Skip to main content

PELATIHAN DI PADANG BELANTARA

 Oleh: Ruth Yanti Tampinongkol



Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya. (Amsal 27:17)

Kutipan ayat diatas merupakan sebuah pesan penting yang menyingkapkan sebuah rahasia hati Tuhan -yang disampaikan-Nya melalui raja Salomo- supaya manusia saling belajar dari sesamanya baik melalui kekurangan maupun kelebihannya.

Memang benar bahwa manusia tidak bisa mengubah sesamanya karena hanya Tuhan yang sanggup melakukannya tetapi Tuhan senang memakai manusia untuk saling mengasah (memurnikan) satu sama lain, itu sebabnya jika kita mendapatkan sebuah kesempatan untuk belajar melalui sesama merupakan sebuah anugerah yang besar.

Kenyataan hidup yang keras melalui keadaan direndahkan atau diremehkan dan ditolak dalam kesendirian seperti seorang yatim piatu sangat melukai perasaan, tetapi berbeda dengan sudut pandang Tuhan yang seringkali justru menggunakan keadaan itu untuk melatih para pengikut dan hamba-hamba-Nya yang sejati.

Keadaan ini seringkali digambarkan sebagai padang belantara, yaitu tempat pelatihan khusus untuk kita bertumbuh dalam kerendahan hati dan belajar memimpin diri sendiri sehingga kita dapat memimpin orang lain dengan cara yang suci.

Yusuf adalah SEORANG HAMBA SEJATI yang lahir di padang belantara, kita bisa melihat dengan jelas bagaimana Tuhan melatih dirinya melalui saudara-saudara kandungnya sendiri yang memperlakukannya dengan kejam karena iri hati. Saudara-saudaranya bermaksud membunuh Yusuf beserta mimpinya dengan cara yang jahat tetapi Tuhan justru menggunakan keadaan itu untuk mengantarkan Yusuf kepada mimpinya. Kepemimpinan yang Tuhan berikan hanyalah untuk melayani saudara-saudara dan bangsanya.

• Kejadian 50:20 (TB)
Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.


Padang belantara juga merupakan situasi dimana kita diperhadapkan dengan orang-orang yang mengeraskan hati untuk bertobat dengan mengubah cara hidupnya yang lama. Mereka menjadi alat penumbuk yang Tuhan pakai untuk meremukkan hati kita supaya Tuhan dapat tinggal dekat dengan kita, melimpahi serta memulihkan kita dengan kasih-Nya dan membantu kita supaya tidak menyerah dengan orang-orang yang tidak ingin berkomitmen untuk perubahan yang mendalam.

Musa adalah orang terbaik Tuhan berikutnya dimana melalui pelatihan di padang belantara menjadikannya SEORANG PEJUANG DOA yang tabah dan tidak pernah menyerah untuk memohon belas kasihan Tuhan bagi pertobatan bangsa yang dipimpinnya saat keluar dari Mesir menuju tanah perjanjian.

Satu hal yang menjadi tujuan Tuhan membiarkan para pengikut-Nya berada dalam beban penderitaan ini adalah supaya kita mengerti bahwa kita dapat mengandalkan dan bergantung sepenuhnya kepada Tuhan dan bukan pada diri sendiri sehingga kita akan semakin memahami bahwa batas kekuatan manusia bukan terletak pada dirinya tetapi di dalam Penciptanya. Penyerahan diri adalah pelajaran penting yang kita pelajari di padang belantara.

Mengapa Tuhan menghendaki cara yang demikian untuk mengubahkan kita? sebab Tuhan ingin kita belajar melayani satu sama lain melalui perbuatan sehari-hari.
Melihat orang-orang yang secara nyata terus menerus mengeraskan hati bisa menyebabkan kita terluka bahkan lelah dan putus asa, namun kasih yang mendalam menghasilkan kerendahan hati yang akan menerima kelemahan mereka, mencintai kelebihan mereka, memaafkan kebencian mereka, bersukacita dalam kelimpahan mereka bahkan berbelas kasihan dalam kesusahan mereka.

• Yohanes 13:34-35 (BIMK)
Perintah baru Kuberikan kepadamu: Kasihilah satu sama lain. Sama seperti Aku mengasihi kalian, begitu juga kalian harus saling mengasihi.
Kalau kalian saling mengasihi, semua orang akan tahu bahwa kalian pengikut-pengikut-Ku."


• Roma 12:15 (FAYH)
Bila orang lain bersukacita, ikutlah bersukacita dengan mereka. Bila mereka bersedih hati, ikutlah merasakan kesusahan mereka.

Kerendahan hati membuat kita tidak lelah untuk terus menerus berbuat baik terhadap orang-orang yang sulit dan kelak pada waktunya Tuhan kita akan menuai panen raya.
 

• Galatia 6:9 (BIMK)
Sebab itu, janganlah kita menjadi bosan melakukan hal-hal yang baik; sebab kalau kita tidak berhenti melakukan hal-hal itu sekali kelak kita akan menuai hasilnya.


Yesus rela turun ke dunia menjadi sama dengan manusia hanyalah untuk mengalami dan merasakan betapa rendah, menderita dan sakitnya keadaan manusia yang hidup di bumi. Meski demikian Yesus tidak pernah hidup dengan perasaan karena sikap orang-orang yang bersikeras menolak dan merendahkan-Nya tetapi Dia menggunakan perasaan-Nya dengan tepat untuk melayani semua orang dengan penuh belas kasihan. Bahkan menyatakan cinta-Nya dengan kematian demi menjangkau manusia yang sejatinya adalah para pemberontak.

