Skip to main content

JEMAAT MULA-MULA MENGHADAPI CEMOOH, PENGHINAAN DAN ANIAYA

Oleh Peter B

Akhir Oktober 2020. Dunia digoncang dengan aksi-aksi sadis. Seorang pengikut agama tertentu merasa terhina karena sikap mengajar seorang guru di Perancis yang dianggap menghina nabinya. Ia mengadakan aksi pembelaan atas nama agama. Dengan memenggal kepala guru SMA itu. Pihak pemerintah Perancis, merasa terhina, memberikan reaksi dan pernyataan tegas. Sang presiden, Macron, menyatakan akan bertindak keras terhadap penganut agama yang bertindak anarkis dan untuk menunjukkan Perancis tidak takut atau tunduk kepada pelaku aksi-aksi keji itu. Penyebab pemenggalan yaitu karikatur nabi dari agama tersebut, dipampang di depan umum selama beberapa jam. Sesuatu yang kemudian makin menyulut amarah dan mengundang reaksi lebih keras. Kali ini dari seluruh dunia, yang tentu saja dari para penganut agama itu. Belum mereda, itu ditambah dengan beberapa pembunuhan lagi di dua kota di Perancis. Dan kabarnya belakangan di Austria ada serangan serupa. Eropa tampaknya harus bersiap untuk yang lebih buruk. Entah kapan semua ini akan berakhir. Saling menyerang dan membalas. Sesuatu yang tidak pernah akan ada habisnya. Jika diteruskan, ini bahkan berpotensi makin memuncak. Dalam rupa kekejian demi kekejian, kekerasan demi kekerasan hingga kerusuhan dan perang yang melibatkan bangsa-bangsa.

Pangkal masalahnya adalah penghinaan atau penistaan terhadap agama. Salah satu majalah di Perancis, secara kebablasan memang sering menampilkan tulisan dan gambar yang melecehkan kepercayaan atau agama-agama di dunia. Mereka menolak keberadaan agama. Bahkan menghinakannya. Membuatnya jadi olok-olok dan lucu-lucuan. Mereka ingin mendegradasikan apa yang dianggap sakral oleh mayoritas penduduk bumi yang pada umunya memeluk suatu agama dan kepercayaan tertentu. Tidak terkecuali terhadap Yesus Kristus, yang adalah Tuhan bagi orang-orang Katolik dan Kristen. Sudah kerap kali itu dilakukan. Masalahnya, hampi r tidak ada reaksi apa-apa, tidak ada balasan atau tanggapan apapun dari pihak umat Kristen ketika Tuhannya dihina-hina. Mungkinkah itu yang menjadi sebab para pemcemooh itu menjadi semakin berani sehingga kemudian mulai mencoba mengolok-olok pemeluk agama monotheisme yang lainnya itu? Mungkinkah mereka berpikir pengikut agama itu akan diam saja (seperti umat Kristiani) ketika yang disembah dan dipuja sebagai nabi dari agama itu diolok dan dijadikan bahan tertawaan? Bisa jadi. Dan mereka rupanya harus mengetahuinya dengan cara yang keras. Dan sadis.

Lalu bagaimana seharusnya reaksi kita sebagai penyembah Kristus ?

Ada beberapa kebenaran pengajaran Alkitab yang dapat menuntun kita mengetahui hati dan kehendak Tuhan dalam situasi-situasi seperti ini. Namun kali ini saya hanya ingin menyampaikan salah satunya saja. Beberapa pendalaman lain, rencananya, akan saya sampaikan dalam komunitas pemuridan yang lebih eksklusif, ketika ada saudara-saudari seiman yang menyatakan bersedia dan berkomitmen belajar serta turut melangkah dalam satu kegerakan Tuhan bersam-sama dengan kami di waktu-waktu selanjutnya.

