Skip to main content

PERCAYA AKAN PEKERJAAN-PEKERJAAN ALLAH


Oleh Rick Joyner
(Diterjemah oleh: Peter B. MA)



Minggu ini kita akan melanjutkan pelajaran kita dengan Wahyu 15: 1-4:

Dan aku melihat suatu tanda lain di langit, besar dan ajaib: tujuh malaikat dengan tujuh malapetaka terakhir, karena dengan itu berakhirlah murka Allah.
Dan aku melihat sesuatu bagaikan lautan kaca bercampur api, dan di tepi lautan kaca itu berdiri orang-orang yang telah mengalahkan binatang itu dan patungnya dan bilangan namanya. Pada mereka ada kecapi Allah.
Dan mereka menyanyikan nyanyian Musa, hamba Allah, dan nyanyian Anak Domba, bunyinya: "Besar dan ajaib segala pekerjaan-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa! Adil dan benar segala jalan-Mu, ya Raja segala bangsa!
Siapakah yang tidak takut, ya Tuhan, dan yang tidak memuliakan nama-Mu? Sebab Engkau saja yang kudus; karena semua bangsa akan datang dan sujud menyembah Engkau, sebab telah nyata kebenaran segala penghakiman-Mu."

Seperti yang kita lihat dalam kalimat terakhir, bangsa-bangsa akan datang untuk menyembah Tuhan karena penghakiman-Nya telah dinyatakan. Bukan terjadi begitu saja jika banyak doktrin palsu yang sedang diajarkan secara luas di gereja hari ini merendahkan atau bahkan menolak penghakiman Allah. Seperti yang kita lihat dari pola Kitab Suci dan sejarah, adalah pertanda pasti bahwa dunia akan mengalami penghakiman-Nya.

Kita diberitahu dalam I Petrus 4:17:
"1 Petrus 4:17 (TB) Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan pada rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi. Dan jika penghakiman itu dimulai pada kita, bagaimanakah kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya pada Injil Allah?"

Sulit bagi beberapa orang untuk mengerti bagaimana Tuhan yang adalah kasih dapat membiarkan semua kejahatan di bumi, apalagi membawa penghakiman, penghancuran, dan kemurkaan yang dinubuatkan. Hal ini membingungkan bagi mereka yang mencoba memahami Tuhan melalui perspektif manusia, atau pendapat mereka sendiri. Seperti yang difirmankan Tuhan melalui Yesaya: "Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu (Yesaya 55: 9).

Beberapa orang cenderung berpikir bahwa emosi dan perasaan Tuhan sama seperti yang ada pada kita, tapi sesungguhnya tidak. Meskipun mungkin memiliki kesamaan, emosi-emosi Tuhan jauh lebih kuat dari kita. Ketika kita diberitahu bahwa Tuhan adalah Tuhan yang cemburu, kita bisa menafsirkannya seperti cemburu manusia, yang egois dan berpusat pada diri. Namun, kecemburuan Tuhan lebih kuat dari kita - tidak dari lingkup hati yang sempit hati dan egois. Murka, kemarahan, dan penghakiman-Nya juga tidak seperti milik kita -semua itu lebih kuat lagi.

Ada peringatan alkitab tentang selubung penipuan yang akan terjadi ke dunia pada akhir zaman. Kebenaran politik (political correctness, yaitu kebenaran menurut orang banyak dalam satu bangsa -tambahan oleh penyadur), mungkin merupakan faktor paling mendasar dalam keadaan yang gelap ini, dan telah membuat jalan masuk ke dalam gereja.
Banyak yang mencoba membuat Tuhan sesuai dengan gambaran mereka, memproyeksikan Dia sebagai orang seperti mereka dan berpikir seperti mereka. Karena itu, mereka mencoba untuk membuat Injil lebih sesuai dengan sudut pandang mereka agar lebih disukai dan disenangi manusia. Ini bukan hanya salah satu hal yang paling arogan yang bisa kita lakukan, tapi ini adalah salah satu yang paling merusak. Mereka yang melakukan itu itu mungkin berpikir bahwa mereka berbuat baik dan membantu orang berbalik pada Tuhan dengan membuat " jalan lurus dan sempit" menjadi lebih luas. Sebaliknya, mereka membuat jalan menuju kehancuran lebih lebar dan membantu orang merasa lebih baik tentang diri mereka dalam kondisi di mana itu membahayakan kehidupan kekal mereka.

Jalan menuju keselamatan dimulai dengan pertobatan dari dosa kita, dan kita tidak akan bertobat dari sesuatu yang telah kita sekian lama kita pikir tidak apa-apa. Tuhan telah dengan jelas mendefinisikan dosa dan kejahatan dalam Firman-Nya. Sewaktu kita membaca di akhir Kitab Wahyu, untuk mengurangi Firman-Nya, atau menambahkan di dalamnya, akan membawa kutukan yang mengerikan.

Jalan kehidupan adalah jalan kebenaran, dan mengetahui dan mencintai kebenaran harus dimulai dengan percaya bahwa pendapat Tuhan lebih tinggi dan lebih baik dari opini manusia. Inilah sebabnya kebohongan pertama dan paling mematikan iblis adalah "Adakah Tuhan benar-benar mengatakan itu?"

