Skip to main content

TIDAK MENGKOMPROMIKAN KEBENARAN


Satu lagi bukti bahwa Ahok tidak mengkompromikan kebenaran:
Kisruh Anggaran 'Siluman', Ahok Dinasihati Sang Bunda

Dan, memang adakah yg lebih penting dan lebih patut diperjuangkan selain kejujuran dan kebenaran?

Jika untuk memegang jabatan dan menjadi pemimpin harus mengkompromikan kebenaran dan menurunkan standard kebenaran, pemimpin yg seperti apakah dia, yg tidak lagi dapat dipercaya?

Banyak yg mendukung Ahok, tapi adakah yang mau membayar harga dan berjuang seperti dia? Jika memang Ahok akhirnya harus martir, masih adakah yg mau bangkit dan berjuang seperti dia?



Dukunglah dengan mengikuti teladan keberanian dan keteguhan Ahok dan manusia² rohani lain di Kitab Suci. Tidak terkecuali teladan sang singa dari Yehuda. Keberanian yg hanya meneriakkan dukungan melalui media sosial tanpa cara² radikal mengubah dan mendisiplin hidup kita yang nyaman dan santai sama juga dentangan nyaring tong yang kosong.

Jika cuma menulis komentar dukungan dan bicara² di media sosial, siapapun juga bisa!
Siapa yang sepakat dengan Ahok harus berjuang bersama Ahok mengubah bangsa ini.
Jujur, bersih, berani melawan ketidakadilan, tidak pernah berkompromi dengan ketidakbenaran.

Dalam hidup kita.

Di gereja² kita.

Dalam kepemimpinan kita.

Dalam kebiasaan² kita sebagai bangsa.

Ditulis oleh Bpk. Peter B. K. 

Comments

Popular posts from this blog

HIKMAT DAN KUTIPAN MENGENAI MENDIDIK VS MEMANJAKAN

Oleh: Bpk. Peter B, MA Orang tua yang memanjakan anak-anaknya justru menjerumuskan sang anak dalam kebodohan dan kehancuran. Jika kita mendidik anak-anak kita, pasti TUHAN lebih lagi. Dia tidak akan begitu saja memberikan apa yang diinginkan anak-anak-Nya sehingga mereka malahan justru makin mudah ditipu dan disesatkan iblis. Jerat-jerat iblis dipasang melalui berbagai pengajaran yang hampir benar untuk menyimpangkan anak-anak Tuhan dari apa yang benar.... #Waspadalah #CariPesanYangMurni #YangBenarVsYangHampirBenar

DUA GOLONGAN ORANG DALAM AMSAL 17:10

Oleh Sharon R.  Amsal 17:10 (TB)    Suatu hardikan lebih masuk pada orang berpengertian dari pada seratus pukulan pada orang bebal.  Amsal 17:10 (VMD)   Orang cerdas belajar lebih banyak dari satu teguran daripada orang bodoh belajar melalui 100 pukulan. Ada dua golongan orang yang disebutkan dalam nats diatas. Orang berpengertian dan orang bebal. Kita akan melihat ciri masing² orang tersebut melalui respon mereka terhadap teguran dari Tuhan. Orang berhikmat atau berpengertian menghargai dan belajar dari setiap teguran kepada dirinya. Ketika hal buruk terjadi dengan bersegera ia introspeksi diri dan tidak mencari kambing hitam di luar dirinya. Hatinya terbuka untuk setiap koreksi dari Tuhan. Ia menyadari dirinya lemah, mudah sesat dan perlu selalu koreksi dan perbaikan untuk kebaikan dan pertumbuhan karakter dan rohaninya. Ia tidak pernah mencari² alasan untuk membenarkan diri. Ia selalu menyediakan hati yang remuk bagi Tuhan. Juga hati seorang murid yang rela dan rindu untuk bel

SIKAP DAN PANDANGAN KITA YANG SEHARUSNYA TERHADAP NUBUAT /PENGLIHATAN: MENANGGAPI PESAN PROFETIK YANG DISAMPAIKAN OLEH CINDY JACOB DI MEDIA SOSIAL

Oleh: Didit I. Beberapa hari ini saya mendapatkan kiriman cukup banyak dari rekan-rekan di media sosial tentang nubuatan dari Cindy Jacob terkait Bapak Ahok. Menanggapi pesan nubuatan dari Cindy Jacob yang disebarkan di media sosial tersebut, Tuhan menggerakkan saya untuk mengajak rekan-rekan dan seluruh umat Tuhan untuk bersama menguji pesan yang disampaikan oleh Cindy Jacob dan mencari kehendak Tuhan dalam pesan tersebut. Pesan profetik yang disampaikan oleh Cindy Jacob seperti gambar di bawah ini: Sesuai dengan 1Tesalonika 5:19-22, kita tidak boleh memandang rendah setiap nubuatan namun juga tidak boleh langsung menerimanya mentah-mentah, sebaliknya kita harus mengujinya. Ini berarti sikap kita terhadap setiap nubuatan/penglihatan adalah menampungnya untuk kemudian diuji sesuai dengan cara dan prinsip Firman Tuhan dan mencari maksud serta tujuan pesan nubuatan/penglihatan tersebut. Penting di sini untuk bersikap netral/tidak berprasangka terlebih dahulu terhadap setiap pesan nubuata