Skip to main content

MENGAPA BERTANYA ITU SANGAT PENTING? (JOHN MAXWELL)


Oleh John Maxwell


Makin sering saya bertanya, makin bernilai pertanyaan-pertanyaan itu bagi saya. Orang-orang yang menyayangi saya memberi bimbingan dan nasihat yang bernilai saat saya mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengubah drastis kepemimpinan saya. Saya rindu menunjukkan dampak dari pertanyaan-pertanyaan ini dalam hidup saya, membagikan pertanyaan kepemimpinan yang saya ajukan pada diri sendiri dan orang lain, serta menjawab pertanyaan orang-orang dari berbagai belaan dunia, latar belakang dan profesi

PENTINGNYA BERTANYA
Jika ingin sukses dan meraih potensi kepemimpinan, jadikanlah bertanya sebagai gaya hidup Anda. Inilah beberapa alasannya:


1.      Anda Hanya Mendapat Jawaban Dari Apa Yang Anda Tanyakan
Pernahkah Anda urung bertanya karena merasa pertanyaan itu konyol? Saya pernah! Terlalu sering saya membiarkan keengganan terlihat bodoh mencegah saya meraup pengetahuan yang dibutuhkan. Richad Thalheimer, pendiri Sharper Image, menegaskan, “Lebih baik terlihat bodoh daripada bodoh sungguhan.” Karena itu, kekanglah ego dan tetaplah bertanya, meski pertanyaan itu mungkin membuat kita tampak bodoh.

Perbedaan  besar antara orang yang tidak bertanya dalam memahami situasi dan orang yang membekali diri dengan pertanyaan mendalam

TANPA PERTANYAAN MENDALAM
§  Jawaban dangkal
§  Kurang percaya diri
§  Mengambil keputusan yang buruk
§  Hidup dalam kabut mental
§  Mengerjakan tugas berprioritas rendah
§  Pemahaman yang tidak matang
DENGAN PERTANYAAN MENDALAM
§  Jawaban mendalam
§  Hidup dengan percaya diri
§  Mengambil keputusan dengan bijak
§  Fokus yang jernih dalam hidup
§  Berfokus pada tugas berprioritas tinggi
§  Pemahaman yang matang

2.      Pertanyaan Membuka Pintu yang Akan Tetap Tertutup Seandainya Anda Tidak Bertanya
Dalam perjalanan hidup, kita menemui banyak pintu. Di baliknya tersimpan segala macam kemungkinan yang mengarahkan kita pada peluang, pengalaman, dan orang lain, tapi pintu-pintu itu harus terbuka dulu agar bisa dilalui. Kunci yang membuka pintu-pintu ini adalah pertanyaan. Misalnya, baru-baru ini saya berkesempatan mewawancarai mantan menteri dalam negeri, Condoleezza Rice, di Stanford University dalam acara Leadercast. Karena tahu 150.000 orang lebih akan menonton, saya ingin mengajukan pertanyaan bagus pada perempuan hebat yang berwawasan dan berpengalaman luar biasa ini agar kami bisa belajar banyak darinya. Saya meriset, membaca buku-bukunya, dan berbincang dengan orang-orang yang menolong saya memahami beliau.
Ketika kami akhirnya bertemu, ternyata beliau pribadi yang amat menyenangkan dan berwawasan mendalam. Setiap pertanyaan yang saya ajukan membuka makin banyak pintu untuk meresapi pengalaman-pengalaman beliau. Di ujung wawancara, saya menemukan seorang teman yang hebat. Saya belajar sangat banyak, dan saya yakin seluruh audiensi pun demikian.
Pakar manajemen, Peter Drucker, berkata, “Kekuatan terbesar saya sebagai konsultan adalah menjadi bodoh dan bertanya.” Pemimpin sukses getol bertanya dan menggali pengetahuan orang-orang yang ia jumpai.

Pertanyaan Penuntas Masalah

Sebagai pemimpin, giatlah mencari tahu demi kepentingan tim. Ketika menghadapi persoalan dan tidak tahu langkah apa yang harus diambil untuk memajukan tim, ajukan pertanyaan berikut:
Ø  Mengapa kita mengalami masalah?
Ø  Bagaimana kita mengatasinya?
Ø  Langkah spesifik apa yang perlu diambil untuk menuntaskan masalah ini?


