Skip to main content

‘ORANG GILA’ YANG MENGUBAH SEJARAH BANGSA-BANGSA

Oleh : Peter B 


⁶Lalu bangkitlah Yehu dan masuk ke dalam rumah. Nabi muda itu menuang minyak ke atas kepala Yehu serta berkata kepadanya: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Telah Kuurapi engkau menjadi raja atas umat TUHAN, yaitu orang Israel.
⁷Maka engkau akan membunuh keluarga tuanmu Ahab dan dengan demikian Aku membalaskan kepada Izebel darah hamba-hamba-Ku, nabi-nabi itu, bahkan darah semua hamba TUHAN.
⁸Dan segenap keluarga Ahab akan binasa; dan Aku akan melenyapkan dari pada Ahab setiap orang laki-laki, baik yang tinggi maupun yang rendah kedudukannya di Israel.
⁹Dan Aku akan memperlakukan keluarga Ahab sama seperti keluarga Yerobeam bin Nebat dan sama seperti keluarga Baesa bin Ahia.
¹⁰Izebel akan dimakan anjing di kebun di luar Yizreel dengan tidak ada orang yang menguburkannya." Kemudian nabi itu membuka pintu, lalu lari.
¹¹Apabila Yehu keluar mendapatkan pegawai-pegawai tuannya, berkatalah seorang kepadanya: "Apa kabar? Mengapa orang gila itu datang kepadamu?" Jawabnya kepada mereka: "Kamu sendiri mengenal orang itu dengan omongannya!"
¹²Tetapi mereka berkata: "Dusta! Cobalah beritahukan kepada kami!" Lalu katanya: "Begini-beginilah dikatakannya kepadaku: Demikianlah firman TUHAN: Telah Kuurapi engkau menjadi raja atas Israel."
¹³Segeralah mereka masing-masing mengambil pakaiannya dan membentangkannya di hadapan kakinya begitu saja di atas tangga, kemudian mereka meniup sangkakala serta berseru: "Yehu raja!"
¹⁴Demikianlah Yehu bin Yosafat bin Nimsi mengadakan persepakatan melawan Yoram.
~ 2 Raja-raja 9: 9-14

Seorang nabi muda, diutus Elia untuk mengurapi Yehu, seorang panglima Israel menjadi raja berikutnya. Waktu itu Israel dipimpin oleh Yoram, anak Ahab, yang memerintah bersama Izebel, ratu bengis dan lalim sebagai ibu suri. Era pemerintahan keluarga Ahab yang sangat fasik, keji dan penuh dengan kejahatan serta penyembahan berhala waktu itu belum berakhir namun telah mendekati kesudahannya. Itu diawali dengan diurapinya Yehu menjadi raja Israel. 

Yang saya ingin soroti dari kisah diangkatnya Yehu menjadi raja adalah mengenai nabi muda tadi. 
Adalah fakta bahwa nabi muda itu diutus untuk mengurapi Yehu sekaligus menyampaikan pesan Tuhan kepada Yehu. Yaitu bahwa Yehu akan menghabisi seluruh keluarga Ahab sebagai cara pembalasan Tuhan terhadap kekejian yang dilakukan Ahab, istrinya dan keluarganya terhadap hamba-hamba Tuhan dan nabi-nabi Tuhan.  Semakin menarik mengetahui bahwa setelah menyampaikan pesan tersebut, nabi muda itu harus cepat-cepat keluar dari ruang pertemuannya dengan Yehu lalu lari dari hadapan panglima yang baru diurapi jadi raja itu!
Sangat aneh, bukan?
Tapi itulah perintah (profetik) dari Tuhan sendiri. Tidak ada yang salah dengan itu. Karena itulah yang dikehendaki Tuhan. Namun mengenai maknanya, itu adalah pembahasan di lain waktu.

Begitu anehnya perintah Tuhan itu, yang kemudian memang dilakukan persis demikian oleh nabi muda itu, sehingga semua orang yang bersama-sama dengan Yehu merasa terheran-heran. Dan inilah sebutan mereka bagi nabi muda itu : ‘ORANG GILA’.  Itu disebutkan di ayat 11 dari nats yang dituliskan di atas. Para perwira, prajurit dan pejabat-pejabat kolega Yehu –para pembesar, orang kuat dan berpangkat itu- memandang seorang hamba Tuhan tidak lebih sebagai ‘orang gila’.  
Anehnya, ketika Yehu mengatakan bahwa nabi itu menyampaikan suatu pesan yang mengangkat Yehu menjadi raja Israel, semua pejabat itu kompak sepakat dengan hal itu, lalu segera menggelar seremoni singkat untuk menahbiskan Yehu sebagai raja yang baru. Pesan dari Tuhan itu rupanya cocok dengan hati mereka yang sebelumnya telah penuh ambisi meraih kekuasaan yang lebih besar lagi. Perkataan profetik dari Tuhan menjadi dasar alasan bahkan jaminan kuat bagi mereka untuk mengambil alih kekuasaan. 

