Skip to main content

MENILAI SEBERAPA BANYAK KITA TELAH BERBUAH BAGI TUHAN


Oleh : Peter B, MA



Ayat Hari Ini :

Matius 13:8, 23 (TB)
8 Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat.
23 Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat."


Sudahkah hidup kita berbuah bagi Tuhan? Saya hanya ingin mengingatkan bahwa Tuhan memberikan batas waktu bagi kita untuk berbuah bagi Dia. Seperti perumpamaan tentang pohon ara yang tidak berbuah dalam Lukas 13:6-9, maka pohon yang tidak berbuah diberikan waktu tiga tahun supaya menghasilkan buah. Jika dalam batas waktu itu tidak ada buah yang dihasilkan, maka pohon itu akan ditebang. Hidup rohani yang tidak berbuah, pada waktunya akan mengalami kematian rohani.
Angka tiga dalam Alkitab berbicara mengenai kepenuhan atau kegenapan mengenai sesuatu. Dan dalam hal pohon, ini berbicara mengenai batas waktu terakhirnya untuk menghasilkan buah.

Batas waktu bagi kita, secara umum, adalah usia kita atau masa hidup kita di dunia. Selama masih diberikan hidup kita dipanggil dan didesak Tuhan untuk menghasilkan buah. Itu sangat dipahami oleh rasul Paulus sehingga ia tanpa ragu berkata, "Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah!" (Filipi 1:22). Dan yang perlu senantiasa kita sadari : kita tidak tahu benar persisnya kapan batas waktu hidup kita itu berakhir. Dengan demikian, sudah semestinya kita menangkap maksud Tuhan bagi kita. Yaitu selagi kita masih diberikan kesempatan hidup hari demi hari, kita harus menghasilkan buah.


BAGAIMANA KITA TAHU KITA TELAH BERBUAH BAGI TUHAN?
SUDAH SEBERAPA BANYAK KITA TELAH BERBUAH BAGI DIA?

Karena pekerjaan kuasa kegelapan yang kerap memalsukan apa yang berasal dari Tuhan, kita harus memeriksa dengan cermat apakah kita telah benar-benar berbuah di dalam Tuhan dan bagi Tuhan. Alih-alih memuji diri bahwa kita telah menjadi pribadi-pribadi yang memenuhi target Tuhan untuk berbuah, kita seharusnya memeriksa diri dengan seksama : apakah ukuran kita sama dengan yang ada dalam pikiran Tuhan mengenai hidup yang berbuah itu. 

Masalah hari-hari ini dengan kekristenan adalah pemalsuan rohani dan pembohongan diri. Seperti jemaat Laodikia, banyak orang Kristen merasa dirinya baik-baik saja, kaya raya dalam hal rohani, tidak kekurangan apa-apa dan diberkati oleh Tuhan (lihat Wahyu 3:17). Padahal kerohanian mereka tidak ada apa-apanya. Mereka buta, miskin, telanjang, celaka secara rohani. Mereka tidak sadar bahwa Tuhan muak dengan hidup rohani mereka yang suam-suam kuku itu sehingga Ia memuntahkan itu dari diri-Nya.

Faktanya, hari-hari ini, orang dengan gampangnya menggunakan ayat-ayat Alkitab yang ditafsirkan menurut kehendak sendiri dan yang diilhami oleh roh-roh lain yang bukan Roh Kebenaran. Dan dengan melakukan itu, ia berpikir hidupnya telah cocok dengan standar Tuhan dan mengklaim dirinya telah berkenan serta layak di hadapan Tuhan. Itu sangat berbahaya. Kegagalan menilai diri secara benar akan membuat hidup kita berakhir dalam kesesatan oleh karena kesombongan dan sifat membenarkan diri - yang merupakan sifat dari iblis dan orang-orang yang tidak akan beroleh tempat di Kerajaan Sorga.

