Skip to main content

HAL KAYANYA ANAK-ANAK TUHAN (Bagian 3-Selesai)


Oleh : Peter B, MA




4) KAYA KARENA BERKAT TUHAN ITU TIDAK OTOMATIS DIBERIKAN TETAPI MERUPAKAN BERKAT ATAS TANGAN YANG RAJIN BEKERJA
Bukan merupakan kebetulan sebelum Amsal 10:22 ada Amsal 10:4. Dua ayat yang memiliki persamaan. Yaitu mengenai hal-hal yang menjadikan seseorang kaya. Ayat 22 mengatakan anak Tuhan menjadi kaya karena berkat Tuhan. Namun ayat 4 memberitahu kita bahwa :

Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi TANGAN ORANG RAJIN menjadikan kaya.
Amsal 10:4 (TB)

Seperti yang pernah saya tuliskan dalam artikel yang lalu berjudul "Barangsiapa tidak bekerja, janganlah ia makan" yang bisa dibaca  di https://worshipcenterindonesia.blogspot.com/2019/07/barangsiapa-tidak-bekerja-janganlah-ia.html?m=1, berkat Tuhan diberikan atas anak-anak-Nya hingga mereka menjadi kaya. Meskipun demikian, itu bukan berarti anak-anaknya itu hidup sehari-hari berpangku tangan saja. Dalam berkarya dan berbuah dalam hidup sehari-harilah, Tuhan mencurahkan berkat-Nya itu.

Sebutkanlah siapapun anak Tuhan yang menjadi kaya di dalam Tuhan dalam Alkitab. Pasti mereka bukan termasuk para pengangguran baik jasmani atau rohani. Mereka bahkan merupakan orang-orang terbaik di bidangnya, pribadi-pribadi yang mempunyai nama baik di masyarakat, bahkan tokoh-tokoh terpandang serta sangat terhormat di antara masyarakat.

Dalam melakukan kerja yang terbaik disertai kejujuran dan ketulusan serta hikmat dari atas, Tuhan membuat mereka berhasil dan semakin kaya. Daniel bersama tiga temannya yang dikisahkan dalam kitab Daniel merupakan contoh sempurna mengenai hal ini. Tinggal di negeri asing, mereka tidak melepaskan imannya tetapi justru semakin tekun dan setia kepada Tuhan. Mereka menjadi pekerja-pekerja terbaik yang pernah dimiliki oleh Babel pada waktu itu. Tidak mengherankan walaupun mereka tidak mau tunduk menyembah patung berhala di sana, mereka tetap mendapatkan jabatan tinggi dan kepercayaan penuh dari raja-raja yang silih berganti menjadi atasan mereka.

Kepada keempat orang muda itu Allah memberikan pengetahuan dan kepandaian tentang berbagai-bagai tulisan dan hikmat, sedang Daniel juga mempunyai pengertian tentang berbagai-bagai penglihatan dan mimpi.
Setelah lewat waktu yang ditetapkan raja, bahwa mereka sekalian harus dibawa menghadap, maka dibawalah mereka oleh pemimpin pegawai istana itu ke hadapan Nebukadnezar.
Raja bercakap-cakap dengan mereka; dan di antara mereka sekalian itu tidak didapati yang setara dengan Daniel, Hananya, Misael dan Azarya; maka bekerjalah mereka itu pada raja.
Dalam tiap-tiap hal yang memerlukan kebijaksanaan dan pengertian, yang ditanyakan raja kepada mereka, didapatinya bahwa mereka sepuluh kali lebih cerdas dari pada semua orang berilmu dan semua ahli jampi di seluruh kerajaannya.
Daniel 1:17-20 (TB)

Lalu raja memuliakan Daniel: dianugerahinyalah dengan banyak pemberian yang besar, dan dibuatnya dia menjadi penguasa atas seluruh wilayah Babel dan menjadi kepala semua orang bijaksana di Babel.
Atas permintaan Daniel, raja menyerahkan pemerintahan wilayah Babel itu kepada Sadrakh, Mesakh dan Abednego, sedang Daniel sendiri tinggal di istana raja.
Daniel 2:48-49 (TB)

