Skip to main content

BELAJAR MENGENAL WAKTU-NYA



Oleh: Peter B, MA



Ketika mereka kekurangan anggur, Ibu Yesus berkata kepada-Nya: “Mereka kehabisan anggur.” Kata Yesus kepadanya: “Mau apakah engkau dari pada-Ku , Ibu? Saat-Ku belum tiba.” (Yohanes 2:3-4)

Bukan suatu kebetulan jika dalam edisi-edisi awal tahun ini kita akan belajar mengenai salah satu hal yang paling sukar dimengerti dan di salah mengerti oleh banyak anak Tuhan maupun hamba-hamba Tuhan yaitu mengenai WAKTU TUHAN. Ketidak tahuan mengenai waktu Tuhan telah cukup banyak membawa kebingungan, kejatuhan bahkan kekacauan di antara umat Tuhan sejak zaman Kejadian, Raja-raja Israel, Rasul-rasul bahkan hingga saat ini. Robert Liardon dalam bukunya, Waktu Tuhan, menceritakan bahwa kejatuhan terbesar dari Daud – orang yang berkenan di hati Allah adalah karena ia tidak mengetahui waktu Tuhan: “pada pergantian tahun, pada waktu raja-raja biasanya maju berperang, maka Daud menyuruh Yoab maju beserta orang-orangnya dan seluruh orang Israel……sedang Daud sendiri tinggal di Yerusalem.” (2Samuel 11:1). Itulah saat dimana Daud terpikat oleh kecantikan Batsyeba dan ia jatuh dengan sangat dalamnya. Dan jika raksasa rohani sekaliber Daud sekalipun bisa terjatuh sedemikian rupa, bagaimana dengan kita yang belum memiliki pengalaman serta pengetahuan apapun dalam berjalan bersama Tuhan?

Harus diakui bahwa tidak cukup banyak pengajaran mengenai hal ini. Tetapi salah satu pengajaran yang paling berkesan bagi saya mengenai topik ini adalah yang ditulis oleh Michael R. Brown, Ph.D., seorang profesor theologia yang turut berperan dalam lawatan Tuhan di Pensacola, Florida sejak tahun 1995 hingga sekarang. Dalam bukunya, “Apakah yang terjadi dengan kuasa Tuhan”, ia menulis mengenai kegagalan-kegagalan pelayanan masa kini. Sebagai besar kegagalan tersebut disebabkan oleh ketidaktahuan mengenai waktu Tuhan. Ia menjelaskan bahwa kebanyakan pelayanan yang diadakan dewasa ini memiliki salah satu dari empat ciri ini: mereka mendahului Tuhan (para pemimpin memiliki rencana Tuhan tetapi tidak pada waktuNya), atau di belakang Tuhan (Tuhan telah bergerak maju ke dalam satu hal yang baru tetapi para pemimpin tidak memberikan tanggapan), atau di luar Tuhan (apa yang dikerjakan pemimpin tampak baik tetapi sesungguhnya tidak terkait sama sekali dengan kehendak Allah terlebih lagi waktuNya) atau tanpa Allah (para pemimpin mengikuti rencana Allah tanpa kuasa Allah). Jika pendapat Michael Brown tersebut benar maka paling tidak 3 kegagalan dari pelayanan dari gereja Tuhan di zaman ini mengalami kekacauan karena ketidaktahuan para hamba Tuhan mengenai waktu Tuhan. Ini sungguh menyedihkan.

Sebagai contoh kesalahan dalam hal waktu Tuhan misalnya adalah bergerak maju tanpa perintah khusus dari Tuhan atau tetap berdiam saat Tuhan perintahkan untuk maju. Jika itu yang tejadi dalam pelayanan kita, jelaslah akibat dari semua itu adalah kekacauan besar-besaran karena semuanya akan berakhir dengan kegagalan. Tuhan tidak akan menyertai apalagi memberikan keberhasilan atas pelayan yang tidak sesuai dengan kehendak dan waktuNya. Sebaliknya, Ia berkenan atas setiap pelayanan yang tepat dengan kerinduan dan waktuNya karena Ia Allah yang bergerak dengan ketepatan. Ia tidak pernah terlambat ataupun terlalu cepat. PekerjaanNya adalah tepat dan sempurna.

Salah satu yang menimbulkan rasa heran dan kagum yang besar pada saat saya mengamati kehidupan Tuhan kita, Yesus Kristus adalah ketepatanNya mengetahui waktu Bapa. Semakin saya meneliti, semakin saya terkesima. Hal itu begitu ajaib dan menakjubkan. Yesus tahu kapan Ia harus datang atau pergi, bergerak atau diam, masuk atau keluar, tampil atau menarik diri dan sebagainya. Ia melakukan hal itu dengan sempurna, segala sesuatunya tepat pada waktunya. Ia tidak pernah terlambat atau terburu-buru; apa yang dirindukan Bapa dilakukanNya dengan ketepatan yang persis sama. Sungguh luar biasa! Itulah sikap hati yang harus kita perjuangkan dan mohonkan kepada Bapa supaya hidup dan pelayanan kita boleh menyenangkan hatiNya.

