Skip to main content

PERSPEKTIF KEADAAN INDONESIA TERKINI DARI PROFETIK (BAGIAN 2): UMAT TUHAN TELAH KEHILANGAN FUNGSI DAN TUJUAN MULA-MULA

Oleh Didit I.



Tuhan menunjukkan kondisi gereja-gereja di Indonesia saat ini telah terjerat dalam RASA PUAS DIRI dan KETIDAKJUJURAN PADA DIRI SENDIRI. Inilah buah dari kesombongan dan kemalasan yang telah membutakan mata rohani umatNyasehingga tidak melihat tujuan Tuhan yang terbaik dalam hidup pribadi, keluarga, gereja, kota dan bangsa. Jerat ini telah menarik umatNya dalam berbagai dosa seperti lumpur hisap yang menenggelamkan gereja-gerejaNya dalam berbagai krisis hingga mempengaruhi kondisi pemerintahan di Indonesia. Tuhan menggambarkan kondisi gereja-gerejaNya seperti:

# Petinju yang lengkap dengan sarung tinjunya namun tidak memukul lawannya tetapi hanya senangmenikmati sorak penonton di ring pertandingan – menggambarkan orang-orang yang membanggakan dan menunjukkan karunia-karunia rohani dan panggilan hidupnya namun tidak berfungsi sebagaimana mestinya sebab hatinya ingin mengejar popularirtas.

# Peserta lari yang hanya berjalan kemudianduduk di lintasan lari sambil melambai-lambaikan tanganseolah-olah dia seorang pemenang, padahal belum melakukan apapun – menggambarkan orang-orang yang memiliki standartnya sendiri (bukan standart Tuhan) dalam mengikut Tuhan. Mereka berpikir sudah melakukan kehendak Tuhan dan berada dalam kehendakNya namun sesungguhnya tidak.

# Seorang nelayan yang berangkat ke laut hanya membawa kotak tempat penyimpanan ikan tetapi tidak membawa jaring atau alat pancing – menggambarkan orang-orang yang mengetahui visi Tuhan namun tidak tahu langkah-langkah untuk menggenapi visi tersebut.

# Murid-murid yang berangkat ke sekolah membawa perlengkapan sekolah namun tidak belajar  dan tidak menggunakan perlengkapan sekolah yang  sudah dibawanya– Orang-orang yang mengaku murid-murid Kristus, tetapi tidak mau sungguh-sungguh belajar, menyelidiki, merenung, menguji akan jalan-jalan Tuhan.

# Seorang guru yang mengajar anak-anak muda namun tidak pernah membaca buku-buku untukbelajar lebih lagi – gambaran dari orang-orang yang hanya ingin menunjukkan dan membanggakan pengetahuannya yang terbatas untuk mempesona orang-orang.


Semua gambaran perumpamaan yang Tuhan berikan di atas menunjukkan bahwa gereja-gerejaNya (khususnya di Indonesia) lebih fokus mencari popularitas, penghormatan, pujian dan perhatian dari manusia daripada mencari perkenanan Tuhan dan hidup dalam kehendak Tuhan hingga menggenapi seluruh rencanaNya dalam kehidupan kita. Inilah jerat-jerat dari roh-roh kesombongan dan kemalasan yang telah melumpuhkan dan mengalihkan perhatian gereja-gerejaNya dari tujuan-tujuan sorgawi menjadi tujuan-tujuan duniawi yang dibungkus dengan agama. Mereka adalah orang-orang yang:

  1. Enggan mencari, menyelidiki dan melakukan kehendak Tuhan.
  2. Enggan menyelidiki proses Tuhan dalam hidupnya.
  3. Enggan mendengarkan dan menerima masukan atau nasehat dari orang lain.
  4. Enggan menguji kemurnian diri sendiri(Motif hati yang sesungguhnya) dalam menyampaikan pesan-pesan rohani dan melakukan pelayanan.
  5. Enggan mencari dan hidup sesuai dengan panggilan Tuhan.
  6. Enggan mencari dan mengembangkan karunia-karunia rohani.
  7. Enggan mencari dan menantikan pasangan hidup dari Tuhan. Mereka cenderung mencari pasangan hidup yang sesuai dengan keinginan hati mereka sendiri.
  8. Enggan melayani Tuhan sesuai dengan cara dan waktu Tuhan. Mereka cenderung menyikapi dan melakukan segala sesuatu bagi Tuhan dari dorongan emosi dan rencana-rencana mereka sendiri.
  9. Enggan mencari solusi yang sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran dalam menghadapi setiap masalah.
  10. Enggan mencari dan berdoa syafaat sesuai dengan beban hati Tuhan. Namun mereka justru cenderung berdoa bagi pokok doa yang sesuai dengan keinginan hatinya sendiri atau orang lain (yang tidak lurus hatinya di hadapan Tuhan).