Berkatalah Nebukadnezar: "Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego! Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-Nya, yang telah menaruh percaya kepada-Nya, dan melanggar titah raja, dan yang menyerahkan tubuh mereka, karena mereka tidak mau memuja dan menyembah allah mana pun kecuali Allah mereka.-
Sebab itu aku mengeluarkan perintah, bahwa setiap orang dari bangsa, suku bangsa atau bahasa mana pun ia, yang mengucapkan penghinaan terhadap Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego, akan dipenggal-penggal dan rumahnya akan dirobohkan menjadi timbunan puing, karena tidak ada allah lain yang dapat melepaskan secara demikian itu."
Lalu raja memberikan kedudukan tinggi kepada Sadrakh, Mesakh dan Abednego di wilayah Babel.
Daniel 3:28-30 (TB)

Jelas sekali bahwa Daniel dan rekan-rekannya adalah orang-orang yang melakukan tugas pekerjaannya dengan sangat baik. Meskipun tampaknya mustahil mereka berhasil di negeri orang, Tuhan membuka jalan berkat bagi mereka. 

Sampai di sini kita tahu darimana anak-anak Tuhan menjadi kaya.

Hati yang tertuju semata-mata untuk mengabdi dan menyembah Tuhan DITAMBAH tangan yang rajin mendatangkan berkat Tuhan yang menjadikan kaya!


5) KAYA DALAM TUHAN BUKAN SEKEDAR KEADAAN KELIMPAHAN MATERI TETAPI KAYA DALAM BERBAGAI HAL YANG BAIK : DALAM KARAKTER DAN PERBUATAN-PERBUATAN YANG BAIK
Masih ingatkah Anda tentang dua definisi dari yang disebut sebagai 'kaya' itu? (lihat bagian awal artikel ini)

Sementara orang-orang yang tak mengenal Tuhan fokus untuk menjadi kaya dalam definisi pertama yaitu berlimpah dalam harta benda, sesungguhnya Tuhan telah menjadikan anak-anak-Nya kaya dalam definsi yang kedua yaitu kaya dalam pengertian memiliki bobot dan kualitas pribadi yang unggul dan lebih tinggi daripada orang-orang pada umumnya. Mereka telah dijadikan Tuhan kaya dalam berbagai hal-hal yang baik, menjadi kaya dalam hal-hal yang tidak dapat dinilai dengan uang atau harta benda seberapapun itu.

Kekayaan materi, bagi umat Tuhan, sebenarnya hanya tambahan atau bonus dalam kehidupan ini. Bukankah Salomo menerima kekayaan secara demikian sebab sebelumnya ia telah meminta dan diberi oleh Tuhan suatu kekayaan lain yang bukan sekedar berbentuk materi tetapi lebih berharga dari itu yaitu HIKMAT?

Dan masih banyak lagi harta ilahi yang Tuhan percayakan kepada anak-anak-Nya.
Baca dan renungkanlah ayat-ayat ini dan renungkanlah betapa kayanya anak-anak Tuhan itu, bahkan sebelum mereka diberi kelimpahan secara materi oleh Tuhan :


Kaya dalam kemurahan. Memberi melampaui kemampuan mereka. Kaya dalam segala sesuatu yaitu dalam iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan, dalam kesugguhan untuk membantu, dan dalam kasih dan pelayanan kasih

Saudara-saudara, kami hendak memberitahukan kepada kamu tentang kasih karunia yang dianugerahkan kepada jemaat-jemaat di Makedonia.
Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan.
Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka.
Dengan kerelaan sendiri mereka meminta dan mendesak kepada kami, supaya mereka juga beroleh kasih karunia untuk mengambil bagian dalam pelayanan kepada orang-orang kudus._
_Maka sekarang, sama seperti kamu kaya dalam segala sesuatu, — dalam iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan, dalam kesungguhan untuk membantu, dan dalam kasihmu terhadap kami — demikianlah juga hendaknya kamu kaya dalam pelayanan kasih ini.
2 Korintus 8:1-4, 7 (TB)


