Skip to main content

HATI YANG TERBUKA LEBAR BAGI PENGARUH KUASA KEGELAPAN (PERUMPAMAAN TANAH PINGGIR JALAN bagian 3)


Oleh : Peter B, MA.



Aspek selanjutnya mengenai Tanah Pinggir Jalan adalah kenyataan bahwa setelah benih ditaburkan di sana, ada yang diumpamakan Yesus sebagai burung-burung di udara yang datang mengambil benih-benih yang ditaburkan itu :

Markus 4:4 (TB)
Pada waktu ia menabur sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis.

Lukas 8:5 (TB)
"Adalah seorang penabur keluar untuk menaburkan benihnya. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak orang dan burung-burung di udara memakannya sampai habis.

Yesus kemudian menjelaskan bahwa burung-burung itu adalah gambaran dari iblis yang memastikan benih-benih firman tersebut tidak pernah tertanam ke dalam tanah.

Matius 13:19 (TB)
Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan.

Markus 4:15 (TB)
Orang-orang yang di pinggir jalan, tempat firman itu ditaburkan, ialah mereka yang mendengar firman, lalu datanglah Iblis dan mengambil firman yang baru ditaburkan  di dalam mereka.

Lukas 8:12 (TB)
Yang jatuh di pinggir jalan itu ialah orang yang telah mendengarnya; kemudian datanglah Iblis lalu mengambil firman itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan.

Dari makna perumpamaan yang disampaikan Yesus itu, kita dapat menyimpulkan beberapa kenyataan mengenai hati yang serupa tanah pinggir jalan itu :


Pertama, hati yang disebut sebagai tanah pinggir jalan merupakan hati yang masih terbuka luas untuk pekerjaan iblis dan roh-roh jahatnya.
Oleh sebab jauh dari Tuhan, kuasa kegelapan beroperasi dengan bebas di hati orang. Itu bukan saja menjadikan hatinya keras tetapi juga tertutup bagi Tuhan tetapi sekaligus terbuka bagi pekerjaan setan. Tujuan si jahat sudah jelas : menjauhkan seseorang dengan segala cara apapun supaya seseorang tidak pernah berjumpa secara pribadi dan mengenal Tuhan yang benar, yang dengan demikian orang tidak pernah tahu dan menerima keselamatan yang Tuhan sediakan baginya.

Dalam ketiga Injil, Yesus berkata dengan jelas, ",,,datanglah si jahat" atau "datanglah iblis". Maksud Yesus adalah bahwa di hati tanah pinggir jalan, hati orang memiliki akses yang terbuka terhadap roh-roh jahat. Makhluk-makhluk gelap tak kasat mata itu memiliki jalan masuk penuh ke dalam hati orang yang mengeraskan hati terhadap perkara-perkara rohani. Iblislah yang memegang pengaruh terbesar dan terkuat dalam hidupnya -sekalipun ia tampak seperti orang yang beragama dan saleh. Tanpa ada Tuhan yang berdiam di sana, tempat itu gelap, termasuk hati manusia, karena Tuhanlah Terang Dunia itu. Dan di dalam kegelapan, pekerja-pekerja neraka dengan giat menancapkan kuku-kuku tajamnya mengendalikan hidup orang yang jauh dari Tuhan.
Haruslah disadari benar, sebelum Yesus Kristus dipersilakan masuk dan bertahta di hati dan hidup kita, ruangan hati kita selalu menjadi incaran roh-roh jahat yang ingin masuk dan menguasainya (lihat Matius 12:43-45; Lukas 11:24-26). Sudah menjadi sifatnya yang berkeliaran (bagaikan burung-burung di udara yang terbang kesana kemari) untuk mencari tempat yang kosong dan bisa didiaminya.
Jadi, setiap kita mestinya sadar dan menjadi waspada bahwa hati kita merupakan tempat yang suka diamat-amati bahkan didatangi kuasa gelap di saat kita tidak membiarkan Tuhan menjadi pengaruh dan penguasa yang kuat di hati kita. Dan kita harus menyadari sepenuhnya bahwa ketika iblis bekerja, pertama-tama ia menutup dan membersihkan total segala hal yang berhubungan dengan Allah. Jika ada benih firman yang jatuh di hati kita, saat iblis ada di sana, ia akan memastikan kita sepenuhnya tertutup dan mengambil posisi menolak firman itu.

Berhati-hatilah apabila Anda mudah menolak nasihat dan petunjuk firman. Anda tahu siapa yang sedang bekerja sekuat tenaga di hati Anda.


