Skip to main content

HIDUP MASA MUDA YANG MURNI KARENA MELAKUKAN FIRMAN



Oleh : Peter B, MA



Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu.
~ Mazmur 119:9 (TB)

Dengan apa gerangan orang muda akan memeliharakan jalannya suci dari pada salah? Jikalau dipatutkannya dengan firman-Mu.
~ Mazmur 119:9 (TL)

How can a young person maintain a pure life? By guarding it according to your instructions!
Mazmur 119:9 (NET)


Mazmur 119:9 merupakan pesan bagi para pemuda dan pemudi. Tapi tidak hanya itu. Tersirat di dalamnya pesan bagi para orang tua atau mereka yang telah melampaui usia muda. Dalam nats ini, kita diberitahu bahwa :

Tuhan menghendaki orang-orang muda hidup dalam suatu cara hidup yang benar, bersih, suci dan murni.
Dunia memandang masa muda sebagai saat-saat terbaik untuk diisi dan dihabiskan dengan mengecap berbagai pengalaman, menikmati berbagai kesempatan, bahkan memuaskan hawa nafsu. "Hidup cuma sekali", "Kalau tidak selagi muda, kapan lagi, "Nikmatilah masa mudamu sebab itu takkan terulang kembali" dan berbagai jargon lainnya merupakan pemikiran-pemikiran yang ditanamkan dan diikuti anak-anak muda ketika mereka menghadapkan pandangan kepada dunia sekeliling mereka.

Berbeda dengan cara dunia memandang, kesucian adalah sesuatu yang Tuhan ingin kita usahakan selagi muda. Ia menginginkan sesuatu yang sejatinya lebih tinggi dan lebih bermutu daripada sekedar menghabiskan waktu bersenang-senang saja. Ini bukan berarti menghalangi keceriaan dari sebuah masa muda tetapi dalam sejatinya, dalam kemudaan itu, ada kegembiraan yang lebih bermakna sewaktu dijalani dengan melakukan kehendak-Nya.

Mengenai anak-anak muda, Tuhan memberikan beberapa peringatan dan petunjuk :

Bersukarialah, hai pemuda, dalam kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu, dan turutilah keinginan hatimu dan pandangan matamu, tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah akan membawa engkau ke pengadilan!
Buanglah kesedihan dari hatimu dan jauhkanlah penderitaan dari tubuhmu, karena kemudaan dan fajar hidup adalah kesia-siaan.
~ Pengkhotbah 11:9-10 (TB)

Ada pertanggungjawaban yang akan Tuhan mintakan terkait masa muda kita, mengenai dengan cara apa seseorang menghabiskan masa mudanya? Selagi semua yang di sekitar mencoba menghanyutkannya dalam suatu gaya hidup mengejar berbagai kesenangan dan sekedar mengikuti keinginan hati, anak-anak muda diingatkan bahwa Tuhan mencatat dan akan menghakimi setiap perbuatan di masa muda seseorang. Tersirat pesan jika Tuhan tak berkenan pada masa remaja yang diisi dengan sesuatu yang membawa kepada kesalahan dan dosa dan yang berujung pada penghukuman!


Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: "Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!"
~ Pengkhotbah 12:1 (TB)

Masa muda adalah masa awal dimana seseorang berkenalan dan mengingat penciptanya. Masa yang baik dimana selagi masih kuat dan segar, menggunakan kesempatan sebaik-baiknya untuk mengenal Yang Memberi Hidup, Yang Mahakuasa, dan Yang Mahakudus. Masa dimana perjalanan jiwa selama di dunia hendak dimulai, dimana sudah selayaknya jalan yang dipilih ialah jalan kebenaran sejati, yang menuntun pada kebahagiaan dan keselamatan jiwa kelak.


Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni.
~ 2 Timotius 2:22 (TB)

Pada Timotius yang muda, Rasul Paulus justru memanggilnya menjauhi nafsu orang muda. Sejajar dengan Mazmur 119:9, ada suatu gaya hidup yang seharusnya ditempuh anak-anak muda dari umat pilihan Tuhan, yang telah ditebus dengan darah yang mahal itu. Cara hidup itu ialah hidup di dalam keadilan, kesetiaan, kasih, damai dan kemurnian hati. Inilah panggilan yang mulia bagi orang-orang muda. Yang menjadikan masa mudanya tak sia-sia.