Berkelebihan dalam berbagai hal-hal yang baik dan mulia, penuh buah-buah kebenaran, kaya segala macam kemurahan hati

Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.
Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu;
kamu akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati, yang membangkitkan syukur kepada Allah oleh karena kami.
2 Korintus 9:8, 10-11 (TB)


Memiliki segala sesuatu, yaitu segala berkat-berkat rohani dan ilahi yang memperkaya banyak orang

Dalam hal apa pun kami tidak memberi sebab orang tersandung, supaya pelayanan kami jangan sampai dicela.
sebagai orang berdukacita, namun senantiasa bersukacita; sebagai orang miskin, namun memperkaya banyak orang; sebagai orang tak bermilik, sekalipun kami memiliki segala sesuatu.
2 Korintus 6:3, 10 (TB)


Kaya dalam segala hal yaitu segala perkataan dan segala macam pengetahuan

Sebab di dalam Dia kamu telah menjadi kaya dalam segala hal: dalam segala macam perkataan dan segala macam pengetahuan,
1 Korintus 1:5 (TB)


Memiliki dan membawa harta rohani yang sangat berharga yaitu Injil Kristus dan panggilan memberitakan Injil itu

Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.
2 Korintus 4:7 (TB)


Kaya dalam kemuliaan sebagai orang-orang kudus

Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus,
Efesus 1:18 (TB)


Kekayaan berupa pengertian akan rahasia-rahasia Allah yaitu Kristus, yang juga merupakan segala harta hikmat dan pengetahuan

Karena aku mau, supaya kamu tahu, betapa beratnya perjuangan yang kulakukan untuk kamu, dan untuk mereka yang di Laodikia dan untuk semuanya, yang belum mengenal aku pribadi,
supaya hati mereka terhibur dan mereka bersatu dalam kasih, sehingga mereka memperoleh segala kekayaan dan keyakinan pengertian, dan mengenal rahasia Allah, yaitu Kristus,
sebab di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan.
Kolose 2:1-3 (TB)


Kaya dalam perkataan Kristus yaitu penuh dengan firman Tuhan

Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.
Kolose 3:16 (TB)


Kaya dalam iman

Dengarkanlah, hai saudara-saudara yang kukasihi! Bukankah Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan yang telah dijanjikan-Nya kepada barangsiapa yang mengasihi Dia?
Yakobus 2:5 (TB)


Kaya di hadapan Tuhan, sekalipun tampak susah dan miskin menurut ukuran dunia

Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu — namun engkau kaya — dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian: sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis.
Wahyu 2:9 (TB)

Sungguh, meskipun secara duniawi belum dapat disebut sebagai orang-orang kaya, anak-anak Tuhan dalam posisi dan hubungan mereka dengan Tuhan, sejatinya telah hidup berlebih-lebihan dan berkelimpahan dalam segala perkara yang baik. Mereka telah menjadi kaya dalam pengertian yang luas oleh karena menjadi umat dari Tuhan yang kaya.

Bukankah pengikut-pengikut Kristus dipanggil untuk berbuah-buah? Hanya pohon yang memiliki kelebihan makanan yang mampu menghasilkan buah. Hanya yang berkelebihan saja yang mampu menjadi berkat bagi pihak lain. Dan jika anak-anak Tuhan dan hamba-hamba Tuhan telah dimampukan Tuhan memperkaya dan membagi-bagikan hidup mereka kepada orang lain, bukankah layak mereka disebut sebagai orang-orang kaya oleh karena kelimpahan dan kelebihan yang ada pada mereka?

