Skip to main content

PERBEDAAN KARENA PENTAKOSTA

(Renungan hari Pentakosta)
Oleh: Peter B, MA

Peristiwa Pentakosta digambarkan dalam Kisah Para Rasul seperti berikut:

Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya. Waktu itu di Yerusalem diam orang-orang Yahudi yang saleh dari segala bangsa di bawah kolong langit. Ketika turun bunyi itu, berkerumunlah orang banyak. Mereka bingung karena mereka masing-masing mendengar rasul-rasul itu berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri. Mereka semua tercengang-cengang dan heran, lalu berkata: "Bukankah mereka semua yang berkata-kata itu orang Galilea? Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita: kita orang Partia, Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia, Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma, baik orang Yahudi maupun penganut agama Yahudi, orang Kreta dan orang Arab, kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah." Mereka semuanya tercengang-cengang dan sangat termangu-mangu sambil berkata seorang kepada yang lain: "Apakah artinya ini?" Tetapi orang lain menyindir: "Mereka sedang mabuk oleh anggur manis."  (Kisah Para Rasul 2:1-13)

Sesungguhnya suatu kegemparan terjadi di Yerusalem waktu itu. Hingga kini, itu masih merupakan pencurahan Roh Kudus pertama dan terbesar dalam peradaban manusia. Kebangunan rohani dan pencurahan lainnya masih menunggu dan membangun momentum untuk menyamai atau melebihinya (yang saya sangat yakin sebelum kedatangan Kristus kedua kalinya akan terjadi melanda seluruh bumi sebagai pencurahan terakhir dan terbesar dari yang pernah ada).

Namun, bukan saja perubahan suasana dan kehebohan dahsyat yang nyata-nyata terjadi di sana. Sesuatu yang lebih besar dari itu, sebagaimana bayi yang lahir lalu bertumbuh semakin besar, pun terjadi: lahirnya jemaat atau gereja mula-mula.


Hari ini kita merayakan Pentakosta sebagai suatu peringatan berdirinya gereja di muka bumi. Namun tahukah kita apa sebenarnya yang terjadi ribuan tahun lalu itu?

Murid-murid telah berkumpul 10 hari lamanya menanti apa yang dijanjikan Tuhan akan diberikan pada mereka: turunnya Roh Kudus. Dan Allah menepati janji-Nya. Hari itu Roh Kudus dicurahkan. Dan hari itu, sekali lagi dunia melihat sejarah baru. Hari itu, selagi kegemaran terjadi di sebuah rumah di lantai atas di Yerusalem itu, SESUATU YANG LUAR BIASA TERJADI DI HATI MURID-MURID YESUS. Dunia terheran-heran dengan gemuruh, lidah api dan bahasa-bahasa roh. Faktanya, bertahun-tahun setelah peristiwa itu, mereka dibuat lebih takjub dengan semakin banyak orang-orang yang seperti demikian. Yang mengaku sebagai pengikut Jalan Tuhan (Kis. 9:2; 13:10; 18:25; 19:9,23; 22:4; 24:14), suatu gerakan dan aliran baru yang dicap sesat oleh pemimpin-pemimpin agama Yahudi waktu itu).


PERBEDAAN ADALAH TANDA UTAMA PENTAKOSTA
Doktrin gereja beraliran Pentakosta dan Karismatik menyatakan bahwa Roh Kudus dapat memenuhi setiap orang percaya yang ditandai dengan kemampuan mendadak berbahasa asing yang tidak dikenal manusia yaitu bahasa roh (bisa juga dalam bentuk berbicara dalam bahasa asing yang tidak dikuasainya sebelumnya).
Bisa jadi itu benar. Hanya itu bukan tanda paling utama.

Tanda berdiamnya Roh Kudus dalam kita, lebih-lebih memenuhi kita, ditampakkan dengan TERJADINYA PERUBAHAN. Itulah yang dialami oleh murid-murid Yesus. Seratus dua puluh orang yang berkumpul mengalami perubahan. Dari murid-murid yang penakut dan lemah menjadi pengikut-pengikut yang berani. Dari pelayanan yang telah mereka tinggalkan, kini pelayanan menjadi hidup mereka. Dari orang-orang yang lari menghindari tekanan massa, intimidasi dan permainan agamawi menjadi sekelompok orang yang taat sepenuhnya pada Tuhan. Dari orang-orang yang berpikir dan melangkah mengikuti pemikiran mereka sendiri, menjadi orang-krang yang bergantung, mengandalkan dan tekun mengikuti pimpinan Tuhan melalui Roh Kudus yang telah berdiam dalam hati mereka. Dari kehidupan yang agamawi menurut taurat dan penuh kepentingan diri sewaktu menjadi murid-murid Yesus, menjadi hamba-hamba Tuhan yang tulus ikhlas, bergairah bagi Tuhan dan memuliakan Tuhan di atas segalanya. Dari kehidupan yang dikuasai dan dipermainkan pemerintahan dan kuasa-kuasa duniawi maupun setani, kini murid-murid Kristus turut menentukan arah, nasib dan sejarah dunia.