Berbagai keengganan dalam hati dan pikiran akhirnya membentuk kebiasaan hidup yang bertentangan dengan kehendak Tuhan. Roh-roh jahat berusaha mengeraskan dan menumpulkan pikiran kita. Semuanya itu membangkitkan murka Tuhan.

TANDA-TANDA ORANG YANG HIDUP DALAM PUAS DIRI DAN TIDAK JUJUR PADA DIRI SENDIRI:
Puas diri dan tidak jujur pada diri sendiri akan mengembangkan kebiasaan yang bisa dilihat dari tanda-tandaberikut:

1. BERGANTUNG SEPENUHNYA KEPADA MANUSIA LEBIH DARI APA PUN
Puas diri seringkali menghalangi mata rohani kita sehingga tidak melihat tujuan Tuhan yang terbaik dalam hidup pribadi, gereja, kota dan Indonesia. Saat kita merasakan adanya kemudahan dalam beribadah, kemudahan melayani Tuhan, pemerintahan berjalan dengan baik akhirnya kita berhenti mencari kehendak Tuhan. Kita enggan mencari kehendakNya, enggan menguji segala sesuatu, tetapi merasa puas dan biasa-biasa saja. Bahkan kitapuas sekedar menerima perkataan pemimpin tanpa menguji kemurnian pesan tersebut sebab berpikir bahwapelayanannya telah mempengaruhi banyak orang, memiliki tempat ibadah yang megah, jemaat yang banyak. Mereka hanya menunggu perintah pemimpin. Dan pada akhirnya mereka hanya mengandalkan pemulihan gereja, kota, bangsa ini daritokoh-tokoh masyarakat, politik, agama, pejabat pemerintahan, pemimpin rohani, dan lain-lain untuk membuat perubahan.

Tanda-tanda orang-orang yang bergantung pada manusia, diantaranya:

# Memuji kelebihan manusia secara berlebihan tanpa mau menilai dengan jujur.
# Lebih mempercayai dan memegang teguh janji-janji dari manusia daripada Tuhan.
# Menjadi pendukung-pendukung buta yang selalu mengikuti pesan-pesan/perkataan manusia tanpa mau menguji kebenarannya.

Mereka akan berusaha keras untuk menentang dan menutupi kelemahan orang-orang yang dikaguminya. Di titik inilah orang yang puas diri akan menggantikan posisi Tuhan dengan figur-figur manusia di dalam hatinya. Sementara itu, para pemimpin rohani yang hanya fokus pada dirinya sendiri akan membawa jemaat mengejar kenyamanan, kemewahan, dan keindahan duniawi. Jemaat Tuhan yang melihat hal ini pada akhirnya akan kecewa hinggameninggalkan iman percayanya. Hal ini juga yang akan terjadi bila mengandalkan pemimpin yang ada di pemerintahan. Orang-orang yang mengandalkan tokoh-tokoh masyarakat, politik, agama, pejabat pemerintahan, pemimpin rohani, dan lain-lain untuk membuat perubahan dalam gereja,kota dan bangsa akan mengalami KEKECEWAAN dan KEPUTUSAASAAN BESAR yang berujung dengan demontrasi, koalisi partai politik hingga gerakan bawah tanah untuk melawan kebijakan-kebijakan pemimpin tersebut. Sikap hati seperti inilah yang pada akhirnya dimanfaatkan oleh roh-roh jahat untuk menghancurkan bangsa ini.


