Skip to main content

DOA SEORANG PENYEMBAH SEJATI

Oleh; Peter B


(untuk dapat mengambil atau memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari membaca artikel ini, penulis menyarankan membaca tulisan ini dengan Alkitab terbuka - khususnya di Mazmur 86 - yang dibaca bergantian sebagai referensi dari berbagai poin dalam tulisan ini)

Doa Daud
~ Mazmur 86:1

Mazmur 86 dibuka dengan penjelasan bahwa ini adalah Doa Daud. Dan memang demikianlah isinya. Sebuah doa dari seorang kekasih Tuhan yang bernama Daud, yang sekaligus seorang pahlawan iman, orang yang disebut sebagai orang yang berkenan di hati Tuhan. Melalui garis keturunan Daud, Juruselamat datang ke dunia dalam rupa manusia - suatu penggenapan perjanjian antara Yahweh dengan Daud sendiri. Dengan kata lain, Daud adalah seorang yang dekat dengan Tuhan dan memiliki tempat istimewa di hati Tuhan. Kehidupan Daud, jika dipelajari, mengajarkan kita suatu pelajaran dan teladan akan kehidupan seseorang yang membuat Tuhan jatuh hati dan berkenan atasnya. Mazmur 86 ini merupakan salah satu contoh akan apa yang membuat Tuhan menyatakan kasih-Nya begitu besar kepada Daud.

Membaca Mazmur 86, ayat demi ayat, kita dapat melihat sikap hati Daud dalam banyak hal, khususnya terhadap Tuhannya. Dan jika ini doa, meskipun telah dicatat dan dijadikan bagian dari Mazmur yang kemudian dinyanyikan di berbagai kesempatan ibadah orang Israel, namun pada mulanya, ini pasti merupakan doa pribadi -suatu sikap hati Daud saat ia datang menghampiri TUHAN, Allahnya. Dan apa yang dinaikkan Daud di ruang-ruang doanya, merupakan refleksi dari apa yang ada di dalam hatinya yang tulus mencari dan menjumpai Tuhan. Doa Daud adalah pernyataan tulus sebagaimana adanya dia di hadapan Tuhan, yang telah dikonfirmasi Tuhan sendiri sehingga dituliskan sebagai bagian dari kitab suci. Layaklah ini menjadi teladan bagi kita, umat Tuhan yang bahkan hidup ribuan tahun setelah Daud. 

Apa sesungguhnya yang dapat kita pelajari dari doa Daud dalam satu pasal ini?
Banyak sekali. Kita dapat menilainya dari berbagai sisi atau sudut pandang. Saya tidak akan membahasnya secara detail dalam penjelasan yang panjang. Akan ada waktu yang lain lagi untuk itu. Namun sekarang, saya akan menunjukkan betapa luar biasa teladan dari Daud. Dalam hal berdoa dan dalam hal menyembah Tuhan.


SIAPA TUHAN BAGI SEORANG PENYEMBAH
Dari doa Daud, terlihat nyata apa, siapa dan bagaimana Tuhan dalam pandangannya. Tampak sekali begitu memuja Tuhan dan telah merasakan banyak pengalaman bersama Allahnya.  

Inilah yang disebutkan sorang penyembah tentang Tuhan dalam doanya : 

1- Tuhan itu baik (ayat 5)

2- Tuhan itu suka mengampuni (5)

3- Tuhan itu berlimpah kasih setia bagi semua orang yang berseru kepada-Nya (5)

4- Tuhan itu pendengar dan penjawab doa (1,6-7)

5- Tuhan itu tiada taranya dan tiada bandingannya terhadap apapun yang disebut besar dan hebat, bahkan yang disembah manusia dan bangsa-bangsa. Dialah satu-satunya Allah sejati (8,10b)

6- Tuhan itu besar dan agung (10)

7- Dialah Sang Pembuat Keajaban-keajaiban, yang mengadakan banyak mujizat dan perbuatan-perbuatan yang mengherankan (10)

8- Dia yang telah menyatakan kasih-Nya kepada sang penyembah dan yang telah menyelamatkan hidupnya dari kebinasaan (13)

