Skip to main content

UMAT YANG TIDAK SEPENUH HATI MENGASIHI TUHAN

Mimpi Profetik (10 Juni 2020) - bagian 1
Oleh Sery M. 


I. LATAR BELAKANG PERISTIWA

Beberapa waktu belakangan ini, saya sedang merenungkan tentang fenomena demam nonton Drakor yang dialami banyak orang khususnya kaum perempuan. Berawal dari postingan Facebook seorang teman, yang menceritakan bahwa ia sanggup menonton Drakor sejak malam sampai pagi, demi mengejar episode berikutnya.
Dan ternyata saat saya sharing dengan beberapa orang teman, ada yang menceritakan bahwa setelah rutin menonton drakor, maka nilai² dan prinsip yang terkandung di dalam Drakor (drama korea) itu dirasakan dapat berpengaruh pada pikiran dan cara hidupnya, lalu ada teman yang lain menceritakan bahwa ia akan berusaha untuk buru-buru menyelesaikan kerjaan di rumah supaya bisa segera menonton Drakor, karena menganggap bahwa menonton drakor itu merupakan Me Time-nya. 
Merenungkan itu semua, saya menyadari bahwa seorang Kristen mungkin saja masih memiliki waktu untuk berdoa dan membaca Alkitab secara rutin, karena merasa itu merupakan suatu KEWAJIBAN kepada Tuhan, tetapi sebenarnya ia telah memberikan porsi waktu dan tempat yang lebih besar dan khusus di hatinya untuk hal² lain yang menyenangkan dirinya sendiri, terbukti karena sepanjang hari ia terus memikir-mikirkan hal tersebut, bahkan membicarakannya dengan bersemangat!

Saat merenungkan kondisi ini, saya terus bertanya dalam hati :
¹ Mengapa orang percaya bisa begitu tertarik dan kecanduan dengan hal-hal yang bukan dari Tuhan?
² Bagaimana isi hati Tuhan mendapati umat-Nya terpikat dengan perkara yang duniawi seperti itu?

Lalu malam itu saya bermimpi, dan mimpi itu merupakan pernyataan Tuhan tentang isi hati-Nya mengenai pertanyaan yang saya sedang renungkan hari itu.


II. MIMPI PROFETIK

Berikut alur cerita dalam mimpi saya :

Saya melihat seorang laki² sedang dipijat oleh seorang perempuan lain, yang bukan isterinya. Perempuan yang memijatnya itu bukanlah bagian dari anggota keluarga mereka. Sang suami sedang berduaan saja dengan perempuan itu, dan tidak ada orang lain di rumah itu sebelum istrinya melihat mereka.  Saat melihat kejadian tersebut, sang isteri merasa terkejut karena itu dilakukan tanpa sepengetahuannya.
Sebenarnya ia  merasa tidak nyaman dan tidak senang saat melihat kejadian tsb, tetapi ia memilih untuk tidak berkata apa², bahkan ia justru mau berpikiran positif terhadap mereka, walaupun di dalam hatinya ia sebenarnya tidak menyukai perbuatan tsb, dan menilai kejadian itu tidak pantas untuk dilakukan oleh suaminya.


III. PENAFSIRAN MIMPI

Dalam mimpi itu, gambaran hubungan antara SUAMI dan ISTERI itu merupakan simbol tentang HUBUNGAN ANTARA TUHAN DENGAN ORANG PERCAYA, yang mana di dalam hubungan ini orang percaya telah membawa perkara yang asing ke dalam rumah Tuhan dan juga di dalam hatinya, sehingga membuat mereka berubah setia dan tidak sepenuh hati mengasihi dan menaati Tuhan.