2. SUKA MEMBENARKAN DAN MEMBANGGAKAN DIRI DENGAN BERBAGAI ALASAN (BODOH) YANG TAMPAK HAMPIR BENAR
Inilah orang-orang yang lebih menyukai pujian yang bersifat memanjakan daripada nasehat yang bersifat mendidik. Hal ini ditandai dengan tidak mau mendengarkan orang lain, introspeksi diri sehingga sering mengabaikan nasehat, petunjuk dan arahan yang bersifat mendidik dan membangun pola pikir, sikap hati dan karakter yang sesuai Kristus.

Tanda-tanda orang yang demikian adalah:

# Membuka hati dan pikiran hanya terhadap khotbah, pengajaran, nubuat, nasehat, dan lain-lain yang bersifat menghibur, membesarkan hati dan memotivasi.
# Menolak dan mengabaikan berbagai pesan-pesan rohani yang bersifat menegur, mengoreksi dan menunjukkan kehendak Tuhan.
# Memiliki berbagai alasan untuk membenarkan diri dan menyalahkan orang lain.
# Menyalahgunakan perkataan pengkhotbah, kebijakan pemimpin, ayat-ayat firman Tuhan, pesan nubuat, jabatan dalam pelayanan, dan kekayaannya untuk tujuan membenarkan dirinya, mengejar kepentingan pribadi serta menunjukkan (menurut analisis, imajinasi serta standartnya sendiri) bahwa dirinya berada di dalam kehendak Tuhan.

Hati yang demikian cenderung menginginkan perhatian, pujian, penerimaan, penghormatan dari manusia sehingga membuat mereka memilah-milah dan memilih khotbah yang bersifat menghibur, nubuat yang berisi janji-janji Tuhan. Tak jarang mereka berkata “Jangan menghakimi” terhadap orang-orang yang memberikan nasehat murni dan tulus. Bahkan “mengklaim pemberontak” pada orang-orang yang menyampaikan pesan-pesan mendidik, menguji dan menunjukkan kehendak Tuhan. parahnya lagi mereka membela diri dengan berkata – secara langsung atau dalam hati, “Tidak apa-apa menolak nasehat/pesan-pesan rohani yang keras sebab tiap minggu sudah beribadah di gereja.” Inilah bentuk-bentuk kesombongan. Segala hal yang dikerjakan bukan untuk memikul salib dan menyangkal diri, tetapi mengumbar keinginan hatinya sendiri yang egosi dan meninggikan diri.


3. TENGGELAM DALAM KEPUTUSASAAN
Tuhan akan terus menggoncang umatNya untuk meninggalkan puas diri dan jujur pada diri sendiri, namun mereka yang tetap mempertahankan puas diri dan tidak mau jujur pada diri sendiri akan disingkapkan kesesatan dan penyimpangannya (yaitu yang menggunakan prinsip-prinsip kebenaran demi kepentingan dan tujuannya sendiri) melalui berbagai pengajaran, khotbah renungan, nubuat, mimpi dan penglihatan yang murni seperti menyingkapkan terang di ruangan yang gelap hingga mereka harus memilih untuk bertobat atau justru tenggelam dalam keputusasaan sebab mereka tersandung dalam intimidasi dan ketakutan. Keputusasaan ini diumpamakan Tuhan seperti lumpur hisap yang menarik kedua kakinya dan orang-orang di sekitarnya. Sebab orang yang putus asa akan mempengaruhi sekitarnya melalui perkataan, sikap, dan perbuatannya yang menunjukkan seolah-olah tidak ada pengharapan dan masa depan yang lebih baik. Jika mereka tidak melihat kasih karunia yang telah Tuhan sediakan untuk bertobat maka mereka akan mengalami kematian rohani secara perlahan-lahan sampai tidak ada lagi pengharapan, iman dan kasih kepada Tuhan.