Apakah itu berarti pesan profetik atau bahkan Tuhan sendiri mendorong orang untuk memberontak terhadap pemerintahan yang ada?
Tidak serta merta demikian, dan ini merupakan pembahasan yang lain juga. Tetapi bagaimanapun, adalah kehendak Tuhan untuk menghukum dan mengakhiri pemerintahan lalim dan fasik dari keluarga Ahab. Tuhan memilih seorang bernama Yehu untuk melakukannya. Seorang yang tidak takut atau terintimidasi sedikitpun oleh permainan kekuasaan Izebel, pengendali sesungguhnya pemerintahan Israel sejak zaman Ahab.

Mari kembali ke topik pembahasan yang semula. 
Perhatikan kata ‘orang gila’ yang digunakan menyebut seorang hamba Tuhan. Meskipun itu jelas-jelas sebutan yang merendahkan hamba Tuhan namun kenyataan selanjutnya yang terjadi sangat mengejutkan. 
Bukankah kisah selanjutnya menunjukkan bagaimana ‘orang gila’ itu kemudian mengubah jalan sejarah?  Bukankah melalui pesan yang disampaikannya, itu kemudian berimbas pada berakhirnya sebuah era pemerintahan serta kemudian menaikkan suatu pemerintahan baru dalam sejarah Israel? 
Bukankah pesan yang disampaikan ‘orang gila’ itu yang menjadi pendorong untuk seseorang bangkit sehingga membelokkan keadaan bahkan nasib suatu bangsa? 
Dan bagaimana bisa ‘seorang gila’ melakukan itu? Seorang hamba Tuhan, seorang nabi muda, yang rela menyerahkan diri mengerjakan panggilan Tuhan dan tidak menjadi malu disebut sebagai ‘orang gila’? Bagaimana bisa seorang pemuda tak dikenal namanya mengubah jalan sejarah suatu bangsa?

Rupanya kata-kata atau sebutan ‘orang gila’ tidak sekali ini ditujukan terhadap hamba Tuhan sejati. Ada sebutan serupa dari momen yang berbeda. Kali ini lebih terang-terangan. 

²⁴Sementara Paulus mengemukakan semuanya itu untuk mempertanggungjawabkan pekerjaannya, berkatalah Festus dengan suara keras: "Engkau gila, Paulus! Ilmumu yang banyak itu membuat engkau gila."
~ Kisah Rasul 26:24

Ya. Yang disebut sebagai orang gila itu Paulus. Rasul Kristus itu. Ketika ia memaparkan hidupnya dan panggilannya dalam Tuhan, juga pesan injil keselamatan kepada seorang pejabat Romawi (dan lagi-lagi pembesar dunia di sini), Paulus dituding sebagai ‘orang gila’. Seseorang yang tidak waras. Tidak punya akal sehat. Keblinger . Orang yang sesat pikirannya. 

Tapi sadarkah kita bahwa melalui Paulus, wajah dunia menjadi seperti hari ini?
Bukankah karena Paulus mengikuti pimpinan Roh Kudus untuk masuk ke wilayah Eropa, maka kekristenan masuk ke sana dan dari sana menyebar ke seluruh penjuru dunia hingga sekarang ini sampai ke ujung-ujung bumi?
Tidakkah kita menyadari bahwa kekaisaran Romawi tidak banyak pengaruhnya kini tetapi Injil keselamatan dalam Yesus Kristus, masih terus diberitakan dan mempengaruhi banyak kehidupan manusia di dunia bahkan setelah hampir satu setengah milenium (1500 tahun) setelah Kekaisaran Romawi runtuh?

Ya. ‘Orang gila’ bernama Paulus itu telah (turut) mengubah jalannya sejarah. Sejarah bangsa-bangsa. Sejarah dunia. Sama seperti yang dilakukan nabi muda yang mengurapi Yehu. 


MENJADI ‘GILA’ KARENA KRISTUS
Ajaran injil kemakmuran hari ini mengatakan bahwa dengan percaya pada Yesus, maka hidup seseorang akan menjadi kepala dan bukan ekor, menjadi terpandang dan tidak terbelakang. Ia akan diberkati. Meraih kesuksesan. Bahkan kekayaan. Menjadi orang terpandang yang hidup nyaman dan berkelimpahan. Banyak yang mengaminkan hal itu. Sayangnya, jika kita seksama membaca Alkitab, seharusnya kita menemukan bahwa Alkitab tidak mengajarkan yang seperti itu. 