Dengan kekayaan materi yang besar yang dimilikinya, seseorang boleh merasa dirinya benar dan diberkati Tuhan. Namun sebelum orang-orang kaya ini menjadi kaya di dalam Tuhan, mereka belum benar-benar mempunyai kekayaan sejati. Kepada mereka, Rasul Paulus justru memberikan perintah supaya anak-anak Tuhan memperingatkan orang-orang yang berkelebihan harta milik ini untuk mengejar dan memiliki harta yang sesungguhnya dan menjadi kaya yang sebenar-benarnya kaya :

Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati.
Peringatkanlah agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi
dan dengan demikian mengumpulkan suatu harta sebagai dasar yang baik bagi dirinya di waktu yang akan datang untuk mencapai hidup yang sebenarnya.
1 Timotius 6:17-19 (TB)

Kaya yang sesungguh-sungguhnya, yaitu kaya di dalam Tuhan itu BUKAN SEKEDAR KAYA DALAM KEPEMILIKAN HARTA BENDA tetapi kaya dalam sifat dan perbuatan-perbuatan yang baik, murah hati dan suka memberi dan berbagi berkat bagi orang lain.


6) DALAM KEKAYAANNYA, SEKALIPUN BERKELIMPAHAN HARTA BENDA ANAK-ANAK TUHAN HATINYA TIDAK TERIKAT, TIDAK MENGANDALKAN ATAU MENGGANTUNGKAN HIDUP MAUPUN BERMEGAH DALAM KEKAYAAN  ITU
Sudah menjadi sesuatu yang umum apabila orang-orang kaya di dunia ini dikenal sebagai orang-orang yang pongah, tinggi hati dan begitu membanggakan kekayaannya itu. Salah satunya terlihat dari gaya hidup mereka sehari-hari yang bermewah-mewah, mencari produk atau fasilitas terbaik bagi diri mereka sendiri.

Dua kali banyaknya Yesus menyampaikan perumpamaan tentang orang kaya. Kedua-duanya menggambarkan tipikal paling mendasar yang hampir selalu ditampilkan mereka yang banyak hartanya.

Perumpamaan yang pertama dikisahkan dalam Lukas 12:13-21. Orang kaya yang digambarkan di sana hidup berkelimpahan dari hasil tanahnya. Karena banyaknya hasil ladangnya itu, ia membuat rencana-rencana untuk membuat penyimpanan yang lebih besar lagi untuk semua kekayaannya. Puncaknya, ia merasa aman dengan simpanan kekayaannya itu dan hendak menghabiskannya untuk bersenang-senang sepanjang sisa hidupnya. _Ia mengandalkan kekayaannya dalam hidupnya sedangkan ingat-ingatan tentang Tuhan dan sesamanya tak ada sama sekali di pikirannya._ Sangat klasik, bukan? Tuhan menyebutnya orang kaya yang pandai mengumpulkan kekayaan ini sebagai ORANG BODOH. Sebab ia mengumpulkan tetapi tidak tahu bahwa belum tentu ia dapat menikmatinya karena KUASA ATAS NYAWANYA BUKAN BERADA DI TANGANNYA. Maut sewaktu-waktu dapat menjemputnya dan membuat kekayaannya yang banyak itu tak pernah dinikmatinya.

Perumpamaan kedua diceritakan Yesus di Lukas 16:19-31 dalam perumpamaan tentang Lazarus dan orang kaya. Yesus menggambarkan orang kaya kali ini sebagai orang yang bergaya hidup mewah dan setiap hari bersenang-senang menikmati kekayaannya. Ia bahkan tidak cukup peduli dengan seorang pengemis yang berbaring di dekat pintu rumahnya. Padahal Tuhan mengenal pria papa dan menderita ini serta menyebutkan namanya, Lazarus. Inipun contoh klasik. Di akhir perumpamaan, Yesus menyebutkan bahwa orang kaya ini menderita di dalam kekekalan akibat seumur hidupnya fokus kepada kenyamanannya sendiri daripada mencari dan mengenal Tuhan. 

