Oleh: Peter B, “Seseorang yang sakit kusta datang kepada Yesus, dan sambil berlutut di hadapan-Nya ia memohon bantuan-Nya, katanya, “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.” Maka tergeraklah oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata kepada: “Aku mau, jadilah engkau tahir” (Markus 1:40-41) Rasul Paulus, rasul besar itu, pernah memandang jauh ke depan, dimana generasi-generasi sesudah dirinya akan menjalani kehidupan di dunia ini. Dan Ia berkata-kata dalam ilham Roh: “Sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepada-Nya. Sebaliknya pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap. Mereka berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi mereka telah menjadi bodoh…. Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka” (Roma 1:21-22, 24). Bagi kita yang hidup di zaman ini, mau tidak