Ciri orang-orang yang tenggelam dalam keputusasan:

# Tidak percaya dengan pimpinan dan penyertaan Tuhan -- Saat merasa gagal mencapai tujuan dalam bidang pendidikan, pekerjaan, pelayanan, politik, rumah tangga mereka berpikir bahwa itulah akhir dunia sehingga mereka ingin mengakhiri hidupnya.
# tidak melihat kasih Tuhan yang besar -- saat mengalami patah hati, kecewa, ditolak oleh manusia mereka berpikir seakan-akan tidak ada yang mengasihinya sehingga berusaha mencari penerimaan dari manusia dan hiburan-hiburan yang semu.
# tidak percaya kasih karunia dan kuasa darah Yesus sanggup menebus dosa manusia -- ketika jatuh kembali dalam dosa, mereka merasa dosa-dosanya tidak akan diampuni sebab bagi mereka tidak ada penebusan dosa untuk yang kesekian kalinya sehingga mereka semakin menjauh dari kasih karunia Tuhan (terhilang) atau bahkan mengakhiri hidupnya.

Semua ketidakpercayaan di atas berawal dari menurunnya semangat dalam mencari kehendak Tuhan hingga akhirnya meragukan kuasa Tuhan dan tenggelam dalam keputusasaan. Keputusasaan membuat orang-orang melakukan berbagai tindakan yang mempermalukan nama Tuhan dan bangsa Indonesia. Keputusasaan yang terjadi di Indonesia ini akan mempengaruhi banyak orang dan menimbulkan gelombang ketidakpercayaan (krisis iman) hingga pemberontakan (depresi yang berkepanjangan mendorong umat Tuhan untuk bergabung bersama orang-orang yang tidak puas dengan kebijakan pemerintah dan melakukan perlawanan bahkan tindakan di luar akal sehat). Sebab Iblis memanfaatkan rasa putus asa ini untuk menghentikan orang-orang yang ingin hidup dalam panggilan Tuhan dan yang ingin memperjuangkan pemulihan Indonesia. Roh-roh jahat berkata-kata dalam pikiran mereka, “HENTIKAN SEMUA PERJUANGANMU SEBAB SEMUANYA SIA-SIA! TERLALU KECIL JUMLAH ORANG-ORANG YANG MENGINGINKAN PERUBAHAN GEREJA DAN BANGSA….dan sebagainya” Iblisberusaha menipu Anda supaya Anda percaya pada iblis dan akhirnya tak berdaya(tidak melakukan apa-apa) atau menjadi emosi yang kemudian membuat gerakan-gerakan yang semakin memanaskan suasana perpecahan dan masalah-masalah baru baik dalam gereja, bisnis maupun pemerintahan.


4. MENGABAIKAN DAN MENUMPUK MASALAH-MASALAH.
Setiap orang diproses dan dibentuk melalui konflik-konflik yang terjadi di sekitarnya. Namun orang yang puas diri akan selalu menghindari konflik-konflik tersebut bahkan menumpuk masalah. Mereka membiarkan masalah terjadi dalam kehidupan mereka tanpa mencari jawaban dari masalah dalam hidup mereka. Akibatnya mereka tidak mengalami pertumbuhan rohani, tidak ada perubahan dalam karakter dan pola pikir serta cenderung egois. Contoh yang dapat kita lihat: orang tua yang ingin anaknya bertumbuh dengan karakter yang baik dan menjadi kebanggaan keluarga namun tidak mendidiknya. Mereka membiarkan anak-anaknya bersikap kurang ajar dan berkata-kata kasar terhadap orang yang lebih tua, tidak peduli – jarang bertanya terkait pergumulan dalam batin dan masalah anak-anaknya, Gembala dan pelayan-pelayan Tuhan (sepenuh waktu) yang membiarkan para pengusaha membuat kebijakan-kebijakan untuk gereja yang sesuai dengan maksud hatinya sendiri (tanpa mempergumulkan dalam doa untuk mencari kehendak Tuhan). Orang-orang yang demikian (mengabaikan dan menumpuk masalah) Tuhanumpamakan seperti orang yang ingin naik dari lantai satu ke lantai dua namun mereka melewatkan tiga atau empat anak tangganya supaya bisa segera sampai ke atas. Akibatnya,mereka akan terjatuh dengan sangat keras. Inilah orang yang lari dari proses Tuhan.