3.      Bertanya Adalah Trik Termanjur dalam Membina Hubungan
Kata komunikasiberasal dari kata Latin communis, yang berarti “bersama”. Sebelum berkomunikasi, tegakkanlah kesamaan. Semakin banyak kesamaan yang dimiliki, potensi untuk membangun hubungan dan komunikasi pun makin besar.
Cara terampuh untuk membina relasi adalah bertanya. Pertanyaan menghubungkan kita dengan orang lain. Tentu saja, pertanyaan yang diajukan harus tepat. Yang Anda tanyakan itu penting, begitu pun cara Anda bertanya. George Bernard Shaw mengamati, “Masalah terbesar dalam komunikasi adalah ilusi bahwa komunikasi itu telah terwujud.”
4.      Dengan Bertanya, Kita Melatih Kerendahan Hati
Paul Martinelli, pemimpin John Maxwell Team, pernah berkata pada saya, “Semua ketakutan berakar dari rasa ‘tidak cukup’ atau ‘tidak pernah cukup.’” Terlalu sering, rasa takut mencegah kita tampil rentan dan merasa cukup aman untuk bertanya. Saat baru memimpin, saya merasa tidak cukup bijak, kuat, matang, cakap, percaya diri, ataupun berbobot. Namun, saat saya mulai jujur dengan diri sendiri, mengizinkan kelemahan itu membuat saya rendah hati, dan memohon pertolongan Tuhan, saya mulai berubah. Saya makin terbuka dan autentik. Saya bersedia mengakui kesalahan dan kelemahan saya. Saya mengembangkan kerendahan hati yang tepat serta mulai berubah dan bertumbuh.
Ada banyak kebiasaan buruk yang perlu ditumpas. Ada prioritas-prioritas keliru yang perlu diubah. Saya harus mengenakan pola pikir yang baru. Saya harus mengajukan pertanyaan sulit pada diri sendiri. Sebelumnya, saya tidak mau salah dan disalahkan. Akibatnya, saya tidak bisa menemukan apa yang benar. Kita perlu melepas keinginan menjadi benar demi menemukan kebanaran. Kerendahan hati menolong kita menjadi autentik, rentan, bisa dipercaya, dan akrab dengan orang lain. Ingat, kita lebih mudah membuka diri pada orang yang lebih dulu membuka diri pada kita.
5.      Dengan Bertanya, Kita Melibatkan Orang Lain dalam Percakapan
Larry King, pemandu acara bincang-bincang di televisi, yakin bahwa bertanya adalah rahasia dari percakapan yang mengalir
Setiap kali bersiap menemui orang lain, saya meluangkan waktu untuk menyusun pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Saya ingin mengoptimalkan waktu yang saya punya dan melibatkan mereka. Saya ingin mereka tahu saya menghargai mereka dan, jika mungkin, ingin menambahkan nilai pada mereka. Agar bisa melakukannya, saya percaya harus mengenal mereka. Saya wajib bertanya; mereka menjawab dan saya menyimak. Dan jika saya ingin menerima nilai tambah dari orang lain, lagi-lagi saya perlu bertanya dan menyimak. Kita tidak bisa melakukan semua ini jika tidak mengenal mereka.
Saya mendorong Anda untuk bertanya guna melibatkan orang lain dan belajar dari mereka. Kelak Anda pasti menganggapnya kebiasaan paling bermanfaat yang pernah Anda kembangkan.
6.      Dengan Bertanya, Kita Meramu Ide yang Lebih Baik
Semua ide akan makin brilian saat orang yang tepat diberikan kesempatan untuk menambahkan gagasan dan mengembangkannya. Ide bagus dapat menjadi hebat saat banyak orang bekerjasama untuk meningkatkannya.
