Skip to main content

PERSEMBAHAN YANG TIDAK BERKENAN - BAGIAN 3 (oleh John Bevere)

TAKUT AKAN TUHAN TETAP ADA UNTUK SELAMANYA

Takut akan Tuhan tetap ada untuk selamanya! Jika Lucifer memiliki rasa takut itu, dia tidak akan pernah jatuh dari sorga seperti kilat (Yes. 14: 12-15; Luk. 10:18). Lucifer adalah kerub yang diurapi di gunung kudus Allah dan berjalan di dalam hadirat Tuhan (Yeh. 28:14-17). Namun, Lucifer adalah makhluk pertama yang menunjukkan kurangnya rasa takut akan Tuhan

Dengarkan saya, umat Allah: Anda dapat memiliki minyak urapan yang kudus pada diri Anda, seperti Nadab dan Abihu. Anda dapat melakukan tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat, mengusir roh jahat, dan menyembuhkan orang sakit dalam nama-Nya yang penuh kuasa, tetapi kurang rasa takut akan Tuhan! Tanpa hal itu, akhir hidup Anda tidak akan berbeda dengan Nadab dan Abihu, atau Ananias dan Safira. Karena rasa takut akan Tuhan yang membuat Anda dapat berdiri di hadapan hadirat Tuhan untuk selamanya!

Adam dan Hawa berjalan dalam hadirat Tuhan. Mereka mengasihi Tuhan dan menikmati kebaikan-kebaikan-Nya. Mereka tidak pernah dihukum oleh suatu otoritas. Mereka hidup dalam lingkungan yang sempurna. Tetapi, mereka tidak taat dan jatuh ke dalam dosa, mengalami penghukuman yang berat. Mereka tidak akan pernah jatuh ke dalam dosa jika mereka memiliki takut akan Tuhan.

Takut akan Tuhan tetap ada untuk selamanya! Jika Ananias dan Safira memiliki takut akan Tuhan, mereka tidak akan pernah bertindak begitu bodoh karena "takut akan Tuhan orang menjauhi kejahatan" (Ams. 16:6).

Beberapa orang mungkin bertanya, "Apakah kasih saya akan Allah tidak dapat menghalangi saya untuk berbuat dosa?" Ya, tetapi berapa besar kasih ini apabila Anda kurang rasa takut akan Tuhan? Ketika saya mengunjungi Jim Bakker di penjara, dia menceritakan panasnya penjara telah membuatnya mengalami perubahan hati yang menyeluruh. Dia menjadikan Yesus sebagai Rajanya untuk pertama kali. Dia menceritakan bagaimana dia telah kehilangan keluarganya, pelayanan, segala sesuatu yang dia miliki, dan kemudian menemukan Yesus.

Saya ingat kata-katanya dengan jelas: "John, penjara ini bukan penghukuman Allah atas hidup saya, tetapi, belas kasih-Nya. Saya percaya jika saya terus berjalan dalam hidup masa lalu saya, saya akan mengakhirinya di neraka!"

Lalu, Jim Bakker membagikan peringatan ini untuk kita semua: "John, saya selalu mengasihi Yesus tetapi Dia bukan Tuhan saya, dan ada jutaan orang Amerika seperti saya!" Jim mengasihi Yesus yang telah dinyatakan kepadanya. Kasihnya tidak tumbuh dewasa karena kurang rasa takut akan Tuhan. Sekarang Jim Bakker adalah orang yang takut akan Tuhan. Ketika saya menanyakan apa yang akan dia lakukan setelah keluar dari penjara, dengan cepat dia menjawab, "Jika saya kembali ke jalan yang dulu, saya akan dihukum segera!"


TAK SEORANG PUN BERANI BERGABUNG DENGAN MEREKA

 Apa yang terjadi dengan Ananias dan Safira menggoncangkan gereja. Peristiwa ini membuat setiap orang memeriksa hati mereka masing-masing. Mereka yang merasa memiliki sikap tidak hormat seperti Ananias dan Safira memberikan hati untuk bertobat. Orang-orang lain berpikir lebih serius sebelum bergabung dengan kumpulan orang percaya di Yerusalem. Beberapa orang mungkin mengundurkan diri karena takut akan penghakiman Allah.

Ketakutan menguasai seluruh jemaat, tetapi juga membuat orang-orang yang mendengar apa yang telah terjadi dengan pasangan suami isteri ini merasa kagum. Saya percaya ini menjadi berita yang hangat untuk sementara waktu di kota tersebut. Orang-orang saling bertanya, "Apakah engkau mendengar apa yang terjadi dengan para pengikut Yesus? Sepasang suami isteri datang membawa persembahan untuk orang-orang miskin, lalu mereka mati! Alkitab mencatat demikian.