Orang-orang yang mengabaikan dan menumpuk masalah adalah orang yang:

# tidak belajar, merenung dan mencari solusi (dari masalahnya) sehingga akan terus mengulang kesalahan/masalah yang sama
# mengabaikan/ tidak mau mendengar nasihat dan masukan dari orang lain terkait masalah dalam hidupnya
# Laridari masalah/melupakan masalahdengan cara sibuk bekerja, sibuk melakukan hobi-hobinya, bersenang-senang dengan teman-temannya

Mengabaikan dan menumpuk masalah membuat rohani kita tidak bertumbuh. Kita harus menyadari betapa berbahaya mengabaikan dan menumpuk masalah. Hal ini juga yang terjadi atas Indonesia. Sebagian besar sumber masalah dari krisis pertumbuhan iman Kristen, ekonomi, krisis kepemimpinan, perpecahan yang terjadi di Indonesia hari ini disebabkan oleh orang-orang dan para pemimpin sebelumnya yang mengabaikan dan menumpukmasalah. Melalui kebiasaan yang suka menumpuk masalah ini, iblis berusaha membuat umat Tuhan semakin terjebak dalam berbagai kesulitan, kebingungan sehingga membuat orang-orang jauh dari kehendak Tuhan, kehilangan arah dan tujuan hidup, tenggelam dalam kekecewaan serta kebencian yang sangat dalam terhadap orang-orang yang berkaitan dengan masalah-masalahnya. Kebiasaan buruk ini pada akhirnya akan membentuk orang-orang menjadi egois, pesimis dan negatif atau si tukang mengeluh yang tidak pernah mengambil tindakan perubahan, namun ingin solusi instan.

5. ENGGAN MERANGKUL PERUBAHAN
Banyak keengganan dalam hati orang yang puas diri. Hatinya sering mengeluh beratnya proses dalam mengikut Tuhan sehingga mereka tawar-menawar bahkan mencari-cari alasan untuk membenarkan dirinya. Mereka tidak ingin menyangkal diri dan memikul salib. Merasa sudah nyaman dengan rutinitas ibadah, pelayanan, kegiatan sosial. Mereka enggan mencari, menyelidiki dan melakukan kehendak Tuhan, enggan mencari dan hidup sesuai dengan panggilan Tuhan, enggan mencari dan mengembangkan karunia-karunia rohani, enggan menyelidiki proses Tuhan dalam kehidupannya, enggan mencari kehendak Tuhan untuk Indonesia. Pendeknya orang-orang yang puas diri adalah orang-orang yang tidak mau merangkul perubahan. Sebab HATINYA lebih memilih untuk mempertahankan rasa nyaman dan mencari kemudahan dalam hidup.

Dalam prakteknya, orang yang puas diri:

# Suka menunda dalam melakukan kehendak Tuhan. Seperti, tidak mempraktekkan strategi Tuhan, tidak melakukan kebenaran Firman Tuhan yang diterimanya.
# Suka mengeluh dan iri dengan kenyamanan hidup yang diterima orang lain dan menuntut Tuhan memberikan kenyamanan hidup atau kemudahan dalam hidupnya. Seperti, merasa Tuhan tidak adil melahirkan dirinya di keluarga yang miskin, memberikan wajah dan tubuh yang tidak idealis menurut pikirannya sendiri.
# Suka menyalahkan Tuhan atas segala musibah atau masalah yang terjadi dalam hidupnya. Seperti mengeluhkan Tuhan yang maha kuasa tidak mau melakukan mujizat, kesembuhan, mengubah suami, istri atau anak-anaknya dengan cara instan.

Semua ini menunjukkan kehidupannya yangmasih dikuasai oleh ego dan bukan Roh Kudus. Sebab di dalam hatinya ada KETIDAKRELAAN dalam mengikut Tuhan. Berbagai keluhan menunjukkan daftar alasan dirinya yang tidak rela mengikut Tuhan dengan sepenuh hati. Ketidakrelaan inilah yang membuat hati gereja-gerejaNya semakin bebal dan semakin fokus pada janji-janji Tuhan yang memberkati anak-anakNya, membangkitkan keinginan yang makin besar untuk mengejar kenyamanan hidup di dunia dan merencanakan berbagai siasat – pembenaran diri dengan ayat-ayat firman Tuhan – yang licik untuk memanfaatkan dan menuntut Tuhan. Namun Tuhan yang mengetahui isi hati dan pikiran manusia tidak akan membiarkan Dirinya dipermainkan oleh manusia. Tuhan akan mengijinkanorang-orang yang kejam, otoriter dan licik menggunakan otoritas mereka untuk menindas, meneror dan menganiaya para pengikut Kristus