9- Tuhan itu penyayang dan pengasih, panjang sabar serta limpah kasih dan setia (15)

10- Dia adalah yang telah menolong dan menghibur sang penyembah (17)

Perhatikanlah. Dari semua pernyataan Daud tentang Tuhan, semuanya menyatakan kekaguman serta penghormatan yang besar bagi Tuhan. Tidak ada prasangka. Tidak ada pikiran negatif. Tidak ada keraguan atau penilaian yang buruk tentang Tuhan. Benar,ada saat-saat dimana Daud "menggugat" Tuhan tetapi dalam keseharian dan doa-doa pribadi yang teratur ia naikkan di hadapan Tuhan, pandangan dan pengakuan inilah yang ia hadirkan di hadapan Sang Kekasih Agung, sahabat dalam hidupnya. 

Perenungan bagi kita ialah :
Apa yang sering, selalu dan selama ini kita pikirkan tentang Dia? Apa yang hati kita refleksikan tentang Dia saat kita datang ke hadapan-Nya? Apakah pikiran negatif, kekecewaan, keraguan, ketidakpercayaan, sakit hati atau gambaran-gambaran negatif tentang Tuhan atau suatu sikap penghormatan, salut, pemujaan, kekaguman, penghargaan, serta kenangan-kenangan yang baik akan setiap karya dan perbuatan Tuhan, baik bagi semesta maupun bagi kita secara pribadi? Siapakah Tuhan bagi kita? Sungguh-sungguhkah Dia itu Tuhan kita dan kita ini penyembah-Nya?

Doa seorang penyembah menyatakan kecintaan dan keterpesonaan yang besar akan pribadi Tuhan, yang mengasihi dan dikasihinya itu. 

Sudahkah doa-doa Anda demikian adanya? 


CARA PANDANG PENYEMBAH TERHADAP DIRINYA DI HADAPAN TUHAN
Doa Daud, jika ditelisik, juga berisi cara pandang Daud tentang siapa dirinya di hadapan Tuhan, yang juga merupakan sikapnya dalam membawa diri di hadapan Tuhan. 
Mengetahui rahasia di balik ini akan menolong kita menempatkan diri kita pada posisi doa yang membuat hati Tuhan terpikat dan mengarahkan diri pada doa-doa kita. 
Kita harus datang dalam ketulusan, bukan sekedar mengulangi ucapan-ucapan indah seperti diucapkan Daud saja. 
Dan seperti inilah seorang penyembah memandang dirinya saat ia berdoa, ia datang sebagai : 

1- Orang yang sengsara dan miskin (ayat 1)

2- Orang yang Tuhan kasihi (2)

3- Orang yang berseru-seru kepada Tuhan sepanjang hari dan pada saat kesesakan (3,7)

4- Orang yang mengangkat jiwanya kepada Tuhan (4)

5- Orang yang telah memperoleh kebaikan, pertolongan, penghiburan dan penyelamatan dari Tuhan (12-13)

6- Seorang hamba di hadapan Tuhan, dan anak dari hamba perempuan Tuhan (2,16)

Perhatikanlah lagi. Pada bagian ini kita dapat melihat dengan jelas bagaimana Daud memandang dirinya di hadapan Tuhan. Di satu sisi, ia memandang dirinya begitu rendah, sampai-sampai merasa tidak layak di hadapan Tuhan (dengan menyebut dirinya ini miskin, hamba dan sengsara) tetapi di sisi lain, Daud juga tahu bahwa meskipun keadaannya demikian rendah, ia orang yang dikasihi Tuhan, yang karena kasih itu, Sang Pencipta, Penolong dan Juruselamat manusia telah mengulurkan tangan, melakukan banyak perbuatan ajaib di luar jangkauan akal pikirannya, serta menyatakan diri sebagai penghibur, penolong, juruselamat dan Tuhan atas hidupnya. 