Pola kerendahan hati yang Yesus gunakan untuk menjangkau manusia di dunia inilah yang harus kita teladani demi menjangkau sesama. Sebab satu-satunya cara untuk dapat melayani dengan baik adalah dengan keteguhan hati memeluk salib kita. Kematian dalam diri kita adalah kehidupan bagi orang lain.

Setiap hari adalah kesempatan untuk merendahkan hati. Jika kita tetap bertekun di dalam kasih dan pengampunan maka kita akan melihat waktunya dimana padang gurun akan menjadi kebun buah-buahan dan kebun buah-buahan itu akan dianggap hutan (Yesaya 32:25), yaitu sebuah pemulihan rohani yang melahirkan hubungan-hubungan persahabatan dan persaudaraan dalam kesatuan hati yang terbuka satu sama lain sehingga menjadikan kita rumah rohani yang kuat.

Seperti bangunan yang rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. Menjadi tempat kediaman Allah di dalam Roh (Efesus 2:19-22).

Tujuan utama dari pelatihan ini adalah supaya akhirnya kita semua disatukan dalam sebuah komunitas/persekutuan murid-murid dan hamba-hamba sejati yang bersehati dan sepikir untuk satu tujuan yaitu MEMULIAKAN TUHAN. Mereka saling membagikan kehidupan di dalam Tuhan untuk mengajar satu sama lain, menguatkan orang-orang percaya lainnya dan membawa mereka yang belum percaya untuk beroleh keselamatan di dalam Yesus Kristus.

KASIH adalah kunci utama agar kita menang dalam pelatihan padang belantara. Di tempat ini pula lahir para PENYEMBAH SEJATI.

Apakah kita pernah mengalami sebuah peristiwa dimana kita ditinggalkan seorang diri seperti Daud yang hanya berteman kesunyian di padang belantara?

Meski tampak menakutkan tetapi hanya di tempat-tempat seperti inilah kita menemukan KASIH SEJATI yang tidak pernah berubah dan abadi.

Seperti kisah seorang perempuan berdosa yang tercatat di dalam Lukas 7:36-50. Di saat orang-orang farisi terus menerus menghina/melecehkan dengan pemikiran bahkan diluapkan dengan perkataan-perkataan penghakiman, ia memilih untuk tidak mempedulikan sekelilingnya. Perempuan itu hanya peduli dengan apa yang ia miliki dan rasakan, yaitu sebuah persahabatan dan pengampunan dari cinta kasih Yesus yang begitu dalam.

Hati seorang penyembah sejati selalu remuk dalam pertobatan karena menyadari bahwa hidupnya sangat bergantung oleh belas kasihan Tuhan. Kepada merekalah Tuhan berkenan. Mereka yang mengalami betapa dirinya dicintai Tuhan akan menyerahkan seluruh hidupnya untuk mengasihi dan melakukan kehendak-Nya.

"Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih." (Lukas 7:47)

Padang belantara bukan sekedar tempat pelatihan biasa sebab di tempat pembuangan, penolakan, kesendirian dan penderitaan itulah mereka justru dipulihkan dalam keajaiban dan anugerah demi menyatakan rencana Tuhan yang sangat besar. 

Disanalah lahir para hamba, pejuang (prajurit) dan penyembah sejati yang akan menjadi alat khusus Tuhan, sebagai duta-duta transformasi bagi sesama dan bangsanya.

Padang belantara adalah tempat pelatihan terbaik bagi hamba-hamba-Nya, disanalah kita mengenal jalan-jalan Tuhan yaitu KASIH dan KEBENARAN yang memisahkan kita dari setiap kefasikan.

Tuhan Yesus memberkati

Comments

  1. Padang belantara = tempat untuk menjadikan Kita tenang..

    1 Petrus 4:7 (TB) Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

DUA GOLONGAN ORANG DALAM AMSAL 17:10

Oleh Sharon R.  Amsal 17:10 (TB)    Suatu hardikan lebih masuk pada orang berpengertian dari pada seratus pukulan pada orang bebal.  Amsal 17:10 (VMD)   Orang cerdas belajar lebih banyak dari satu teguran daripada orang bodoh belajar melalui 100 pukulan. Ada dua golongan orang yang disebutkan dalam nats diatas. Orang berpengertian dan orang bebal. Kita akan melihat ciri masing² orang tersebut melalui respon mereka terhadap teguran dari Tuhan. Orang berhikmat atau berpengertian menghargai dan belajar dari setiap teguran kepada dirinya. Ketika hal buruk terjadi dengan bersegera ia introspeksi diri dan tidak mencari kambing hitam di luar dirinya. Hatinya terbuka untuk setiap koreksi dari Tuhan. Ia menyadari dirinya lemah, mudah sesat dan perlu selalu koreksi dan perbaikan untuk kebaikan dan pertumbuhan karakter dan rohaninya. Ia tidak pernah mencari² alasan untuk membenarkan diri. Ia selalu menyediakan hati yang remuk bagi Tuhan. Juga hati seorang murid yang rela dan rindu untuk bel

HIKMAT DAN KUTIPAN

HIKMAT DAN KUTIPAN MENGENAI MENDIDIK VS MEMANJAKAN

Oleh: Bpk. Peter B, MA Orang tua yang memanjakan anak-anaknya justru menjerumuskan sang anak dalam kebodohan dan kehancuran. Jika kita mendidik anak-anak kita, pasti TUHAN lebih lagi. Dia tidak akan begitu saja memberikan apa yang diinginkan anak-anak-Nya sehingga mereka malahan justru makin mudah ditipu dan disesatkan iblis. Jerat-jerat iblis dipasang melalui berbagai pengajaran yang hampir benar untuk menyimpangkan anak-anak Tuhan dari apa yang benar.... #Waspadalah #CariPesanYangMurni #YangBenarVsYangHampirBenar