Kelima tanda orang yang puas diri di atas sesungguhnya menunjukkan SIKAP KURANG AJAR pada Tuhan. Sebab umat Tuhan tidak mempedulikan perkataanNya yang disampaikan melalui pesan pengajaran, nubuat bahkan melalui berbagai peristiwa yang terjadi di Indonesia yang mana semuanya itu mengingatkan supaya kita mencari kehendakNya.Seperti anak yang mengabaikan perkataan orang tua, demikianlah gereja-gereja yang tidak sungguh-sungguh mencari kehendak Tuhan, mengabaikan perkataan Tuhan, dan memperlakukan Tuhan dengan sembarangan. Mereka akan menerima tegoran yang sangat keras. Tuhan akan menunjukkan keadilanNya untuk gereja-gereja yang demikian. Namun Ia juga akan mengampuni serta menyelamatkan umatNya yang bertobat.


PENGHAKIMAN TUHAN UNTUK MENGHANCURKAN HATI DAN MEMURNIKAN UMATNYA
Umat Tuhan dan para pemimpin rohani yang haus akan kekuasaan, kekayaan, tidak memperhatikan pertumbuhan rohani umat Tuhan di Indonesia. Ini dapat kita lihat dari banyaknya orang yang dipanggil melayani sepenuh waktu di ladang Tuhan namun mencoba bahkan beralih dari pelayanan menuju politik dengan tujuan-tujuan yang tampaknya baik namun sebenarnya ingin mengejar kekuasaan dan kekayaan yang lebih besar lagi serta mendapatkan kenyamanan hidup. Mereka berkampanye di atas mimbar menyampaikan kesaksian-kesaksian palsu, menyalahgunakan prinsip-prinsip firman, kekayaan dan jabatannya di gereja untuk membenarkan dirinya dan golongannya serta menekan lawan politiknya. Dampaknya adalah kematian rohani yang sangat besar!

Tuhan telah menetapkan “orang-orang Lewi” melayani di ladang Tuhan namun mereka melawan ketetapan dan panggilan Tuhan serta berusaha mengubah keadaan gereja-gereja dan Indonesia sesuai dengan cara dan kekuatannya sendiri. Ini membangkitkan murka Tuhan! Dan Tuhan tidak akan membiarkan orang-orang Lewi bekerja di pemerintahan.

Sebagaimana orang tua memberikan penghajaran untuk mendidik anaknya, demikian Tuhan akan menghajar gereja-gerejaNya dan orang-orang Indonesia sampai hancur hati, menyadari, bertobat dan melepaskan kebodohannya.Dan selama gereja-gerejaNya di Indonesia belum bertobat maka Tuhan akan mengijinkan berbagai perselisihan, penindasan, penganiayaan, teror bahkan kerusuhan yang akan menggoncang gereja-gerejaNya. Semuanya itu akan terjadi melalui persaingan para elit politik, para pengusaha, mantan pejabat pemerintah dan tokoh-tokoh agama yang memperebutkan kekuasaan dan kekayaan. Sebab mereka yang bersaing akan menyebarkan berita-berita isu, fitnah, hoax, ajaran-ajaran kebencian terhadap suku, agama, denominasi dan doktrin gereja demi memperoleh kekuasaan dan kenyamanan sehingga perselisihan demi perselisihan terjadi di Indonesia (Perselisihan antar suku, agama, lembaga negara, tokoh dan pendukung partai, antar doktrin gereja, antar denominasi gereja ). Seperti api rokok yang dilemparkan ke hutan gambut sehingga menimbulkan kebakaran yang besar, demikianlah hal-hal kecil akan dibuat menjadi masalah yang besar sehingga menimbulkan kemarahan, kekecewaan dan keinginan untuk membalas antara golongan yang mendukung pemerintah dengan golongan yang tidak mendukung pemerintah sehingga terjadi kerusuhan yang besar di Indonesia. Sementara itu, saat ini para elit politik terus berusaha menempatkan dan melindungi provokator di berbagai daerah untuk nantinya menyulut teror, kerusuhan dan pemberontakan di berbagai daerah di Indonesia. Semua rencana itu dilakukan dengan tujuan untuk membuat orang-orang nasionalis yang menduduki pemerintahan seolah tidak mampu mengatasi masalah yang sedang terjadi sehingga dapat mendesak presiden untuk menggantinya dengan pejabat-pejabat baru – orang-orang kepercayaan para Elit politik tersebut – yang mau diajak kompromi, korupsi dan memainkan kekuasaannya dengan cara-cara yang kotor sertajahat. Sebab para elit politik akan terus berusaha mendapatkan kekuasaan dan kekayaan melalui orang-orang kepercayaannya di pemerintahan dan organisasi-organisasi masyarakat yang dapat dimanfaatkannya.