Pertama-tama, haruslah disadari  bahwa manusia dalam kejatuhannya telah semakin jauh dari Tuhan dan pengenalan akan jalan-jalan Tuhan itu sendiri.  Di bawah pengaruh kuasa kegelapan yang menguasai bumi sekarang ini, pikiran manusia telah dikendalikan dan diperalat untuk melawan Pencipta mereka sendiri, Yang Mahatinggi dan Mahakudus. Pemazmur menggambarkan sikap ini sebagai suatu sikap yang sengaja, sistematis, terencana dan bahkan dilakukan secara bersama-sama untuk menentang, melawan dan menolak kedaulatan serta kendali Tuhan atas mereka, yang diungkapkan dalam Mazmur 2:1-3 : 

¹Mengapa rusuh bangsa-bangsa, mengapa suku-suku bangsa mereka-reka perkara yang sia-sia?
²Raja-raja dunia bersiap-siap dan para pembesar bermufakat bersama-sama melawan TUHAN dan yang diurapi-Nya:
³"Marilah kita memutuskan belenggu-belenggu mereka dan membuang tali-tali mereka dari pada kita!"

Sikap penentangan bangsa-bangsa ternyata bukan hanya kepada Tuhan namun juga kepada siapa yang disebut sebagai Yang Diurapi-Nya –yang kita kenal hari ini sebagai Mesias, Yang Diurapi, Yesus Kristus, Tuhan kita.

Jelas sekali dunia menolak Kristus. Mereka merancang segala sesuatu untuk menunjukkan penentangan itu. Itu sebabnya terjadi banyak kebencian, penganiayaan, penghinaan, perendahan, pelecehan dan cemooh, tidak hanya kepada orang-orang Kristen semenjak gereja muncul  2000 tahun yang lalu, tetapi juga telah berlangsung sejak ada orang-orang yang ingin menjadi penyembah sejati di bumi. Sejak zaman Habel, Musa dan Firaun, hingga nabi-nabi di Israel. Semua yang berasal dari Tuhan tidak akan luput dari cemooh, ejekan dan olokan karena itulah yang dikerjakan oleh roh-roh jahat melalui orang-orang yang menolak Allah dan Yang Diurapi-Nya.

Lalu bagaimana kita, penyembah dan pengikut Kristus, menyikapi cemoohan itu?

Mazmur yang sama, Mazmur 2, memberikan kita sebuah petunjuk untuk bersikap.

Pertama-tama, kita harus benar-benar yakin dan menyadari bahwa Allah kita itu SANGAT BERKUASA serta SELALU MEMEGANG KENDALI SECARA PENUH ATAS SEGALA SESUATU. Apapun yang menjadi sikap dan rancangan manusia yang buruk dan jahat terhadap-Nya, tidak mempunyai arti maupun dampak , tak secuilpun membahayakan atau mengurangi nilai pribadi dan kedaulatan-Nya

Pemazmur, yang sebenarnya adalah Daud sendiri, memberitahu kita akan fakta sebenarnya :  

⁴Dia, yang bersemayam di sorga, tertawa; Tuhan mengolok-olok mereka (Mazmur 2:4)

Ketika dunia berpikir sedang mengolok-olok Tuhan dan Kristus, sesungguhnya merekalah yang sedang diolok-olok oleh yang mereka cemoohkan itu. Perbuatan mereka menggelikan bagi Tuhan. Dari tempatnya bersemayam, Ia yang tak tiada banding-Nya tertawa karena merasa aneh. “Siapakah manusia itu sehingga mau merendahkan dan mengalahkan-Nya?”

Semakin dunia menolak Kristus, suatu ketetapan ilahi pasti akan digenapi : 

⁵Maka berkatalah Ia kepada mereka dalam murka-Nya dan mengejutkan mereka dalam kehangatan amarah-Nya :
⁶"Akulah yang telah melantik raja-Ku di Sion, gunung-Ku yang kudus!"
⁷Aku mau menceritakan tentang ketetapan TUHAN; Ia berkata kepadaku: "Anak-Ku engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini.
⁸Mintalah kepada-Ku, maka bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu menjadi milik pusakamu, dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu.
⁹Engkau akan meremukkan mereka dengan gada besi, memecahkan mereka seperti tembikar tukang periuk." (Mazmur 2:85-9)

Yesus Kristus akan menjadi raja atas bangsa-bangsa. Semua pencemooh akan tersipu-sipu malu dan menundukkan kepala.  Karena suatu kali, raja yang benar dan adil itu, yang mereka olok-olok itu akan memerintah atas mereka. Dan tidak hanya itu. Akan tiba saatnya penghakiman dijalankan. Siapa yang menentang Raja yang diurapi itu akan diremukkan dengan gada besi dan dipecahkan seperti tembikar tukang periuk.