Untuk lebih jelasnya, perhatikanah fakta-fakta berikut ini:

1. Pada waktu Ia memulai pelayananNya, Ia telah menunggu selama 18 tahun! “Ketika Yesus memulai pekerjaanNya, Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun” Lukas 3:23

2. Pada saat ada kesempatan terbesar untuk menyatakan kuasa yang ada padaNya Ia berkata kepada Maria, ibuNya: “Mau apakah engkau dari padaKu, Ibu? Saat-Ku belum tiba.” Yohanes 2:4

3. Ketika banyak orang menjadi marah dan ingin membunuhNya, Ia yang dipanggil untuk berkorban sampai mati menghindari kematian yang sia-sia, yang bukan kehendak BapaNya: “Lalu mereka mengambil batu untuk melempari Dia; tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah” Yohanes 8:59

4. Saat KeluargaNya mencemooh Dia dan menyuruhNya menampakkan diri kepada banyak orang supaya terkenal. Yesus berkata kepada mereka: “…..Waktu-Ku belum tiba, tetapi bagi kamu selalu ada waktu….Pergilah kamu ke pesta itu. Aku belum pergi ke situ, karena Waktu-Ku belum genap.” Yohanes 7:6-8

5. Begitu tiba waktuNya untuk mengorbankan diri di salib, Ia tidak melarikan diri tetapi: “Ketika hampir genap waktunya Yesus diangkat ke sorga, Ia mengarahkan padanganNya untuk pergi ke Yerusalem,….” Lakas 9:51

Bahkan Ia juga mengatakan kepada murid-muridNya:
“….kataNya: “Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan.” Yohanes 12:23
“…..Lalu Ia menengadah ke langit dan berkata: “Bapa, telah tiba saatnya; permuliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau” Yohanes 17:1

6. Ketika Perjamuan Terakhir harus diadakan, Ia mengaturNya dengan sangat baik: “Jawab Yesus: Pergilah ke kota kepada si Anu dan katakan kepadanya: Pesan Guru: waktu-Ku hampir tiba; di dalam rumahmulah Aku mau merayakan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku.” Matius 26:18

7. Dan Yesus pun makan dalam perjamuan terakhir sesuai dengan waktu Bapa: “Ketika tiba saatnya, Yesus duduk makan bersama-sama dengan rasul-rasulNya.” Lukas 22:14

8. Sesuai dengan waktu Allah, Ia pun menyerahkan diri untuk disalibkan bagi pengampunan dosa dunia: “Sesudah itu Ia datang kepada murid-muridNya dan berkata kepada mereka: “Tidurlah sekarang dan Istirahatlah. Lihat, saatnya sudah tiba, bahwa anak Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa” Matius 26:45.. dan juga… “Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah” Roma 5:6

Melihat betapa tepatnya Yesus bergerak bersama waktu Bapa-Nya, tidaklah mengherankan pelayananNya begitu dahsyat dan luar biasa disertai oleh Bapa (Kisah Para Rasul 10:38). Kuasa Roh Kudus dicurahkan dalam hidup dan pelayananNya secara penuh bahkan tak terbatas. Jadi, kunci untuk kita boleh hidup dan memasuki pelayanan yang berkenan di hatiNya adalah kita bergerak sesuai dengan waktuNya. Kita akan melanjutkan renungan kita ini minggu depan dengan melihat lebih jauh teladan Kristus dalam kisah perkawinan Kana. Amin

(Diambil dari warta Worship Center edisi 02--11 Januari 2002)

Comments

Popular posts from this blog

DUA GOLONGAN ORANG DALAM AMSAL 17:10

Oleh Sharon R.  Amsal 17:10 (TB)    Suatu hardikan lebih masuk pada orang berpengertian dari pada seratus pukulan pada orang bebal.  Amsal 17:10 (VMD)   Orang cerdas belajar lebih banyak dari satu teguran daripada orang bodoh belajar melalui 100 pukulan. Ada dua golongan orang yang disebutkan dalam nats diatas. Orang berpengertian dan orang bebal. Kita akan melihat ciri masing² orang tersebut melalui respon mereka terhadap teguran dari Tuhan. Orang berhikmat atau berpengertian menghargai dan belajar dari setiap teguran kepada dirinya. Ketika hal buruk terjadi dengan bersegera ia introspeksi diri dan tidak mencari kambing hitam di luar dirinya. Hatinya terbuka untuk setiap koreksi dari Tuhan. Ia menyadari dirinya lemah, mudah sesat dan perlu selalu koreksi dan perbaikan untuk kebaikan dan pertumbuhan karakter dan rohaninya. Ia tidak pernah mencari² alasan untuk membenarkan diri. Ia selalu menyediakan hati yang remuk bagi Tuhan. Juga hati seorang murid yang rela dan rindu untuk bel

HIKMAT DAN KUTIPAN

HIKMAT DAN KUTIPAN MENGENAI MENDIDIK VS MEMANJAKAN

Oleh: Bpk. Peter B, MA Orang tua yang memanjakan anak-anaknya justru menjerumuskan sang anak dalam kebodohan dan kehancuran. Jika kita mendidik anak-anak kita, pasti TUHAN lebih lagi. Dia tidak akan begitu saja memberikan apa yang diinginkan anak-anak-Nya sehingga mereka malahan justru makin mudah ditipu dan disesatkan iblis. Jerat-jerat iblis dipasang melalui berbagai pengajaran yang hampir benar untuk menyimpangkan anak-anak Tuhan dari apa yang benar.... #Waspadalah #CariPesanYangMurni #YangBenarVsYangHampirBenar