Skip to main content

BAGAIMANA SESEORANG DAPAT MENGANIAYA YESUS


Oleh : Oswald Chambers
(Diterjemahkan oleh Peter B. MA)



“Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku?” (Kisah Para Rasul 26:14)
Apakah Anda bertekad untuk memaksakan kemauan Anda dalam menjalani hidup bagi Tuhan? Kita takkan pernah bebas dari jerat ini sebelum kita dibawa ke dalam pengalaman baptisan “Roh Kudus dan api” (Matius 3:11). Kekerasan hati dan kehendak sendiri (self-will) akan selalu menikam Yesus Kristus. Hal itu mungkin takkan menyakiti siapa pun, tetapi melukai Roh-Nya. Bila kita keras hati dan memaksakan kehendak kita sendiri serta mengedepankan ambisi kita sendiri, kita sedang menyakiti Yesus. Setiap kali kita menggunakan hak-hak kita sendiri dan bersikeras untuk melaksanakan keinginan kita sendiri, kita sedang menganiaya Dia.
Bila kita mengandalkan harga diri, kita sesungguhnya sedang mendukakan Roh-Nya. Bila kita akhirnya memahami bahwa Yesuslah yang sedang kita aniaya selama ini, maka itu merupakan suatu penyingkapan yang paling menekan dan menghancurkan hati. Apakah firman Allah menembus dengan amat tajam ke dalam diri saya selagi saya menyampaikannya kepada Anda, atau hidup saya bertentangan dengan hal-hal yang berlagak saya ajarkan? Saya mungkin saja mengajar pengudusan, tetapi memamerkan roh iblis, yaitu roh yang menganiaya Yesus Kristus.
Roh Yesus membawa kepada satu hal saja, yaitu kesatuan yang sempurna dengan Bapa. Dan, Dia mengatakan kepada kita, “Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan” (Matius 11:29).
Semua yang saya lakukan harus dilandaskan oleh kesatuan yang sempurna dengan Dia, bukan berdasarkan tekad dari kehendak diri untuk menjadi saleh. Ini berarti bahwa orang lain mungkin akan memanfaatkan saya, atau selalu berkumpul di sekeliling saya, atau sama sekali tidak mempedulikan saya, tetapi jika saya mau berserah dan taat pada kehendak-Nya bagi kemuliaan nama-Nya, saya tidak akan Yesus Kristus dari kemungkinan dianiaya.

Comments

Popular posts from this blog

BERDOA PADA YESUS, MUNGKINKAH DIJAWAB OKNUM LAIN?

Oleh: Peter B, MA Dalam Galatia 1:6-9, rasul Paulus menulis, "Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain , yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus. Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda   dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia." Dengan jelas disampaikan oleh rasul Paulus bahwa ada injil lain yang berbeda dengan yang diajarkannya, suatu injil yang ujung-ujungnya mengacaukan jemaat dan yang memutarbalikkan injil Kristus.  Dalam bagian lain, sang rasul kembali menulis pesan yang hampir sama:  2 Korintus 11:...

HIKMAT DAN KUTIPAN

KEMANAKAH SEHARUSNYA SAYA MEMBERIKAN PERPULUHAN ?

Oleh Tjia Timotius SEKAPUR SIRIH Suatu kali ketika saya sedang melayani ke Balikpapan, seorang usahawan Kristen bertanya kepada saya “Pak, apakah perpuluhan itu harus diberikan kepada gereja lokal tempat saya beribadah?”. Ya mungkin inlah pertanyaan yang ada dalam benak banyak anak-anak Tuhan. “Haruskah perpuluhan diberikan kepada gereja lokal tempat kita berbakti?” Tentu saja jawaban pertayaan di atas bisa bersama tergantung siapa yang menjawabnya. Kebanyakan pendeta gembala sidang di kota pasti dengan senang hati akan menjawab “Ya, harus!” karena mereka berkepentingan dengan penggunaannya, tetapi pendeta desa atau penginjil keliling mungkin mempunyai jawaban yang berbeda “Tidak harus!” karena masing-masing mempunyai sudut pandang dan kepentingan yang berbeda. Seorang usahawan Kristen pernah berkata “perpuluhan adalah ajaran hukum Taurat sedangkan kita saat ini telah dipanggil masuk dalam hukum Kasih Karunia, jadi sudah seharusnya kita pun meninggalkan ajaran perpuluhan!” jadi mana ya...