Hari ini, orang-orang merendahkan Yesus Kristus tetapi kerajaan-Nya akan tegak dan berhasil. Menjulang tinggi sebagai pemerintahan yang berkuasa dan perkasa. Pemerintahan tanpa cacat cela sehingga setiap orang yang masih memilih untuk mencela dan mencemoohnya akan menanggung akibatnya. Yesus Kristus lah pemegang kedaulatan dan kekuasaan yang sesungguhnya. Bukan raja-raja angkuh yang memandang dirinya sebagai dewa dan penguasa mutlak di bumi.  
Karena kebesaran kuasa-Nya, hari ini, Ia masih memberikan kasih karunia. Ia menawarkan kepada raja-raja dan penguasa-penguasa dunia itu. Perdamaian melalui suatu sikap penundukan diri di hadapan-Nya Sang raja itu masih berbelas kasih dan berkemurahan untuk mengampuni dan menerima mereka jika mereka merendahkan diri dan bertobat. Itu sebabnya dikatakan :  

¹⁰Oleh sebab itu, hai raja-raja, bertindaklah bijaksana, terimalah pengajaran, hai para hakim dunia!
¹¹Beribadahlah kepada TUHAN dengan takut dan ciumlah kaki-Nya dengan gemetar,
¹²supaya Ia jangan murka dan kamu binasa di jalan, sebab mudah sekali murka-Nya menyala. Berbahagialah semua orang yang berlindung pada-Nya! (Mazmur 2:10-12)

TUHAN masih bersabar. Tapi tidak selalu demikian. Ia menanti penundukan  dan penyerahan diri. Ia mengharapkan kesadaran dan penyembahan. Namun jika itu tidak diberikan, Ia pun tidak akan tinggal diam. Sekali Ia murka, dengan cepat itu menyala. Seperti api. Itu akan membinasakan. Yang menentang-Nya akan menanggung hukuman.

Benar bahwa Tuhan tidak reaktif terhadap rencana penentangan dan sikap penolakan manusia. Ia tidak terburu-buru menjadi marah dan melakukan pembalasan. Namun ketegasan adalah sifat-Nya. Bahkan itulah sifat setiap raja yang berdaulat. Sebab siapakah di bumi yang menghina seorang raja dan tidak menanggung hukuman? Bukankah kepala negara, presiden, raja, sultan di masa modern ini akan memperkarakan orang-orang yang mengadakan permusuhan dengan mereka?  Betapa lebih dahsyat ganjaran yang akan menimpa orang-orang yang menentang Raja di atas segala raja, Raja yang sesungguhnya, Yang memiliki segala kuasa di langit maupun di bumi!

Dari dasar pemahaman inilah, gereja mula-mula mengambil sikap ketika orang-orang di sekitar mereka tanpa segan menentang dan mencemooh iman mereka. Pemimpin jemaat pada waktu itu, Petrus dan Yohanes, ditangkap lalu dipukuli. Mereka dilarang memberitakan tentang nama Yesus. Termasuk melakukan pelayanan atau kegiatan apa pun dengan Nama itu. Mereka menyebut kelompok yang baru muncul itu sebagai sekte sesat. Yang membahayakan agama dan tradisi Yahudi.  Tidak hanya itu, kedua rasul itu ditangkap dan dimasukkan penjara. Karena tidak ada alasan kuat terus memenjarakan mereka, kedua rasul itu dilepaskan. Namun, mereka kembali ke jemaat sebagai orang-orang yang berbeda.  Bukan sebagai orang-orang yang makin takut. Tapi sebagai orang-orang yang semakin berani dan menjadi inspirasi keberanian bagi yang lain.