Di masa-masa yang seperti ini, sangat penting mengetahui dengan tepat ukuran-ukuran Tuhan supaya kita dapat menilai segala sesuatu dengan benar sehingga kita sungguh-sungguh berkenan di hadapan Tuhan.

Mengenai hal berbuah, tidak sedikit yang berpikir bahwa berbuah berarti tampil seperti orang yang rohani. Bicaranya rohani dengan sering mengutip ayat. Aktivitasnya sering muncul di gereja, menghadiri berbagai acara rohani, jadwalnya sibuk dengan pelayanan. Ada juga yang berpikir bahwa berbuah itu jadi jemaat yang selalu menurut apa kata gembalanya. Semua yang dianjurkan dan diperintahkan sang pemimpin rohani diikuti dan ditaati. Termasuk tidak pernah absen datang ibadah, memberikan persembahan dan ikut program-program gereja.

Bagi saya, itu lebih terlihat seperti berbuah bagi gereja daripada berbuah bagi Tuhan. Itu lebih tepat dikatakan melekat pada gereja dan pendeta daripada kepada Kristus sendiri. Jangan protes dulu, karena dahulu saya pernah menghidupi yang semacam itu. Dan saya percaya bukan seperti itu kehidupan yang berbuah yang Tuhan kehendaki.

 Sebagian lagi berpikir bahwa berbuah itu berarti memberikan pengaruh rohani yang besar bagi sekitar kita. Ada kebenaran dalam pernyataan itu. Tetapi kita akan menelisik lebih jauh akan hal tersebut.


3 TARGET TUHAN UNTUK BERBUAH

Dalam pengajaran Yesus, kita dapat menarik setidaknya 3 tanda sebagai apa yang menurut Tuhan disebut sebagai BERBUAH :


Pertama, BERBUAH BERARTI MENGHASILKAN MANFAAT, KEGUNAAN DAN KEUNTUNGAN BAGI SESUATU DI LUAR DIRINYA.
BERBUAH BAGI TUHAN BERARTI MEMBERIKAN MANFAAT DAN BERKAT SECARA ROHANI BAGI ORANG LAIN.
Tidak ada perkara lain yang dicari dari buah-buah yang dihasilkan suatu tanaman selain kegunaan dan manfaatnya. Kita memakan buah karena tahu itu ada gunanya bagi tubuh kita. Tidak hanya itu, buah-buahan yang dituai manusia dapat menjadi sumber penghasilan bagi yang mengunduh dan menjualnya, lebih-lebih jika ia mengusahakannya. Dan masih banyak fungsi lain yang masih bisa ditemukan dan digali dari buah yang dihasilkan tanam-tanaman itu.

Sejajar dengan itu, hidup Kristen yang berbuah adalah hidup yang bermanfaat bagi orang lain. Tentunya bermanfaat dan memberikan keuntungan SECARA ROHANI. Intinya, hidup anak-anak Tuhan yang berbuah itu menjadi berkat bagi sekitarnya. Ia membawa pengaruh rohani, pesan-pesan rohani, teladan rohani, solusi rohani, pandangan dan hikmat rohani, kesaksian rohani, karakter rohani dan gaya hidup rohani terhadap orang-orang yang berinteraksi dengannya. Karakter dan sifat-sifat Kristus nyata ditampilkan dalam hidupnya SEHARI-HARI, bukan sekedar pada saat di gereja atau di depan orang-orang seiman. HIdupnya memberikan sumbangan dalam membangun iman, pengharapan dan kasih orang kepada Tuhan, alih-alih menjadi batu sandungan. Ia menyegarkan jiwa yang lapar, haus dan dahaga akan Tuhan dan kebenaran-Nya, menguatkan lutut yang goyah, memberikan terang bagi yang sedang berada dalam kegelapan.
Pendeknya, ada manfaat yang dapat diterima dan dinikmati dari kehidupan anak-anak Tuhan yang berbuah itu. Sebagaimana kita semua tahu dalam Galatia 5:22-23 yang merupakan rincian dari BUAH ROH (yaitu kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri), semuanya itu menjadi manfaat dan berkat baik bagi kita sendiri tapi terutama kepada orang-orang disekitar kita. Demikianlah memang hidup yang berbuah itu.

