Skip to main content

PERSPEKTIF PROFETIK TERKAIT PILKADA 2018


Oleh Didit I.



Sebentar lagi, tepatnya tanggal 27 Juni 2018 Indonesia akan mengadakan Pilkada serentak dan sebanyak 171 daerah akan memilih gubernurnya. Karena itu beberapa hari ini Tuhan menggerakkan saya untuk mengamati calon-calon gubernur di seluruh wilayah Indonesia. Secara penampilan mereka tampak sebagai orang-orang yang cerdas, memiliki komunikasi yang baik, pendidikan tinggi, punya pengalaman dalam beroganisasi. Namun ketika saya membawa nama-nama calon gubernur di seluruh Indonesia ini, Tuhan menyampaikan satu hal penting kepada saya untuk kita menguji segala sesuatu sehingga tidak mudah mempercayai seseorang dari penampilannya tetapi dari kualitas karakter dan kepemimpinannya. Dengan tegas Tuhan menyampaikan, “Pilihlah pemimpin kalian dengan sikap hati dan pikiran yang murni. Selidiki dan ujilah karakter kepemimpinannya maka Aku akan menunjukkan kualitas kepemimpinan mereka dengan jelas.” Ya, Tuhan ingin kita menguji kualitas kepemimpinan calon-calon pemimpin daerah dan bangsa ini seperti kita memeriksa barang-barang mahal dan mewah yang akan kita beli. Hal ini mengingatkan saya akan nasehat dari mertua Musa untuk mencari para pemimpin. Dalam Keluaran 18:21 menyatakan, “...(Musa) kaucarilah dari seluruh bangsa itu orang-orang yang cakap dan takut akan Allah, orang-orang yang dapat dipercaya, dan yang benci kepada pengejaran suap; tempatkanlah mereka di antara bangsa itu menjadi pemimpin seribu orang, pemimpin seratus orang, pemimpin lima puluh orang dan pemimpin sepuluh orang.” Nasehat dari mertua Musa akhirnya memudahkan pekerjaan Musa. Poin yang hendak saya sampaikan adalah Tuhan mengijinkan Musa untuk mencari pemimpin-pemimpin dengan standar tertentu. Demikian pula kita perlu  menyelidiki dan menguji calon-calon pemimpin daerah sesuai standar yang Tuhan berikan, yaitu kualitas karakter dan kepemimpinannya.

Saat saya berdoa untuk pilkada 2018 Tuhan memberikan beberapa pertanyaan yang dapat membantu kita menguji kualitas kepemimpinan yang berkenan di hati Tuhan. Poin-poin di bawah ini merupakan standar umum yang dibutuhkan di bangsa ini. Kita perlu mencari pemimpin-pemimpin yang berkenan di hatiNya dan kemudian mendukung mereka sesuai yang Tuhan kehendaki. Berikut ini poin-poin yang Tuhan berikan kepada saya untuk calon pemimpin yang berkenan di hatiNya:

# Apakah mereka BERJIWA nasionalis?
# Apakah mereka memiliki SIKAP yang jujur dalam bekerja?
# Apakah mereka BERLAKU adil terhadap semua golongan, suku, agama dan ras?
# Apakah mereka selalu BERUSAHA MENGAYOMI seluruh elemen masyrakat tanpa memandang suku, agama, golongan dan ras?
# Apakah visi dan program mereka akan MENJADI SOLUSI yang tepat di daerahnya?
# Apakah mereka memiliki INTEGRITAS dan KOMITMEN yang teguh untuk memperjuangkan kesejahteraan masyarakat?

Keenam poin ini menyingkapkan bahwa sedikit pemimpin sungguh-sungguh mau BEKERJA DAN BERKORBAN untuk kepentingan bangsanya, tetapi banyak pemimpin yang ingin MEMANFAATKAN DAN MENGORBANKAN sumber daya alam dan potensi sumber manusia bangsa ini demi mendapatkan keuntungan pribadi.

Oleh karena itu marilah kita menyelidiki kehendak Tuhan dan menguji segala sesuatu. Tuhan berjanji bahwa saat kita menyelediki pertanyaan-pertanyaan di atas dalam hadirat Tuhan, berdiskusi dengan orang-orang yang memiliki pandangan netral (tidak memihak golongan tertentu), dan membaca dari berbagai berita yang terpercaya maka Tuhan akan MENYINGKAPKAN KUALITAS KARAKTER DAN KEPEMIMPINAN dari calon-calon pemimpin daerah. Di titik inilah Tuhan akan menunjukkan kepada kita akan pemimpin yang berkenan di hatiNya.