Apa rahasia dari pemikiran bersama? Mengajukan pertanyaan yang tepat pada orang yang tepat. Ini langkah yang sangat bermanfaat. Seperti yang dikatakan Brian Tracy, “Pendorong utama dari berpikir kreatif adalah pertanyaan yang terfokus. Pertanyaan yang tertata rapi, membidik inti masalah, serta mencetuskan gagasan dan wawasan baru tentu berbeda.”
Dalam tahun-tahun awal menjadi pendeta, saya mengikuti acara urun rembuk yang dipimpin seorang pendeta yang amat sukses. Yang menakjubkan, dalam acara ini para pemimpin sukses membagikan metode terbaik mereka di hadapan hadirin yang diberikan kesempatan untuk bertanya. Para pendeta yang sedang naik daun pun diminta membeberkan ide-ide segar, diimbuhi masukan dari para pemimpin yang berpengalaman. Konferensi ini diwarnai harapan dan daya kreatif yang menular karena dilandasi oleh beraneka pertanyaan. Di sini, ide-ide cemerlang ditempa menjadi makin gemilang.
Setiap pemimpin yang mengajukan pertanyaan tepat pada orang yang tepat pasti akan menemukan dan mengembangkan ide-ide hebat. Thomas Edison, si penemu, mengakui, “Gagasan yang saya pakai kebanyakan milik orang-orang yang tidak mengembangkannya.” Biasakan diri untuk menanyakan hal yang tepat pada orang yang tepat; niscaya ide-ide Anda akan berkembang di level yang lebih tinggi.
7.      Dengan Bertanya, Kita Menerima Sudut Pandang yang Berbeda
Seorang novelis dan politikus Inggris, Edward George Earle Lytton Bulwer-Lytton menegaskan, “Semangat sejati dari percakapan adalah membangun pandangan orang lain, bukan menggulingkannya.” Di situlah pertanyaan berperan penting. Dengan bertanya dan menyimak jawabannya, kita akan menemukan pandangan yang bernilai selain pandangan kita sendiri. Dan itu penting karena kita sering beramsumsi keliru terhadap orang lain.
Seorang pemimpin bijak pernah memberitahu saya, “Sebelum Anda berusaha membereskansesuatu, pastikan Anda melihat dengan benar.” Nasihat itu menolong saya mengerti bahwa mayoritas kesalahpahaman terjadi karena asumsi yang berbeda-beda. Kita dapat mengoreksi asumsi yang salah dan mencegah miskomunikasi dengan bertanya.
8.      Dengan Bertanya, Kita Menantang Pola Piker dan Kebiasaan yang Buruk dan Berurat Akar
Ada banyak sekali orang yang bermentalitas rendah dan stagnan. Bagaimana kita mengatasinya? Dengan mengajukan pertanyaan yang juga sering ditanyakan teman saya, Bill, pada saya: “Kapan terakhir kali Anda mencetuskan gagasan bagus yang benar-benar baru?”
Bertanya adalah trik jitu untuk mencegah kemalasan mental dan menarik kita dari kebiasaan yang tidak produktif. Seseorang pernah berkata “Masa depan ada ditangan orang-orang yang selalu ingin tahu. Yang tidak takut mencoba, menjelajah, mengaduk-aduk, bertanya, dan menjungkirbalikkan sesuatu.”
Jika Anda ingin menemukan sesuatu, merombak status quo, membuat keajuan, serta menemukan cara berpikir dan berlaku yang baru, ajukan pertanyaan. Pertanyaan adalah mata rantai penemuan dan inovasi.