Itu sebabnya saya percaya, jika kita berbuah-buah dalam Tuhan, ada yang dapat kita bagikan dari sebegitu banyak berkat yang kita terima di sepanjang berjalan bersama Tuhan setiap harinya. Dari hidup yang kepadanya Tuhan percayakan talenta, bakat, serta karunia-karunia rohani ini, kita selayaknya selalu memiliki sesuatu yang bisa kita bagikan dari hidup kita yang dialiri kehidupan dari Tuhan sendiri itu. Entah itu sebentuk perhatian, dukungan materi, sharing pemikiran dan nasihat firman atau hikmat ilahi dalam kehidupan sehari-hari akan memberkati orang-orang di sekitar kita.
Salah satu contoh kecil saja, berbuah itu bukan posting ulang (atau copy paste) pesan-pesan bernuansa rohani berkali-kali dalam sehari di media-media sosial tetapi membagikan pemikiran, perenungan, kesaksian dan pesan-pesan yang diperolehnya secara pribadi dari hasil hidup yang melekat pada Tuhan.

Jadi, hidup berbuah itu berarti MEMBERIKAN PENGARUH DAN DAMPAK ROHANI  YANG KIAN LAMA KIAN BESAR SEIRING PERTUMBUHAN ROHANI KITA. Dari buah-buah rohani hamba-hamba Tuhan segala zaman, sejak waktu lampau sampai yang sekarang, kita boleh dibawa pada pengenalan akan Tuhan serta dapat menikmati hubungan dan jaminan keselamatan dari Tuhan hingga hari ini.

Renungkan hari ini, sudah atau sejauh manakah Anda telah memberikan pengaruh rohani bagi sekeliling Anda? Jika belum, maukah Anda bertekad untuk hidup berbuah-buah seturut kerinduan Tuhan?


Kedua, BERBUAH JUGA BERARTI  BERMULTIPLIKASI, MELIPATGANDAKAN DIRI, MENJADI BERTAMBAH BANYAK BEBERAPA KALI LIPAT DARI ASALNYA.
BERBUAH SECARA ROHANI BERARTI MEMPERBANYAK JUMLAH PENGIKUT-PENGIKUT KRISTUS MELALUI HIDUP KITA
Standar yang kedua ini masih jarang dicapai oleh sebagian besar murid Tuhan. Memberikan pengaruh rohani, ya. Membagikan keuntungan dan berkat rohani, ya. Memperbanyak diri dan melahirkan orang-orang yang berbuah seperti dirinya, BELUM TENTU. Padahal, kita harus tahu bahwa inilah salah satu inti dari yang Tuhan sebut sebagai berbuah banyak itu. Untuk alasan inilah Dia memanggil dan memilih kita untuk diutus dan menghasilkan buah-buah yang kekal sifatnya (lihat penjelasan Yohanes 15:16 dalam tulisan kemarin : Berbuah sesuai kerinduan Tuhan bagian 2).

Suatu tumbuhan yang lebat buahnya tidak muncul tiba-tiba. Pohon yang kuat dan kekar dengan akar yang menghunjam jauh ke dalam tanah tak tergoyahkan tidak tiba-tiba berdiri di atas tanah. Buah yang berkeranjang-keranjang yang dihasilkannya tidak dihasilkan dalam waktu semalam. Perlu proses panjang hingga bertahun-tahun sampai sebuah pohon menjadi pohon yang menghasilkan. Dan pohon itu ada asal usulnya. Kita semua tahu darimana asal pohon itu. Ya, dari sebuah atau sebiji benih saja. Sesuatu yang seringkali kita abaikan, kita lewati begitu saja, kita injak atau kita lempar sembarangan. Dari benih yang tampaknya kurang berarti itu tersimpan suatu potensi yang sangat besar. Kita baru mengetahuinya ketika benih itu akhirnya bermultiplikasi. Benih itu tidak lagi menjadi sebutir benda kecil semata. Ia berubah menjadi akar, batang, daun, ranting, cabang, bunga, hingga buah yang mengandung lebih banyak benih lagi di dalamnya. Dahsyat sekali bukan kuasa dari benih itu? Dan kuasa yang bahkan lebih dari itu yang ada dalam benih firman Tuhan.