Benar ada yang diberkati luar biasa secara materi dan hidup terpandang di tengah-tengah masyarakat. Orang-orang seperti Abraham, Yusuf, Daud, dan Salomo termasuk dalam bilangan orang-orang yang dipercayakan kedudukan dan kelimpahan harta benda. Namun jangan pernah lupa. Ada tokoh-tokoh seperti Nuh, Musa, Elia, Elisa, Yeremia, Yesaya, Yehezkiel, Amos, Petrus, Paulus, bahkan Yesus Kristus sendiri – mereka orang-orang yang menjalani hidup dalam kesederhanaan, kesukaran, penderitaan sampai tidak jarang direndahkan, ditolak, dihujat, dihina dan dianiaya. Oleh karena cara hidup mereka yang berbeda, begitu pula dengan isi pesan maupun cara penyampaian pesan rohani mereka yang terasa asing di telinga umum, acapkali mereka dicap sebagai ‘orang gila’.  Karena keyakinan, komitmen, kesetiaan dan kasih mereka kepada Tuhan, mereka rela dipandang sebagai orang yang tidak normal. Padahal di hadapan Tuhan, mereka manusia-manusia paling normal yang pernah hidup di bumi.

Paulus mengatakan pemberitaan tentang salib merupakan kebodohan dan batu sandungan bagi dunia ini tetapi siapa yang percaya kepada Kristus yang disalibkan dan bangkit beroleh kekuatan dan hikmat Allah sendiri (lihat 1 Korintus 1:23-24). 
Oleh sebab dunia menolak Tuhan dan apa yang berasal dari pada-Nya, tidak mengherankan apabila pengikut Kristus dianggap sebagai orang-orang bodoh. Kita juga akan dianggap sebagai suatu batu sandungan –suatu sumber kesialan dan penderitaan. Tidak heran jika dunia menyebut kita dengan julukan yang kasar dan rendah : ‘orang gila’. 

Namun, tahukah Anda bahwa Tuhan mencari orang-orang yang bersedia dipandang bodoh, tolol, dan gila untuk dipakai-Nya mengubah jalannya sejarah dan mengubah dunia ini? 
Tidak tahukah Anda bahwa melalui orang-orang seperti ini –yaitu orang-orang yang rela melepaskan segala pencarian akan kenyamanan hidup demi mengikuti kehendak Tuhan yang sempurna- Tuhan sedang mengerjakan rencana-Nya dan mewujudkan visi-Nya bagi dunia ini?
Bahwa melalui orang-orang yang dipandang tidak waras karena iman mereka pada Tuha maka sesungguhnya dunia selalu dapat dikondisikan menjadi seturut yang Allah mau?
Dan bukankah melalui orang-orang seperti ini, yang rela taat berapapun harganya untuk melakukan apapun yang Tuhan kehendaki, maka sesungguhnya Tuhan menunjukkan bahwa Dialah yang tetap mengendalikan segala sesuatu di muka bumi ini termasuk atas takdir setiap bangsa di dunia?

Dari tampak luar, dunia diatur dan dikendalikan para pejabat, pembesar, penguasa dan pemerintahan yang memegang otoritas atas masing-masing bangsa. Merekalah orang-orang yang berkuasa di pandangan orang-orang pada umumnya. Tidak demikian di hadapan Kerajaan Sorga dimana Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus berdaulat di sana. Allah kita adalah pemegang otoritas tertinggi di atas semuanya. Dan Ia membagi-bagikan otoritas-Nya itu kepada hamba-hamba-Nya, yang seringkali dipandang remeh dan sebelah mata  oleh dunia ini sebagai agen-agen pengubah sejarah dan peradaban manusia. Dengan otoritas ilahi yang digunakan dalam ketaatan mutlak kepada Tuhan sebagai Raja mereka, maka berkat atau kutuk dilepaskan di muka bumi. Atas keadaan-keadaan. Atas generasi demi generasi. Atas kota-kota dan bangsa-bangsa.
Sama seperti yang dilakukan Yesus, seorang tukang kayu dari desa tak terkenal bernama Nazaret, yang membuat peradaban manusia tidak pernah sama lagi setelah kedatangan, kematian dan kebangkitan-Nya, hal yang sama akan dilakukan para murid-murid-Nya dan utusan-utusan-Nya.

