Skip to main content

PERSPEKTIF PROFETIK: TERKAIT KEADAAN PEMERINTAHAN INDONESIA. Bagian-1 (Cuplikan diskusi di group diskusi dan pemuridan Worship Center Indonesia)



 Oleh : Didit I



Menanggapi video yang telah dibagikan bapak Peter beberapa hari yang lalu, pandangan saya bahwa sikap presiden yang menyetujui calon pemimpin baru di KPK dan mengubah undang-undang KPK dalam waktu singkat menjadi pertanda serius benarkah presiden mampu dan masih berkomitmen memberantas korupsi di bangsa ini? Tuhan yang mengetahui isi hati dan rencana para pejabat dan presiden di bangsa ini. Saat saya bergumul dalam doa Tuhan menunjukkan ada perubahan dari sikap hati pemerintah pusat yang awalnya ingin memberantas korupsi tapi dipertengahan jalan arah langkahnya berubah karena terlanjur ingin mempertahankan kekuasaannya dengan cara berkompromi dan bekerja sama dengan orang-orang yang tidak tulus dan kotor tangannya dengan berbagai kepentingan pribadi/kelompok tertentu.

Tuhan menjelaskan kepada saya bahwa saat Anda bergaul dengan para pembohong dan Anda tidak bisa mengendalikan pengaruh dari teman-teman Anda yang pembohong maka cepat atau lambat sikap yang buruk tersebut akan mengubah pola pikir dan jati diri Anda sebagaimana orang-orang di sekitar Anda. Sebaliknya jika Anda bergaul dengan orang-orang yang takut akan Tuhan, jujur, tulus, bijaksana dan berani menyampaikan keadilan maka sifat-sifat yang takut akan Tuhan, jujur, tulus, bijaksana dan berani menyampaikan keadilan akan mempengaruhi pola pikir, sikap hati dan kehidupan Anda. Oleh karena itu orang-orang disekitar kita menentukan jati diri kita yang sebenarnya.

Demikian juga semangat perjuangan Jokowi telah berubah arah dari keinginan memberantas korupsi berubah arah menjadi mengikuti arus oligarki di bangsa ini.

Beberapa hari yang lalu Tuhan berbicara kepada saya bahwa pemerintahan Jokowi akan terus digoncang Tuhan untuk menunjukkan kepada umatNya terkait:
1. Keterbatasan kepemimpinan Jokowi sebagai presiden dalam menyelesaikan berbagai masalah di bangsa ini seperti kerusuhan di Papua, sikap Jokowi yang mendukung DPR untuk melemahkan kinerja KPK, RKUHP yang tidak akan menyelesaikan berbagai masalah di bangsa ini, intoleransi antar agama, dll.
2. Dorongan ego Jokowi yang sebenarnya ingin mendapatkan mendapatkan dan menggunakan kekuasaan untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.
3. Indonesia sedang mengalami krisis para pemimpin nasionalis yang visioner, jujur, tulus, berani, rendah hati dan berhikmat dalam pemerintahan, terlebih lagi dalam gereja-gereja.
4. Banyak orang di Indonesia (khususnya umat Tuhan) suka menjadi pendukung-pendukung buta dari pemimpin-pemimpin yang buta. Kita seharusnya menjadi pendukung-pendukung kehendak Tuhan dan menjadi para pemimpin yang mengikuti kegerakan Tuhan, yaitu orang-orang yang hidup dalam kebenaran dan keadilan.

Tuhan mengijinkan kegoncangan terjadi di bangsa ini karena gereja-gereja telah membuka kesempatan roh agamawi, keserakahan, kemunafikan menguasai kehidupan umat Tuhan dan pemerintahan di bangsa. Kegoncangan yang terjadi di alam rohani sekarang diwujudkan di alam nyata seperti kebijakan/sikap pemerintah yang melemahkan KPK, berusaha menghentikan demontrasi mahasiswa di berbagai daerah di Indonesia, memberikan janji penyelesaian berbagai masalah di bangsa ini (tetapi tidak pernah terwujud dengan baik), termasuk menutupi banyaknya kerugian serta korban jiwa dari kebijakan pemerintah pusat. Kebijakan pemerintah tersebut akan menimbulkan berbagai masalah yang baru di bangsa ini.

Jadi, marilah kita merendahkan diri, bertobat, mencari dan hidup dalam kehendak Tuhan bukan menjadi pendukung-pendukung atau pemimpin-pemimpin buta sebab Tuhan akan terus menunjukkan betapa sia-sia orang yang berharap kepada manusia dan betapa pentingnya kita berharap kepada Tuhan.

Comments

Popular posts from this blog

DUA GOLONGAN ORANG DALAM AMSAL 17:10

Oleh Sharon R.  Amsal 17:10 (TB)    Suatu hardikan lebih masuk pada orang berpengertian dari pada seratus pukulan pada orang bebal.  Amsal 17:10 (VMD)   Orang cerdas belajar lebih banyak dari satu teguran daripada orang bodoh belajar melalui 100 pukulan. Ada dua golongan orang yang disebutkan dalam nats diatas. Orang berpengertian dan orang bebal. Kita akan melihat ciri masing² orang tersebut melalui respon mereka terhadap teguran dari Tuhan. Orang berhikmat atau berpengertian menghargai dan belajar dari setiap teguran kepada dirinya. Ketika hal buruk terjadi dengan bersegera ia introspeksi diri dan tidak mencari kambing hitam di luar dirinya. Hatinya terbuka untuk setiap koreksi dari Tuhan. Ia menyadari dirinya lemah, mudah sesat dan perlu selalu koreksi dan perbaikan untuk kebaikan dan pertumbuhan karakter dan rohaninya. Ia tidak pernah mencari² alasan untuk membenarkan diri. Ia selalu menyediakan hati yang remuk bagi Tuhan. Juga hati seorang murid yang rela dan rindu untuk bel

HIKMAT DAN KUTIPAN

HIKMAT DAN KUTIPAN MENGENAI MENDIDIK VS MEMANJAKAN

Oleh: Bpk. Peter B, MA Orang tua yang memanjakan anak-anaknya justru menjerumuskan sang anak dalam kebodohan dan kehancuran. Jika kita mendidik anak-anak kita, pasti TUHAN lebih lagi. Dia tidak akan begitu saja memberikan apa yang diinginkan anak-anak-Nya sehingga mereka malahan justru makin mudah ditipu dan disesatkan iblis. Jerat-jerat iblis dipasang melalui berbagai pengajaran yang hampir benar untuk menyimpangkan anak-anak Tuhan dari apa yang benar.... #Waspadalah #CariPesanYangMurni #YangBenarVsYangHampirBenar