MENGUBAH HIDUP
Anthony Robbins, seorang pembicara, pernah berkata, “Pertanyaan bermutu membangun kehidupan bermutu.orang-orang sukses bertanya dengan lebih cerdas, dan hasilnya, mereka mendapat jawaban yang lebih baik.” 
Hidup adalah perjalanan, dan di dalamnya kita berusaha menemukan jalan dan membawa perubahan. Dengan bertanya, kita dibantu menempuh perjalanan tersebut. Bahkan kata pertanyaan berakar dari kata Latin quaerere yang artinya “bertanya” atau “mencari”. Akarnya sama dengan kata pencarian atau quest. Kadang pertanyaan itu diajukan oleh orang lain. Kadang kitalah yang bertanya. Siapa pun yang bertanya, pertanyaan-pertanyaan itu menandai kita.

Pertanyaan Pengubah Hidup yang Ditanyakan Orang Lain pada Saya
Banyak orang bijak dan murah hati menanyai saya beberapa hal yang secara positif mempengaruhi hidup saya. Ada sepuluh pertanyaan terbaik yang ingin saya bagikan dengan Anda:

1.      “Apa yang mau kamu lakukan dengan hidupmu?” – Ayah
Beliau tidak hanya bertanya, tetapi juga menolong saya menemukan jawaban. Beliau mengatakan bahwa saya pandai menjalin hubungan dengan orang lain dan jalan hidup saya semestinya mencakup berhubungan dan menolong orang lain. Seumur hidup saya berupaya menambahkan nilai pada orang lain karena beliau mengajukan pertanyaan ini pada saya
2.      “Apakah kamu tahu kamu seorang pemimpin?” – Mr. Horton
Ia mengerti bahwa kepemimpinan adalah pengaruh. Selain mengamati perilaku kepemimpinan saya, ia juga menyoroti itu dan menolong saya memulai perjalanan kepemimpinan
3.      “Apa kamu punya rencana untuk pertumbuhan pribadimu” – Curt Kampmeier
Pertanyaan Curt mendorong saya menggali diri sendiri dan menemukan keinginan hati saya. Itu katalis bagi pertumbuhan saya.
4.      “dapatkah aku menolongmu memulai bisnis?” – Tom Phillippe
Saya memulai karier dengan melayani penuh waktu, tapi saya selalu berpikir inovatif dan berjiwa wirausaha. Tom adalah sahabat lama yang ingin menolong saya bertumbuh secara finansial dan memberi kesempatan investasi untuk masa depan. Pertanyaan Tom dan kesediaan saya merespon membawa manfaat yang tak terkira dalam hidup saya.
5.      “Bagaimana kami bisa memperoleh pelatihan rutin dari Anda?” – 31 peserta konferensi kepemimpinan
Mereka ingin menerima peatihan kepemimpinan secara berkala setelah konferensi itu usai. Setelah berpikir sejenak, saya bertanya, “Bagaimana kalau saya merekam pelajaran kepemimpinan bulanan dan mengirimkannya pada Anda sekalian dengan biaya lima dolar per bulan?” Ketiga puluh satu orang itu langsung mendaftarkan diri dan memberi informasi kontak mereka, dan saya pulang sambil merenungkan apa yang harus dilakukan. Saya mengajari staff saya pelajaran kepemimpinan, merekamnya, dan mengeposkan kaset rekaman ke alamat pelanggan. Itulah awal mula berdirinya Maximum Impact club. Itu juga cikal bakal dari berbagai sumber daya pelatihan pengembangan saya, dan yang pada akhirnya menjadi The John Maxwell Company.
6.      “Apa yang bisa kita lakukan untuk membawa perubahan?” – Larry Maxwell
Ia menanyakan hal ini pada 1995, dan pertanyaan itu menjadi katalis dari berdirinya EQUIP, perusahaan yang menyediakan pelatihan kepemimpinan terbesar di dunia. Jutaan pemimpin yang dilatih di lebih dari 175 negara memtik manfaat karena Larry mengajukan pertanyaan tersebut
7.      “Apa yang akan kamu lakukan dengan paruh kedua hidupmu?” – Bob Buford
Bob adalah teman saya, tapi saya menemukan pertanyaan ini saat membaca bukunya yang berjudul Half Time:
“Anda tak akan beranjak jauh pada paruh kedua kehidupan jika belum mengetahui misi hidup Anda. Dapatkah misi hidup itu dirangkum dalam satu atau dua kalimat? Cara yang baik untuk mulai menyusunnya adalah dengan mengajukan beberapa pertanyaan (dan jawaban jujur). Apa yang menjadi passion Anda? Apa yang telah Anda capai? Apa yang Anda lakukan dengan sangat baik? Untuk apa Anda diciptakan? Bidang mana yang paling Anda nikmati? Apa saja “keharusan” yang menuntun Anda disepanjang paruh pertama? Pertanyaan ini dan pertanyaan lain yang serupa akan mengarahkan Anda pada pribadi yang Anda idealkan; semua pertanyaan ini menolong Anda menemukan tugas yang memang dirancang untuk Anda kerjakan.
8.      “Maukah kamu menghubungiku kapan pun kamu butuh bantuan?” – John Bright Cage
John seorang kardiolog yang memberi saya kartu namanya saat kami makan siang bersama pada 1998. Ia menulis nomor ponselnya di sana, mewanti-wanti bahwa saya tidak sehat dan bisa terkena serangan jantung sewaktu-waktu. Enam bulan berselang, di pesta Natal perusahaan kami, saya terkena serangan jantung yang ia ramalkan. Asisten saya, Linda Eggers, meneleponnya pada tengah malam itu dan serangkaian tindakan pun ia lakukan untuk menyelamatkan hidup saya. Saya menghargai peran dan subangsih John beserta seluruh tim medis dalam pencapaian saya selama lima belas taun ini.
9.      “Maukah kamu mendirikan perusahaan pelatihan?” – Paul Martinelli dan Scott M. Fay
Saya berusia 63 tahun dan menjalani karier yang gemilang saat Scott dan Paul mendekati saya. Mereka mengaku punya ide fantastis: kami bertiga mendirikan perusahaan pelatihan. Setelah bercakap-cakap cukup intens dengan mereka selama delapan belas bulan, saya akhirnya bersedia. Hari ini saya mensyukuri pertanyaan itu dan kegigihan mereka karena ribuan pelatih John Maxwell Team yang dilatih dan disebarkan ke seluruh dunia kini menjadi sumber sukacita yang tak berujung.
10.  “Maukah kamu mempercayakan hidupmu kepada-Ku?” – Tuhan
Saya menyerahkan hidup saya pada kepada Tuhan pada usia tujuh belas. Itu keputusan terhebat dalam hidup saya! Saya sepakat dengan Ralph Waldo Emerson yang menulis, “Semua hal yang saya lihat mengajari saya untuk mempercayai Sang Pencipta atas semua hal yang belum saya lihat.” Semakin lama saya hidup, semakin saya percaya kepada-Nya. Omomg-omong, saat Tuhan bertanya kepada Anda, itu bukan untuk kepentinganNya, malainkan demi kebaikan Anda