Perhatikanlah apa jemaat lakukan, sesaat setelah dua pemimpin jemaat itu keluar dari penjara : 

²³Sesudah dilepaskan pergilah Petrus dan Yohanes kepada teman-teman mereka, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang dikatakan imam-imam kepala dan tua-tua kepada mereka.
²⁴Ketika teman-teman mereka mendengar hal itu, berserulah mereka bersama-sama kepada Allah, katanya: "Ya Tuhan, Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya.
²⁵Dan oleh Roh Kudus dengan perantaraan hamba-Mu Daud, bapa kami, Engkau telah berfirman: Mengapa rusuh bangsa-bangsa, mengapa suku-suku bangsa mereka-reka perkara yang sia-sia?
²⁶Raja-raja dunia bersiap-siap dan para pembesar berkumpul untuk melawan Tuhan dan Yang Diurapi-Nya.
²⁷Sebab sesungguhnya telah berkumpul di dalam kota ini Herodes dan Pontius Pilatus beserta bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa Israel melawan Yesus, Hamba-Mu yang kudus, yang Engkau urapi,
²⁸untuk melaksanakan segala sesuatu yang telah Engkau tentukan dari semula oleh kuasa dan kehendak-Mu.
²⁹Dan sekarang, ya Tuhan, lihatlah bagaimana mereka mengancam kami dan berikanlah kepada hamba-hamba-Mu keberanian untuk memberitakan firman-Mu.
³⁰Ulurkanlah tangan-Mu untuk menyembuhkan orang, dan adakanlah tanda-tanda dan mujizat-mujizat oleh nama Yesus, Hamba-Mu yang kudus."
³¹Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani. (Kisah Rasul 4:23-31)

Ketika mereka berkumpul, mereka menyadari bahwa keadaan mereka saat itu serupa dengan yang digambarkan dalam Mazmur 2. Itulah sebabnya berdasar kebenaran dari Mazmur 2 itu,mereka mengambil sikap sebagai pelaksana-pelaksana firman. Mazmur 2 memberikan gambaran bahwa Allah yang mereka sembah itu hidup, berkuasa dan memegang penuh kedaulatan-Nya. Begitupun Kristus, Mesias, Yang Diurapi itu. Tuhan yang berdaulat itu tidak suka berdiam diri dan tidak berbuat apa-apa.  Dalam tekanan, cemoohan hinaan dan aniaya, Ia tetap memegang kendali atas segala situasi. Bukan penguasa dunia yang akan terus berlaku seenaknya dengan membuktikan ketidakberdayaan Allah. Namun Tuhan melalui gereja-Nya akan menunjukkan betapa dahsyat dan hebat kuasa-Nya yang melampaui kuasa apapun yang ada di bumi!

Terhadap penghinaan dan pelecehan, jemaat tidak merasa lemah atau kalah. Atau menjadi pasif dan diam saja saat diperlakukan semena-mena. Jemaat yang penuh Roh Kudus tidak berlaku sok rohani dan mengulang-ulang perkataan klise bahwa mereka memilih mengampuni dan mengasihi orang yang mencemooh Tuhan mereka. Ya, pasti mereka mengampuni. Tetapi mereka bergerak melampaui itu semua. Jemaat sejati tidak hanya menyatakan kasih Tuhan melalui kata-kata dan sikap pasif. Kasih itu dinyatakan dalam keberanian dan kuasa. Itulah kasih ilahi yang nyata dan berdampak. Bukan kesalehan yang semu tetapi keberanian untuk bertindak dalam kuasa untuk menyatakan kasih sesuai dengan kehendak Tuhan. 


