Skip to main content

KEBAHAGIAAN TERBESAR MANUSIA

Oleh Peter B.

Mengenai kebahagiaan, sesungguhnya manusia akan bersukacita ketika harapan² dan keinginan²nya terpenuhi. Jika apa yang dikehendaki terwujud, hatinya akan merasa senang. 
Walau begitu, tidak ada yang melebihi kebahagiaan karena dicintai dan mencintai. 

Mencintai sebuah benda dan kebiasaan (hobby) bisa mendatangkan hiburan hati tersendiri. Tapi semua orang pasti selalu merasakan bahagia ketika ia tahu ia dicintai. Cintalah pencarian kebahagiaan terbesar manusia di muka bumi. Memperoleh dan memiliki segala sesuatu tapi hidup tanpa cinta, tetap saja terasa hampa dan kurang. Oleh karena cintalah orang bersedia mengorbankan apapun yang lain yang dianggap berharga di dunia ini. Demi menunjukkan cinta atau demi memperoleh lebih banyak lagi cinta. 

Dan karena pencarian akan kebahagiaan tertinggi yaitu dicintai dan mencintai itulah, seorang pria dan wanita menjalani suatu babak hidup yang baru. Itulah sebabnya ada yang memandang hidup sebagai suami istri itu diumpamakan sebagai surga di bumi oleh karena harapan meraih kebahagiaan yang lebih besar dan makin penuh dengan menghabiskan seluruh hidup  bersama dengan orang yang dicintai dan mencintainya. 
Semakin besar cinta yang diterima dan diberikan, semakin besar kebahagiaan yang dirasakan. Manusia diciptakan dengan rasa lapar dan haus akan cinta. Yang merupakan tanda tak terbantahkan bahwa manusia diciptakan segambar dan serupa dengan Allah, penciptanya, yang disebut oleh rasul Yohanes sebagai kasih adanya (1 Yohanes 4:16). 

Meskipun sepasang kekasih yang amat saling mencintai sering menyebut dirinya bahwa diri mereka masing² tercipta untuk pasangannya, sesungguhnya manusia sejak semula diciptakan oleh Tuhan bagi diri-Nya sendiri. Supaya Ia dapat mengasihi manusia dan begitu juga sebaliknya manusia dapat membalas kasih Tuhan itu. Itulah kebahagiaan tertinggi yang Tuhan rancangkan dalam penciptaan manusia. 

Karena itulah, sebelum manusia kembali pada kodrat serta tujuan penciptaannya itu, yaitu merasakan kasih Tuhan dan mengasihi Tuhan, ia belum pernah benar²  merasakan kebahagiaan yang paling hakiki. Tanpa Tuhan, seumur hidupnya manusia bisa menjadi  pengembara, pengemis, pencari,  penjelajah, petualang, pemburu bahkan budak cinta yang terus saja dikecewakan, oleh karena tidak pernah meraskan cinta yang cukup besar seperti dengan yang ia butuhkan bagi jiwanya.  Untuk beberapa waktu karena ia mencarinya pada Pribadi yang belum dapat memberikan kasih yang paling memuaskan bagi jiwanya. 

Banyak yang berpikir bahwa pasanganlah yang dapat memenuhi kebutuhan akan kasih sayang terbesar. Itu salah kaprah sebenarnya. Adam hidup dalam kebahagiaan secara penuh dalam persekutuannya dengan Tuhan. Keberadaan Hawa adalah suatu karunia, suatu hadiah dari Tuhan untuk menemani dan menolong seorang pria supaya berdua dengan manusia lain, ia dapat mengasihi dan melayani Tuhan lebih lagi. 

Kebahagiaan terbesar manusia adalah menemukan kembali kasih Tuhan, yang sesungguhnya telah Ia nyatakan melalui salib, suatu cara dan jalan menyambung hubungan antara Tuhan yang mahakudus dengan manusia yang jatuh dalam dosa. 

Ketika manusia merasakan cinta Tuhan yang begitu besar kepadanya, dan ia kemudian memutuskan untuk balik mengasihi Tuhan (sebagaimana yang  Tuhan rindu dan kehendaki atas manusia) maka kebahagiaan manusia mencapai titik puncak. Ia telah mencapai puncak pencarian kebahagiaan dalam hidupnya. Tidak mungkin ia bisa lebih bahagia lagi dari itu. Kebahagiaan terbesar mengalir di hati manusia ketika ia berjalan, bergaul, saling mengasihi dengan Allah yang juga sangat mengasihinya. Inilah kehidupan yang tidak mungkin kosong, tanpa arti apalagi merana. Hidupnya dipenuhi semangat, gairah dan ketenteraman yang besar mengetahui bahwa Pencipta dan Pemilik seluruh semesta ini mengasihinya dan peduli dengannya. 

