebih masuk pada orang berpengertian dari pada seratus pukulan pada orang bebal.  Amsal 17:10 (VMD)   Orang cerdas belajar lebih banyak dari satu teguran daripada orang bodoh belajar melalui 100 pukulan. Ada dua golongan orang yang disebutkan dalam nats diatas. Orang berpengertian dan orang bebal. Kita akan melihat ciri masing² orang tersebut melalui respon mereka terhadap teguran dari Tuhan. Orang berhikmat atau berpengertian menghargai dan belajar dari setiap teguran kepada dirinya. Ketika hal buruk terjadi dengan bersegera ia introspeksi diri dan tidak mencari kambing hitam di luar dirinya. Hatinya terbuka untuk setiap koreksi dari Tuhan. Ia menyadari dirinya lemah, mudah sesat dan perlu selalu koreksi dan perbaikan untuk kebaikan dan pertumbuhan karakter dan rohaninya. Ia tidak pernah mencari² alasan untuk membenarkan diri. Ia selalu menyediakan hati yang remuk bagi Tuhan. Juga hati seorang murid yang rela dan rindu untuk bel

SIKAP DAN PANDANGAN KITA YANG SEHARUSNYA TERHADAP NUBUAT /PENGLIHATAN: MENANGGAPI PESAN PROFETIK YANG DISAMPAIKAN OLEH CINDY JACOB DI MEDIA SOSIAL

Oleh: Didit I. Beberapa hari ini saya mendapatkan kiriman cukup banyak dari rekan-rekan di media sosial tentang nubuatan dari Cindy Jacob terkait Bapak Ahok. Menanggapi pesan nubuatan dari Cindy Jacob yang disebarkan di media sosial tersebut, Tuhan menggerakkan saya untuk mengajak rekan-rekan dan seluruh umat Tuhan untuk bersama menguji pesan yang disampaikan oleh Cindy Jacob dan mencari kehendak Tuhan dalam pesan tersebut. Pesan profetik yang disampaikan oleh Cindy Jacob seperti gambar di bawah ini: Sesuai dengan 1Tesalonika 5:19-22, kita tidak boleh memandang rendah setiap nubuatan namun juga tidak boleh langsung menerimanya mentah-mentah, sebaliknya kita harus mengujinya. Ini berarti sikap kita terhadap setiap nubuatan/penglihatan adalah menampungnya untuk kemudian diuji sesuai dengan cara dan prinsip Firman Tuhan dan mencari maksud serta tujuan pesan nubuatan/penglihatan tersebut. Penting di sini untuk bersikap netral/tidak berprasangka terlebih dahulu terhadap setiap pesan nubuata