Skip to main content

HIKMAT DAN KUTIPAN MENGENAI PELAYANAN BUKAN BISNIS

Oleh: Bpk. Peter B, MA
Salah satu jebakan terbesar dari iblis demi menghalangi murid-murid Tuhan mencapai tujuan hidupnya ialah dengan MENGABURKAN BATAS ANTARA PANGGILAN SEBAGAI HAMBA TUHAN YANG MELAYANI SEPENUH WAKTU dengan HIDUP SEBAGAI KAUM AWAM YANG BERGERAK DI MARKETPLACE sebagai profesional, pebisnis, pedagang dsb.

Tidak mengherankan lalu muncul pendeta yang juga pengusaha atau sebaliknya pengusaha sekaligus pendeta bahkan menjadi gembala sidang hingga ketua sinode.
Dengan alasan bahwa pekerjaan Tuhan memerlukan dana dan keuangan maka sepertinya sah dan tepat berbisnis sambil menjadi hamba Tuhan.

Tentu saja benturan kepentingan akan terjadi dan sulit dielakkan. Kemurnian hati dan kebersihan motivasi menjadi taruhannya. Hasil akhirnya bisa jauh menyimpang. Asalkan buat pekerjaan Tuhan, segala cara (termasuk yang koruptif dan manipulatif) dibolehkan dan dibiarkan.

Yesus sebenarnya telah memberikan teladan yang jelas bagi kita. Saat Ia berbisnis sebagai tukang kayu, belasan tahun Ia tidak tampil melayani. Kebalikannya, setelah melayani sepenuh waktu, Ia meninggalkan pekerjaan-Nya kbegitu pula murid-murid-Nya yang dua belas orang itu) lalu hidup SEPENUHNYA dengan iman.

Bagaimana dengan Paulus? Bukankah dia bekerja sebagai tukang tenda? Benar. Tapi bukan dengan alasan untuk mengumpulkan kekayaan dan hidup nyaman. Ia melakukannya pun bukan sepanjang waktu dan seumur hidupnya tapi hanya saat ia tidak mau menerima persembahan dari jemaat terkait masalah yang sedang terjadi di sana.
Jika kita bekerja sambil melayani sebagai hamba Tuhan dan merasa tidak masalah atau malah baik-baik saja, MUNGKINKAH KITA LEBIH PANDAI DAN LEBIH BAIK DARI YESUS DAN RASUL-RASUL-NYA dalam mengerjakan pelayanan kita sehingga cara dan strategi kita lebih baik?

Dan jika pekerjaan Tuhan memerlukan pekerja-pekerja yang lebih banyak dan lebih banyak lagi (sebab tuaian selalu banyak namun pekerja sedikit) mungkinkah Dia akan menerima hamba-hamba-Nya yang dipanggil sepenuhnya Dia sambil menekuni pekerjaan sampingan sebagai pedagang, pebisnis atau karyawan?

Perlu kita renungkan dengan seksama.
Supaya tidak lebih banyak yang menyimpang dan jatuh dalam jerat iblis.


#PelayananBukanBisnis
#CaraBisnisBukanUntukPelayanan
#JanganPakaiCaraDanPikiranSendiri
#CariKehendakDanCaraTuhan
#PelayananTuhanBukanPelayananKita
#yangBenarVsYangHampirBenar

Comments

Popular posts from this blog

DUA GOLONGAN ORANG DALAM AMSAL 17:10

Oleh Sharon R.  Amsal 17:10 (TB)    Suatu hardikan lebih masuk pada orang berpengertian dari pada seratus pukulan pada orang bebal.  Amsal 17:10 (VMD)   Orang cerdas belajar lebih banyak dari satu teguran daripada orang bodoh belajar melalui 100 pukulan. Ada dua golongan orang yang disebutkan dalam nats diatas. Orang berpengertian dan orang bebal. Kita akan melihat ciri masing² orang tersebut melalui respon mereka terhadap teguran dari Tuhan. Orang berhikmat atau berpengertian menghargai dan belajar dari setiap teguran kepada dirinya. Ketika hal buruk terjadi dengan bersegera ia introspeksi diri dan tidak mencari kambing hitam di luar dirinya. Hatinya terbuka untuk setiap koreksi dari Tuhan. Ia menyadari dirinya lemah, mudah sesat dan perlu selalu koreksi dan perbaikan untuk kebaikan dan pertumbuhan karakter dan rohaninya. Ia tidak pernah mencari² alasan untuk membenarkan diri. Ia selalu menyediakan hati yang remuk bagi Tuhan. Juga hati seorang murid yang rela dan rindu untuk bel

HIKMAT DAN KUTIPAN

HIKMAT DAN KUTIPAN MENGENAI MENDIDIK VS MEMANJAKAN

Oleh: Bpk. Peter B, MA Orang tua yang memanjakan anak-anaknya justru menjerumuskan sang anak dalam kebodohan dan kehancuran. Jika kita mendidik anak-anak kita, pasti TUHAN lebih lagi. Dia tidak akan begitu saja memberikan apa yang diinginkan anak-anak-Nya sehingga mereka malahan justru makin mudah ditipu dan disesatkan iblis. Jerat-jerat iblis dipasang melalui berbagai pengajaran yang hampir benar untuk menyimpangkan anak-anak Tuhan dari apa yang benar.... #Waspadalah #CariPesanYangMurni #YangBenarVsYangHampirBenar