Perenungan bagi kita :
Bagaimana kita memandang diri kita serta membawa diri kita di hadapan Tuhan setiap kali menghadap-Nya? Adakah kita sering memandang diri kita terlalu tinggi  sehingga terlalu lancang mengajukan tuntutan bahkan ancaman kepada Dia ataukah kita merasa secara manusia, kita tidak pernah layak untuk menghampiri Tuhan di takhta-Nya? Adakah kita mengakui bahwa hanya oleh kasih karunia Tuhan saja kita boleh menghadap Dia?
Di sisi lain...apakah kita merasa dikasihi oleh Tuhan?Adakah kita merasa bahwa kita ini telah menerima banyak pertolongan, penghiburan, jamahan, penguatan dan pemulihan dari Tuhan? Adakah kita menghampiri Tuhan dengan lebih disertai rasa takut yang enggan mendekat dan ingin cepat-cepat pergi dari hadirat-Nya atau bahwa sekalipun ada kegentaran dan rasa tidak layak di hati, namun karena kasih karunia-Nya yang besar, kita mengangkat jiwa kita dalam suatu keberanian iman dan keyakinan bahwa Ia pasti menerima dan bersedia bercakap-cakap dengan kita?

Sikap hati Daud harus menjadi sikap kita jika kita ingin diterima di hadirat Tuhan. Berkebalikan dari kebanyakan dari mereka yang mengaku pendoa atau penyembah yang kerap membanggakan betapa saleh dan banyaknya jasa yang telah mereka lakukan di hadapan Tuhan sehingga merasa berhak mengklaim dan lancang berdeklarasi tanpa suatu posisi rohani yang jelas di hadapan Tuhan - sudah seharusnya kita menghampiri Tuhan seperti Daud, seorang yang tahu merendahkan dirinya di hadapan Tuhan dan yang tahu meninggikan Tuhannya mengatasi segala sesuatu. Inilah sikap doa dan penyembahan sejati di hadapan Tuhan.


BAGAIMANA SEORANG PENYEMBAH MEMANDANG SESAMANYA DAN DUNIA DI SEKELILINGNYA
Doa Daud dalam Mazmur 86, juga menyinggung sudut pandang Daud terhadap dunia di luar dirinya, meski sekilas saja. Ini juga menjadi suatu contoh yang penting bagi kita karena ini menunjukkan pikiran, perasaan kerinduan serta karakter para penyembah sejati. 

Terhadap dunia dan isinya serta terhadap mereka yang belum mengenal Tuhan, sang penyembah memandang : 

1- Ada kelompok-kelompok manusia yang angkuh dan sombong, yang ingin berbuat jahat kepada orang-orang benar dan kekasih-kekasih Tuhan, orang-orang yang tidak mempedulikan Tuhan (ayat 14,17). Suatu kesadaran akan dunia yang jahat dan tidak mengenal Allah, yang sewaktu-waktu dapat mencelakakan hidupnya (yang oleh karenanya ia perlu selalu bergantung kepada Tuhan)

2- Segala bangsa itu dijadikan Tuhan (ayat 9). Suatu pernyataan bahwa seluruh dunia ada dalam kendali ilahi dan dalam lingkup kedaulatan Tuhan.

3- Suatu kali kelak segala bangsa itu akan datang, sujud menyembah di hadapan Tuhan, bahkan memuliakan nama Tuhan (9). Suatu kerinduan bahwa Tuhan akan dikenal dan disembah oleh bangsa-bangsa di muka bumi yang sekaligus suatu pernyataan keyakinan bahwa Tuhan akan menyatakan diri kepada seluruh umat manusia sebagai Penguasa Tunggal dan Satu-satunya sehingga tidak ada manusia yang tidak bertekuk lutut di hadapan-Nya.

Mari merenungkan semua ini. Seorang penyembah tidak melulu memikirkan dirinya sendiri. Ia bukan orang yang mengunci diri kamar-kamar doa tanpa mengetahui keadaan yang terjadi di sekelilingnya. Alih-alih asyik sendiri dalam doa dan penyembahan yang penuh sensasi, para pendoa dan penyembah sejati merindukan kemuliaan Tuhan nyata atas dunia yang jahat dan rusak di sekelilingnya. Ia rindu hadirat yang dirasakannya, boleh hadir menjangkau dan menjamah dunia yang tidak peduli kepada Tuhan ini. Inilah visi akan suatu kebangunan rohani, akan suatu lawatan yang besar, yang juga Tuhan rindukan terjadi atas muka bumi. Daud telah mendoakannya ribuan tahun yang lalu, bagaimana mungkin kita menyebut diri kita pendoa dan penyembah tanpa merindukan kebangunan rohani sejati itu terjadi? 
Sudahkah doa kita menjadi ungkapan kerinduan yang sama dari apa yang ada di hati Tuhan, yaitu supaya segala bangsa menjadi murid Kristus dan supaya kemuliaan-Nya memenuhi seluruh bumi?