Puncaknya, kekacauan ini akan DIMANFAATKAN KAUM INTOLERAN DAN AGAMA GARIS KERAS untuk membatasi dan menekan agama lain melakukan kegiatan beribadah, seperti pembubaran paksa acara ibadah, pengerusakan tempat ibadah, penutupan tempat-tempat ibadah karena alasan yang tidak jelas, dan lain-lain. Apa yang dilakukan oleh kaum intoleran dan garis keras ini akan dilihat dan ditiru oleh generasi muda -- yang memiliki kebencian terhadap agama dan ras tertentu -- sehingga membangkitkan lebih banyak lagi generasi muda yang menganut agama garis keras dan mendukung kaum intoleran. Juga, para Elit politik, tokoh-tokoh agama dan masyarakat, dan pengusaha akan bergabung untuk mengubah generasi muda menjadi seperti diri mereka – generasi yang egois dan para pemimpin muda yang kejam, licik, serta otoriter yang memanfaatkan kebodohan orang-orang Indonesia demi mewujudkan kepentingan dan tujuan mereka sendiri.


Jika kita menolak bertobat dan berubah maka semua peristiwa yang buruk akan terjadi di Indonesia. Kuncinya terletak pada PERTOBATAN DAN PERUBAHAN HIDUP umat Tuhan di Indonesia.


Comments

Popular posts from this blog

DUA GOLONGAN ORANG DALAM AMSAL 17:10

Oleh Sharon R.  Amsal 17:10 (TB)    Suatu hardikan lebih masuk pada orang berpengertian dari pada seratus pukulan pada orang bebal.  Amsal 17:10 (VMD)   Orang cerdas belajar lebih banyak dari satu teguran daripada orang bodoh belajar melalui 100 pukulan. Ada dua golongan orang yang disebutkan dalam nats diatas. Orang berpengertian dan orang bebal. Kita akan melihat ciri masing² orang tersebut melalui respon mereka terhadap teguran dari Tuhan. Orang berhikmat atau berpengertian menghargai dan belajar dari setiap teguran kepada dirinya. Ketika hal buruk terjadi dengan bersegera ia introspeksi diri dan tidak mencari kambing hitam di luar dirinya. Hatinya terbuka untuk setiap koreksi dari Tuhan. Ia menyadari dirinya lemah, mudah sesat dan perlu selalu koreksi dan perbaikan untuk kebaikan dan pertumbuhan karakter dan rohaninya. Ia tidak pernah mencari² alasan untuk membenarkan diri. Ia selalu menyediakan hati yang remuk bagi Tuhan. Juga hati seorang murid yang rela dan rindu untuk bel

HIKMAT DAN KUTIPAN

HIKMAT DAN KUTIPAN MENGENAI MENDIDIK VS MEMANJAKAN

Oleh: Bpk. Peter B, MA Orang tua yang memanjakan anak-anaknya justru menjerumuskan sang anak dalam kebodohan dan kehancuran. Jika kita mendidik anak-anak kita, pasti TUHAN lebih lagi. Dia tidak akan begitu saja memberikan apa yang diinginkan anak-anak-Nya sehingga mereka malahan justru makin mudah ditipu dan disesatkan iblis. Jerat-jerat iblis dipasang melalui berbagai pengajaran yang hampir benar untuk menyimpangkan anak-anak Tuhan dari apa yang benar.... #Waspadalah #CariPesanYangMurni #YangBenarVsYangHampirBenar