PERTANYAAN PENGUBAH HIDUP YANG SAYA TANYAKAN
Pertanyaan penting yang saya tanyakan pada orang lain pun sama berdampaknya, dimulai dari anak-anak. Berikut sepuluh pertanyaan – dan jawaban – yang membawa perubahan terbesar dalam hidup saya.
1.      “Ibu, seberapa besar cintamu kepadaku?”
Saat masih kecil, saya menanyakan ini pada ibu saya berulang kali. Karena saya senang mendengar jawabannya. Jawaban ibu selalu sama: “Dengan segenap hatiku dan tak bersyarat.” Dan biasanya beliau lalu menjelaskan bahwa cinta tak bersyarat berarti beliau akan selalu mencintai saya, apa pun yang saya lakukan. Saya bisa sukses dan berani mengambil resiko berkat cinta tak bersyarat yang selalu beliau berikan pada saya.
2.      “Margaret, bersediakah kau menjadi istriku?”
Margaret adalah cinta sejati dalam hidup saya dan penasihat paling terpercaya. Ia berperan penting dalam setiap keputusan yang saya ambil selama empat puluh tahun kami menikah. Pada tahun-tahun awal pernikahan, ia turut menanggung beban kerja yang berat dan membebaskan saya untuk mengejar panggilan hidup saya dengan komitmen sepenuh hati. Hari ini, sukacita terbesar saya adalah menghabiskan waktu bersamanya.
3.      “Pak pendeta, bagaimana Anda dapat membangun gereja yang besar?”
Terilhami oleh kisah-kisah yang saya baca tentang sepuluh gereja terbesar di Amerika (buku-buku Elmer Towns), saya mulai menelpon para pemimpinnya dan membuat janji temu agar saya bisa menanyakan berbagai hal. Selama empat tahun berikutnya, saya mengunjungi gereja-gereja yang pemimpinnya setuju untuk bertemu. Saya menggali rahasia keberhasilan mereka. Begitu proyek ini selesai, kesimpulan yang saya tarik ialah: “Segala sesuatu ditentukan oleh kepemimpinan.” Kebenaran ini menjadi pokok utama dari perjalanan kepemimpinan saya, dan telah mendorong saya untuk mengajari orang lain untuk memimpin di sepanjang hidup saya.
4.      “Les, mengapa Anda menulis buku?”
Saya gemar membaca buku, tapi tak punya hasrat untuk menulis – hingga suatu hari saya menanyakan alasan teman saya, Les Parrot, menulis. Jawabannya mengbah hidup saya. Ia berkata, “Saya menulis buku untuk mempengaruhi orang-orang yang tak pernah saya jumpai. Buku menambah jumlah audiensi dan menyebarkan pesan saya.” Meski tak punya hasrat menulis, hasrat untuk mempengaruhi banyak orang membuat saya mau menulis. Hari ini, setelah 25 juta eksemplar buku terjual, impian saya menjadi nyata.
5.      “Ayah, bolehkah aku meminta restumu untuk meninggalkan organisasi ini?”
Ini pertanyaan tersulit yang pernah saya tanyakan. Mengapa? Ayah-lah pemimpin dari organisasi yang hendak saya tinggalkan. Saya mengerti masa depan saya bukan di sini. Jika ingin tetap bertumbuh dan mengejar panggilan hidup, saya tahu harus mempelajari apa yang belum saya ketahui. Dengan berlinang air mata ayah memberi restunya.
Pertanyaan itu – dan jawaban beliau yang murah hati serta tidak mementingka diri sendiri – membuka pintu dan memungkinkan saya berjalan menuju masa depan yang tak terbatas.
6.      “Para pemimpin, tugas dan kewajiban apa yang hanya bisa dilakukan oleh saya seorang?”