Benih yang menghasilkan buah menunjukkan bahwa ia telah MENGGANDAKAN DIRINYA SECARA LUAR BIASA. Benih firman yang berbuah dikatakan menjadi berkali-kali lipat hasilnya : ada yang 30 kali lipat, 60 kali lipat, 100 kali lipat. Itulah yang namanya berbuah banyak.

Kita berbuah banyak bagi Tuhan ketika kita melipatgandakan jumlah orang-orang yang menjadi murid Kristus seperti kita. Pemuridan sebenarnya merupakan prinsip dari benih. Satu benih yang mati bagi dirinya sendiri, yang kemudian hidup bagi Kristus, pecah dan bertumbuh menjadi tanam-tanaman Tuhan yang menghasilkan MANFAAT bagi sekitarnya dan tidak hanya itu. Tumbuhan itu menghasilkan benih yang lebih banyak lagi yang serupa dengan dirinya. Itulah murid-murid Kristus yang merupakan buah yang lebat dari murid Kristus lain yang menyerahkan hidupnya supaya menghasilkan buah.

Pola serupa kita lihat dari hidup Yesus Kristus sendiri. Ia seorang diri pada mulanya, sekalipun selama masa hidupnya yang singkat Ia telah menjadi berkat untuk ribuan orang, Ia menggandakan diri-Nya dan menginvestasikan hidupnya melalui 12 murid yang kemudian menjadi 12 rasul. Kedua belas orang inilah yang kemudian seperti benih ''ditaburkan' ke seluruh dunia, menghasilkan buah-buah yang kelak menyimpan benih-benih ilahi selanjutnya yang Tuhan sebarkan kembali secara lebih luas lagi ke ujung-ujung bumi. Benih yang satu itu, yang rela mati di dalam tanah itu kini telah menjadi pohon yang berlipat ganda dengan DNA Kristus di dalamnya. Kitalah hasil dari multiplikasi benih-benih ilahi yang berbuah-buah banyak itu. Hanya murid-murid Kristuslah yang sanggup melahirkan murid-murid Kristus juga karena sifat Kristus yang ada dalam benih itu.

Adakah Anda merupakan murid Kristus? Adakah Anda orang yang merasa telah beroleh manfaat dan dilahirkan secara rohani oleh Roh Kudus melalui para bapa dan ibu rohani?
Jika memang Anda telah dilahirkan kembali dan menjadi ciptaan baru, Anda dipanggil untuk menghasilkan buah dengan memperbanyak murid-murid Kristus melalui hidup Anda. Saya tekankan sekali lagi, murid-murid Kristus. Bukan orsng-orang yang disebut murid Kristus tetapi sebenarnya murid dari seorang tokoh atau figur maupun suatu institusi semata.

Jadi, sudahkah Anda menghasilkan orang-orang yang berkomitmen penuh pada Kristus? Ini akan menjadi sangat sukar jika Anda sendiri belum benar-benar berkomitmen bagi Kristus dalam hidup Anda. Tetapi jika Anda sungguh-sungguh mau menjadi murid-Nya, Ia akan memberikan kemampuan pada Anda untuk berbuah banyak -asalkan hidup Anda tetap melekat pada-Nya dan mengalirkan kehidupan yang dari Kristus sendiri.