Saat saya merenungkan mimpi ini, Tuhan memberikan saya ayat :
1 Raja-raja 11:1-4   
Adapun raja Salomo mencintai banyak perempuan asing. Di samping anak Firaun ia mencintai perempuan-perempuan Moab, Amon, Edom, Sidon dan Het,
padahal tentang bangsa-bangsa itu TUHAN telah berfirman kepada orang Israel: "Janganlah kamu bergaul dengan mereka dan mereka pun janganlah bergaul dengan kamu, sebab sesungguhnya mereka akan mencondongkan hatimu kepada allah-allah mereka." Hati Salomo telah terpaut kepada mereka dengan cinta.  
Ia mempunyai tujuh ratus isteri dari kaum bangsawan dan tiga ratus gundik; isteri-isterinya itu menarik hatinya dari pada TUHAN. 
Sebab pada waktu Salomo sudah tua, isteri-isterinya itu mencondongkan hatinya kepada allah-allah lain, sehingga ia tidak dengan sepenuh hati berpaut kepada TUHAN, Allahnya, seperti Daud, ayahnya. 

Membaca ayat ini, hati saya diarahkan pada kata PEREMPUAN ASING yang menarik hati Salomo, dan menjauhkan hatinya dari pada TUHAN sehingga ia tidak dengan SEPENUH HATI berpaut kepada TUHAN, Allahnya.

Tuhan menjelaskan bahwa simbol "PEREMPUAN LAIN" yang bukan bagian dari keluarga di dalam mimpi itu merupakan gambaran yang sama dari "perempuan asing" dalam ayat di atas, yaitu SEGALA SESUATU YANG TIDAK BERASAL DARI TUHAN, YANG TIDAK SESUAI DENGAN KEHENDAK-NYA dan YANG TIDAK BERKENAN DI HATI-NYA.
Sedangkan hal "Dipijat oleh perempuan lain" merupakan simbol tentang kenyamanan dan kesenangan hidup yang didapatkan orang percaya dari segala perkara asing yang tidak berasal dari Tuhan itu. 

Tuhan ingin saya mengerti dukacita yang Ia rasakan di hati-Nya terhadap orang percaya, termasuk para pemimpin rohani yang membawa perkara² lain, yang tidak berasal dari Tuhan, masuk ke dalam kehidupan mereka, bahkan mereka lebih menyukai perkara² lain itu ketimbang menjalin hubungan kasih dengan Tuhan.

Adakah yang memikirkan isi hati Tuhan?
Adakah yang benar² peduli akan kehendak-Nya?
Adakah yang memilih untuk mengasihi-Nya dengan sepenuh hati?
Sesungguhnya inilah seruan hati Tuhan yang selama ini tidak dipedulikan oleh orang percaya.
Kita telah berlaku egois dan tidak berperasaan kepada-Nya.

Bahkan lebih menyakitkan lagi karena umat-Nya meminta Tuhan untuk memaklumi kesalahan yang dilakukannya, berharap Tuhan mau berkompromi terhadap pelanggaran dan sikap hatinya yang menyimpang dari kehendak Tuhan, bahkan tetap memberkati mereka sekalipun mereka melakukan pelanggaran terhadap Dia; padahal mereka sendiri tidak akan terima jika melihat pelanggaran yang dilakukan oleh pasangannya.

Hal ini tampak dalam respon sang isteri yang merasa terluka dan sedih saat mendapati suaminya sedang dipijat oleh perempuan lain, dan hanya berduaan saja dengan perempuan itu tanpa dirinya. 
Apalagi hal itu tidak diketahui sang isteri sejak semula dan dilakukan tanpa persetujuannya.

Namun berkebalikan dengan sikap sang isteri yang memilih untuk diam saja dan hendak berpikir positif terhadap suaminya di dalam mimpi tersebut, Tuhan menyatakan bahwa dalam hubungan kasih-Nya dengan umat Tuhan dan hamba²-Nya, Ia tidak dapat membiarkan atau menyetujui pelanggaran dan kesalahan yang terus menerus terjadi di depan mata-Nya. 
Ia adalah Allah yang cemburu. Namun kecemburuan-Nya itupun semata-mata karena Ia benar-benar peduli kepada umat-Nya, ini bukanlah suatu cemburu yang egois. Ia teramat sangat mengasihi mereka, sehingga Ia akan selalu berterus terang menyatakan isi hati-Nya. Tuhan tidak pernah menginginkan kehancuran, kesesatan, dan kebinasaan menimpa umat-Nya akibat memilih berjalan menuruti pikiran dan perasaan mereka sendiri. Tuhan selalu bertindak menyatakan kesalahan, dan memberikan teguran, peringatan, bahkan didikan yang keras, karena Ia begitu MENGASIHI umat-Nya.