Suatu kehidupan yang murni di masa muda menjamin suatu generasi ilahi yang penuh kemenangan dalam hidup dan menggenapi rencana Tuhan
Secara keliru, tidak sedikit yang berpikir bahwa hidup yang saleh dan rohani itu hanya bagi orang-orang tua, yang telah lanjut usianya. Sayangnya, ini lebih merupakan kebodohan daripada kebijaksanaan. Sebab, siapakah yang tahu seberapa lama ia akan hidup? Bukankah tak setiap orang sempat mengalami masa tua? Dan tidakkah menyerahkan sisa-sisa tenaga, daya dan usaha dari hidup kita kepada Tuhan yang memanggil kita sejak muda merupakan bentuk kekurangajaran yang besar di hadapan-Nya?

Tuhan merindukan generasi demi generasi yang mewarisi perjanjian-Nya dan menjadi alat bagi kemuliaan-Nya di muka bumi. Umat Israel yang keluar dari Mesir menghabiskan masa mudanya sebagai budak. Mereka tidak mau keluar dari karakter dan mental perbudakan yang mencengkeram jiwa mereka. Akibatnya, mereka menghujat Tuhan dan menolak rencana-Nya atas mereka. Maka binasalah mereka di padang gurun sepanjang pengembaraan selama empat puluh tahun. Berbeda dengan generasi yang masuk Kanaan dan mewarisi Tanah Perjanjian itu. Mereka dididik sendiri oleh Musa, Yosua dan Kaleb. Maka tampillah suatu umat yang juga merupakan suatu balatentara, pasukan besar yang siap melaksanakan kehendak dan strategi Tuhan apapun yang Tuhan perintahkan demi mewarisi Tanah Perjanjian. Betapa berbedanya!

Generasi muda yang dididik dalam jalan Tuhan akan mewujudkan suatu era yang membawa kemuliaan bagi Tuhan. Kehendak Tuhan dicari dan dilaksanakan. Rencana Tuhan digenapi. Kemenangan dan terobosan terjadi. Warisan rohani dan jasmani pun dimiliki. Terkait masa-masa di depan mereka inilah sebabnya Tuhan ingin orang-orang muda hidup dalam jalan-jalan-Nya.
Jika saja, setiap keluarga membesarkan anak-anak mereka dalam takut akan Tuhan dan seandainya saja setiap orang tua melakukan tugasnya membimbing putra dan putri remaja mereka di jalan Tuhan pastilah Tuhan mempunyai umat yang kian teguh, yang akan bangkit dan menjadi terang bagi dunia yang tersesat ini!

Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.
~ Amsal 22:6 (TB)


Hanya dengan belajar menerapkan firman Tuhan, seorang muda dapat menjaga hidupnya murni seturut kehendak Tuhan
Kehidupan yang murni dan berkenan di mata Tuhan hanya mungkin ketika itu dipadankan dengan kebenaran firman. Pendidikan moral dan budi pekerti atau kelas-kelas pengembangan diri mungkin mampu meningkatkan kualitas pikir dan mental seorang anak, tetapi roh takut akan Tuhan tak terlahirkan di sana. Begitupun ajaran tradisi leluhur beserta nilai-nilai kebajikan yang meski coba ditanamkan, masih belum mampu melampaui standard kebenaran firman.

Di dalam firmanlah, jiwa-jiwa belia ini diperkenalkan pada Allah sejati, pada penggembala dan pemimpin kehidupan, pada Bapa mereka yang akan menjadi tempat mereka berpaut dan berharap di masa-masa selanjutnya di kehidupan mereka. Dan Allah yang mengasihi dan berjanji memeliharakan hidup mereka tidak akan pernah mengecewakan. Teladan-teladan hidup terbaik dan terindah dalam kitab suci merupakan kisah-kisah dari pribadi-pribadi yang sejak muda, seperti Yusuf dan Daud, yang menjalin hubungan dengan Tuhan dan menjalani hidup yang taat pada petunjuk-petunjuk Tuhan. Hanya dengan berjalan mengikuti tuntunan hidup sejati, seseorang meraih keberhasilan di hadapan manusia dan Tuhan sejak waktu remajanya.

