Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2014

SATU PERTANYAAN UTAMA

Yesus disalib di antara dua pencuri - kemarin dan esok. Salah satu dari mereka terikat dengan masa lalunya - pada perkara-perkara yang telah ia lakukan. Yang seorang lainnya terikat dengan masa depan - memohon kepada Yesus untuk mengingat dirinya ketika Ia datang di Kerajaan-Nya. Sementara tergantung di atas salib, Yesus memuji pencuri kedua karena imannya yang luar biasa namun mengoreksi pemahamannya. Ia berkata, "HARI INI kamu akan bersama-sama dengan aku di Firdaus." Banyak yang hanya mampu memandang Yesus dari sudut masa lalu, Yesus yang alkitabiah dan yang tercatat oleh sejarah. Yang lain berfokus pada kedatangan-Nya kedua kali. Namun jika kita ingin melihat Dia sebagaimana adanya Dia, kita harus memandang-Nya PADA HARI INI. Nama-Nya bukanlah "Aku dulu ada (I was)" atau "Aku akan ada (I will be)" tetapi "Aku ada (I am)". Hari kemarin tidak ada lagi demikian pula hari depan pun belumlah ada. Satu-satunya hal dimana kita harus menghidupinya ad

TRAGEDI AKIBAT KURANG MEMAHAMI HATI & KEHENDAK ALLAH SECARA PRIBADI (INTIM)

Begitu Yefta melihatnya, Yefta menjadi sangat sedih sehingga ia mengoyak-ngoyak bajunya, sambil berkata, "Aduh anakku, hancurlah hatiku! Mengapakah harus kau yang menjadikan hatiku pedih? Aku telah bersumpah kepada TUHAN, dan aku tak dapat lagi menariknya kembali!" Lalu kata gadis itu kepada Yefta, "Ayah sudah bersumpah kepada TUHAN, dan TUHAN telah memperkenankan Ayah membalas kejahatan orang-orang Amon, musuh Ayah itu. Jadi, apa yang telah Ayah janjikan, hendaklah ayah jalankan."  "Hanya," kata gadis itu selanjutnya, "saya mohon satu hal: Berilah saya waktu dua bulan untuk jalan-jalan di pegunungan bersama-sama dengan kawan-kawan saya. Di sana saya akan menangisi nasib saya, sebab saya akan meninggal semasa masih perawan." Ayahnya mengizinkannya, lalu melepaskannya pergi. Gadis itu dan kawan-kawannya pergi ke pegunungan untuk bersedih hati di sana, karena ia akan meninggal sebelum menikah dan mempunyai anak. Setelah lewat dua bulan, ia kembali

ORANG-ORANG INDONESIA DALAM KEGERAKAN TUHAN

“Bila taufan melanda, lenyaplah orang fasik, tetapi orang benar adalah alas yang abadi.” Amsal 10:25 Tuhan TIDAK AKAN meluputkan orang-orang Indonesia dari kegoncangan. Justru kegoncangan mendatangkan kebaikan buat pertumbuhan rohani kita. Sebab kegoncangan membuat kita melepaskan kebiasaan berlambat-lambat menjadi bergerak tepat sesuai kegerakan Tuhan. Kita perlu menyadari kegoncangan yang sedang dan akan terjadi di Indonesia. Kesadaran terhadap kegoncangan seharusnya melatih respon kita terhadap panggilan, arahan dan pimpinan. Hal ini seperti terjadi gempa di mall. Saat terjadi gempa di mall orang-orang pada umumnya segera berlari menyelamatkan diri dengan cara segera mencari pintu keluar. Respon orang panik adalah tidak membaca petunjuk arah pintu keluar mall dan mencoba berbagai pintu untuk segera keluar dari mall. Respon orang bijaksana adalah melihat petunjuk arah pintu keluar lalu mencari pintu keluar dan berlari menuju pintu keluar. Pada saat kegoncangan itu terjadi kita seharu

BENARKAH KITA TIDAK BOLEH MENGHAKIMI?

Secara singkat kita akan membahas mengenai topik dimana banyak orang Kristen mengalami kebingungan dan yang telah menjadi batu sandungan utama yang menjadikan mereka terhalang memenuhi tujuan Allah dalam hidup mereka. Dalam Lukas 6:37, Tuhan berfirman, "Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni." Dari ayat ini, orang percaya maupun yang belum percaya beranggapan bahwa Yesus memerintahkan kita untuk tidak menghakimi orang lain, tapi ini bukan yang Dia sampaikan dan maksudkan. Dalam Lukas 6:3, kata bahasa Yunani yang diterjemahkan sebagai "menghakimi" adalah krinete. Ini lebih dapat diterjemahkan sebagai "membedakan seperti halnya mengelompok-kelompokkan." Ini sebenarnya dapat dibaca sebagai, "Jangan menilai seseorang secara tidak adil." Tidak menghakimi orang tidak hanya salah dalam penerjemahan, namun juga sekaligus mustahil dilaku