Ketiga, BERBUAH BERARTI MEMBANGGAKAN, MENYUKAKAN DAN MEMULIAKAN ORANG YANG MENGHASILKANNYA.
BERBUAH SECARA ROHANI  BAGI TUHAN BERARTI MEMBERIKAN SEGALA KEMULIAAN BAGI NAMA TUHAN SAJA.
Yesus berkata dalam Yohanes 15:8, "Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku."  Ini bukan sesuatu yang sukar dimengerti. Malah ini merupakan sesuatu yang alami dan wajar. Setiap pengusaha kebun akan menerima pujian ketika tanahnya menghasilkan. Jika ia berhasil menemukan atau menciptakan jenis bibit yang baru, ia pula yang mendapat penghargaan. Di beberapa desa di negara-negara Barat, ada perlombaan tahunan untuk memutuskan hasil buah siapa yang paling besar dan paling subur. Tentu saja yang menerima piala dan hadiahnya adalah sang penanam atau pengusaha yang melaluinya buah itu dihasilkan.

Berbuah berarti memuliakan penciptanya. Bahkan ketika pohon-pohon di muka bumi ini belum ada pengusahanya, mereka telah berbuah-buah (lihat Kejadian 1:11-12) untuk memuliakan yang menciptakan mereka. Begitu pula hidup kita yang berbuah-buah bagi Tuhan, memberikan kesenangan dan kebanggaan di hati Tuhan serta membawa kemuliaan bagi nama-Nya.

Yesaya 60:21 (TB)
Pendudukmu semuanya orang-orang benar, mereka memiliki negeri untuk selama-lamanya; mereka sebagai cangkokan yang Kutanam sendiri untuk memperlihatkan keagungan-Ku.

Yesaya 61:3 (TB)
untuk mengaruniakan kepada mereka perhiasan kepala ganti abu, minyak untuk pesta ganti kain kabung, nyanyian puji-pujian ganti semangat yang pudar, supaya orang menyebutkan mereka "pohon tarbantin kebenaran", "tanaman TUHAN" untuk memperlihatkan keagungan-Nya.

Tuhan dimuliakan pada saat KITA MEMBERIKAN PENGAKUAN DAN PUJIAN KEPADA TUHAN saja di waktu hidup kita dipandang sebagai orang yang telah menghasilkan banyak pengaruh dan berkat rohani oleh banyak orang. Dalam hal semacam inilah, buah hamba-hamba Tuhan seringkali diuji. Jika mereka memang berbuah bagi Tuhan PADA AKHIRNYA nama Tuhan jugalah yang dipermuliakan. Ia hanya merendah dan mengaku sebagai ciptaan atau hamba-hamba yang tidak memiliki apa-apa selain apa yang telah dipercayakan dan juga dimampukan oleh Tuhan dalam hidupnya.

Memuliakan nama Bapa adalah tanda bahwa buah yang dihasilkan adalah suatu buah yang baik. Sebab setiap oang yang menikmati buah yang baik akan memuji sang penanam atau jika tidak tahu siapa yang menanamnya, orang memuji sang pencipta buah itu, yakni Tuhan sendiri. Kebalikan dari ini adalah buah-buah yang tidak baik, yang beracun dan berbahaya bagi rohani kita apabila kita memakannya :

Matius 7:15-20 (TB)
15 "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.
16 Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri?
17 Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik.
18 Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik.
19 Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.
20 Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.

Apa yang disampaikan Yesus di atas tidak sekedar berbicara tentang pelayanan nabi-nabi tetapi juga para pelayan Tuhan secara umum dari berbagai bidang. Hamba-hamba Tuhan sejati menghasilkan buah-buah yang baik, yang memuliakan dan mengagungkan nama Tuhan. Mereka yang tampak berhasil di pandangan orang  dalam bidang pelayanan belum tentu menghasilkan buah yang baik. Kita dapat melihatnya dari apa yang kita petik dari mereka. Adakah mereka memuliakan Tuhan atau memuliakan diri mereka sendiri? Apakah kita melayani Tuhan demi mencari perhatian, pujian, pengakuan dan nama bagi diri kita sendiri atau semata-mata memuliakan Tuhan. Buah-buah sejati yang berasal dari sorga hanya memuliakan Tuhan saja.