Tuhan ingin kita mulai aktif bergerak untuk mencari kehendak Tuhan dan bukan berdasarkan penilaian dari pikiran kita yang terbatas ini. Kita membutuhkan pimpinan Tuhan dan hati yang merindukan bangkitnya para pemimpin sejati di berbagai daerah untuk membawa Indonesia keluar dari multikrisis  yang sudah terjadi di bangsa ini.

Mari kita doakan bersama-sama supaya pilkada 2018 tidak menggunakan isu SARA yang memecah belah namun mengutamakan kualitas dari karakter dan kepemimpinannya. Sebab Tuhan menyampaikan bahwa demo dan kerusuhan yang disebabkan pilkada akan terjadi di beberapa daerah seperti teror, rusuh dan demo yang terjadi di pilkada di Jakarta. Tetapi semuanya ini dapat dicegah jika umat Tuhan di Indonesia mau merendahkan diri, bertobat, mencari dan hidup sesuai dengan kehendak Tuhan (termasuk memilih pemimpin sesuai dengan poin-poin yang sudah Tuhan tunjukkan di atas).

Doa saya kiranya kita tidak menjadi orang-orang dari golongan pendukung buta yang selalu mengandalkan manusia, melupakan Tuhan sehingga tidak dapat menilai dengan jujur kualitas karakter dan kepemimpinan seorang pemimpin -- yang diwujudkan dalam bentuk enggan mencari, menyelidiki, menguji dan melakukan kehendak Tuhan. Sebaliknya, kiranya Tuhan menjadikan kita orang-orang yang selalu mengandalkan serta mencari pimpinan Tuhan sehingga dimampukan untuk melihat pemimpin sejati yang Tuhan rindukan.

Tuhan memberkati kota-kota di seluruh Indonesia.
Salam perjuangan dalam Kristus.

POKOK DOA MENJELANG PILKADA 2018

Comments

Popular posts from this blog

DUA GOLONGAN ORANG DALAM AMSAL 17:10

Oleh Sharon R.  Amsal 17:10 (TB)    Suatu hardikan lebih masuk pada orang berpengertian dari pada seratus pukulan pada orang bebal.  Amsal 17:10 (VMD)   Orang cerdas belajar lebih banyak dari satu teguran daripada orang bodoh belajar melalui 100 pukulan. Ada dua golongan orang yang disebutkan dalam nats diatas. Orang berpengertian dan orang bebal. Kita akan melihat ciri masing² orang tersebut melalui respon mereka terhadap teguran dari Tuhan. Orang berhikmat atau berpengertian menghargai dan belajar dari setiap teguran kepada dirinya. Ketika hal buruk terjadi dengan bersegera ia introspeksi diri dan tidak mencari kambing hitam di luar dirinya. Hatinya terbuka untuk setiap koreksi dari Tuhan. Ia menyadari dirinya lemah, mudah sesat dan perlu selalu koreksi dan perbaikan untuk kebaikan dan pertumbuhan karakter dan rohaninya. Ia tidak pernah mencari² alasan untuk membenarkan diri. Ia selalu menyediakan hati yang remuk bagi Tuhan. Juga hati seorang murid yang rela dan rindu untuk bel

HIKMAT DAN KUTIPAN

HIKMAT DAN KUTIPAN MENGENAI MENDIDIK VS MEMANJAKAN

Oleh: Bpk. Peter B, MA Orang tua yang memanjakan anak-anaknya justru menjerumuskan sang anak dalam kebodohan dan kehancuran. Jika kita mendidik anak-anak kita, pasti TUHAN lebih lagi. Dia tidak akan begitu saja memberikan apa yang diinginkan anak-anak-Nya sehingga mereka malahan justru makin mudah ditipu dan disesatkan iblis. Jerat-jerat iblis dipasang melalui berbagai pengajaran yang hampir benar untuk menyimpangkan anak-anak Tuhan dari apa yang benar.... #Waspadalah #CariPesanYangMurni #YangBenarVsYangHampirBenar