Skip to main content

BERPERANG SECARA ROHANI



Oleh: Peter B, MA



KARENA PERJUANGAN KITA BUKANLAH MELAWAN DARAH DAN DAGING, TETAPI MELAWAN PEMERINTAH-PEMERINTAH, MELAWAN PENGUASA-PENGUASA, MELAWAN PENGHULU-PENGHULU DUNIA YANG GELAP INI, MELAWAN ROH-ROH JAHAT DI UDARA.” (EFESUS 6:12)

Dalam edisi sebelumnya (edisi 21), kita telah sama-sama memperhatikan bahwa kuasa kegelapan tunduk dengan ketakutan yang besar terhadap Tuhan kita, Yesus Kristus. Ini merupakan sesuatu yang luar biasa dan menjadi penghiburan bagi kita karena tidak ada pemimpin rohani di dunia ini yang ada sebelum dan sesudah Kristus yang begitu perkasa sehingga menaklukkan keberadaan penguasa di udara tersebut. Sekarang pertanyaannya adalah: mengapa makhluk-makhluk kotor itu begitu tidak berdaya di hadapan Yesus? Oh ya tentu saja, Jawaban itu tidak salah. Bisa jadi mereka takut karena Yesus adalah Allah yang Mahakuasa itu sendiri. Tetapi itu masih belum lengkap. Jika jawaban dari pertanyaan tersebut adalah karena Yesus adalah Allah, itu berarti apa yang dilakukan oleh Yesus adalah sesuatu yang wajar yang untuk itu kita tidak perlu membahas lebih dalam lagi, hanya Dia saja yang bisa melakukanNya. Itu menjadikan Yesus sebagai Superman. Dan karena kini Ia tidak ada lagi, pastilah kita dijadikan bulan-bulanan oleh iblis, benar begitu? Sama sekali tidak benar!

Yesus hidup di dunia untuk memperagakan suatu kehidupan sejati yang semestinya diikuti oleh setiap generasi manusia yang pernah hidup di muka bumi ini.
Ia tidak hanya memiliki misi menyelamatkan umat manusia dari kehancuran namun Ia memberikan teladan kehidupan kepada setiap orang yang mau berjalan bersama Allah dan menjalani kehidupan dalam tingkatan yang tertinggi. 
Rahasia Yesus membuat takluk segala kuasa kegelapan adalah seperti ayat yang telah kita baca sekilas dalam artikel minggu lalu:
yaitu tentang Yesus dari Nazaret: bagaimana Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia” (Kisah para rasul 10:38).

Dalam keadaanNya sebagai seorang manusia, kuasa yang diperoleh dan kemudian digunakan olehNya bersumber dari apa yang dinamakan urapan Allah. Istilah “diurapi Tuhan” merupakan suatu istilah dimana seseorang dipilih untuk melakukan suatu tugas khusus serta dilengkapi dengan suatu kuasa Roh Kudus untuk melakukan tugas tersebut. Nats dalam Kisah Rasul tersebut menjelaskan dengan sangat gamblang bahwa keberhasilan Yesus adalah karena urapan dan penyertaan Allah. Dengan demikian, Yesus dalam wujud pelayananNya yang mengambil rupa manusia- tidak memiliki kuasa itu sendiri : Ia bergantung dan menerima kuasa dari Bapa dan Roh Kudus. Jadi kuasa yang luar biasa yang membuat segala pekerjaan iblis dihancurkan adalah berasal dari persekutuanNya dengan Bapa dan Roh Kudus. Inilah yang seharusnya dapat kita teladani.

Setiap penyembah sejati yaitu mereka yang meneladani Kristus dalam hidupnya menerima kuasa untuk melakukan Amanat Agung yaitu kuasa Roh yang sama yang menyertai Yesus (Kisah para rasul 1:8). Mereka juga mendapatkan janji yang seteguh karang melalui perkataan Yesus sebelum naik ke surga: Dan ketahuilah Aku menyertai kamu sampai kepada akhir zaman.” (Matius 28:20). Hal ini menunjukkan bahwa penyertaan Tuhan dalam hidup para penyembah sejati adalah pasti. Oleh karena itulah kemudian salah satu tanda yang menunjukkan identitas orang-orang percaya adalah : “mereka akan mengusir setan dalam namaKu” (Markus 16:17). Perhatikanlah dengan baik : bukan saja tidak gentar menghadapi roh-roh jahat namun mengusir setan-setan! Pekerjaan yang sama yang dilakukan oleh Yesus akan kita lakukan, bahkan pekerjaan yang lebih besar lagi.
Dari kebenaran di atas, kita dapat mengambil beberapa pelajaran penting bagi kita dalam hubungannya dengan keberadaan kuasa-kuasa kegelapan tersebut:

1. Apabila kita berjalan dengan sepenuh hati mengiring Tuhan, sikap kita pertama-tama adalah TIDAK TAKUT akan keberadaan kuasa gelap tersebut. Rasul Paulus mereka sebagai “roh-roh dunia yang lemah dan miskin” (Galatia 4:9). Ini bukan berarti memandang remeh kekuatan iblis, namun jika mereka dibandingkan dengan kekuasaan yang dimiliki oleh Tuhan yang kita sembah di dalam Kristus, pada dasarnya mereka tidak memiliki kekuatan atau pengaruh sedikitpun. Itu pula sebabnya senjata iblis sebenarnya adalah tipu daya. Hanya mereka yang telah begitu tertipu, dibutakan dan kemudian tanpa sadar memberikan ruang kepada iblislah yang kemudian dapat dikuasai oleh roh yang pada dasarnya dapat kita kalahkan dengan mudah di dalam nama Yesus yang penuh kuasa itu. Di dalam Tuhan, kita yang lemah akan kuat. Disanggupkan untuk melakukan perbuatan-perbuatan gagah perkasa bersama Dia. Karena Dialah yang menginjak-injak musuh kita.