SATU PENGINGAT PENTING
Tidak mudah menghasilkan buah-buah bagi Tuhan, lebih-lebih bermaksud mempengaruhi dunia secara rohani dan meninggikan nama Tuhan setiap waktu di hidup kita.
Seberapa banyakkah orang yang Anda temui, yang sudah melepaskan potensi dan karunia-karunia rohani yang ada padanya secara luas dalam hidupnya?
Siapakah yang sanggup memuridkan sekian orang menjadi murid Kristus sejati sedangkan memenangkan satu jiwa saja terasa begitu sukarnya?
Siapakah yang dapat terus menerus menjalani kehidupan sebagai hamba yang rela tak menonjolkan diri sama sekali agar Kristus dimuliakan senantiasa?
Semua itu adalah suatu tugas yang mahaberat dan hampir mustahil, mengingat diri kita yang sangat berpusat pada diri sendiri. Jangan berpikir kita dapat pergi dan menghasilkan begitu saja buah-buah bagi Tuhan!

Meski demikian, Tuhan tetap memanggil kita berbuah banyak bagi Dia. Sebab itu bukan perkara mustahil jika kita mau MENGIKUTI CARA-NYA.
Dan Yesus memberitahukan kita cara supaya kita mampu berbuah banyak bagi Tuhan :

Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
Yohanes 15:5 (TB)

Tidak ada cara lain supaya kita berbuah bagi Tuhan selain kita melekat pada Kristus. Secara umum, itu berarti berjalan dalam suatu hubungan yang dekat dengan Kristus, dengar-dengaran serta peka akan pimpinan Roh Kudus, selalu mencari tahu kehendak-Nya dan bersetuju dengan Dia untuk melakukan kehendak Tuhan-Nya itu.
Itu berarti memberikan hidup kita untuk DIKUASAI SEPENUHNYA OLEH KRISTUS.

"Bagiku hidup adalah Kristus"
"Namun aku hidup, tetapi bukanlagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku"
"Makananku ialah melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaan-Nya"
"Kupersembahkan hidupku kepada-Mu Tuhan, untuk kemuliaan-Mu. Kuberikan hidup ini sebagai persembahan yang berkenan pada-Mu"

Itulah kalimat-kalimat yang seharusnya terus bergema di hati seumur hidup kita. Dengan menyerahkan diri dan hidup melakukan kehendak Tuhan, sehati setujuan dan selangkah seirama dengan Tuhan KITA DIMAMPUKAN BERBUAH SEPERTI YANG DIINGINKAN TUHAN dalam hidup yang sekali saja ini!

Rindukah Anda tidak hidup sia-sia tetapi berbuah-buah di hadapan Tuhan?


Salam Revival!
Tuhan Yesus Memberkati Kita Semua


Tuntunan Untuk Berdoa :

Tuhan Yesus, terima kasih untuk apa yang sudah Kausingkapkan pada-Ku.
Kini tuntun aku untuk hidup berbuah seperti yang Kaurindukan, mencapai ukuran seperti yang Kau kehendaki.
Jadikan hidupku berbuah bagi-Mu sehingga nama-Mu dimuliakan dan kerajaan-Mu diluaskan di muka bumi sehingga umat-Mu siap menjadi mempelai yang suci dan layak bagi-Mu.
Aku serahkan hidupku menjadi persembahan untuk ambil bagian seberapa pun yang Kau percayakan padaku untuk mengambil bagian dalam amanat agung-Mu, proyek besar-Mu atas dunia ini.
Biarlah seluruh hidupku menyenangkan hati-Mu.
Bawa aku melekat kepada-Mu selalu dan jangan biarkan renggang sedikitpun ya Tuhan.
Akulah milik-Mu untuk selama-lamanya.
Dalam nama Yesus Kristus, kekasih jiwaku, aku berdoa.
A M I N

