Skip to main content

RELA KEHILANGAN APA PUN ASALKAN BERSAMA-SAMA DENGAN KRISTUS

Oleh Peter B. 


"Ukurlah hidup Anda dari seberapa banyak kehilangan yang Anda alami, jangan dari apa yang Anda raih dan miliki dalam hidup...
Karena kekuatan cinta itu ada dalam pengorbanan karena cinta.
Dan orang yang paling menderitalah yang memiliki paling banyak untuk diberikan"
~ Streams in The Desert

Saya mengaminkan kutipan di atas karena itu pula yang dilakukan Kristus sebagaimana dituliskan dalam Filipi 2:5-7 : 
... Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.

Oleh karena cinta-Nya kepada kita, Kristus membuat pengorbanan yang besar sebagai bukti bahwa Ia sangat mengasihi kita, ingin menyelamatkan kita dari dosa, maut dan kesia-siaan hidup. Serta ingin supaya kita terhubung kembali dengan Dia selama-lamanya. Dialah yang menanggung dosa dan hukuman kita. Supaya kita tidak perlu menderita dan binasa. 
Ia melepaskan kedudukan-Nya di sorga, mengambil rupa manusia dan hidup menderita supaya dapat menjangkau kita. Dalam melepaskan segala sesuatu itu, kita melihat kebesaran yang tiada taranya melalui kerelaan (melepaskan segala sesuatu). 
Dari sana kita tahu, kita seharusnya rela melepaskan segala sesuatu agar kita tidak terpisahkan dengan Dia. Agar kita memperoleh Dia dan mengenal Dia. Agar kita beroleh keintiman dan dapat berjalan bersama-sama dengan Dia seumur hidup kita hingga selama-lamanya. 

Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus.
Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,
Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,
supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.
~ (Filipi 3 7-11)

Jiwa-jiwa yang berani mengatakan dan hidup dalam perkataan di ataslah yang membuktikan Tuhan adalah cinta terbesarnya melalui pengorbanan terbesar dalam hidupnya : rela kehilangan apapun asalkan senantiasa bersama-sama dengan Tuhan. 

Tuhan Yesus memberkati kita semua...

Comments

Popular posts from this blog

HIKMAT DAN KUTIPAN MENGENAI MENDIDIK VS MEMANJAKAN

Oleh: Bpk. Peter B, MA Orang tua yang memanjakan anak-anaknya justru menjerumuskan sang anak dalam kebodohan dan kehancuran. Jika kita mendidik anak-anak kita, pasti TUHAN lebih lagi. Dia tidak akan begitu saja memberikan apa yang diinginkan anak-anak-Nya sehingga mereka malahan justru makin mudah ditipu dan disesatkan iblis. Jerat-jerat iblis dipasang melalui berbagai pengajaran yang hampir benar untuk menyimpangkan anak-anak Tuhan dari apa yang benar.... #Waspadalah #CariPesanYangMurni #YangBenarVsYangHampirBenar

DUA GOLONGAN ORANG DALAM AMSAL 17:10

Oleh Sharon R.  Amsal 17:10 (TB)    Suatu hardikan lebih masuk pada orang berpengertian dari pada seratus pukulan pada orang bebal.  Amsal 17:10 (VMD)   Orang cerdas belajar lebih banyak dari satu teguran daripada orang bodoh belajar melalui 100 pukulan. Ada dua golongan orang yang disebutkan dalam nats diatas. Orang berpengertian dan orang bebal. Kita akan melihat ciri masing² orang tersebut melalui respon mereka terhadap teguran dari Tuhan. Orang berhikmat atau berpengertian menghargai dan belajar dari setiap teguran kepada dirinya. Ketika hal buruk terjadi dengan bersegera ia introspeksi diri dan tidak mencari kambing hitam di luar dirinya. Hatinya terbuka untuk setiap koreksi dari Tuhan. Ia menyadari dirinya lemah, mudah sesat dan perlu selalu koreksi dan perbaikan untuk kebaikan dan pertumbuhan karakter dan rohaninya. Ia tidak pernah mencari² alasan untuk membenarkan diri. Ia selalu menyediakan hati yang remuk bagi Tuhan. Juga hati seorang murid yang rela dan rindu untuk bel

SIKAP DAN PANDANGAN KITA YANG SEHARUSNYA TERHADAP NUBUAT /PENGLIHATAN: MENANGGAPI PESAN PROFETIK YANG DISAMPAIKAN OLEH CINDY JACOB DI MEDIA SOSIAL

Oleh: Didit I. Beberapa hari ini saya mendapatkan kiriman cukup banyak dari rekan-rekan di media sosial tentang nubuatan dari Cindy Jacob terkait Bapak Ahok. Menanggapi pesan nubuatan dari Cindy Jacob yang disebarkan di media sosial tersebut, Tuhan menggerakkan saya untuk mengajak rekan-rekan dan seluruh umat Tuhan untuk bersama menguji pesan yang disampaikan oleh Cindy Jacob dan mencari kehendak Tuhan dalam pesan tersebut. Pesan profetik yang disampaikan oleh Cindy Jacob seperti gambar di bawah ini: Sesuai dengan 1Tesalonika 5:19-22, kita tidak boleh memandang rendah setiap nubuatan namun juga tidak boleh langsung menerimanya mentah-mentah, sebaliknya kita harus mengujinya. Ini berarti sikap kita terhadap setiap nubuatan/penglihatan adalah menampungnya untuk kemudian diuji sesuai dengan cara dan prinsip Firman Tuhan dan mencari maksud serta tujuan pesan nubuatan/penglihatan tersebut. Penting di sini untuk bersikap netral/tidak berprasangka terlebih dahulu terhadap setiap pesan nubuata