Skip to main content

PERTANYAAN PERENUNGAN : APA YANG TUHAN KEHENDAKI DAN PERLU KITA LAKUKAN UNTUK MENGHENTIKAN WABAH DI BANGSA KITA?

Oleh Peter B,  MA



Marilah kita berpaling pada Tuhan, mengarahkan mata rohani dan iman kita kepada Dia yang berkuasa atas segala sesuatu untuk beroleh kekuatan dan pertolongan pada saat² tulah berkecamuk seperti sekarang ini. Dia saja yang sanggup mengubah keadaan² kita sekarang ini. Dan Dia menunggu kita melakukan bagian kita sebagai bukti bahwa kita percaya Dia sanggup menyatakan kuasa-Nya. 

Markus 4:38-41 (TB)
38 Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?"
39 Ia pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali.
40 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?"
41 Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain: "Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?"

Kenyataan bahwa Yesus menghardik angin topan yang dahsyat dan angin itu pun tenang menunjukkan bahwa Tuhan kita berkuasa atas segala sesuatu. Hanya dengan satu dua kata, semua tunduk dan taat, sesuatu yang menurut ukuran manusia itu ajaib dan luar biasa pun terjadilah. 

Dengan kuasa seperti ini, jika kuasa itu diberikan dan diperintahkan kepada kita, misalnya saja untuk menghardik setan, kekuatan alam atau bencana MAKA MUJIZAT SEPERTI ITU PUN BISA TERJADI SEBAB KUASA YANG ADA PADA YESUS  ADALAH KUASA YANG SAMA DIBERIKAN PADA KITA. 
Masalahnya…. benarkah memang Tuhan menyuruh kita menghardik bencana itu??? Kalau Tuhan tidak perintahkan, itu akan sekedar suatu sikap gaya²an. Sok²an secara rohani. Merasa hebat sendiri. Merasa punya kuasa tapi sebenarnya salah menilai diri. Merasa dipakai Tuhan padahal belum tentu seperti itu. Harus dipertanyakan benarkah yang demikian itu sikap seorang hamba Tuhan atau sekedar mantan hamba Tuhan (seperti Saul dan Simson, misalnya yang dulunya pernah diurapi Tuhan tapi sudah tidak lagi)

Lalu, tahunya dari mana kalau hardik menghardik itu dari Tuhan atau bukan?
Dari hasilnya. 
Kalau hasilnya tidak ada, ya itu cuma klaim sepihak. Seperti anak kecil yang berceloteh di depan orang tua dan teman²nya kalau dia superhero, membunuh monster, mengalahkan bad guys dsb… lucu saja mendengarnya. Namanya celotehan kanak² yang main prajurit²an tetapi pakai senjata² plastik. Yang umurnya cukup dewasa dan mengerti, sebaiknya tidak perlu menghiraukannya. Malah kasihan sebenarnya, apalagi kalau penipuan diri iru sampai serius betul hingga meyakinkan banyak orang lain kalau mereka benar² para pahlawan dan pejuang yang sebenarnya. Pastilah yang percaya dengan omongan demikian sama² kanak² yang terbuai cerita² khayal yang mempesona itu. 

Hati²lah dengan orang² yang dikenal sebagai pemuka rohani. Bisa jadi itu hanya kelihatannya saja. Tampak masih seperti orang berotoritas, seperti Saul yang masih duduk di tahta raja, tapi sudah seperti singa tak bertaring dan bergigi. Ia kalah terus dan selalu dipermalukan  dalam berbagai peperangan…. 

Satu hal lagi. 
Mengapa Yesus marah kepada murid²Nya dan menuduh mereka penakut dan tidak punya iman? 

Itu karena mereka menuduh Tuhan tidak peduli dan pastilah mereka binasa. Tuduhan itu serupa dengan sungut² orang Israel di padang gurun. Yang berkali² mengatakan mereka akan binasa di sana atau dibunuh raksasa² Kanaan. Padahal kalau direnungkan, kalau benar bahwa mereka percaya Tuhan itu selama ini telah mengadakan banyak mujizat dan pertolongan bagi mereka dan menyertai mereka sepanjang di padang gurun, MUNGKINKAH MEREKA AKAN DIBIARKAN BINASA BEGITU SAJA OLEH TUHAN? BAGAIMANA MUNGKIN TUHAN TIDAK PEDULI PADA ANAK²NYA? DAN MUNGKINKAH KEKUATAN² ALAM, MANUSIA ATAU APAPUN CIPTAAN LAINYA MENGUNGGULI ATAU MENGALAHKAN KEKUASAAN TUHAN? 

Jelas mereka tidak percaya Yesus sebagai Pribadi yang penuh kuasa dan sudah banyak melakukan pembebasan, penyelamatan, pemulihan dan pertolongan! 
Mereka lebih percaya pikiran mereka sendiri bahwa mereka akan binasa,  padahal Yesus ada di tengah² mereka! 

