Satu lagi bukti bahwa Ahok tidak mengkompromikan kebenaran:
Kisruh Anggaran 'Siluman', Ahok Dinasihati Sang Bunda
Dan, memang adakah yg lebih penting dan lebih patut diperjuangkan selain kejujuran dan kebenaran?
Jika untuk memegang jabatan dan menjadi pemimpin harus mengkompromikan kebenaran dan menurunkan standard kebenaran, pemimpin yg seperti apakah dia, yg tidak lagi dapat dipercaya?
Banyak yg mendukung Ahok, tapi adakah yang mau membayar harga dan berjuang seperti dia? Jika memang Ahok akhirnya harus martir, masih adakah yg mau bangkit dan berjuang seperti dia?
Dukunglah dengan mengikuti teladan keberanian dan keteguhan Ahok dan manusia² rohani lain di Kitab Suci. Tidak terkecuali teladan sang singa dari Yehuda. Keberanian yg hanya meneriakkan dukungan melalui media sosial tanpa cara² radikal mengubah dan mendisiplin hidup kita yang nyaman dan santai sama juga dentangan nyaring tong yang kosong.
Jika cuma menulis komentar dukungan dan bicara² di media sosial, siapapun juga bisa!
Siapa yang sepakat dengan Ahok harus berjuang bersama Ahok mengubah bangsa ini.
Jujur, bersih, berani melawan ketidakadilan, tidak pernah berkompromi dengan ketidakbenaran.
Dalam hidup kita.
Di gereja² kita.
Dalam kepemimpinan kita.
Dalam kebiasaan² kita sebagai bangsa.
Ditulis oleh Bpk. Peter B. K.
Banyak yg mendukung Ahok, tapi adakah yang mau membayar harga dan berjuang seperti dia? Jika memang Ahok akhirnya harus martir, masih adakah yg mau bangkit dan berjuang seperti dia?
Dukunglah dengan mengikuti teladan keberanian dan keteguhan Ahok dan manusia² rohani lain di Kitab Suci. Tidak terkecuali teladan sang singa dari Yehuda. Keberanian yg hanya meneriakkan dukungan melalui media sosial tanpa cara² radikal mengubah dan mendisiplin hidup kita yang nyaman dan santai sama juga dentangan nyaring tong yang kosong.
Jika cuma menulis komentar dukungan dan bicara² di media sosial, siapapun juga bisa!
Siapa yang sepakat dengan Ahok harus berjuang bersama Ahok mengubah bangsa ini.
Jujur, bersih, berani melawan ketidakadilan, tidak pernah berkompromi dengan ketidakbenaran.
Dalam hidup kita.
Di gereja² kita.
Dalam kepemimpinan kita.
Dalam kebiasaan² kita sebagai bangsa.
Ditulis oleh Bpk. Peter B. K.
Comments
Post a Comment