Pemimpin komite pencarian Skyline Church, mengundang saya untuk menjadi pemimpin dari gereja Wesleyan paling berpengaruh di dunia. Saya tahu itu akan menjadi tantangan besar. Saya tak akan mampu mengisi peran yang pernah di pegang Orval Butcher, pendeta pendiri yang memimpin mereka selama 27 tahun atau memenuhi harapan majelis. Begitu mereka selesai menanyakan setiap pertanyaan yang mereka punya, saya balik bertanya. Saya ingin tahu apa saja tanggung jawab yang hanya bisa dikerjakan oleh saya. Pertanyaan itu berujung pada percakapan dua jam dan sebuah landasan yang bisa saya gunakan untuk memimpin. Saya mempersembahkan empat belas tahun hidup saya bagi jemaat ini, dan Skyline menjadi salah satu dari sepuluh gereja paling berpengaruh di Amerika saat saya melayani di sana. Sungguh kehormatan yang istimewa untuk melayani di sana, dan itu salah satu pengalaman terbaik dalam hidup saya.
7.      “Charlie, maukah kamu menolongku menulis buku?”
Saya meminta Charlie Wetzel untuk membantu saya. Kami mulai menulis bersama pada 1994. Dua puluh tahun semenjak itu, kami menulis 65 buku lebih bersama dan menjual lebih dari 24 juta eksemplar. Dari segenap lingkaran inti saya, ia telah mempengaruhi lebih banyak orang dibanding siapa pun.
8.      “Kevin, bolehkah saya menjadi mentor Anda?”
Menambahkan nilai pada orang-orang berpotensi tinggi yang sangat ingin bertumbuh merupakan salah satu investasi terbaik yang bisa dilakukan pemimpin. Saya selalu memilih sendiri orang-orang yang ingin saya bimbing. Diantara mereka semua, taka da yang memberikan pengembalian terbesar selain Kevin Myers. Gereja yang ia dirikan, 12Stone, kini menjadi salah satu gereja paling berpengaruh dan paling pesat pertumbuhannya di Amerika. Saya sendiri menyaksikannya dari pemimpin yang baik menjadi pemimpin yang hebat.
Beberapa tahun yang lau, ia menceritakan niatnya untuk membangun pusat kepemimpinan yang akan melatih para pemimpin dari seluruh dunia, dan ia bertanya apakah ia boleh menamainya dengan nama saya. Saya tercengang. Tuhan pernah memberi saya visi untuk melakukan apa yang sedang ia lakukan, dan saya merasa inilah penggenapan dari mimpi yang pernah pupus itu.
“itu kehormatan bagi saya,” jawab saya. “Apa saja tanggung jawab saya kelak?”
“Gunakan saja fasilitas ini untuk mengilhami dan melatih para pemimpin,” jawab kevin. “itu saja.”
Hari ini, John Maxwell Leadership Center berdiri di posisi strategis di dekat Atlanta, Georgia, dan tengah melatih banyak pemimpin di seluruh dunia. Saya yakin tempat ini akan menegakkan warisan kepemimpinan yang akan terus bertahan bahkan sesudah saya meninggal. Dan itu semua dimulai dengan mengajukan satu pertanyaan pada seorang pendeta muda yang memiliki potensi tiada batas.
9.      “Jeff, siapa kenalan Anda yang menurut Anda perlu saya kenal?”
Saat saya menanyakan ini pada Jeff Brown, hidup saya pun berubah. Mengapa? Karena Jeff lantas memperkenalkan saya pada John Wooden, salah satu pelatih dan pengajar terhebat abad ini. Setelah Jeff memperkenalkan kami, saya dan pelatih Wooden berteman baik dan ia pun menjadi mentor saya. Lebih dari siapa pun, ia mengajari dan mengilhami saya untuk menulis buku Today Matters dan  Sometimes You Win – Sometimes You Learn.
Saya ingin mendorong Anda untuk melakukannya juga. Saat berjumpa dengan orang yang menarik, kemungkinan besar ia pun mengenal orang lain yang juga menarik. Tanyakan saja dan saya yakin pintu menuju teman-teman baru dan peluang yang menarik akan terbuka bagi Anda
10.  “Pembaca, bagaimana saya bisa menambahkan nilai pada hidup Anda?”
Saya mulai menanyakan hal yang sama saat menulis buku. Saya percaya jawabannya “ya” asalakan di setiap halaman saya mampu menambahkan nilai bukan kata-kata kosong bagi saya. Konsep inilah yang memberi arti bagi hidup saya. Dan selama saya bisa bertanya dan yakin jawabannya adalah “ya”, saya akan terus menulis buku untuk menolong Anda dan calon pembaca lainnya.