APA YANG DIMINTA SEORANG PENYEMBAH PADA TUHAN DALAM DOANYA
Daud yang disebut sebagai seorang yang berkenan di hati Tuhan mengesankan Tuhan karena apa yang dilihat Tuhan dalam hatinya. Dan itu tampak dalam permohonan-permohonan dalam doanya. Permintaan seperti Daud inilah yang seharusnya menjadi perhatian dan bahan pendalaman kita mengenai bagaimana berdoa yang mendatangkan kesukaan di hati Tuhan itu. 

Seorang penyembah berdoa : 

1- Dengan harapan supaya Tuhan peduli dan menjawab doa-doanya (ayat 1,6-7)

2- Dengan mengandalkan Tuhan, yaitu supaya kiranya hanya Tuhan menjadi pertolongan dan keselamatan baginya (2) 

3- Dengan mengharap beroleh penghiburan dan sukacita dari Tuhan saja karena itulah yang terbaik baginya (4)

4- Supaya kepadanya ditunjukkan jalan-jalan Tuhan (11)

5- Agar ia boleh menjalani dan memiliki hidup yang menuruti kebenaran yang Tuhan tetapkan (11)

6- Agar ia dibulatkan hati supaya mempunyai hidup dalam takut akan Tuhan (11)

7- Dengan menetapkan hati untuk selalu menaikkan syukur dan memuliakan nama Tuhan, alih-alih mengeluh, bersungut-sungut atau memperkatakan yang buruk tentang Tuhan (12)

8- Dengan keyakinan Tuhan memperhatikan dan mengasihaninya, memberinya kekuatan dan keselamatan (16)

9- Meminta suatu tanda kebaikan dari Tuhan, suatu pembelaan dari Tuhan terhadap orang-orang yang merendahkan dirinya (17)

10- Supaya hidupnya menjadi suatu kesaksian bagi orang-orang yang tidak mengenal Tuhan, menunjukkan kepada orang-orang itu bahwa Tuhan yang ia sembah itu baik, dahsyat dan mengasihi umat-Nya (18)


Patut kita renungkan :
Mari mengingat-ingat kembali, apakah isi doa-doa kita? Adakah terutama kita meminta berkat-berkat bersifat materi untuk tujuan-tujuan yang bersifat duniawi demi kepentingan (kedagingan atau hawa nafsu) kita ataukah kita mencari persekutuan dan berkat rohani dari Tuhan, supaya kita boleh hidup makin berkenan di hadapan Tuhan, boleh mengenal Dia lebih lagi supaya kita dapat berjalan seumur hidup dalam takut akan Dia? 
Apakah sesungguhnya tujuan permohonan-permohanan kita : untuk memperoleh kelancaran, kenyamanan dan kesuksesan duniawi atau demi merasakan pengalaman yang lebih dalam lagi dengan Tuhan?
Sudahkah doa-doa kita menyiratkan suatu kerinduan agar, bersama-sama dengan Tuhan, hidup kita menjadi saluran berkat dan pernyataan akan kemuliaan-Nya sehingga bangsa-bangsa boleh mengetahui dan akhirnya beroleh jamahan Tuhan serta menyembah di hadapan-Nya?


KESIMPULAN DAN PENUTUP
Doa-doa kita di hadapan Tuhan, jika kita mau memeriksanya dengan jujur, menunjukkan cara pandang kita tentang banyak hal : cara kita memandang siapa Tuhan, siapa kita, siapa orang-orang di sekitar kita dan apa keinginan dan hasrat terdalam di hati kita. 

