Skip to main content

When The True Worshippers Face Problems


RENUNGAN MAZMUR 3
(Ditulis oleh Bp. Peter Bambang Kustiono)
 

                    Diburu oleh anak sendiri. Bagaimana rasanya? Pastilah sangat menyakitkan. Daud pernah mengalaminya. It’s a very big problem in his life! Tetapi menarik sekali untuk mengetahui bahwa di tengah-tengah problem yang begitu besar, penyembah sejati satu ini bertindak dengan luar biasa: MEMUJI TUHAN! (Di PB Paulus & Silas juga pernah lho melakukannya). Mungkin ini pulalah yang membuat Daud mendapat predikat sebagai “Orang yang berkenan di hati Allah”.

PEMANDANGAN YANG MENGGETARKAN
                    Mazmur ini dibuka dengan suatu gambaran akan masalah yang dihadapi Daud (ay. 23). Begitu banyak! Tidak ada pertolongan! Pernahkah engkau mengalami seperti itu? Semua manusia pasti sekali dalam hidup pernah mengalaminya. Di pandangan orang-orang yang melihat Daud, menurut logika : tidak ada jalan keluar. Dapat dikatakan posisi Daud sangat lemah. la telah habis. Daud melihat keadaan sekitarnya dan merasa tidak berdaya, tidak mampu menghadapi. Keadaan sekitar kita bisa sangat melemahkan iman. Sebagai contoh visi persatuan gereja dan penyembahan 24 jam begitu besar dan terlihat mustahiI, mungkinkah itu terwujud? Karena melihat pemandangan yang menggetarkan ini maka banyak orang menjadi putus asa dan menyerah.Menghadapi masalah yang sukar dan berat banyak orang mundur dan tidak berani menghadapinya. Mereka lari dari kenyataan. Tetapi Puji Tuhan, Daud tidak berhenti bernyanyi di situ saja . . .


PEMANDANGAN YANG MENGUATKAN
                 Daud kini mengalihkan pandangannya. la memandang Tuhan. lnilah sebenarnya di tunggu-tunggu oleh Tuhan. Mengapa? Sebab saat Daud memandang Allah, Ia akan bertemu dengan suatu Pribadi yang luar biasa, yang telah dikenalkannya sejak muda (Inilah pentingnya mengenal siapa Allah kita!). Daud melihat bahwa Allah adalah Perisai (ay.4a), kemuliaannya (ay.4b), Allah yang tidak pernah membiarkan kepala anak-anakNya tertunduk (ay.4c). Yah, Dialah Allah pasti menjawab doa (ay.5) dan menopang anak-anakNya (ay.6).
              Seperti sewaktu singa dan beruang dipukulnya mundur hingga GoIiatpun tersungkur, demikianlah TUHAN, la pasti memukul rahang semua musuhnya (ay. 8). Seperti yang sudah-sudah…. dari Tuhan akan datang pertolongan (ay. 9). Betapa luar biasa Allahku!
                    Saat sekelilingmu menggentarkan engkau, tidak ada yang lebih menguatkan selain memandang Allah kita yang perkasa. Masuk ke hadiratNya, pandang kemuliaanNya. Dalam hadiratNya segala sesuatu akan diubah: sikap kita, kondisi kita, dan tentu saja  hasil pergumulan kita (Yes.40:29-31). Di dalam Dia saja kita kuat. Sebab itu mereka berseru tidak ada yang menjawab. Tetapi kita, di dalam kesesakan kita berseru dan Ia pasti menjawab kita (Maz.18:7, 17-18).