Dari dua gambaran orang kaya yang disampaikan Yesus, orang-orang kaya yang di luar Tuhan begitu terikat dengan kekayaannya itu, mereka menikmati dan membanggakannya dalam hidup ini. Lebih daripada itu, mereka bersandar dan menaruh keyakinan akan harta benda mereka sebagai penjamin hidup mereka. Inilah sebenanrya yang pada gilirannya menjadi penghalang besar bagi mereka masuk Kerajaan Sorga.

Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati.
1 Timotius 6:17 (TB)

Jika orang-orang kaya dari dunia ini menaruh harap pada kekayaannya, mereka yang menjadi kaya dalam Tuhan sejak semula telah menaruh pengharapan semata-mata kepada Allah. Harta benda mereka tidak pernah menjadi tujuan dalam hidup tetapi sekedar alat untuk menjadi saluran berkat yang lebih besar lagi di tangan Tuhan. Mereka mengikatkan diri kepada Tuhan dan kasih karunia-Nya dan kapanpun Tuhan menggerakkan mereka melepaskan harta milik mereka sesuai kehendak Tuhan, mereka melakukannya dengan segala sukacita dan kerelaan.

Sebab tidak ada seorang pun yang berkekurangan di antara mereka; karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa
dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya.
Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus.
Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul. 
Kisah Para Rasul 4:34-37 (TB)

Alih-alih memuliakan harta mereka dan mencari Tuhan agar mendapatkan lebih banyak harta, orang yang kaya dalam Tuhan memuliakan Tuhan dengan harta mereka. Asalkan Tuhan dimuliakan, harta benda mereka tidak terlalu berarti.

Persis seperti itulah yang dilakukan Daud saat mempersiapkan pembangunan Bait Allah yang sangat megah itu:

Dengan segenap kemampuan aku telah mengadakan persediaan untuk rumah Allahku, yakni emas untuk barang-barang emas, perak untuk barang-barang perak, tembaga untuk barang-barang tembaga, besi untuk barang-barang besi, dan kayu untuk barang-barang kayu, batu permata syoham dan permata tatahan, batu hitam dan batu permata yang berwarna-warna, dan segala macam batu mahal-mahal dan sangat banyak pualam.
Lagipula oleh karena cintaku kepada rumah Allahku, maka sebagai tambahan pada segala yang telah kusediakan bagi rumah kudus, aku dengan ini memberikan kepada rumah Allahku dari emas dan perak kepunyaanku sendiri
tiga ribu talenta emas dari emas Ofir dan tujuh ribu talenta perak murni untuk menyalut dinding ruangan,
yakni emas untuk barang-barang emas dan perak untuk barang-barang perak dan untuk segala yang dikerjakan oleh tukang-tukang. Maka siapakah pada hari ini yang rela memberikan persembahan kepada TUHAN?"
Lalu para kepala puak dan para kepala suku Israel dan para kepala pasukan seribu dan pasukan seratus dan para pemimpin pekerjaan untuk raja menyatakan kerelaannya.
Mereka menyerahkan untuk ibadah di rumah Allah lima ribu talenta emas dan sepuluh ribu dirham, sepuluh ribu talenta perak dan delapan belas ribu talenta tembaga serta seratus ribu talenta besi.
Siapa yang mempunyai batu permata menyerahkannya kepada Yehiel, orang Gerson itu, untuk perbendaharaan rumah TUHAN.
Bangsa itu bersukacita karena kerelaan mereka masing-masing, sebab dengan tulus hati mereka memberikan persembahan sukarela kepada TUHAN; juga raja Daud sangat bersukacita.
1 Tawarikh 29:2-9 (TB)


Tidak ada berat hati akan harta yang diserahkan sedemikian banyaknya oleh karena mereka rindu memuliakan Tuhan lebih daripada segalanya :

