Skip to main content

PERNIKAHAN BUKAN TUJUAN AKHIR MANUSIA

Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."
Kejadian 1: 26 - 28



Kodrat manusia adalah serupa dan segambar dengan Allah dengan tujuan untuk berkuasa bagi Allah, oleh Allah, dan untuk kemuliaan Allah. Pada awalnya ketika manusia masih masih lajang (Adam) diberi otoritas oleh Allah untuk berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi. Otoritas manusia diperluas ketika Allah persatukan Adam dengan Hawa dan diberkati dalam ikatan pernikahan yang kudus yaitu beranak cucu dan bertambah banyak; penuhi bumi dan menaklukannya, berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi

Amatlah jelas bahwa pernikahan bukan tujuan akhir manusia supaya manusia bisa hidup lebih nyaman, lebih menikmati hidup, memuaskan hawa nafsu dll. Tujuan pernikahan yang sejati yang Allah tetapkan agar supaya manusia lebih produktif dan efektif dalam melakukan perkara-perkara yang lebih besar yang Allah percayakan sebagai pengabdian untuk melayani Kerajaan Allah di muka bumi. Otoritas lebih besar diberikan untuk dapat melakukan perkara-perkara yang lebih besar dan disertai tanggung jawab yang lebih besar untuk menggenapi seluruh rencana dan kehendak Allah.

Ironisnya banyak anak-anak Tuhan ketika menikah menjadi lumpuh, tidak produktif, kehilangan arah dan tujuan hidup, kerohanian merosot dll. Seharusnya sebelum menikah kita harus mengetahui dan memahami dengan jelas panggilan dan tujuan hidup yang Allah tetapkan atas diri kita pribadi dan atas calon pasangan kita di waktu masa berpacaran. Sehingga pada waktu menikah kita bisa memberikan dukungan pelayanan maksimal kepada pasangan hidup kita untuk fokus dan berprestasi dalam menggenapi panggilan dan tujuan hidup yang Allah tetapkan baginya. Gbu.

Bangkitlah Pasangan-Pasangan Kristen Sejati Yang Radikal. Amin.

(Oleh: Faith Ruddy)

Comments

Popular posts from this blog

HIKMAT DAN KUTIPAN MENGENAI MENDIDIK VS MEMANJAKAN

Oleh: Bpk. Peter B, MA Orang tua yang memanjakan anak-anaknya justru menjerumuskan sang anak dalam kebodohan dan kehancuran. Jika kita mendidik anak-anak kita, pasti TUHAN lebih lagi. Dia tidak akan begitu saja memberikan apa yang diinginkan anak-anak-Nya sehingga mereka malahan justru makin mudah ditipu dan disesatkan iblis. Jerat-jerat iblis dipasang melalui berbagai pengajaran yang hampir benar untuk menyimpangkan anak-anak Tuhan dari apa yang benar.... #Waspadalah #CariPesanYangMurni #YangBenarVsYangHampirBenar

DUA GOLONGAN ORANG DALAM AMSAL 17:10

Oleh Sharon R.  Amsal 17:10 (TB)    Suatu hardikan lebih masuk pada orang berpengertian dari pada seratus pukulan pada orang bebal.  Amsal 17:10 (VMD)   Orang cerdas belajar lebih banyak dari satu teguran daripada orang bodoh belajar melalui 100 pukulan. Ada dua golongan orang yang disebutkan dalam nats diatas. Orang berpengertian dan orang bebal. Kita akan melihat ciri masing² orang tersebut melalui respon mereka terhadap teguran dari Tuhan. Orang berhikmat atau berpengertian menghargai dan belajar dari setiap teguran kepada dirinya. Ketika hal buruk terjadi dengan bersegera ia introspeksi diri dan tidak mencari kambing hitam di luar dirinya. Hatinya terbuka untuk setiap koreksi dari Tuhan. Ia menyadari dirinya lemah, mudah sesat dan perlu selalu koreksi dan perbaikan untuk kebaikan dan pertumbuhan karakter dan rohaninya. Ia tidak pernah mencari² alasan untuk membenarkan diri. Ia selalu menyediakan hati yang remuk bagi Tuhan. Juga hati seorang murid yang rela dan rindu untuk bel

SIKAP DAN PANDANGAN KITA YANG SEHARUSNYA TERHADAP NUBUAT /PENGLIHATAN: MENANGGAPI PESAN PROFETIK YANG DISAMPAIKAN OLEH CINDY JACOB DI MEDIA SOSIAL

Oleh: Didit I. Beberapa hari ini saya mendapatkan kiriman cukup banyak dari rekan-rekan di media sosial tentang nubuatan dari Cindy Jacob terkait Bapak Ahok. Menanggapi pesan nubuatan dari Cindy Jacob yang disebarkan di media sosial tersebut, Tuhan menggerakkan saya untuk mengajak rekan-rekan dan seluruh umat Tuhan untuk bersama menguji pesan yang disampaikan oleh Cindy Jacob dan mencari kehendak Tuhan dalam pesan tersebut. Pesan profetik yang disampaikan oleh Cindy Jacob seperti gambar di bawah ini: Sesuai dengan 1Tesalonika 5:19-22, kita tidak boleh memandang rendah setiap nubuatan namun juga tidak boleh langsung menerimanya mentah-mentah, sebaliknya kita harus mengujinya. Ini berarti sikap kita terhadap setiap nubuatan/penglihatan adalah menampungnya untuk kemudian diuji sesuai dengan cara dan prinsip Firman Tuhan dan mencari maksud serta tujuan pesan nubuatan/penglihatan tersebut. Penting di sini untuk bersikap netral/tidak berprasangka terlebih dahulu terhadap setiap pesan nubuata