Skip to main content

HIKMAT DAN KUTIPAN





Dari segi kecerdikan, sebenarnya iblis tidak perlu diragukan lagi. Ia dengan berani memutuskan melawan Allah. Dia mencari binatang yang saling cerdik sebagai personifikasinya. Yesus pun mengakui kecerdikan ular saat Ia berkata bahwa sebagai murid²Nya kita harus tulus seperti merpati tetapi cerdik seperti ular.

Jelas sekali dalam kecerdasannya, iblis melampaui manusia. Ia menguasai semua bidang kehidupan manusia dan bisa menginspirasi manusia untuk menghasilkan karya besar, yang selalu bertujuan pada akhirnya memuliakan apapun yang lain kecuali Tuhan. Dan bukan sesuatu yang mengejutkan apabila ia pun pandai dan mengetahui banyak tentang ILMU THEOLOGIA. Jangankan menguasai ilmu tentang Allah, ia bisa menyamar dan menyatakan diri sebagai malaikat terang atau mengaku sebagai Tuhan sendiri sehingga menuntut penyembahan dari manusia.

Dan tak peduli seberapapun dia mampu memahami pengetahuan tentang Tuhan, dia tetap merupakan makhluk yang tak pernah datang untuk tunduk menyembah dan memuliakan Tuhan.

Yang terutama memang bukan pengetahuan kita tentang Tuhan. Tetapi pengenalan dan hubungan kita SECARA PRIBADI dengan Tuhan. Sehingga kita akhirnya menyadari siapa Tuhan itu, bersedia datang dengan takut, hormat dan kagum kepada Dia, bahkan mempersembahkan diri untuk hidup bagi Dia, bagi tujuan dan kepentingan²Nya yang mulia dan berdampak kekal itu.

Sudahkah Anda berjumpa, terhubung dan berjalan dalam pengalaman yang nyata dan pribadi dengan Gembala Anda yang baik itu?

~ Peter B, MA.

Comments

Popular posts from this blog

HIKMAT DAN KUTIPAN MENGENAI MENDIDIK VS MEMANJAKAN

Oleh: Bpk. Peter B, MA Orang tua yang memanjakan anak-anaknya justru menjerumuskan sang anak dalam kebodohan dan kehancuran. Jika kita mendidik anak-anak kita, pasti TUHAN lebih lagi. Dia tidak akan begitu saja memberikan apa yang diinginkan anak-anak-Nya sehingga mereka malahan justru makin mudah ditipu dan disesatkan iblis. Jerat-jerat iblis dipasang melalui berbagai pengajaran yang hampir benar untuk menyimpangkan anak-anak Tuhan dari apa yang benar.... #Waspadalah #CariPesanYangMurni #YangBenarVsYangHampirBenar

DUA GOLONGAN ORANG DALAM AMSAL 17:10

Oleh Sharon R.  Amsal 17:10 (TB)    Suatu hardikan lebih masuk pada orang berpengertian dari pada seratus pukulan pada orang bebal.  Amsal 17:10 (VMD)   Orang cerdas belajar lebih banyak dari satu teguran daripada orang bodoh belajar melalui 100 pukulan. Ada dua golongan orang yang disebutkan dalam nats diatas. Orang berpengertian dan orang bebal. Kita akan melihat ciri masing² orang tersebut melalui respon mereka terhadap teguran dari Tuhan. Orang berhikmat atau berpengertian menghargai dan belajar dari setiap teguran kepada dirinya. Ketika hal buruk terjadi dengan bersegera ia introspeksi diri dan tidak mencari kambing hitam di luar dirinya. Hatinya terbuka untuk setiap koreksi dari Tuhan. Ia menyadari dirinya lemah, mudah sesat dan perlu selalu koreksi dan perbaikan untuk kebaikan dan pertumbuhan karakter dan rohaninya. Ia tidak pernah mencari² alasan untuk membenarkan diri. Ia selalu menyediakan hati yang remuk bagi Tuhan. Juga hati seorang murid yang rela dan rindu untuk bel

SIKAP DAN PANDANGAN KITA YANG SEHARUSNYA TERHADAP NUBUAT /PENGLIHATAN: MENANGGAPI PESAN PROFETIK YANG DISAMPAIKAN OLEH CINDY JACOB DI MEDIA SOSIAL

Oleh: Didit I. Beberapa hari ini saya mendapatkan kiriman cukup banyak dari rekan-rekan di media sosial tentang nubuatan dari Cindy Jacob terkait Bapak Ahok. Menanggapi pesan nubuatan dari Cindy Jacob yang disebarkan di media sosial tersebut, Tuhan menggerakkan saya untuk mengajak rekan-rekan dan seluruh umat Tuhan untuk bersama menguji pesan yang disampaikan oleh Cindy Jacob dan mencari kehendak Tuhan dalam pesan tersebut. Pesan profetik yang disampaikan oleh Cindy Jacob seperti gambar di bawah ini: Sesuai dengan 1Tesalonika 5:19-22, kita tidak boleh memandang rendah setiap nubuatan namun juga tidak boleh langsung menerimanya mentah-mentah, sebaliknya kita harus mengujinya. Ini berarti sikap kita terhadap setiap nubuatan/penglihatan adalah menampungnya untuk kemudian diuji sesuai dengan cara dan prinsip Firman Tuhan dan mencari maksud serta tujuan pesan nubuatan/penglihatan tersebut. Penting di sini untuk bersikap netral/tidak berprasangka terlebih dahulu terhadap setiap pesan nubuata