Negarawan – dermawan Bernard Baruch berkata, “Jutaan orang elihat apel jath, tapi hanya Newton yang bertanya mengapa.” Karena Newton menyempatkan diri untuk bertanya, dunia pun menuai manfaat dari teori grafitasinya
Pertanyaan mengandung kuasa. Ada banyak pertanyaan yang menandai pertumbuhan, mendorong perubahan ke arah positif, serta menuntun saya ke arah keberhasilan. Meski banyak diantara kita berusaha tampil cerdas dengan memberi jawaban cerdas, akan jauh lebih baik bila kita berfokus untuk bertanya. Pertanyaan yang baik membuat kita tahu; pertanyaan yang hebat mengubah kita!

Comments

Popular posts from this blog

DUA GOLONGAN ORANG DALAM AMSAL 17:10

Oleh Sharon R.  Amsal 17:10 (TB)    Suatu hardikan lebih masuk pada orang berpengertian dari pada seratus pukulan pada orang bebal.  Amsal 17:10 (VMD)   Orang cerdas belajar lebih banyak dari satu teguran daripada orang bodoh belajar melalui 100 pukulan. Ada dua golongan orang yang disebutkan dalam nats diatas. Orang berpengertian dan orang bebal. Kita akan melihat ciri masing² orang tersebut melalui respon mereka terhadap teguran dari Tuhan. Orang berhikmat atau berpengertian menghargai dan belajar dari setiap teguran kepada dirinya. Ketika hal buruk terjadi dengan bersegera ia introspeksi diri dan tidak mencari kambing hitam di luar dirinya. Hatinya terbuka untuk setiap koreksi dari Tuhan. Ia menyadari dirinya lemah, mudah sesat dan perlu selalu koreksi dan perbaikan untuk kebaikan dan pertumbuhan karakter dan rohaninya. Ia tidak pernah mencari² alasan untuk membenarkan diri. Ia selalu menyediakan hati yang remuk bagi Tuhan. Juga hati seorang murid yang rela dan rindu untuk bel

HIKMAT DAN KUTIPAN

HIKMAT DAN KUTIPAN MENGENAI MENDIDIK VS MEMANJAKAN

Oleh: Bpk. Peter B, MA Orang tua yang memanjakan anak-anaknya justru menjerumuskan sang anak dalam kebodohan dan kehancuran. Jika kita mendidik anak-anak kita, pasti TUHAN lebih lagi. Dia tidak akan begitu saja memberikan apa yang diinginkan anak-anak-Nya sehingga mereka malahan justru makin mudah ditipu dan disesatkan iblis. Jerat-jerat iblis dipasang melalui berbagai pengajaran yang hampir benar untuk menyimpangkan anak-anak Tuhan dari apa yang benar.... #Waspadalah #CariPesanYangMurni #YangBenarVsYangHampirBenar