Kedua, hati seperti tepi jalan menyiratkan gambaran akan orang yang hidup dalam kekuasaan dan perbudakan iblis.
Yesus menjelaskan bahwa iblis datang ke dalam hati yang serupa pinggir jalan untuk melakukan dua hal : mengambil benih yang ditaburkan itu (seperti yang dituliskan dalam Injil Markus dan Lukas) atau merampas benih itu (seperti yang dituliskan dalam Matius).
"Mengambil" (benih) dalam bahasa aslinya berarti "mengangkatnya tinggi-tinggi", "menerbangkan" atau "membawanya pergi jauh dari tempatnya semula".
Sedangkan kata "merampas" (benih) mengandung pengertian "merebut", "merampas", atau "menarik cepat dengan paksa".

Jika direnungkan, kesemuanya merupakan perwujudan dari apa yang Yesus sampaikan dalam pengajaran-Nya yang lain. Waktu itu Ia menggambarkan iblis seperti pencuri :

Yohanes 10:10 (TB)
Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan;

Benar sekali, pencurilah yang mengambil dan membawa pergi firman itu. Pencuri, yaitu iblis, pulalah yang sanggup merebut dengan paksa hingga membunuh dan membinasakan orang. Dan fakta bahwa iblis dapat mengambil bahkan merampas apa yang ada di hati seseorang, menunjukkan betapa sosok-sosok jahat itu memiliki kendali yang kuat atas hidup manusia. Ia bebas melakukan apa saja yang ingin dilakukannya. Sebaliknya, manusia yang menjadi korban, sejatinya tidak berdaya dan tak mampu berbuat banyak. Inilah suatu keadaan yang seharusnya menjadikan kita sadar betapa lemahnya kita tanpa Tuhan di hidup kita!
Manusia seringkali menyangka ia memegang penuh kendali atas hidupnya tetapi ia tidak sadar bahwa ada yang lebih kuat daripadanya (yang karenanya disebut orang kuat dalam Markus 3:27 atau Matius 12:29) yaitu kuasa kegelapan. Hanya "orang yang lebih kuat dari orang yang kuat itu" (lihat Lukas 11:21-22) sajalah yang sanggup melepaskan hidup dan hati orang dari cengkeraman kuasa kegelapan yang bermaksud menyeretnya kepada kebinasaan itu.

Gambaran dari perlakuan iblis kepada orang-orang yang tak mengenal Tuhan juga menunjukkan pada kita bagaimana iblis memperbudak jiwa manusia. Dengan semena-mena, secara suka-suka ia memperlakukan manusia yang ada dalam cengkeramannya. Ada yang dibuatnya tampak senang dan bahagia hidup secara duniawi walau jauh dari Tuhan tetapi itu semua sekedar tampilan yang dirancang kuasa jahat untuk menipu manusia agar terpusat perhatiannya pada kehidupan yang semu di dunia ini ketimbang mencari Tuhan. Di waktu yang sudah ditentukan, orang-orang yang semula tampak luar biasa dan baik-baik saja ini "dihabisi" oleh iblis dan akan mengakhiri hidupnya dalam kesia-siaan. Bisnis iblis adalah jiwa-jiwa manusia. Adalah pekerjaannya mempengaruhi sebanyak mungkin jiwa untuk mengikuti nasib akhir yang akan diterimanya : binasa selama-lamanya dalam kematian kedua, terpisah sepenuhnya dari persekuruan dengan Allah yang hidup dan penuh kasih itu.

Tidak ada yang menyenangkan hidup dalam perbudakan. Lebih-lebih perbudakan yang diadakan roh-roh paling keji dan jahat di alam semesta ini. Jika ada manusia yang merasa baik-baik saja sekalipun hidupnya dalam tekanan dan kekuasaan raja kegelapan, ia sesungguhnya sedang ditipu habis-habisan. Ia dikelabui sehingga merasa apa yang kotor dan menjijikkan itu baik dan berharga sedangkan yang tangan penuh kasih dari Bapa sorgawi yang penuh kasih karunia ditampiknya mentah-mentah dengan berpikir bahwa Tuhan dan kehendak-Nya ialah mengekang dan memperbudak hidupnya.

Berhati-hatilah terhadap pekerjaan kuasa kegelapan di hidup Anda.
Itu pertama-tama ditandai dengan sikap apatis, tidak peduli dan muak dengan firman Tuhan. Padahal sesungguhnya firman itulah HAL YANG BERHARGA DAN MULIA YANG SANGGUP MENGUBAH HIDUP ANDA. Sebab jika tidak demikian mengapa iblis bersusah payah mencuri dan menjauhkannya dari Anda?