Jika merupakan perintah dan isi hati Tuhan supaya setiap orang muda memiliki suatu kehidupan yang benar sejak pikiran mereka mulai memasuki tahap menuju kepenuhan kodrat seorang manusia, maka bukankah merupakan tanggung jawab dan panggilan setiap orang tua untuk menjadi pengajar dan teladan dari suatu kehidupan yang berpedoman firman Tuhan? Dari mana seorang anak yang kemudian menjadi pemuda mengetahui firman jika tiada yang memberitahukannya pada mereka? Tidakkah ini merupakan amanat bagi orang-orang yang lebih dewasa untuk menyaksikan dan menunjukkan bahwa hidup di dalam Tuhan itu indah dan berharga?

Orang benar yang bersih kelakuannya — berbahagialah keturunannya.
~ Amsal 20:7 (TB)

Sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada TUHAN, dan buah kandungan adalah suatu upah.
Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan, demikianlah anak-anak pada masa muda.
Berbahagialah orang yang telah membuat penuh tabung panahnya dengan semuanya itu. Ia tidak akan mendapat malu, apabila ia berbicara dengan musuh-musuh di pintu gerbang.
~ Mazmur 127:3-5 (TB)

Tuhan telah memberikan kunci lahirnya keturunan demi keturunan orang-orang benar, suatu rahasia bagi munculnya suatu generasi yang kuat dan perkasa. Dalam hidup seturut hukum dan ketetapan Tuhan, ada suatu kehidupan yang tidak sia-sia. apa yang ditabur di masa muda akan dituai di tahun-tahun berikutnya. Siapa yang menabur kemurnian dan kesucian akan menuai kehormatan dan kebaikan di dunia yang sekarang, serta kemuliaan di dunia yang akan datang (Amsal 10:9; 23:17-18; 24:13-14).

Hai orang muda, sudahkah hidupmu bersih dan murni di hadapan Pencipta dan penebus hidupmu?
Akankah engkau mempertanggungjawabkan setiap perkara sia-sia yang Engkau kerjakan atau menerima kemuliaan dan upah abadi karena engkau mengejar kehidupan yang memuliakan Dia?

Selagi masih muda dan waktu ada, tentukan pilihanmu!

Salam revival
Indonesia penuh kemuliaan Tuhan

Comments

Popular posts from this blog

DUA GOLONGAN ORANG DALAM AMSAL 17:10

Oleh Sharon R.  Amsal 17:10 (TB)    Suatu hardikan lebih masuk pada orang berpengertian dari pada seratus pukulan pada orang bebal.  Amsal 17:10 (VMD)   Orang cerdas belajar lebih banyak dari satu teguran daripada orang bodoh belajar melalui 100 pukulan. Ada dua golongan orang yang disebutkan dalam nats diatas. Orang berpengertian dan orang bebal. Kita akan melihat ciri masing² orang tersebut melalui respon mereka terhadap teguran dari Tuhan. Orang berhikmat atau berpengertian menghargai dan belajar dari setiap teguran kepada dirinya. Ketika hal buruk terjadi dengan bersegera ia introspeksi diri dan tidak mencari kambing hitam di luar dirinya. Hatinya terbuka untuk setiap koreksi dari Tuhan. Ia menyadari dirinya lemah, mudah sesat dan perlu selalu koreksi dan perbaikan untuk kebaikan dan pertumbuhan karakter dan rohaninya. Ia tidak pernah mencari² alasan untuk membenarkan diri. Ia selalu menyediakan hati yang remuk bagi Tuhan. Juga hati seorang murid yang rela dan rindu untuk bel

HIKMAT DAN KUTIPAN

HIKMAT DAN KUTIPAN MENGENAI MENDIDIK VS MEMANJAKAN

Oleh: Bpk. Peter B, MA Orang tua yang memanjakan anak-anaknya justru menjerumuskan sang anak dalam kebodohan dan kehancuran. Jika kita mendidik anak-anak kita, pasti TUHAN lebih lagi. Dia tidak akan begitu saja memberikan apa yang diinginkan anak-anak-Nya sehingga mereka malahan justru makin mudah ditipu dan disesatkan iblis. Jerat-jerat iblis dipasang melalui berbagai pengajaran yang hampir benar untuk menyimpangkan anak-anak Tuhan dari apa yang benar.... #Waspadalah #CariPesanYangMurni #YangBenarVsYangHampirBenar