Skip to main content

Mempelai Zombie yang Hidup - Neil Cole (bagian 4)

  • KERAJAAN ALLAH DIMAKSUDKAN UNTUK MENYEBAR (DESENTRALISASI), TETAPI ORANG-ORANG CENDERUNG MELAKUKAN SENTRALISASI 
Allah selalu berencana agar umat manusia tersebar dan memenuhi bumi dengan kemuliaan-Nya. Ketika Nuh melangkah keluar dari bahtera, Allah memberikan perintah awal sekali lagi - dua kali ("Beranakcuculah dan bertambah banyaklah serta penuhi bumi"; Kej 9:1, 7). Seperti sering dilakukan orang-orang, Nuh dan keluarganya berusaha tinggal di satu tempat. Mereka mulai membangun proyek yang menunjukkan ketidaktaatan langsung terhadap rencana Allah. Allah harus memaksakan desentralisasi dengan mengacaukan bahasa mereka (Kej 11:7-8). Masalahnya bukan apakah bangunan itu buruk atau tidak. Alasan Allah melakukan intervensi adalah untuk membuat kita menaati perintah-Nya -- menyebar dan memenuhi bumi.

Gereja telah diberi perintah untuk menyebar dan memenuhi bumi (Mat 28:19-20; Kis 1:8). Tetapi seperti orang lain, rasul-rasul bergumul dengan godaan untuk tinggal di satu tempat dan satu bangunan. Ketika Yesus menyingkapkan inkarnasi-Nya yang sejati kepada lingkaran dalam kepemimpinannya pada saat Ia mengalami perubahan wajah (Mat 17:1-6), respons Petrus bersifat klasik: "Ini adalah tempat yang baik; biarlah aku mulai proyek pembangunan sekarang juga!" (tentu saja, ini adalah parafrase saya sendiri). Bapa menegur Petrus, menyuruhnya diam dan mendengarkan perintah Yesus -- teguran yang masih relevan di zaman sekarang.

Tampaknya umat manusia selalu ingin berdiam di satu lokasi. Kita juga cenderung melakukan hal yang sama.

Banyaknya orang memandang bahwa gereja di Yerusalem sebagai model terbaik untuk gereja yang sehat. Saya melihat beberapa contoh yang baik dalam pasal-pasal awal Kisah Para Rasul, tetapi saya kira gereja lokal di Antiokhia, Efesus, atau Tesalonika merupakan model yang lebih baik. Yesus memerintahkan murid-murid-Nya yang pertama untuk menyebar dari Yerusalem sampai ujung bumi dipenuhi dengan kuasa Allah (Kis 1:8). Namun, mereka semua justru tinggal di Yerusalem. Sama seperti Allah memaksakan desentralisasi dalam Kejadian 11 dengan mengacaukan bahasa-bahsa, Ia juga memaksakan desentralisasi dalam Kisah Para Rasul; kali ini dengan penganiayaan (Kis 8:1). Salah satu ironi Alkitab adalah bahwa di bawah penganiayaan setiap orang dari gereja Yerusalem keluar, kecuali "para utusan" yang diberi perintah pertama kali. Rasul-rasul

Comments

Popular posts from this blog

HIKMAT DAN KUTIPAN MENGENAI MENDIDIK VS MEMANJAKAN

Oleh: Bpk. Peter B, MA Orang tua yang memanjakan anak-anaknya justru menjerumuskan sang anak dalam kebodohan dan kehancuran. Jika kita mendidik anak-anak kita, pasti TUHAN lebih lagi. Dia tidak akan begitu saja memberikan apa yang diinginkan anak-anak-Nya sehingga mereka malahan justru makin mudah ditipu dan disesatkan iblis. Jerat-jerat iblis dipasang melalui berbagai pengajaran yang hampir benar untuk menyimpangkan anak-anak Tuhan dari apa yang benar.... #Waspadalah #CariPesanYangMurni #YangBenarVsYangHampirBenar

DUA GOLONGAN ORANG DALAM AMSAL 17:10

Oleh Sharon R.  Amsal 17:10 (TB)    Suatu hardikan lebih masuk pada orang berpengertian dari pada seratus pukulan pada orang bebal.  Amsal 17:10 (VMD)   Orang cerdas belajar lebih banyak dari satu teguran daripada orang bodoh belajar melalui 100 pukulan. Ada dua golongan orang yang disebutkan dalam nats diatas. Orang berpengertian dan orang bebal. Kita akan melihat ciri masing² orang tersebut melalui respon mereka terhadap teguran dari Tuhan. Orang berhikmat atau berpengertian menghargai dan belajar dari setiap teguran kepada dirinya. Ketika hal buruk terjadi dengan bersegera ia introspeksi diri dan tidak mencari kambing hitam di luar dirinya. Hatinya terbuka untuk setiap koreksi dari Tuhan. Ia menyadari dirinya lemah, mudah sesat dan perlu selalu koreksi dan perbaikan untuk kebaikan dan pertumbuhan karakter dan rohaninya. Ia tidak pernah mencari² alasan untuk membenarkan diri. Ia selalu menyediakan hati yang remuk bagi Tuhan. Juga hati seorang murid yang rela dan rindu untuk bel

SIKAP DAN PANDANGAN KITA YANG SEHARUSNYA TERHADAP NUBUAT /PENGLIHATAN: MENANGGAPI PESAN PROFETIK YANG DISAMPAIKAN OLEH CINDY JACOB DI MEDIA SOSIAL

Oleh: Didit I. Beberapa hari ini saya mendapatkan kiriman cukup banyak dari rekan-rekan di media sosial tentang nubuatan dari Cindy Jacob terkait Bapak Ahok. Menanggapi pesan nubuatan dari Cindy Jacob yang disebarkan di media sosial tersebut, Tuhan menggerakkan saya untuk mengajak rekan-rekan dan seluruh umat Tuhan untuk bersama menguji pesan yang disampaikan oleh Cindy Jacob dan mencari kehendak Tuhan dalam pesan tersebut. Pesan profetik yang disampaikan oleh Cindy Jacob seperti gambar di bawah ini: Sesuai dengan 1Tesalonika 5:19-22, kita tidak boleh memandang rendah setiap nubuatan namun juga tidak boleh langsung menerimanya mentah-mentah, sebaliknya kita harus mengujinya. Ini berarti sikap kita terhadap setiap nubuatan/penglihatan adalah menampungnya untuk kemudian diuji sesuai dengan cara dan prinsip Firman Tuhan dan mencari maksud serta tujuan pesan nubuatan/penglihatan tersebut. Penting di sini untuk bersikap netral/tidak berprasangka terlebih dahulu terhadap setiap pesan nubuata