Lalu Daud memuji TUHAN di depan mata segenap jemaah itu. Berkatalah Daud: "Terpujilah Engkau, ya TUHAN, Allahnya bapa kami Israel, dari selama-lamanya sampai selama-lamanya.
Ya TUHAN, punya-Mulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan, kemasyhuran dan keagungan, ya, segala-galanya yang ada di langit dan di bumi! Ya TUHAN, punya-Mulah kerajaan dan Engkau yang tertinggi itu melebihi segala-galanya sebagai kepala.
Sebab kekayaan dan kemuliaan berasal dari pada-Mu dan Engkaulah yang berkuasa atas segala-galanya; dalam tangan-Mulah kekuatan dan kejayaan; dalam tangan-Mulah kuasa membesarkan dan mengokohkan segala-galanya.
Sekarang, ya Allah kami, kami bersyukur kepada-Mu dan memuji nama-Mu yang agung itu.
Aku tahu, ya Allahku, bahwa Engkau adalah penguji hati dan berkenan kepada keikhlasan, maka aku pun mempersembahkan semuanya itu dengan sukarela dan tulus ikhlas. Dan sekarang, umat-Mu yang hadir di sini telah kulihat memberikan persembahan sukarela kepada-Mu dengan sukacita.
1 Tawarikh 29:10-13, 17 (TB)


Bagi mereka, memiliki hubungan serta pengenalan lebih lagi akan Tuhan jauh lebih berharga daripada segala yang berharga di dunia ini.

Beginilah firman TUHAN: "Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya,
tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN."
Yeremia 9:23-24 (TB)

Besarnya berkat materi diberikan Tuhan membuat anak Tuhan sejati semakin tersungkur dalam syukur dan kekaguman akan Tuhan yang merupakan sumber segala kebaikan dan berkat. Hidup mereka semakin kaya semakin rendah hati supaya mereka dapat lebih lagi meninggikan Tuhan, bermegah di dalam Dia di atas segala-galanya.


7) KAYANYA ANAK-ANAK TUHAN ITU TIDAK MENGHALANGI MEREKA MASUK KERAJAAN SORGA, MALAHAN MEREKA KAYA DI BUMI DAN KAYA DI SORGA, DILIMPAHI KEKAYAAN DI BUMI NAMUN JUGA MEMILIKI HARTA DI SORGA
Orang yang menjadi kaya di dalam Tuhan termasuk bilangan orang-orang yang sangat beruntung. Sebab jarang orang kaya yang dapat masuk Kerajaan Sorga. Mereka yang kepadanya dipercayakan kekayaan melimpah oleh Tuhan namun tidak terikat padanya melainkan menggunakannya sesuai kehendak Tuhan sesungguhnya sedang MENGUMPULKAN BAGI MEREKA HARTA DI SORGA.

Peringatkanlah agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi
dan dengan demikian mengumpulkan suatu harta sebagai dasar yang baik bagi dirinya di waktu yang akan datang untuk mencapai hidup yang sebenarnya.
1 Timotius 6:18-19 (TB)

Semata-mata berlimpah secara materi adalah ciri semua orang kaya di dunia ini tetapi menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi (bukan sekedar mengadakan berbagai kerja atau bakti sosial tetapi yang dimaksud Paulus adalah melakukan tindakan-tindakan bermotif kasih yang tulus bagi sesama serta dukungan bagi kepentingan pekerjaan dan hamba-hamba Tuhan) adalah ciri orang yang kaya di dalam Tuhan.
Dalam perbedaan inilah mereka mengumpulkan harta abadi, sesuatu yang sama sekali tak pernah terlintas dari mereka yang tidak mengenal Tuhan.

Sesungguhnya mereka yang berharta banyak memperoleh kesempatan melalui hartanya itu untuk mengumpulkan harta di sorga. Hanya, maukah mereka melakukannya? Jika mereka bersedia membagikan harta milik mereka sesuai dengan kehendak Tuhan maka suatu harta yang kekal akan  diperhitungkan dan disimpan bagi mereka di sorga.