Selanjutnya Tuhan menyatakan di dalam hati saya :
"Kekasih-Ku suka membawa hal² yang bukan bagian dari keluarga Allah di dalam hubungan dengan-Ku. Mereka membawa masuk ke dalam Rumah-Ku, dan ke dalam hati mereka segala sesuatu yang asing, yang tidak berasal dari hati-Ku, dan semua itu tidak Kusukai. Tetapi justru hal itulah yang mereka sukai, dan mereka pandang baik. Mereka tidak berusaha untuk mencari tahu sebelumnya bagaimana isi hati-Ku, apakah Aku berkenan akan hal itu atau tidak.  Mereka lebih memilih mengikuti pikiran mereka sendiri dan menganggap bahwa Aku pasti akan menerimanya, karena menganggap Aku Pribadi yang penuh kasih dan baik hati. 
Mereka telah salah mengerti tentang Aku, karena mereka tidak berusaha mengenal hati-Ku lebih dalam lagi."

Kekasih-Ku meminta agar Aku tetap berpikiran positif terhadap kesalahannya itu, dan berkata : 
"aku kan tidak murtad, aku bukannya tidak pernah beribadah, lagipula aku rajin pelayanan, aku  juga selalu berdoa dan membaca Alkitab setiap hari, berpikirlah yang positif terhadap aku."

Kondisi ini sungguh mendukakan hati Tuhan, tetapi umat-Nya itu justru menganggap bahwa hal membawa dan menyukai perkara² yang duniawi sebagai hal yang wajar dan biasa² saja, tidak akan berdampak buruk terhadap hubungannya dengan Tuhan.

Inilah yang termasuk perkara² asing yang tidak berasal dari Tuhan :
¹ Menaruh perasaan iri hati, mementingkan diri sendiri, memegahkan diri, berdusta melawan kebenaran (Yakobus 3:14)
Itu bukanlah hikmat yang datang dari atas, tetapi dari dunia, dari nafsu manusia, dan dari setan-setan. 

² Berlaku tidak setia dengan menjadi sahabat dunia ini (Yakobus 4:4).  Bersahabat dengan dunia ini berarti mengejar dan menyukai segala sesuatu yang duniawi, misalnya: 
keinginan mata, keangkuhan hidup, kenyamanan, kesenangan, mengejar kekayaan, tontonan dan hiburan² yang ditawarkan oleh dunia.

³ Menuruti keinginan daging yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,
kedengkian, kemabukan, pesta pora (Galatia 5:19-21).

Bukankah seharusnya pengikut Kristus menghayati cara hidup yang sama seperti yang telah dijalani dan diajarkan oleh TUHAN YESUS kepada MURID-MURIDNYA yaitu menyangkal diri, menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Hidup oleh h cukup baik, sudah rohani, sudah berbuat banyak bagi Tuhan)*, dan ditambah tidak adanya instrospeksi diri, sehingga menyebabkan mereka menjadi yMALAS untuk terus mencari dan merenungkan kehendak Tuhan, lalu mulai melakukan kompromi terhadap hal² yang bukan berasal dari Tuhan. Mereka akan lebih menuruti keinginan, pikiran dan perasaannya sendiri, yang berlanjut kemudian menghasilkan berbagai PEMBENARAN DIRI di hadapan Tuhan. Hari demi hari, seiring dengan kasih yang telah memudar di hatinya, mereka berjalan semakin jauh dari Tuhan.