Ketiga, hati bagaikan tanah tepi jalan dikondisikan oleh iblis untuk bebas dari pengaruh rohani yang benar tetapi dibuka selebar-lebarnya bagi pengaruh dunia dan pekerjaan kegelapan.
Ada dua hal yang sesungguhnya terjadi dengan benih yang jatuh di tanah pinggir jalan. Mula-mula, benih itu diinjak orang (lihat Lukas 8:5) lalu burung-burung memakannya sampai habis. "Diinjak orang" ialah gambaran aktifitas orang di sepanjang jalan dimana benih-benih yang ditaburkan itu sepertinya tersingkir ke tepi lalu diinjak-injak orang. "Dimakan burung sampai habis" sudah dijelaskan sebagaimana yang Yesus sampaikan.
Dari kedua gambaran ini, jelaslah bagi kita bahwa ketika hati manusia menjadi keras dan tertutup akan Tuhan, pengaruh duniawi yang melecehkan firman itu (yang digambarkan sebagai kaki-kaki yang lewat dan menginjak-injak benih firman) yang akan masuk dan terus mempengaruhi hati kita. Di hati kita ditanamkan suatu cara pandang yang merendahkan firman, menganggapnya tidak berharga dan tidak perlu diperhatikan. Benih itu dilewatkan begitu saja dan jika misalnya terinjak kaki, tak terpikirkan itu sebagai sesuatu yang disayangkan atau sebagai sesuatu yang keliru.
Benih firman yang berharga tidak hanya diabaikan dan dipandang rendah, iblis kemudian datang membersihkan semua keberadaannya. Tak bersisa. Yang ada tinggal tanah yang keras, gersang, kering, tandus dan tidak menghasilkan apa-apa.
Tidaklah salah jika dikatakan, bahwa Iblis membinasakan hidup manusia dengan membuatnya menghabiskan waktu-waktu hidupnya yang singkat demi berbagai hal yang sia-sia dan tidak berharga.


Mari mengambil waktu merenung sejenak.
Pikirkanlah sejauh ini pengaruh siapa yang sangat kuat dalam hidup kita, yang membangkitkan dalam diri kita berbagai ambisi, nafsu, keinginan, hasrat dan cita-cita di hati kita?

Adakah kerinduan yang tertuju kepada Tuhan? Untuk mengenal Dia dan firman isi hati-Nya? Adakah kita memandang berharga sehingga kita mencari dan merenungkan nasihat dan petunjuk-Nya siang dan malam?

Jika belum, Anda perlu segera terjaga dan mengambil keputusan untuk berubah,
sebelum hati Anda menjadi semakin keras dan tak responsif terhadap perkataan-perkataan Tuhan.
Datanglah sekali lagi di hadapan Tuhan supaya Dia menghancurkan hati Anda yang telah keras dan dalam cengkeraman kuasa-kuasa gelap itu.
Ia berjanji membebaskan Anda dan memberikan kehidupan yang berharga dan mulia seturut rencana dan kehendak-Nya.

Salam Revival!
Tuhan Yesus Memberkati Kita semua

Comments

Popular posts from this blog

DUA GOLONGAN ORANG DALAM AMSAL 17:10

Oleh Sharon R.  Amsal 17:10 (TB)    Suatu hardikan lebih masuk pada orang berpengertian dari pada seratus pukulan pada orang bebal.  Amsal 17:10 (VMD)   Orang cerdas belajar lebih banyak dari satu teguran daripada orang bodoh belajar melalui 100 pukulan. Ada dua golongan orang yang disebutkan dalam nats diatas. Orang berpengertian dan orang bebal. Kita akan melihat ciri masing² orang tersebut melalui respon mereka terhadap teguran dari Tuhan. Orang berhikmat atau berpengertian menghargai dan belajar dari setiap teguran kepada dirinya. Ketika hal buruk terjadi dengan bersegera ia introspeksi diri dan tidak mencari kambing hitam di luar dirinya. Hatinya terbuka untuk setiap koreksi dari Tuhan. Ia menyadari dirinya lemah, mudah sesat dan perlu selalu koreksi dan perbaikan untuk kebaikan dan pertumbuhan karakter dan rohaninya. Ia tidak pernah mencari² alasan untuk membenarkan diri. Ia selalu menyediakan hati yang remuk bagi Tuhan. Juga hati seorang murid yang rela dan rindu untuk bel

HIKMAT DAN KUTIPAN

HIKMAT DAN KUTIPAN MENGENAI MENDIDIK VS MEMANJAKAN

Oleh: Bpk. Peter B, MA Orang tua yang memanjakan anak-anaknya justru menjerumuskan sang anak dalam kebodohan dan kehancuran. Jika kita mendidik anak-anak kita, pasti TUHAN lebih lagi. Dia tidak akan begitu saja memberikan apa yang diinginkan anak-anak-Nya sehingga mereka malahan justru makin mudah ditipu dan disesatkan iblis. Jerat-jerat iblis dipasang melalui berbagai pengajaran yang hampir benar untuk menyimpangkan anak-anak Tuhan dari apa yang benar.... #Waspadalah #CariPesanYangMurni #YangBenarVsYangHampirBenar