Skip to main content

HIKMAT DAN KUTIPAN MENGENAI NILAI SESEORANG

Oleh: Bpk. Peter B, MA

Kondisi bangsa kita hari-hari ini mengungkapkan sesuatu yang luar biasa untuk menjadi pelajaran bagi kita semua. Seharusnya ini menjungkirbalikkan pemikiran kita selama ini dan menyentakkan kita dari prinsip-prinsip hidup yang kita anut selama ini.

Yang dahulu pernah menjadi pemimpin tertinggi atas bangsa ini, kini terlihat sebagai pribadi yang tidak semenjulang citranya sebagai pemimpin bangsa dan negarawan.

Yang dahulu tercitrakan sebagai calon pemimpin bangsa yang inspiratif dan menggerakkan ribuan orang menjadi relawan-relawan demi mendidik dan memajukan bangsa, belakangan ternyata lebih serupa oportunis yang menghalalkan segala cara meraih kekuasaan.

Ada pula yang telah berkecimpung di bidang hukum di pemerintahan sejak dari bidang legislatif, eksekutif dan sekarang yudikatif. Seorang petinggi di bidang hukum bahkan agama yang kini justru tertangkap basah melanggar semua hukum yang atasnya ia bersumpah ingin menegakkannya.

Di sisi lain ada polisi yang jujur, cleaning servis yang tidak mau mengambil uang haram atau gubernur dan presiden yang sederhana, yang tidak mau sedikitpun menggunakan fasilitas yang tidak perlu demi kepentingan dirinya.

Pada akhirnya jabatan, kekayaan, gaya hidup atau tampilan-tampilan agama bukanlah ukuran sebenarnya dari seseorang tapi seberapa dia menghidup nilai-nilai luhur dan mulia dan menjadikannya sebagai karakter hidupnya.

Seharusnya murid-murid dan pengikut Kristus sejati paling dimampukan untuk ini sebab mereka hidup mengikuti jejak Kristus.

Bagaimana dengan Anda?

#JanganTertipu
#JanganLihatYangDiDepanMataSaja
#TuhanMelihatHati
#KarakterSeringYangTakTerlihatUmum

#YangBenarVsYangHampirBenar

Comments

Popular posts from this blog

HIKMAT DAN KUTIPAN MENGENAI MENDIDIK VS MEMANJAKAN

Oleh: Bpk. Peter B, MA Orang tua yang memanjakan anak-anaknya justru menjerumuskan sang anak dalam kebodohan dan kehancuran. Jika kita mendidik anak-anak kita, pasti TUHAN lebih lagi. Dia tidak akan begitu saja memberikan apa yang diinginkan anak-anak-Nya sehingga mereka malahan justru makin mudah ditipu dan disesatkan iblis. Jerat-jerat iblis dipasang melalui berbagai pengajaran yang hampir benar untuk menyimpangkan anak-anak Tuhan dari apa yang benar.... #Waspadalah #CariPesanYangMurni #YangBenarVsYangHampirBenar

DUA GOLONGAN ORANG DALAM AMSAL 17:10

Oleh Sharon R.  Amsal 17:10 (TB)    Suatu hardikan lebih masuk pada orang berpengertian dari pada seratus pukulan pada orang bebal.  Amsal 17:10 (VMD)   Orang cerdas belajar lebih banyak dari satu teguran daripada orang bodoh belajar melalui 100 pukulan. Ada dua golongan orang yang disebutkan dalam nats diatas. Orang berpengertian dan orang bebal. Kita akan melihat ciri masing² orang tersebut melalui respon mereka terhadap teguran dari Tuhan. Orang berhikmat atau berpengertian menghargai dan belajar dari setiap teguran kepada dirinya. Ketika hal buruk terjadi dengan bersegera ia introspeksi diri dan tidak mencari kambing hitam di luar dirinya. Hatinya terbuka untuk setiap koreksi dari Tuhan. Ia menyadari dirinya lemah, mudah sesat dan perlu selalu koreksi dan perbaikan untuk kebaikan dan pertumbuhan karakter dan rohaninya. Ia tidak pernah mencari² alasan untuk membenarkan diri. Ia selalu menyediakan hati yang remuk bagi Tuhan. Juga hati seorang murid yang rela dan rindu untuk bel

SIKAP DAN PANDANGAN KITA YANG SEHARUSNYA TERHADAP NUBUAT /PENGLIHATAN: MENANGGAPI PESAN PROFETIK YANG DISAMPAIKAN OLEH CINDY JACOB DI MEDIA SOSIAL

Oleh: Didit I. Beberapa hari ini saya mendapatkan kiriman cukup banyak dari rekan-rekan di media sosial tentang nubuatan dari Cindy Jacob terkait Bapak Ahok. Menanggapi pesan nubuatan dari Cindy Jacob yang disebarkan di media sosial tersebut, Tuhan menggerakkan saya untuk mengajak rekan-rekan dan seluruh umat Tuhan untuk bersama menguji pesan yang disampaikan oleh Cindy Jacob dan mencari kehendak Tuhan dalam pesan tersebut. Pesan profetik yang disampaikan oleh Cindy Jacob seperti gambar di bawah ini: Sesuai dengan 1Tesalonika 5:19-22, kita tidak boleh memandang rendah setiap nubuatan namun juga tidak boleh langsung menerimanya mentah-mentah, sebaliknya kita harus mengujinya. Ini berarti sikap kita terhadap setiap nubuatan/penglihatan adalah menampungnya untuk kemudian diuji sesuai dengan cara dan prinsip Firman Tuhan dan mencari maksud serta tujuan pesan nubuatan/penglihatan tersebut. Penting di sini untuk bersikap netral/tidak berprasangka terlebih dahulu terhadap setiap pesan nubuata