Kondisi ini terjadi di dalam kehidupan banyak orang percaya, bahkan para pemimpin rohani sekalipun, iblis tidak perlu berusaha keras untuk membuat orang² ini murtad dan meninggalkan Tuhan, tetapi ia cukup membuatd mereka percaya bahwa mereka tidak perlu menaati dan mengasihi Tuhan dengan SEPENUH HATI.
Ingatlah selalu, bahwa KETAATAN YANG SETENGAH-SETENGAH BUKANLAH KETAATAN SAMA SEKALI!


IV. PENERAPAN

Marilah kita kembali menyelidiki hati dan hidup kita di hadapan Tuhan.
¹ Lepaskanlah segala sesuatu yang bersifat duniawi, yang selama ini telah memikat hati kita dan menjauhkan kita dari kasih Tuhan, misalnya:
kesenangan², kekayaan, kenyamanan, hiburan dari dunia, atau pengejaran akan keinginan² dan rancangan pribadi kita sendiri.

² Marilah kita berkomitmen sepenuh hati untuk mengejar apa yang berkenan di hati Tuhan, yang tepat dengan selera-Nya, dan yang menyukakan hati-Nya dengan jalan mencari dan mengerjakan kehendak-Nya, bukan mengikuti keinginan dan rancangan kita sendiri.

Mengakhiri tulisan ini, saya berdoa, agar kiranya setiap orang percaya benar² sadar dan bertobat dari perbuatannya yang telah menyakiti hati Tuhan, serta berkomitmen dengan segenap hati untuk mencari dan menghidupi apa yang berkenan di hati-Nya, sehingga Tuhan mengampuni dan memulihkan hidup kita.
Kiranya Tuhan mengasihani kita.

Tuhan memberkati.
 
🌾 SEQUOIA 💎

Comments

Popular posts from this blog

DUA GOLONGAN ORANG DALAM AMSAL 17:10

Oleh Sharon R.  Amsal 17:10 (TB)    Suatu hardikan lebih masuk pada orang berpengertian dari pada seratus pukulan pada orang bebal.  Amsal 17:10 (VMD)   Orang cerdas belajar lebih banyak dari satu teguran daripada orang bodoh belajar melalui 100 pukulan. Ada dua golongan orang yang disebutkan dalam nats diatas. Orang berpengertian dan orang bebal. Kita akan melihat ciri masing² orang tersebut melalui respon mereka terhadap teguran dari Tuhan. Orang berhikmat atau berpengertian menghargai dan belajar dari setiap teguran kepada dirinya. Ketika hal buruk terjadi dengan bersegera ia introspeksi diri dan tidak mencari kambing hitam di luar dirinya. Hatinya terbuka untuk setiap koreksi dari Tuhan. Ia menyadari dirinya lemah, mudah sesat dan perlu selalu koreksi dan perbaikan untuk kebaikan dan pertumbuhan karakter dan rohaninya. Ia tidak pernah mencari² alasan untuk membenarkan diri. Ia selalu menyediakan hati yang remuk bagi Tuhan. Juga hati seorang murid yang rela dan rindu untuk bel

HIKMAT DAN KUTIPAN

HIKMAT DAN KUTIPAN MENGENAI MENDIDIK VS MEMANJAKAN

Oleh: Bpk. Peter B, MA Orang tua yang memanjakan anak-anaknya justru menjerumuskan sang anak dalam kebodohan dan kehancuran. Jika kita mendidik anak-anak kita, pasti TUHAN lebih lagi. Dia tidak akan begitu saja memberikan apa yang diinginkan anak-anak-Nya sehingga mereka malahan justru makin mudah ditipu dan disesatkan iblis. Jerat-jerat iblis dipasang melalui berbagai pengajaran yang hampir benar untuk menyimpangkan anak-anak Tuhan dari apa yang benar.... #Waspadalah #CariPesanYangMurni #YangBenarVsYangHampirBenar