Kata Yesus kepadanya: "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."
Matius 19:21 (TB)

Mereka yang dipercayakan kekayaan yang besar oleh Tuhan dan bersedia menggunakannya sesuai rencana Tuhan niscaya akan dipakai dan dipercayai kekayaan yang lebih besar lagi untuk mendukung kemajuan pekerjaan Tuhan di bumi, yaitu diluaskannya pesan-pesan dari Kerajaan Sorga itu sampai ke ujung-ujung bumi. Dengan demikian mereka telah mengumpulkan harta kekal yang kelak diterimanya di kehidupan yang akan datang.


KESIMPULAN DAN PENUTUP
Tuhan kita bukan pribadi yang anti dengan kekayaan. Dia sendiri Allah yang sangat kaya. Dari hati-Nya yang terdalam pun, Ia rindu memberkati anak-anak-Nya supaya menjadi kaya dalam segala hal, termasuk dalam kelimpahan secara ekonomi. Namun, hanya kepada yang benar-benar siap menanggung dan menangani kekayaan itu, Tuhan berkenan mempercayakannya.
Pada dasarnya, orang-orang yang kaya di dalam Tuhan tak pernah menginginkan kekayaan dunia ini. Mereka puas dalam hubungan yang erat dan mendalam dengan Tuhan.
Meski tidak ingin kaya, mereka dijadikan kaya sebab Tuhan berkenan memberkati mereka dan mempercayakan harta kekayaan kepada mereka saat mereka bekerja dengan rajin dan tekun dalam bidang yang telah ditentukan bagi hidup mereka.
Suatu harta yang bebas dari segala kesukaran dan kesengsaraan di saat memilikinya disediakan sebagai bonus atau tambahan atas kekayaan yang jauh lebih besar yang sebelumnya diberikan kepada anak Tuhan yang bersungguh hati kepada Tuhan.
Meski berkelebihan dalam hal materi, anak Tuhan sejati tidak goyah hatinya sehingga beralih mencintai, mengandalkan dan memegahkan hartanya. Ia memuliakan Tuhan dengan hartanya dan oleh karena perbuatannya itu, ia mengumpulkan harta sorgawi yang abadi bagi dirinya kelak.

Dapatkah Anda merasakan perbedaan ini dengan yang menjadi kaya di luar Tuhan? Yang dengan penuh ambisi atau mungkin hawa nafsu serakah ingin memperoleh kekayaan bagi dirinya sendiri, yang bahkan tidak pernah benar-benar kemudian dapat menjamin kehidupannya baik di dunia ini maupun di kehidupan setelah kematian?

Betapa sia-sia harta kekayaan yang dikejar seumur hidup dengan segala susah payah tetapi kemudian justru semakin membuat gelisah di hati karena takut berkurang atau lenyap!
Betapa berharga hidup yang diberkati Tuhan dengan kekayaan yang kemudian tidak menjadi beban namun menjadi sarana untuk dinikmati dalam syukur dan untuk disalurkan sebagai manfaat bagi sesama dan untuk meluaskan pekerjaan Tuhan di muka bumi. Semuanya tidak pernah sia-sia sebab diperhitungkan oleh Tuhan sebagai harta yang terkumpul di sorga!

Mengetahui perbedaan ini, masihkah Anda akan memilih fokus mengejar kekayaan lebih dari mencari persekutuan dan persahabatan dengan Tuhan?
Adakah yang dapat dipercayakan-Nya harta dunia ini supaya kemudian menyalurkannya bagi pemulihan gereja Tuhan dan bagi suatu kebangkitan rohani yang besar di akhir zaman?

Memberikan hidup berkelimpahan kepada kita adalah salah satu tujuan kedatangan Yesus Kristus ke dunia (lihat Yohanes 10:10b). Betapa hati-Nya bersuka jika ada di antara anak-anak-Nya DAPAT DIPERCAYAKAN-NYA SEGALA HARTA TERBAIK YANG TERSEDIA DISEDIAKAN ALLAH DALAM PERBENDAHARAAN SORGA YANG TAK TERBATAS ITU?