Doa-doa kita menyingkapkan apakah kita seorang penyembah sejati dari Tuha atau kita hanya sekedar manusia agamawi atau seorang kerdil rohani menjadikan Tuhan pelayan dan pesuruh kita yang kita hendak manfaatkan demi tujuan-tujuan kita sendiri. 

Ingatlah selalu, semua pandangan dan pemikiran tentang Tuhan di benak dan hati kita itu Tuhan ketahui semuanya. Saat kita datang melalui doa pribadi atau di tengah suatu ibadah berjemaat, apa yang ada dalam hati kita itu yang akan keluar menjadi perkataan permohonan kita di hadapan Tuhan.
Seperti Daud, seharusnya doa dan penyembahan kita menjadi sesuatu perbuatan yang berkenan di hati Tuhan -yang karenanya Tuhan akan mencurahkan kasih, belas kasihan, bahkan berkat-berkat terbaik-Nya, jauh dari yang dapat kita pikirkan dan bayangkan, dilimpahkan kepada kita. 

Ubahlah doa-doa Anda mulai hari ini. Belajarlah dari teladan kekasih Tuhan yang bernama Daud ini. Jadikanlah doa-doa Daud sebagai panduan dan penuntun doa pribadi Anda,yang disesuaikan dengan kondisi kehidupan pribadi Anda sendiri. Yang terutama, ingatlah selalu bahwa kita membutuhkan Tuhan dan tak mungkin melangkah sendiri tanpa-Nya. Datanglah dalam takut dan gentar, juga dalam kekaguman dan ketakjuban akan segala yang ada pada-Nya. Meskipun begitu, yakinlah selalu bahwa Allah yang besar itu peduli kepada Anda yang kecil dan lemah. Dalam penyerahan dan permohonan yang tulus akan betapa kita memerlukan kasih karunia-Nya, doa-doa kita akan menjadi suatu penyembahan yang menyenangkan hati-Nya.

Sekarang, jika Anda tahu apa yang berkenan di hadapan Tuhan, maukah mulai hari ini Anda menaikkan doa yang akan diterima dan dijawab-Nya itu?

Salam revival
Tuhan Yesus memberkati kita semua

Comments

Popular posts from this blog

DUA GOLONGAN ORANG DALAM AMSAL 17:10

Oleh Sharon R.  Amsal 17:10 (TB)    Suatu hardikan lebih masuk pada orang berpengertian dari pada seratus pukulan pada orang bebal.  Amsal 17:10 (VMD)   Orang cerdas belajar lebih banyak dari satu teguran daripada orang bodoh belajar melalui 100 pukulan. Ada dua golongan orang yang disebutkan dalam nats diatas. Orang berpengertian dan orang bebal. Kita akan melihat ciri masing² orang tersebut melalui respon mereka terhadap teguran dari Tuhan. Orang berhikmat atau berpengertian menghargai dan belajar dari setiap teguran kepada dirinya. Ketika hal buruk terjadi dengan bersegera ia introspeksi diri dan tidak mencari kambing hitam di luar dirinya. Hatinya terbuka untuk setiap koreksi dari Tuhan. Ia menyadari dirinya lemah, mudah sesat dan perlu selalu koreksi dan perbaikan untuk kebaikan dan pertumbuhan karakter dan rohaninya. Ia tidak pernah mencari² alasan untuk membenarkan diri. Ia selalu menyediakan hati yang remuk bagi Tuhan. Juga hati seorang murid yang rela dan rindu untuk bel

HIKMAT DAN KUTIPAN

HIKMAT DAN KUTIPAN MENGENAI MENDIDIK VS MEMANJAKAN

Oleh: Bpk. Peter B, MA Orang tua yang memanjakan anak-anaknya justru menjerumuskan sang anak dalam kebodohan dan kehancuran. Jika kita mendidik anak-anak kita, pasti TUHAN lebih lagi. Dia tidak akan begitu saja memberikan apa yang diinginkan anak-anak-Nya sehingga mereka malahan justru makin mudah ditipu dan disesatkan iblis. Jerat-jerat iblis dipasang melalui berbagai pengajaran yang hampir benar untuk menyimpangkan anak-anak Tuhan dari apa yang benar.... #Waspadalah #CariPesanYangMurni #YangBenarVsYangHampirBenar