Jika kita percaya dan yakin kita bahwa kita berjalan bersama² dengan Tuhan, tidak ada apapun yang perlu kita takutkan maupun yang perlu kita kuatirkan. Sang empunya alam semesta itu sendiri yang diam bersama² dengan kita. Gembala Agung itu yang menuntun, membimbing dan menjaga kita, memelihara dan mengurus kita dengan sempurna. Apakah yang perlu kita cemaskan? Gerangan apa yang masih akan menjadikan kita panik? 

Lagipula, jika Yesus begitu tenang, sudah seharusnya demikian pula kita sebagai murid²Nya, yang percaya bahwa Dia tahu dan memegang kendali atas segala sesuatu… 


Masalahnya adalah  : 

- kita tidak merasa Tuhan dekat dan diam bersama² dengan kita. Kita merasa sendiri karena pada dasarnya belum ada kedekatan dan keintiman dengan Tuhan. Saat sesuatu memburuk kita merasa ditinggal sendiri karena kita tidak memiliki kedekatan dengan Dia, tak mampu melihat kehadiran dan keberadaan-Nya;  

- kita kerap masih tidak percaya Dia sanggup campur tangan dan berkuasa menjaga kita dengan sempurna. Iman kita tidak teruji dan hanya dangkal karena tampak taat dan semangat ada Tuhan di masa² tenang dan nyaman saja. Padahal iman sejati seharusnya nyata pada segala keadaan. 

- kita tidak tahu bagaimana bersikap karena kita tidak mencari wajah Tuhan dan belajar dari-Nya menyikapi berbagai situasi. Jika saja ketika badai mengamuk, mereka berpaling pada Yesus dan melihat Yesus begitu pulas, mereka semestinya tahu badai itu tidak akan membawa pengaruh apapun bagi mereka. 

Mari evaluasi hati kita. Kerohanian kita bukan untuk gaya²an dan sok²an tapi untuk menyelami dan menyelidiki jalan² Tuhan dan kehendak-Nya, lalu mengerjakannya dalam hidup kita.
Iman kita janganlah sekedar di bibir saja. Tapi setiap hari, setiap langkah dalam perjalanan hidup kita iman kita terlihat dalam menghadapi peristiwa yang terjadi.  Keyakinan kita harus teguh bahwa kita senantiasa dipimpin dan disertai Tuhan, dituntun di jalan-Nya, tidak pernah ditinggalkan sendiri dalam suatu hubungan yang intim dengan Dia. Kita akan dilindungi dan dipelihara sempurna jika kita sungguh² berserah dan percaya pada-Nya. 

Kiranya ini menjadi perenungan kita bersama dan berkat Tuhan tercurah bagi kita semua. 

Salam Revival!
Indonesia Penuh Kemuliaan Tuhan

Comments

Popular posts from this blog

DUA GOLONGAN ORANG DALAM AMSAL 17:10

Oleh Sharon R.  Amsal 17:10 (TB)    Suatu hardikan lebih masuk pada orang berpengertian dari pada seratus pukulan pada orang bebal.  Amsal 17:10 (VMD)   Orang cerdas belajar lebih banyak dari satu teguran daripada orang bodoh belajar melalui 100 pukulan. Ada dua golongan orang yang disebutkan dalam nats diatas. Orang berpengertian dan orang bebal. Kita akan melihat ciri masing² orang tersebut melalui respon mereka terhadap teguran dari Tuhan. Orang berhikmat atau berpengertian menghargai dan belajar dari setiap teguran kepada dirinya. Ketika hal buruk terjadi dengan bersegera ia introspeksi diri dan tidak mencari kambing hitam di luar dirinya. Hatinya terbuka untuk setiap koreksi dari Tuhan. Ia menyadari dirinya lemah, mudah sesat dan perlu selalu koreksi dan perbaikan untuk kebaikan dan pertumbuhan karakter dan rohaninya. Ia tidak pernah mencari² alasan untuk membenarkan diri. Ia selalu menyediakan hati yang remuk bagi Tuhan. Juga hati seorang murid yang rela dan rindu untuk bel

HIKMAT DAN KUTIPAN

HIKMAT DAN KUTIPAN MENGENAI MENDIDIK VS MEMANJAKAN

Oleh: Bpk. Peter B, MA Orang tua yang memanjakan anak-anaknya justru menjerumuskan sang anak dalam kebodohan dan kehancuran. Jika kita mendidik anak-anak kita, pasti TUHAN lebih lagi. Dia tidak akan begitu saja memberikan apa yang diinginkan anak-anak-Nya sehingga mereka malahan justru makin mudah ditipu dan disesatkan iblis. Jerat-jerat iblis dipasang melalui berbagai pengajaran yang hampir benar untuk menyimpangkan anak-anak Tuhan dari apa yang benar.... #Waspadalah #CariPesanYangMurni #YangBenarVsYangHampirBenar