Inilah hidup di Tanah Perjanjian itu.
Siapakah yang dapat memasuki dan tinggal di dalamnya?

Andakah orangnya?

SALAM REVIVAL
Indonesia Penuh Kemuliaan Tuhan

Comments

Popular posts from this blog

HIKMAT DAN KUTIPAN MENGENAI MENDIDIK VS MEMANJAKAN

Oleh: Bpk. Peter B, MA Orang tua yang memanjakan anak-anaknya justru menjerumuskan sang anak dalam kebodohan dan kehancuran. Jika kita mendidik anak-anak kita, pasti TUHAN lebih lagi. Dia tidak akan begitu saja memberikan apa yang diinginkan anak-anak-Nya sehingga mereka malahan justru makin mudah ditipu dan disesatkan iblis. Jerat-jerat iblis dipasang melalui berbagai pengajaran yang hampir benar untuk menyimpangkan anak-anak Tuhan dari apa yang benar.... #Waspadalah #CariPesanYangMurni #YangBenarVsYangHampirBenar

DUA GOLONGAN ORANG DALAM AMSAL 17:10

Oleh Sharon R.  Amsal 17:10 (TB)    Suatu hardikan lebih masuk pada orang berpengertian dari pada seratus pukulan pada orang bebal.  Amsal 17:10 (VMD)   Orang cerdas belajar lebih banyak dari satu teguran daripada orang bodoh belajar melalui 100 pukulan. Ada dua golongan orang yang disebutkan dalam nats diatas. Orang berpengertian dan orang bebal. Kita akan melihat ciri masing² orang tersebut melalui respon mereka terhadap teguran dari Tuhan. Orang berhikmat atau berpengertian menghargai dan belajar dari setiap teguran kepada dirinya. Ketika hal buruk terjadi dengan bersegera ia introspeksi diri dan tidak mencari kambing hitam di luar dirinya. Hatinya terbuka untuk setiap koreksi dari Tuhan. Ia menyadari dirinya lemah, mudah sesat dan perlu selalu koreksi dan perbaikan untuk kebaikan dan pertumbuhan karakter dan rohaninya. Ia tidak pernah mencari² alasan untuk membenarkan diri. Ia selalu menyediakan hati yang remuk bagi Tuhan. Juga hati seorang murid yang rela dan rindu untuk bel

SIKAP DAN PANDANGAN KITA YANG SEHARUSNYA TERHADAP NUBUAT /PENGLIHATAN: MENANGGAPI PESAN PROFETIK YANG DISAMPAIKAN OLEH CINDY JACOB DI MEDIA SOSIAL

Oleh: Didit I. Beberapa hari ini saya mendapatkan kiriman cukup banyak dari rekan-rekan di media sosial tentang nubuatan dari Cindy Jacob terkait Bapak Ahok. Menanggapi pesan nubuatan dari Cindy Jacob yang disebarkan di media sosial tersebut, Tuhan menggerakkan saya untuk mengajak rekan-rekan dan seluruh umat Tuhan untuk bersama menguji pesan yang disampaikan oleh Cindy Jacob dan mencari kehendak Tuhan dalam pesan tersebut. Pesan profetik yang disampaikan oleh Cindy Jacob seperti gambar di bawah ini: Sesuai dengan 1Tesalonika 5:19-22, kita tidak boleh memandang rendah setiap nubuatan namun juga tidak boleh langsung menerimanya mentah-mentah, sebaliknya kita harus mengujinya. Ini berarti sikap kita terhadap setiap nubuatan/penglihatan adalah menampungnya untuk kemudian diuji sesuai dengan cara dan prinsip Firman Tuhan dan mencari maksud serta tujuan pesan nubuatan/penglihatan tersebut. Penting di sini untuk bersikap netral/tidak berprasangka terlebih dahulu terhadap setiap pesan nubuata