Skip to main content

RENUNGAN DARI FILIPI 4:5

Oleh Peter B, MA

Filipi 4:5  Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang.

Yang dimaksud sebagai "kebaikan hati" di atas dari bahasa aslinya sebenarnya bermakna "tidak keras", "tidak suka memaksa", "lemah lembut", "tidak ekstrem", "memperlakukan orang dengan perlakuan yang sama", "moderat", "tidak merasa lebih tinggi dan unggul daripada yang lain"

Jadi kebaikan yang dimaksud bukanlah sekedar melakukan  perbuatan-perbuatan baik atau kegiatan² sosial namun lebih kepada sikap kita kepada semua orang.

Ini bukanlah kompromi dengan dosa atau kesalahan orang namun merupakan sikap yang secara seimbang menilai segala sesuatu, tidak grusa-grusu, tidak terburu-buru menghakimi dan menyatakan kekeliruan apalagi dengan sikap dan kata² kasar dan menyerang.

Inilah karakter yang mencerminkan sikap yang rendah hati dan selalu siap memberikan respon yang ramah, terbuka, positif, lembut dan santun yang sejati dalam ketulusan dan kemurnian (bukan kemunafikan).

Karakter semacam ini ditekankan menjdi karakter kita apalagi dihubungkan dengan frasa "Tuhan sudah dekat" dimana maksudnya mengacu pada sifat² yang perlu kita usahakan, kembangkan dan miliki jika kita sungguh rindu menanti kedatangan-Nya yang kedua kalinya.

Lebih dari semua, inilah suatu sikap yang memperagakan kasih di hidup kita. Sebab berapa banyak orang memandang dirinya lebih baik dan menggurui atau merendahkan orang lain? Berapa banyak yang merasa demikian di dalam hatinya? Atau mungkin saja tampak lembut di depan orang banyak namun orang² dekat di keluarganya tahu betapa kejam dan kasar ia memperlakukan keluarganya?

Kasih itu "tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi ia bersukacita karena kebenaran (1 Kor. 13:6). Kasih selalu berdiri dan berpihak pada kebenaran, namun  kasih juga lemah lembut, tidak melakukan yang tidak sopan dan serampangan memperlakukan orang (1 Kor. 13:5).

Sesungguhnya sifat² ini telah tertanam dalam karakter kita semua sebagai bangsa Indonesia. Hanya saja seringkali terbatas dalam teori dan filsafat kehidupan tetapi lemah dan dangkal dalam praktek. Yang acap terlihat dari permukaan saja tetapi kurang dalam bobot kemurnian dan ketulusannya. Inilah yang harus kita ubah dengan pertolongan kuasa kasih karunia Tuhan.

Kiranya Tuhan menolong kita melakukan apa yang menjadi kerinduan-Nya ini.

Tuhan Yesus memberkati kita sekalian.

Comments

Popular posts from this blog

DUA GOLONGAN ORANG DALAM AMSAL 17:10

Oleh Sharon R.  Amsal 17:10 (TB)    Suatu hardikan lebih masuk pada orang berpengertian dari pada seratus pukulan pada orang bebal.  Amsal 17:10 (VMD)   Orang cerdas belajar lebih banyak dari satu teguran daripada orang bodoh belajar melalui 100 pukulan. Ada dua golongan orang yang disebutkan dalam nats diatas. Orang berpengertian dan orang bebal. Kita akan melihat ciri masing² orang tersebut melalui respon mereka terhadap teguran dari Tuhan. Orang berhikmat atau berpengertian menghargai dan belajar dari setiap teguran kepada dirinya. Ketika hal buruk terjadi dengan bersegera ia introspeksi diri dan tidak mencari kambing hitam di luar dirinya. Hatinya terbuka untuk setiap koreksi dari Tuhan. Ia menyadari dirinya lemah, mudah sesat dan perlu selalu koreksi dan perbaikan untuk kebaikan dan pertumbuhan karakter dan rohaninya. Ia tidak pernah mencari² alasan untuk membenarkan diri. Ia selalu menyediakan hati yang remuk bagi Tuhan. Juga hati seorang murid yang rela dan rindu untuk bel

HIKMAT DAN KUTIPAN

HIKMAT DAN KUTIPAN MENGENAI MENDIDIK VS MEMANJAKAN

Oleh: Bpk. Peter B, MA Orang tua yang memanjakan anak-anaknya justru menjerumuskan sang anak dalam kebodohan dan kehancuran. Jika kita mendidik anak-anak kita, pasti TUHAN lebih lagi. Dia tidak akan begitu saja memberikan apa yang diinginkan anak-anak-Nya sehingga mereka malahan justru makin mudah ditipu dan disesatkan iblis. Jerat-jerat iblis dipasang melalui berbagai pengajaran yang hampir benar untuk menyimpangkan anak-anak Tuhan dari apa yang benar.... #Waspadalah #CariPesanYangMurni #YangBenarVsYangHampirBenar