Pentakosta adalah hari perubahan. Perubahan total dari kehidupan yang jauh dari Allah menjadi kehidupan yang dipimpin oleh Allah sendiri melalui Roh-Nya. Perubahan dari orang-orang yang tenggelam dalam kegelapan dunia menjadi orang-orang yang menyalakan terang dan membuat perbedaan. Perubahan dari orang-orang yang ditentukan nasibnya oleh dunia menjadi orang-orang yang menentukan nasib bangsa-bangsa.

Pentakosta adalah hari yang mentahbiskan orang-orang menjadi pengikut-pengikut sejati dari Kristus. Yang mengubah orang-orang kecil dan biasa yang jatuh bangun mengikut Yesus menjadi orang-orang yang menjauh bangunkan pengikut-pengikut penguasa kegelapan. Perbedaan jugalah yang membuat hidup Paulus berubah. Dia yang menyangka ia telah mengikuti jalan yang benar melalui agama Yahudi tak mampu menahan diri melihat gaya hidup jemaat yang tak pernah ditemui dalam komunitas agamawinya. Sampai akhirnya ia berhadapan sendiri dengan Yesus Kristus, sang perancang perbedaan itu sendiri. Paulus pun berubah. Sama sekali berbeda dari siapa dirinya yang dulu:

"Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku -- *aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas,
tetapi aku telah dikasihani-Nya*, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman." (1 Timotius 1:12-13)

Perbedaan antara Roh Kudus itu berdiam dan memenuhi kita ialah perbedaan antara pengikut Kristus agama dengan Kristus sejati. Dalam Pentakosta, inilah yang harus nyata sebagai perayaan dan peringatan kita.

Murid-murid diubah menjadi pribadi yang baru dan berbeda di hari Pentakosta.
Bagaimana dengan Anda dan saya?

Comments

Popular posts from this blog

HIKMAT DAN KUTIPAN MENGENAI MENDIDIK VS MEMANJAKAN

Oleh: Bpk. Peter B, MA Orang tua yang memanjakan anak-anaknya justru menjerumuskan sang anak dalam kebodohan dan kehancuran. Jika kita mendidik anak-anak kita, pasti TUHAN lebih lagi. Dia tidak akan begitu saja memberikan apa yang diinginkan anak-anak-Nya sehingga mereka malahan justru makin mudah ditipu dan disesatkan iblis. Jerat-jerat iblis dipasang melalui berbagai pengajaran yang hampir benar untuk menyimpangkan anak-anak Tuhan dari apa yang benar.... #Waspadalah #CariPesanYangMurni #YangBenarVsYangHampirBenar

DUA GOLONGAN ORANG DALAM AMSAL 17:10

Oleh Sharon R.  Amsal 17:10 (TB)    Suatu hardikan lebih masuk pada orang berpengertian dari pada seratus pukulan pada orang bebal.  Amsal 17:10 (VMD)   Orang cerdas belajar lebih banyak dari satu teguran daripada orang bodoh belajar melalui 100 pukulan. Ada dua golongan orang yang disebutkan dalam nats diatas. Orang berpengertian dan orang bebal. Kita akan melihat ciri masing² orang tersebut melalui respon mereka terhadap teguran dari Tuhan. Orang berhikmat atau berpengertian menghargai dan belajar dari setiap teguran kepada dirinya. Ketika hal buruk terjadi dengan bersegera ia introspeksi diri dan tidak mencari kambing hitam di luar dirinya. Hatinya terbuka untuk setiap koreksi dari Tuhan. Ia menyadari dirinya lemah, mudah sesat dan perlu selalu koreksi dan perbaikan untuk kebaikan dan pertumbuhan karakter dan rohaninya. Ia tidak pernah mencari² alasan untuk membenarkan diri. Ia selalu menyediakan hati yang remuk bagi Tuhan. Juga hati seorang murid yang rela dan rindu untuk bel

SIKAP DAN PANDANGAN KITA YANG SEHARUSNYA TERHADAP NUBUAT /PENGLIHATAN: MENANGGAPI PESAN PROFETIK YANG DISAMPAIKAN OLEH CINDY JACOB DI MEDIA SOSIAL

Oleh: Didit I. Beberapa hari ini saya mendapatkan kiriman cukup banyak dari rekan-rekan di media sosial tentang nubuatan dari Cindy Jacob terkait Bapak Ahok. Menanggapi pesan nubuatan dari Cindy Jacob yang disebarkan di media sosial tersebut, Tuhan menggerakkan saya untuk mengajak rekan-rekan dan seluruh umat Tuhan untuk bersama menguji pesan yang disampaikan oleh Cindy Jacob dan mencari kehendak Tuhan dalam pesan tersebut. Pesan profetik yang disampaikan oleh Cindy Jacob seperti gambar di bawah ini: Sesuai dengan 1Tesalonika 5:19-22, kita tidak boleh memandang rendah setiap nubuatan namun juga tidak boleh langsung menerimanya mentah-mentah, sebaliknya kita harus mengujinya. Ini berarti sikap kita terhadap setiap nubuatan/penglihatan adalah menampungnya untuk kemudian diuji sesuai dengan cara dan prinsip Firman Tuhan dan mencari maksud serta tujuan pesan nubuatan/penglihatan tersebut. Penting di sini untuk bersikap netral/tidak berprasangka terlebih dahulu terhadap setiap pesan nubuata