Skip to main content

HAL-HAL YANG MENGALIHKAN PIKIRAN KITA DARI TUHAN

Oleh Oswald Chambers



Kasihanilah kami, ya TUHAN, kasihanilah kami, sebab kami sudah cukup kenyang dengan penghinaan. — Maz 123:3

Hal yang harus kita waspadai bukanlah mengenai rusaknya iman kita pada Allah, tetapi rusaknya kondisi rohani atau cara berpikir kita. "Jagalah rohmu dan janganlah menipu (atau mengkhianati) dirimu sendiri!" (Maleakhi 2:16, KJV).

Cara berpikir kita mempunyai pengaruh yang luar biasa yang bisa menjadi musuh dan menyerang jiwa kita sendiri sehingga mengalihkan pikiran kita dari Allah. 
Ada beberapa sikap tertentu yang sekali-kali tidak boleh kita turuti. Jika kita menurutinya, hal-hal itu akan mengalihkan kita dari iman kepada Allah. Hingga kita kembali pada suasana hati yang tenang di hadapan Tuhan, iman kita tak akan mempunyai arti, dan keyakinan diri pada daging dan kepandaian menusiawi kitalah yang akan mengendalikan kita.

Berhati-hatilah terhadap "kekuatiran dari dunia ini ..." (Markus 4:19). Kekuatiran-kekuatiran inilah yang menimbulkan sikap-sikap yang salah dalam jiwa kita. Sungguh luar biasa kekuatan yang ada pada hal-hal yang kecil dan sederhana untuk mengalihkan perhatian kita dari Allah. Tolaklah diri Anda ditenggelamkan oleh "kekuatiran dunia ini".

Hal lain yang mengalihkan perhatian kita (dari Tuhan) adalah hasrat untuk membenarkan diri. St. Augustinus pernah berdoa, "O Tuhan, lepaskanlah aku dari hasrat untuk selalu membenarkan diri." Keinginan untuk selalu membenarkan diri akan merusak iman kita kepada Tuhan.
Jangan membiasakan berkata, "Aku harus menjelaskannya sendiri," atau "Orang harus mengerti aku." Allah kita tidak pernah menjelaskan apa-apa tentang diri-Nya -- Ia membiarkan orang-orang meluruskan sendiri kesalahpahaman dan miskonsepsi tentang diri-Nya.

Apabila kita mendapati orang lain tidak bertumbuh secara rohani dan kita justru mengkritik untuk menghakimi mereka, kita telah menghalangi hubungan kita dengan Tuhan. Allah tidak pernah memberikan kepada kita ketajaman pengertian untuk membedakan (discernment) agar kita dapat menghakiminya dalam kritik, tetapi supaya kita dapat mendoakannya.

Comments

Popular posts from this blog

DUA GOLONGAN ORANG DALAM AMSAL 17:10

Oleh Sharon R.  Amsal 17:10 (TB)    Suatu hardikan lebih masuk pada orang berpengertian dari pada seratus pukulan pada orang bebal.  Amsal 17:10 (VMD)   Orang cerdas belajar lebih banyak dari satu teguran daripada orang bodoh belajar melalui 100 pukulan. Ada dua golongan orang yang disebutkan dalam nats diatas. Orang berpengertian dan orang bebal. Kita akan melihat ciri masing² orang tersebut melalui respon mereka terhadap teguran dari Tuhan. Orang berhikmat atau berpengertian menghargai dan belajar dari setiap teguran kepada dirinya. Ketika hal buruk terjadi dengan bersegera ia introspeksi diri dan tidak mencari kambing hitam di luar dirinya. Hatinya terbuka untuk setiap koreksi dari Tuhan. Ia menyadari dirinya lemah, mudah sesat dan perlu selalu koreksi dan perbaikan untuk kebaikan dan pertumbuhan karakter dan rohaninya. Ia tidak pernah mencari² alasan untuk membenarkan diri. Ia selalu menyediakan hati yang remuk bagi Tuhan. Juga hati seorang murid yang rela dan rindu untuk bel

HIKMAT DAN KUTIPAN

HIKMAT DAN KUTIPAN MENGENAI MENDIDIK VS MEMANJAKAN

Oleh: Bpk. Peter B, MA Orang tua yang memanjakan anak-anaknya justru menjerumuskan sang anak dalam kebodohan dan kehancuran. Jika kita mendidik anak-anak kita, pasti TUHAN lebih lagi. Dia tidak akan begitu saja memberikan apa yang diinginkan anak-anak-Nya sehingga mereka malahan justru makin mudah ditipu dan disesatkan iblis. Jerat-jerat iblis dipasang melalui berbagai pengajaran yang hampir benar untuk menyimpangkan anak-anak Tuhan dari apa yang benar.... #Waspadalah #CariPesanYangMurni #YangBenarVsYangHampirBenar