Jadi, inilah yang mereka lakukan : 

1) Mereka berdoa, berseru-seru kepada Tuhan. (ayat 28)
Protes dan ketidakterimaan mereka terhadap para pencemooh dinyatakan dalam erangan dan ratapan keras di hadapan Tuhan. Suatu pernyataan bahwa mereka mengetahui dan merasakan hati Tuhan yang terluka. Mereka pun sedih dan tertekan oleh ulah orang-orang fasik yang tiada memiliki takut akan Tuhan itu. Alih-alih, bersikap diam saja dan acuh tak acuh membiarkan penghinaan itu, mereka membawa perkara ini ke hadapan Tuhan. 
Mengetahui ini, sudahkah kita mendoakan jiwa-jiwa tersesat yang memandang rendah Allah kita? Sudahkah hati kita berduka dan mencucurkan air mata karena nama Tuhan dihina dan dicemooh?
Adakah kita termasuk jemaat yang berkumpul khusus menangisi kekurangajaran dan kebejatan manusia terhadap Kristus yang telah mengasihi dan mati bagi mereka?

2) Mereka berdoa meminta KEBERANIAN (ayat 29)
Dalam penghinaan, Lukas, penulis Kisah Para Rasul, tidak menyebutkan bahwa jemaat mendoakan suatu pembelaan dari Tuhan. Atau memohon perlindungan ekstra. Atau meminta suatu keadaan yang damai, aman, tenang dan supaya para penguasa lalim yang tidak takut akan Tuhan itu mengalami perubahan.  Mungkin saja mereka meminta itu pula. Tapi tampaknya Lukas diilhami Roh Kudus menuliskan permintaan yang lain sebagai permintaan doa jemaat yang utama. Mereka meminta sesuatu –yang anehnya- hampir tidak pernah kita dengar dan ketahui diminta oleh jemaat di masa kini saat menghadapi tekanan atas gereja.
Terhadap intoleransi yang sedang terjadi, rasul-rasul dan jemaat malah meminta keberanian yang lebih besar lagi.  Dalam kata aslinya, itu menyiratkan permintaan mereka akan suatu keadaan yang menyatakan totalitas  supaya mereka tidak berhenti melayani Tuhan dan bersaksi melainkan terus melangkah melaksanakan apapun kehendak Tuhan. Dengan tanpa rasa takut. Tanpa segan dan kecil hati. Tanpa berhenti dan berlambat-lambat. Itu terlihat dari pemintaan mereka selanjutnya pada Tuhan

3) Mereka berdoa supaya kuasa Tuhan makin nyata, dalam kesembuhan, dalam tanda-tanda ajaib yang menyertai pelayanan mereka, dalam mujizat yang semakin banyak terjadi sebagai kesaksian bahwa Tuhan yang dihinakan dan ditolak itu ada, berkuasa dan masih bekerja hingga kini (ayat 30)
Memang mujizat tidak selalu membawa orang-orang yang menyaksikannya datang dalam pertobatan. Tidak semua orang akan bertobat melihat mujizat dan tanda-tanda ajaib yang Yesus lakukan. Namun begitu, tanda-tanda ajaib, kesembuhan dan mujizat merupakan sarana efektif untuk pemberitaan firman secara luas dan masif. Tidak hanya itu, kegentaran yang dari Tuhan akan menyertai dan bekerja melalui pelayanan-pelayanan penuh kuasa yang murni dan sejati.

Pertanyaan selanjutnya adalah : apakah sikap ini  ada hasilnya?

Dari kesaksian Kitab Suci, jelas sekali ADA HASILNYA!

Bacalah uraian-uraian selanjutnya di Kisah Para Rasul. Setidaknya ayat-ayat berikut ini: 

Semula  itu berdampak dalam diri jemaat sendiri : 

Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani. (Kisah 4:31)


Lalu karakter jemaat secara keseluruhan diubahkan semakin indah, jauh melampaui batas-batas nalar dan ukuran manusiawi sehingga mereka dapat mengasihi orang-orang yang semula bukan keluarga seperti keluarga mereka sendiri!