Yesus berkata dalam Yohanes 7:17, "Jika ada orang yang mau melakukan kehendak-Nya, ia akan mengetahui tentang ajaran itu, apakah itu berasal dari Allah atau apakah Aku berbicara atas otoritas-Ku sendiri" (NKJV).

Dengan ini Yesus menegaskan bahwa untuk mengetahui kebenaran dimulai dengan tekad di hati untuk menaati Tuhan terlepas dari apapun pendapat kita. Mereka yang ingin setuju dengan doktrin terlebih dahulu tidak akan mengetahui kebenaran atau memahami Tuhan sebagaimana adanya. Mereka yang dikondisikan oleh mentalitas yang benar secara politis tidak dapat memahami hal ini dan tidak akan menerimanya, yang merupakan selubung dalam mengetahui kebenarannya. Ini merupakan kesombongan terbesar manusia yang meninggikan pendapatnya di atas Tuhan, dan keangkuhan itu selalu akan membawa kehancuran.
Inilah sebabnya mengapa dalam teks dari Wahyu di atas mereka menyanyikan "Nyanyian Musa." Suatu nyanyian untuk mempercayai pekerjaan-pekerjaan Tuhan serta penghakiman-Nya, yang selalu sejati dan benar.

Diterjemahkan secara bebas dari:


 _https://www.morningstarministries.org/resources/word-week/2018/trusting-works-lord-book-revelation_

Comments

Popular posts from this blog

HIKMAT DAN KUTIPAN MENGENAI MENDIDIK VS MEMANJAKAN

Oleh: Bpk. Peter B, MA Orang tua yang memanjakan anak-anaknya justru menjerumuskan sang anak dalam kebodohan dan kehancuran. Jika kita mendidik anak-anak kita, pasti TUHAN lebih lagi. Dia tidak akan begitu saja memberikan apa yang diinginkan anak-anak-Nya sehingga mereka malahan justru makin mudah ditipu dan disesatkan iblis. Jerat-jerat iblis dipasang melalui berbagai pengajaran yang hampir benar untuk menyimpangkan anak-anak Tuhan dari apa yang benar.... #Waspadalah #CariPesanYangMurni #YangBenarVsYangHampirBenar

DUA GOLONGAN ORANG DALAM AMSAL 17:10

Oleh Sharon R.  Amsal 17:10 (TB)    Suatu hardikan lebih masuk pada orang berpengertian dari pada seratus pukulan pada orang bebal.  Amsal 17:10 (VMD)   Orang cerdas belajar lebih banyak dari satu teguran daripada orang bodoh belajar melalui 100 pukulan. Ada dua golongan orang yang disebutkan dalam nats diatas. Orang berpengertian dan orang bebal. Kita akan melihat ciri masing² orang tersebut melalui respon mereka terhadap teguran dari Tuhan. Orang berhikmat atau berpengertian menghargai dan belajar dari setiap teguran kepada dirinya. Ketika hal buruk terjadi dengan bersegera ia introspeksi diri dan tidak mencari kambing hitam di luar dirinya. Hatinya terbuka untuk setiap koreksi dari Tuhan. Ia menyadari dirinya lemah, mudah sesat dan perlu selalu koreksi dan perbaikan untuk kebaikan dan pertumbuhan karakter dan rohaninya. Ia tidak pernah mencari² alasan untuk membenarkan diri. Ia selalu menyediakan hati yang remuk bagi Tuhan. Juga hati seorang murid yang rela dan rindu untuk bel

SIKAP DAN PANDANGAN KITA YANG SEHARUSNYA TERHADAP NUBUAT /PENGLIHATAN: MENANGGAPI PESAN PROFETIK YANG DISAMPAIKAN OLEH CINDY JACOB DI MEDIA SOSIAL

Oleh: Didit I. Beberapa hari ini saya mendapatkan kiriman cukup banyak dari rekan-rekan di media sosial tentang nubuatan dari Cindy Jacob terkait Bapak Ahok. Menanggapi pesan nubuatan dari Cindy Jacob yang disebarkan di media sosial tersebut, Tuhan menggerakkan saya untuk mengajak rekan-rekan dan seluruh umat Tuhan untuk bersama menguji pesan yang disampaikan oleh Cindy Jacob dan mencari kehendak Tuhan dalam pesan tersebut. Pesan profetik yang disampaikan oleh Cindy Jacob seperti gambar di bawah ini: Sesuai dengan 1Tesalonika 5:19-22, kita tidak boleh memandang rendah setiap nubuatan namun juga tidak boleh langsung menerimanya mentah-mentah, sebaliknya kita harus mengujinya. Ini berarti sikap kita terhadap setiap nubuatan/penglihatan adalah menampungnya untuk kemudian diuji sesuai dengan cara dan prinsip Firman Tuhan dan mencari maksud serta tujuan pesan nubuatan/penglihatan tersebut. Penting di sini untuk bersikap netral/tidak berprasangka terlebih dahulu terhadap setiap pesan nubuata