Dunia boleh memandang bahwa yang dilakukan hamba-hamba Tuhan sejati sebagai sesuatu yang lucu, aneh, hina, bodoh, tidak masuk akal, sesat, menyimpang, tidak waras dan seterusnya... tetapi orang-orang yang telah menyerahkan dirinya untuk mengabdi kepada Kristus rela menanggung semuanya itu demi suatu tujuan dan dampak yang lebih besar : melihat terwujudnya rencana besar serta pekerjaan-pekerjaan Tuhan nan dahsyat atas bumi ini. 

Inilah jalan yang seharusnya juga ditempuh setiap orang yang ingin melayani Tuhan. Alih-alih mencari pengakuan, penghormatan, pujian dan sanjungan bahwa apa yang dilakukannya adalah suatu hal yang hebat dan besar bagi Tuhan, setiap orang yang ingin melayani Tuhan dengan cara yang Tuhan kehendaki seharusnya bersiap dan menguatkan hati pelecehan, penghinaan dan penolakan oleh karena pelayanannya itu. 
Apalah artinya cemoohan, ejekan dan hujatan dibandingkan senyum di wajah Tuhan dan perkenan-Nya dalam hidup kita? 
Apalah artinya penerimaan manusia jika kita tahu bahwa Tuhan memandang kita sebagai sahabat-sahabat dan kekasih-kekasih-Nya?

Inilah cara untuk menghasilkan dampak yang tak terbayangkan besarnya selagi kita melayani Sang raja di atas segala raja. Dengan percaya serta taat mengikuti pimpinan dan kehendak Tuhan. Dengan melayani seperti cara yang dikehendaki-Nya. Dengan menjadi ‘orang gila’ di mata dunia oleh karena kesungguhan kita mengikut Kristus. 

Sebelum kita benar-benar siap dan rela disebut sebagai ‘orang gila’ bagi Tuhan, pelayanan kita yang tampak besar dan hebat di hadapan orang, sangat mungkin hanya kecil saja dampak yang dihasilkannya. Sebab apapun yang luar biasa di mata orang namun kita lakukan di luar Dia, tidak berarti apa-apa. “Di luar Aku, kamu tidak dapat berbuat apa-apa” (Yohanes 15:5)

Sebab Tuhan berkenan memakai orang-orang yang dianggap gila oleh dunia karena hidup mereka yang melekat sepenuhnya kepada Dia. 

Salam revival
Indonesia Penuh Kemuliaan Tuhan

Comments

Popular posts from this blog

DUA GOLONGAN ORANG DALAM AMSAL 17:10

Oleh Sharon R.  Amsal 17:10 (TB)    Suatu hardikan lebih masuk pada orang berpengertian dari pada seratus pukulan pada orang bebal.  Amsal 17:10 (VMD)   Orang cerdas belajar lebih banyak dari satu teguran daripada orang bodoh belajar melalui 100 pukulan. Ada dua golongan orang yang disebutkan dalam nats diatas. Orang berpengertian dan orang bebal. Kita akan melihat ciri masing² orang tersebut melalui respon mereka terhadap teguran dari Tuhan. Orang berhikmat atau berpengertian menghargai dan belajar dari setiap teguran kepada dirinya. Ketika hal buruk terjadi dengan bersegera ia introspeksi diri dan tidak mencari kambing hitam di luar dirinya. Hatinya terbuka untuk setiap koreksi dari Tuhan. Ia menyadari dirinya lemah, mudah sesat dan perlu selalu koreksi dan perbaikan untuk kebaikan dan pertumbuhan karakter dan rohaninya. Ia tidak pernah mencari² alasan untuk membenarkan diri. Ia selalu menyediakan hati yang remuk bagi Tuhan. Juga hati seorang murid yang rela dan rindu untuk bel

HIKMAT DAN KUTIPAN

HIKMAT DAN KUTIPAN MENGENAI MENDIDIK VS MEMANJAKAN

Oleh: Bpk. Peter B, MA Orang tua yang memanjakan anak-anaknya justru menjerumuskan sang anak dalam kebodohan dan kehancuran. Jika kita mendidik anak-anak kita, pasti TUHAN lebih lagi. Dia tidak akan begitu saja memberikan apa yang diinginkan anak-anak-Nya sehingga mereka malahan justru makin mudah ditipu dan disesatkan iblis. Jerat-jerat iblis dipasang melalui berbagai pengajaran yang hampir benar untuk menyimpangkan anak-anak Tuhan dari apa yang benar.... #Waspadalah #CariPesanYangMurni #YangBenarVsYangHampirBenar