Bagi saudara-saudari yang berminat bergabung dalam group whatsapp dapat menghubungi no whatsapp 082299968682 atau 081803895744 atau 08980858661

Dengan bersedia mengikuti persyaratan di bawah ini:
https://worshipcenterindonesia.blogspot.com/2017/06/belajar-bersama-bertumbuh-bersama-di.html

Comments

Popular posts from this blog

HIKMAT DAN KUTIPAN MENGENAI MENDIDIK VS MEMANJAKAN

Oleh: Bpk. Peter B, MA Orang tua yang memanjakan anak-anaknya justru menjerumuskan sang anak dalam kebodohan dan kehancuran. Jika kita mendidik anak-anak kita, pasti TUHAN lebih lagi. Dia tidak akan begitu saja memberikan apa yang diinginkan anak-anak-Nya sehingga mereka malahan justru makin mudah ditipu dan disesatkan iblis. Jerat-jerat iblis dipasang melalui berbagai pengajaran yang hampir benar untuk menyimpangkan anak-anak Tuhan dari apa yang benar.... #Waspadalah #CariPesanYangMurni #YangBenarVsYangHampirBenar

DUA GOLONGAN ORANG DALAM AMSAL 17:10

Oleh Sharon R.  Amsal 17:10 (TB)    Suatu hardikan lebih masuk pada orang berpengertian dari pada seratus pukulan pada orang bebal.  Amsal 17:10 (VMD)   Orang cerdas belajar lebih banyak dari satu teguran daripada orang bodoh belajar melalui 100 pukulan. Ada dua golongan orang yang disebutkan dalam nats diatas. Orang berpengertian dan orang bebal. Kita akan melihat ciri masing² orang tersebut melalui respon mereka terhadap teguran dari Tuhan. Orang berhikmat atau berpengertian menghargai dan belajar dari setiap teguran kepada dirinya. Ketika hal buruk terjadi dengan bersegera ia introspeksi diri dan tidak mencari kambing hitam di luar dirinya. Hatinya terbuka untuk setiap koreksi dari Tuhan. Ia menyadari dirinya lemah, mudah sesat dan perlu selalu koreksi dan perbaikan untuk kebaikan dan pertumbuhan karakter dan rohaninya. Ia tidak pernah mencari² alasan untuk membenarkan diri. Ia selalu menyediakan hati yang remuk bagi Tuhan. Juga hati seorang murid yang rela dan rindu untuk bel

SIKAP DAN PANDANGAN KITA YANG SEHARUSNYA TERHADAP NUBUAT /PENGLIHATAN: MENANGGAPI PESAN PROFETIK YANG DISAMPAIKAN OLEH CINDY JACOB DI MEDIA SOSIAL

Oleh: Didit I. Beberapa hari ini saya mendapatkan kiriman cukup banyak dari rekan-rekan di media sosial tentang nubuatan dari Cindy Jacob terkait Bapak Ahok. Menanggapi pesan nubuatan dari Cindy Jacob yang disebarkan di media sosial tersebut, Tuhan menggerakkan saya untuk mengajak rekan-rekan dan seluruh umat Tuhan untuk bersama menguji pesan yang disampaikan oleh Cindy Jacob dan mencari kehendak Tuhan dalam pesan tersebut. Pesan profetik yang disampaikan oleh Cindy Jacob seperti gambar di bawah ini: Sesuai dengan 1Tesalonika 5:19-22, kita tidak boleh memandang rendah setiap nubuatan namun juga tidak boleh langsung menerimanya mentah-mentah, sebaliknya kita harus mengujinya. Ini berarti sikap kita terhadap setiap nubuatan/penglihatan adalah menampungnya untuk kemudian diuji sesuai dengan cara dan prinsip Firman Tuhan dan mencari maksud serta tujuan pesan nubuatan/penglihatan tersebut. Penting di sini untuk bersikap netral/tidak berprasangka terlebih dahulu terhadap setiap pesan nubuata