2. Setiap penyembah sejati yang dikenal, dibenci bahkan kemudian mulai berkonfrontasi dengan kuasa kegelapan, pada akhirnya akan dipanggil untuk menggenapi panggilan tertinggi dalam mengiring Tuhan : Berperang bagi Tuhan. Bukan dalam peperangan jasmani melainkan dalam peperangan rohani. Dalam hal ini, Daud adalah contoh terbaik. Pada mulanya, ia adalah seorang anak gembala yang sehari-hari mengurusi domba. Tetapi dalam kehidupannya, ia sesungguhnya adalah seorang penyembah. Dengan kecapinya, ia bermazmur bagi Tuhan setiap hari. Perjalanan hidup mempertemukannya dengan prajurit pilih tanding Filistin, raksasa Goliat itu. Tidak sama sekali sebelumnya bahwa Daud akan kemudian menjadi seorang prajurit perang, namun tindakannya yang tidak tahan mendengar cemoohan Goliat terhadap Allahnya (yang adalah ciri khas penyembah sejati yang selalu rindu mendengar nama Tuhan ditinggikan) menjadikannya seorang prajurit sejati seumur hidup berperang bagi kemuliaan Tuhan. Dari penyembah menjadi prajurit. Itu adalah sesuatu yang wajar karena hanya penyembah sejati sajalah yang akan memperjuangkan kemuliaan Tuhan. Hal ini masih berlaku dalam zaman kita, semua penyembah sejatiNya akan dipanggil masuk dalam peperangan terbesar yang pernah ada sejak permulaan zaman.

3. Peperangan rohani dalam intensitas yang makin meningkat akan menandai akhir dari zaman ini. Selagi para penyembah sejati Tuhan dipersiapkan untuk melakukan perkara-perkara besar di akhir zaman yaitu mengundang datangnya kebangunan rohani terbesar di antara kota-kota dan bangsa-bangsa , maka kuasa gelap pun meningkatkan aktivitasnya hingga tarif tertinggi. Peperangan ini jelas bukan melawan darah dan daging (manusia biasa). Dan bukan hanya melawan roh-roh jahat di udara (dalam tingkat pelayanan pelepasan atas seseorang yang kerasukan). Tetapi ini adalah peperangan melawan penghulu-penghulu, penguasa-penguasa, serta pemerintah-pemerintah di udara yang mendiami wilayah-wilayah teritorial kota-kota serta bangsa-bangsa di dunia (Efesus 6:12). Peperangan rohani adalah aktivitas yang usianya hampir sama dengan dunia ini. Ini sudah tersimpan dalam hati Allah sejak Perjanjian Lama yaitu mengadakan pembebasan dan penduduk atas kota-kota musuh (Kejadian 22:17; 24:60; Yosea 9:1). Medan Perang yang lebih besar telah dibuka kini. Adakah kita memasukinya? Setiap penyembah yang sejati memasukinya demi perayaan kemenangan mutlak Tuhan. Amin.

(Diambil dari warta Worship Center edisi 22 – 07 Juni 2002)

Comments

Popular posts from this blog

DUA GOLONGAN ORANG DALAM AMSAL 17:10

Oleh Sharon R.  Amsal 17:10 (TB)    Suatu hardikan lebih masuk pada orang berpengertian dari pada seratus pukulan pada orang bebal.  Amsal 17:10 (VMD)   Orang cerdas belajar lebih banyak dari satu teguran daripada orang bodoh belajar melalui 100 pukulan. Ada dua golongan orang yang disebutkan dalam nats diatas. Orang berpengertian dan orang bebal. Kita akan melihat ciri masing² orang tersebut melalui respon mereka terhadap teguran dari Tuhan. Orang berhikmat atau berpengertian menghargai dan belajar dari setiap teguran kepada dirinya. Ketika hal buruk terjadi dengan bersegera ia introspeksi diri dan tidak mencari kambing hitam di luar dirinya. Hatinya terbuka untuk setiap koreksi dari Tuhan. Ia menyadari dirinya lemah, mudah sesat dan perlu selalu koreksi dan perbaikan untuk kebaikan dan pertumbuhan karakter dan rohaninya. Ia tidak pernah mencari² alasan untuk membenarkan diri. Ia selalu menyediakan hati yang remuk bagi Tuhan. Juga hati seorang murid yang rela dan rindu untuk bel

HIKMAT DAN KUTIPAN

HIKMAT DAN KUTIPAN MENGENAI MENDIDIK VS MEMANJAKAN

Oleh: Bpk. Peter B, MA Orang tua yang memanjakan anak-anaknya justru menjerumuskan sang anak dalam kebodohan dan kehancuran. Jika kita mendidik anak-anak kita, pasti TUHAN lebih lagi. Dia tidak akan begitu saja memberikan apa yang diinginkan anak-anak-Nya sehingga mereka malahan justru makin mudah ditipu dan disesatkan iblis. Jerat-jerat iblis dipasang melalui berbagai pengajaran yang hampir benar untuk menyimpangkan anak-anak Tuhan dari apa yang benar.... #Waspadalah #CariPesanYangMurni #YangBenarVsYangHampirBenar