Karena kebahagiaan yang tak terbandingkan dan tergantikan itu pulalah, oleh karena cinta murid², hamba² dan rasul² Kristus di segala zaman rela kehilangan apapun termasuk nyawanya sendiri asalkan ia tidak kehilangan Tuhan. Itu karena kebahagiaan apapun yang ditawarkan dunia tak bisa sedikit saja menggantikan kebahagiaan yang terlampau besar karena memiliki dan dimiliki oleh Tuhan. 

Dunia tidak mengenal yang seperti ini. Dunia hanya tahu memanipulasi hati manusia dengan mengkondisikannya supaya merasa bahagia. Sayangnya itu mudah berubah, tak bertahan lama dan sulit mengusakannya walau hanya ingin memperoleh sedikit saja. 

Berbeda dengan mereka yang telah merasakan jamahan kasih Tuhan. Mereka datang dan minum Air Kehidupan itu. Dan dipuaskan selama-lamanya. Suatu kebahagiaan yang mengalir, yang akan membawa orang untuk mencari tahu dan akhirnya turut meminum Air Hidup  itu pula. 
Betapa mudahnya kebahagiaan itu diraih. Itu di hadapan Anda. Sejauh uluran tangan Allah. Sejauh seruan dan doa kita membuka hati bagi cinta-Nya. 

Bagi rekan² yang belum merasakan jamahan kasih Tuhan sehingga kebahagiaan tak terkira itu belum engkau rasakan, datanglah pada Tuhan dengan segala kerinduan dan permohonan supaya Tuhan mewahyukan kasih-Nya itu kepada Anda. Datanglah dengan apa adanya, dalam kerendahan hati sekaligus keberanian. Ia ada di takhta-Nya tetapi akan segera berlari menjumpai Anda yang haus akan cinta-Nya. Biarkanlah dekapan cinta Tuhan membuat hidup kita tak pernah sama lagi. Diubahkan menjadi pribadi yang benar-benar berbahagia. 

Engkau akan memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; Di hadapan-Mu ada kepenuhan sukacita, di tangan kanan-Mu ada kebahagiaan selama-lamanya.
~ Mazmur 16:11 (AYT)

Hanya bersama Engkau akan membawa sukacita yang sempurna. Berada di sebelah kanan-Mu membuat aku berbahagia selama-lamanya.
~ Mazmur 16:11 (VMD)

Semoga menjadi berkat dan perenungan bagi kita semua. 
Tuhan memberkati…

Comments

Popular posts from this blog

DUA GOLONGAN ORANG DALAM AMSAL 17:10

Oleh Sharon R.  Amsal 17:10 (TB)    Suatu hardikan lebih masuk pada orang berpengertian dari pada seratus pukulan pada orang bebal.  Amsal 17:10 (VMD)   Orang cerdas belajar lebih banyak dari satu teguran daripada orang bodoh belajar melalui 100 pukulan. Ada dua golongan orang yang disebutkan dalam nats diatas. Orang berpengertian dan orang bebal. Kita akan melihat ciri masing² orang tersebut melalui respon mereka terhadap teguran dari Tuhan. Orang berhikmat atau berpengertian menghargai dan belajar dari setiap teguran kepada dirinya. Ketika hal buruk terjadi dengan bersegera ia introspeksi diri dan tidak mencari kambing hitam di luar dirinya. Hatinya terbuka untuk setiap koreksi dari Tuhan. Ia menyadari dirinya lemah, mudah sesat dan perlu selalu koreksi dan perbaikan untuk kebaikan dan pertumbuhan karakter dan rohaninya. Ia tidak pernah mencari² alasan untuk membenarkan diri. Ia selalu menyediakan hati yang remuk bagi Tuhan. Juga hati seorang murid yang rela dan rindu untuk bel

HIKMAT DAN KUTIPAN

HIKMAT DAN KUTIPAN MENGENAI MENDIDIK VS MEMANJAKAN

Oleh: Bpk. Peter B, MA Orang tua yang memanjakan anak-anaknya justru menjerumuskan sang anak dalam kebodohan dan kehancuran. Jika kita mendidik anak-anak kita, pasti TUHAN lebih lagi. Dia tidak akan begitu saja memberikan apa yang diinginkan anak-anak-Nya sehingga mereka malahan justru makin mudah ditipu dan disesatkan iblis. Jerat-jerat iblis dipasang melalui berbagai pengajaran yang hampir benar untuk menyimpangkan anak-anak Tuhan dari apa yang benar.... #Waspadalah #CariPesanYangMurni #YangBenarVsYangHampirBenar