³⁴Sebab tidak ada seorangpun yang berkekurangan di antara mereka; karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa
³⁵dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya (Kisah 4:34-35)


Peristiwa berikutnya adalah yang  paling menggemparkan. Sepasang suami istri yang berusaha menipu rasul-rasul dan jemaat dengan berdusta sewaktu memberikan persembahan, mati seketika di hadapan rasul-rasul dan semua jemaat (Kisah Rasul 5:1-10).  Dampaknya luar biasa. Kegentaran yang kudus tak pelak menyebar di seluruh Yerusalem. Dan inilah  gambaran situasi selanjutnya : 

_¹¹Maka *sangat ketakutanlah seluruh jemaat dan semua orang* yang mendengar hal itu._
_¹²Dan oleh rasul-rasul *diadakan banyak tanda dan mujizat di antara orang banyak.* Semua orang percaya selalu berkumpul di Serambi Salomo dalam persekutuan yang erat._
¹³Orang-orang lain tidak ada yang berani menggabungkan diri kepada mereka. Namun mereka sangat dihormati orang banyak.
¹⁴Dan makin lama makin bertambahlah jumlah orang yang percaya kepada Tuhan, baik laki-laki maupun perempuan,
¹⁵bahkan mereka membawa orang-orang sakit ke luar, ke jalan raya, dan membaringkannya di atas balai-balai dan tilam, supaya, apabila Petrus lewat, setidak-tidaknya bayangannya mengenai salah seorang dari mereka.
¹⁶Dan juga orang banyak dari kota-kota di sekitar Yerusalem datang berduyun-duyun serta membawa orang-orang yang sakit dan orang-orang yang diganggu roh jahat. Dan mereka semua disembuhkan (Kisah Rasul 5:11-16)

Dampaknya melampaui yang mereka dan kita bisa bayangkan. Semua orang menjadi takut dalam pengertian bahwa mereka dihormati orang banyak.  Sedikit saja yang masih berani meremehkan dan menghina mereka. Baik jemaat yang sudah bergabung, yang baru menjadi jemaat atau mereka yang hanya mendengar kabar tentang mereka dipenuhi kegentaran yang dari Allah itu. Alih-alih mencemooh dan melecehkan, sangat mungkin banyak di antara mereka kemudian malah turut hadir dalam pertemuan-pertemuan jemaat bahkan membawa keluarga mereka yang sakit supaya disembuhkan atau sekedar melihat acara pertemuan itu untuk melihat apa yang terjadi di sana. Luar biasa,bukan?

Inilah seharusnya sikap yang dapat kita teladani dalam menyikapi orang-orang duniawi yang meremehkan Tuhan dan kuasa-Nya. Dalam Kisah Para Rasul, jemaat mula-mula yang telah ditetapkan Tuhan sebagai teladan dan standar mendasar bagi gereja di akhir zaman, jemaat dicatat sebagai komunitas yang tidak pernah pasif dan berdiam diri semata. Mereka juga tidak mudah menjadi takut, berkompromi atau menjadi eksklusif membatasi diri dengan menyebut acara dan pesan-pesan mereka sebagai “untuk kalangan sendiri”. Bukan itu gereja perjanjian baru yang digambarkan Tuhan dalam Alkitab. Meskipun penganiayaan menghebat sekalipun, dimana-mana murid-murid Kristus dilahirkan dan Injil terus diberitakan.  Rasul-rasul baru tampil dan merambah masuk ke wilayah-wilayah jauh dan gelap,yang belum memperoleh terang Injil. Jika hari ini dunia diwarnai oleh kekristenan, sudah jelas bagi kita betapa itu adalah hasil murid-murid Kristus, jemaat mula-mula, yang tidak berhenti dan melemah karena  adanya cemooh dan  penghinaan. Bahkan siksaan, aniaya dan penderitaan yang membawa mereka berhadapan dengan maut sama  sekali tak menyurutkan  langkah  mereka bersaksi dan  berkorban bagi pekerjaan Tuhan  dan memberitakan nama Tuhan Yesus Kristus.

Yang perlu kita lakukan  kini adalah  melangkah  dalam kasih dan kuasa Allah yang memegang kendali atas segala situasi. Allah rindu menjangkau orang-orang yang tidak mengenal-Nya dengan sentuhan kuasa kasih-Nya. Seperti jemaat mula-mula, kita dapat memulainya dengan membawa setiap situasi yang buruk dan menekan umat Tuhan dalam doa, lalu kita meminta roh  keberanian, untuk melangkah dalam hikmat Tuhan melakukan apa yang Ia ingin kita lakukan dalam menyatakan kasih dan kuasa-Nya di tengah-tengah dunia yang tak tiada mengenal Kristus ini.  Dimana kegelapan begitu pekat, kita dipanggil tampil mengangkat terang  kita di tempat yang tinggi, menerangi kegelapan dunia.Ya, bukan berdiam menutup diri dalam kegelapan tapi bangkit dan bersinar menyatakan betapa mulianya Tuhan kita.

