Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2014

HATI YANG RELA DALAM MENGIKUT TUHAN

Salah satu kunci keberhasilan dalam mengikut Tuhan adalah hati yg rela sepenuhnya untuk mengikut Dia. Saat ini kerelaan atau komitmen orang-orang Kristen kepada Tuhan sangat lemah. Hal ini ditandai dengan begitu mudahnya mereka murtad atau lari dari proses Tuhan hanya karena suatu alasan yg sangat sepele. Banyak orang-orang Kristen hari ini yg kerelaannya atau komitmennya berdasarkan prinsip untun g rugi. Jika dirasa untung mereka mau dan rela utk mengikut Tuhan tetapi ketika tiba waktunya utk berkorban atau membayar harga mereka menolaknya. Bahkan tidak jarang dlm berhubungan dgn Tuhan mereka menggunakan prinsip seperti layaknya prinsip ekonomi, yaitu menginginkan keuntungan sebesar-besarnya dari Tuhan dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya. Ini adalah usaha menipu atau mengakali Tuhan. Hal ini jahat di mata Tuhan. Meskipun begitu hal ini dilakukan oleh banyak anak-anak Tuhan selama bertahun-tahun lamanya. Apakah kerelaan yg demikian yg dirindukan Tuhan? Apakah komitm

HAL-HAL PALING UTAMA DALAM BERHUBUNGAN DENGAN TUHAN (Oleh Peter Bambang)

Dari beberapa fakta dalam hidup sehari-hari kita dapat menemukan bahwa untuk datang dan mendekat kepada seseorang maupun ke tempat-tempat tertentu ada tata cara atau persyaratan khusus yang telah diatur dan ditetapkan sebelumnya. Tanpa mematuhi persyaratan tersebut mungkin kita tidak dapat bertemu orang tersebut atau diperbolehkan memasuki tempat tersebut. Setidaknya, kalau kita masih beruntung kita mungkin akan ditemui tetapi dengan sikap hati yang tidak senang. Sebagai contoh: ketika kita sedang bertamu ke rumah seseorang tentunya kita harus mengikuti tata cara sang tuan rumah (jam sekian harus pulang, dsb), saat menghadap ratu Inggris orang harus membungkukkan badannya, orang-orang Spanyol yang sangat menghormati Paus (pemimpin tertinggi Katolik) sehingga mereka membungkukkan badannya sedemikian rendah saat bertemu dan berjabat tangan dengannya (APABILA SEORANG HAMBA TUHAN DIHORMATI DENGAN TATA CARA SEDEMIKIAN… BETAPA JAUH LEBIH LAGI KITA MENGHORMATI DIA SAAT KITA DATANG KEPADA-NYA!

PERSEMBAHAN YANG TIDAK BERKENAN - BAGIAN 3 (oleh John Bevere)

TAKUT AKAN TUHAN TETAP ADA UNTUK SELAMANYA Takut akan Tuhan tetap ada untuk selamanya! Jika Lucifer memiliki rasa takut itu, dia tidak akan pernah jatuh dari sorga seperti kilat (Yes. 14: 12-15; Luk. 10:18). Lucifer adalah kerub yang diurapi di gunung kudus Allah dan berjalan di dalam hadirat Tuhan (Yeh. 28:14-17). Namun, Lucifer adalah makhluk pertama yang menunjukkan kurangnya rasa takut akan Tuhan Dengarkan saya, umat Allah: Anda dapat memiliki minyak urapan yang kudus pada diri Anda, seperti Nadab dan Abihu. Anda dapat melakukan tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat, mengusir roh jahat, dan menyembuhkan orang sakit dalam nama-Nya yang penuh kuasa, tetapi kurang rasa takut akan Tuhan! Tanpa hal itu, akhir hidup Anda tidak akan berbeda dengan Nadab dan Abihu, atau Ananias dan Safira. Karena rasa takut akan Tuhan yang membuat Anda dapat berdiri di hadapan hadirat Tuhan untuk selamanya! Adam dan Hawa berjalan dalam hadirat Tuhan. Mereka mengasihi Tuhan dan menikmati kebaikan-kebaikan-Nya.

PERSEMBAHAN YANG TIDAK BERKENAN - BAGIAN 2 (oleh John Bevere)

HIDUP DALAM TAKUT AKAN TUHAN Petrus, yang berjalan bersama Yesus dan menyaksikan penghukuman ini, menuliskan nasehat berikut ini Tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus. Dan jika kamu menyebut-Nya Bapa, yaitu Dia yang tanpa memandang muka menghakimi semua orang menurut perbuatannya, maka hendaklah kamu hidup dalam ketakutan selama kamu menumpang di dunia ini. - 1 Pet. 1:15-17 Perhatikan, dia tidak mengatakan “hendaklah kamu hidup dalam kasih.” Ya, kita memang harus berjalan dalam kasih, karena tanpa kasih kita tidak memiliki apa-apa! Di luar kasihNya, kita bahkan tidak dapat mengenal hati Bapa. Di bagian awal surat kiriman ini, Petrus bercerita tentang kasih yang membara di dalam hati kita untuk Tuhan, “Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya” (1 Pet. 1:8). Kita dipanggil untuk memiliki hubungan kasih pribadi dengan Bapa kita, tetap