Orang-orang lain tidak ada yang berani menggabungkan diri kepada mereka. Namun mereka sangat dihormati orang banyak. Makin lama makin bertambahlah jumlah orang yang percaya kepada Tuhan, baik laki-laki maupun perempuan. 
- Kis. 5:13-14

Kelihatannya hal itu tampak seperti sebagai suatu kontradiksi. Tak seorang pun berani bergabung,
tetapi ayat selanjutnya menyatakan makin bertambahlah jumlah orang yang percaya kepada Tuhan. Bagaimana mungkin orang percaya bertambah jumlahnya apabila tidak seorang pun yang mau bergabung? Apa maksud kalimat itu? Saya percaya tak seorang pun berani menggabungkan diri dengan Yesus sampai mereka telah menghitung harga yang harus dibayar. Tidak ada lagi "penggabungan" untuk alasan-alasan yang mementingkan diri sendiri. Mereka datang kepada Tuhan karena pribadinya, bukan karena apa yang dapat Dia lakukan.

Sangat mudah memiliki sikap tidak hormat ketika kita datang kepada Tuhan untuk apa yang dapat Dia lakukan atau berikan kepada kita. Ini merupakan hubungan yang didasarkan pada berkat dan peristiwa. Ketika sesuatu tidak berjalan sesuai dengan keinginan kita - hal ini akan terjadi - kita menjadi kecewa dan bagaikan anak yang manja, rasa hormat kita akan hilang. Ketika sikap tidak hormat dihakimi, setiap orang memeriksa hidup mereka dan motif-motif yang salah dibersihkan dengan terang penghakiman. Ini merupakan suasana pertobatan hati yang benar yang dipenuhi oleh takut akan Allah.   

Comments

Popular posts from this blog

HIKMAT DAN KUTIPAN MENGENAI MENDIDIK VS MEMANJAKAN

Oleh: Bpk. Peter B, MA Orang tua yang memanjakan anak-anaknya justru menjerumuskan sang anak dalam kebodohan dan kehancuran. Jika kita mendidik anak-anak kita, pasti TUHAN lebih lagi. Dia tidak akan begitu saja memberikan apa yang diinginkan anak-anak-Nya sehingga mereka malahan justru makin mudah ditipu dan disesatkan iblis. Jerat-jerat iblis dipasang melalui berbagai pengajaran yang hampir benar untuk menyimpangkan anak-anak Tuhan dari apa yang benar.... #Waspadalah #CariPesanYangMurni #YangBenarVsYangHampirBenar

DUA GOLONGAN ORANG DALAM AMSAL 17:10

Oleh Sharon R.  Amsal 17:10 (TB)    Suatu hardikan lebih masuk pada orang berpengertian dari pada seratus pukulan pada orang bebal.  Amsal 17:10 (VMD)   Orang cerdas belajar lebih banyak dari satu teguran daripada orang bodoh belajar melalui 100 pukulan. Ada dua golongan orang yang disebutkan dalam nats diatas. Orang berpengertian dan orang bebal. Kita akan melihat ciri masing² orang tersebut melalui respon mereka terhadap teguran dari Tuhan. Orang berhikmat atau berpengertian menghargai dan belajar dari setiap teguran kepada dirinya. Ketika hal buruk terjadi dengan bersegera ia introspeksi diri dan tidak mencari kambing hitam di luar dirinya. Hatinya terbuka untuk setiap koreksi dari Tuhan. Ia menyadari dirinya lemah, mudah sesat dan perlu selalu koreksi dan perbaikan untuk kebaikan dan pertumbuhan karakter dan rohaninya. Ia tidak pernah mencari² alasan untuk membenarkan diri. Ia selalu menyediakan hati yang remuk bagi Tuhan. Juga hati seorang murid yang rela dan rindu untuk bel

SIKAP DAN PANDANGAN KITA YANG SEHARUSNYA TERHADAP NUBUAT /PENGLIHATAN: MENANGGAPI PESAN PROFETIK YANG DISAMPAIKAN OLEH CINDY JACOB DI MEDIA SOSIAL

Oleh: Didit I. Beberapa hari ini saya mendapatkan kiriman cukup banyak dari rekan-rekan di media sosial tentang nubuatan dari Cindy Jacob terkait Bapak Ahok. Menanggapi pesan nubuatan dari Cindy Jacob yang disebarkan di media sosial tersebut, Tuhan menggerakkan saya untuk mengajak rekan-rekan dan seluruh umat Tuhan untuk bersama menguji pesan yang disampaikan oleh Cindy Jacob dan mencari kehendak Tuhan dalam pesan tersebut. Pesan profetik yang disampaikan oleh Cindy Jacob seperti gambar di bawah ini: Sesuai dengan 1Tesalonika 5:19-22, kita tidak boleh memandang rendah setiap nubuatan namun juga tidak boleh langsung menerimanya mentah-mentah, sebaliknya kita harus mengujinya. Ini berarti sikap kita terhadap setiap nubuatan/penglihatan adalah menampungnya untuk kemudian diuji sesuai dengan cara dan prinsip Firman Tuhan dan mencari maksud serta tujuan pesan nubuatan/penglihatan tersebut. Penting di sini untuk bersikap netral/tidak berprasangka terlebih dahulu terhadap setiap pesan nubuata