Oh, Tuhan menunggu  saatnya anak-anak-Nya, gereja-Nya, keluar dari kesuaman rohani dan melangkah membayar harga keberanian untuk melangkah sesuai kehendak dan pimpinan Roh  Kudus.

Saat itu terjadi, dunia akan tertegun. Satu persatu mereka akan melihat bahwa Kristus itu ada, nyata, bekerja dan menyatakan kuasa karena kasih-Nya kepada manusia. 

Saat itu terjadi, itulah saatnya kebangunan rohani sejati yang luar biasa terjadi,  saatnya tuaian besar, panen raya sebelum kedatangan Kristus kedua kalinya.

Saat itu terjadi, mempelai Kristus akan bersinar tanpa cacat cela tak bernoda, memancarkan cinta dan kemuliaan  Mempelai Prianya, bagaikan bulan memantulkan sinar mentari. 

Saat itu terjadi, sekali lagi gereja akan menjadi suatu kesaksian yang luar biasa bagi Tuhan, membawa semua orang berduyun-duyun kepada terang-Nya dan diselamatkan. Rumah Tuhan akan menjadi rumah doa.  Sampai tiba saatnya semua orang yang masih mencemooh dan menolak Tuhan pada akhirnya mau tak mau akan bertekuk lutut dan lidah mereka mengaku, Yesus Kristus adalah Tuhan!

Dan saat itu terjadi, sebagai apakah Anda di sana?  
Sebagai pemenang atau sebagai orang yang malu?

Salam revival
Indonesia Penuh Kemuliaan Tuhan

Comments

Popular posts from this blog

DUA GOLONGAN ORANG DALAM AMSAL 17:10

Oleh Sharon R.  Amsal 17:10 (TB)    Suatu hardikan lebih masuk pada orang berpengertian dari pada seratus pukulan pada orang bebal.  Amsal 17:10 (VMD)   Orang cerdas belajar lebih banyak dari satu teguran daripada orang bodoh belajar melalui 100 pukulan. Ada dua golongan orang yang disebutkan dalam nats diatas. Orang berpengertian dan orang bebal. Kita akan melihat ciri masing² orang tersebut melalui respon mereka terhadap teguran dari Tuhan. Orang berhikmat atau berpengertian menghargai dan belajar dari setiap teguran kepada dirinya. Ketika hal buruk terjadi dengan bersegera ia introspeksi diri dan tidak mencari kambing hitam di luar dirinya. Hatinya terbuka untuk setiap koreksi dari Tuhan. Ia menyadari dirinya lemah, mudah sesat dan perlu selalu koreksi dan perbaikan untuk kebaikan dan pertumbuhan karakter dan rohaninya. Ia tidak pernah mencari² alasan untuk membenarkan diri. Ia selalu menyediakan hati yang remuk bagi Tuhan. Juga hati seorang murid yang rela dan rindu untuk bel

HIKMAT DAN KUTIPAN

HIKMAT DAN KUTIPAN MENGENAI MENDIDIK VS MEMANJAKAN

Oleh: Bpk. Peter B, MA Orang tua yang memanjakan anak-anaknya justru menjerumuskan sang anak dalam kebodohan dan kehancuran. Jika kita mendidik anak-anak kita, pasti TUHAN lebih lagi. Dia tidak akan begitu saja memberikan apa yang diinginkan anak-anak-Nya sehingga mereka malahan justru makin mudah ditipu dan disesatkan iblis. Jerat-jerat iblis dipasang melalui berbagai pengajaran yang hampir benar untuk menyimpangkan anak-anak Tuhan dari apa yang benar.... #Waspadalah #CariPesanYangMurni #YangBenarVsYangHampirBenar