PEMANDANGAN YANG BARU
                    Saat Daud memandang Tuhan, ada 2 hal yang berubah dalam  dirinya:
(a)    Ia yang semula gelisah menjadi tenang
Tanda yang jelas sekali jika seseorang merasa tenang adalah ia dapat tidur. Keadaan di luar tidak berubah tetapi karena Allah. Daud (dan kita juga) dapat “tidur di tengah badai”. Ribuan tahun kemudian peragaan ini sedemikian jelas saat Sang Anak Daud, Yesus Kristus, tidur dengan sangat nyaman di tengah badai yang membuat nelayan dan pelaut berpengalaman sekalipun Pontang-panting! Sungguh “Hanya dekat Allah saja aku tenang” (Maz. 62:1).
(b)    Ia yang semula tiada harapan, bangun dengan harapan dan kekuatan yang baru.
  Perlu diketahui, kemenangan dan keberhasilan hampir selalu tidak ditentukan oleh besar kecilnya masalah/tantangan maupun kemampuan kita. Keberhasilan ditentukan oleh sikap kita. Sikap yang positif kunci sukses, kata para pakar, tetapi dari mana kita mendapatkan nilai-nilai kepositifan yang terus menerus. Mampukah kita terus menerus bersikap positif sedangkan di sekitar kita semuanya negatif? Bagaimana Daud menjadi positif? Tuhanlah sumber kepositifan itu! Di dalam Dia selalu ada harapan yang baru. Di dalam Dia selalu ada jalan keluar. Dengan memandang Dia kita mendapatkan pemandangan yang baru: bahwa bersama-sama dengan Tuhan aku pasti dapat! Bersama-sama dengan Dia aku akan melakukan perbuatan-perbuatan yang gagah perkasa! Tuhan di pihakku, siapakah lawanku! Aku akan terbang tinggi mengatasi semuanya bersama Tuhan!
            Jadi masalah boleh tetap ada tetapi kekuatan dan kemampuan kita mengatasi masalah telah berubah setelah memandang Tuhan. Ia beserta dengan kita untuk melepaskan kita.

PEMANDANGAN YANG TEGUH AKAN KEMENANGAN
            Menarik sekali untuk mengetahui bahwa sekalipun Daud adalah seorang pejuang, pahlawan, prajurit utama, panglima perang, ahli strategi, kaya raya, dan seorang raja, tetapi andalah Daud adalah Tuhan. Kekuatan Daud berasal dari Tuhan saja. Memang haruslah diakui bahwa prestasi kita memang mutlak berasal dari Tuhan saja. Dialah yang telah melakukan semuanya melalui kita. Di atas kayu salib, Yesus membayar semua hutangmu dan hutangku. Ia telah melakukannya, kita harus meneguhkannya dalam hidup kita. Bagaimana caranya? Seperti Daud, kita memperkatakan kata-kata iman: Ya, Engkau telah memukul rahang semua musuhmu….Dari Tuhan (pasti) datang pertolongan…..BerkatMu atas umatMu….!
                Are you in trouble? Come to Jesus now. Look at Him! Have the Strength that never cease in His presence. Pandang lawanmu dan perkatakan kata-kata iman. Allah pasti tidak akan terlambat untuk menjawab dan menolong kita! Amin.

Comments

Popular posts from this blog

DUA GOLONGAN ORANG DALAM AMSAL 17:10

Oleh Sharon R.  Amsal 17:10 (TB)    Suatu hardikan lebih masuk pada orang berpengertian dari pada seratus pukulan pada orang bebal.  Amsal 17:10 (VMD)   Orang cerdas belajar lebih banyak dari satu teguran daripada orang bodoh belajar melalui 100 pukulan. Ada dua golongan orang yang disebutkan dalam nats diatas. Orang berpengertian dan orang bebal. Kita akan melihat ciri masing² orang tersebut melalui respon mereka terhadap teguran dari Tuhan. Orang berhikmat atau berpengertian menghargai dan belajar dari setiap teguran kepada dirinya. Ketika hal buruk terjadi dengan bersegera ia introspeksi diri dan tidak mencari kambing hitam di luar dirinya. Hatinya terbuka untuk setiap koreksi dari Tuhan. Ia menyadari dirinya lemah, mudah sesat dan perlu selalu koreksi dan perbaikan untuk kebaikan dan pertumbuhan karakter dan rohaninya. Ia tidak pernah mencari² alasan untuk membenarkan diri. Ia selalu menyediakan hati yang remuk bagi Tuhan. Juga hati seorang murid yang rela dan rindu untuk bel

HIKMAT DAN KUTIPAN

HIKMAT DAN KUTIPAN MENGENAI MENDIDIK VS MEMANJAKAN

Oleh: Bpk. Peter B, MA Orang tua yang memanjakan anak-anaknya justru menjerumuskan sang anak dalam kebodohan dan kehancuran. Jika kita mendidik anak-anak kita, pasti TUHAN lebih lagi. Dia tidak akan begitu saja memberikan apa yang diinginkan anak-anak-Nya sehingga mereka malahan justru makin mudah ditipu dan disesatkan iblis. Jerat-jerat iblis dipasang melalui berbagai pengajaran yang hampir benar untuk menyimpangkan anak-anak Tuhan dari apa yang benar.... #Waspadalah #CariPesanYangMurni #YangBenarVsYangHampirBenar