Aku teringat kepadamu - Yeremia 2: 2 (KJV)
Ketahuilah, Kristus itu suka berpikir akan Gereja-Nya serta memandangi keindahannya. Sebagaimana burung kerap kembali ke sarangnya, dan pejalan kaki yang bergegas ke rumahnya, demikian pula pikiran pun terus menerus akan tertuju pada obyek yang dipilihnya untuk dipikirkannya. Kita tidak akan pernah dapat merasa terlalu sering melihat wajah orang yang kita cintai; pun kita akan pasti selalu ingin meletakkan barang-barang berharga di pemandangan kita.
Demikian juga dengan Tuhan kita, Yesus Kristus. Dari segala sesuatu yang kekal “kesenangannya adalah kepada putra-putra manusia;” pikiran-Nya bergulir jauh ke depan kepada waktunya ketika umat pilihan-Nya dinyatakan di dunia ini; Dia melihat mereka di cermin kemahatahuan-Nya. “Di dalam kitabmu,” kata Daud, “semua anggota-anggota tubuhku dituliskan, yang kemudian itu semua dibentuk, meski belum ada satupun dari mereka” (Mazmur 139:16, KJV).
Ketika dunia didirikan di atas pilar-pilarnya, Dia ada di sana, dan Ia membagi-bagi orang-orang di bumi sesuai dengan jumlah anak-anak Israel. Jauh sebelum inkarnasi-Nya, Ia turun ke bumi, yang lebih rendah ini, dalam rupa seorang manusia; di dataran Mamre (Kej. 18), di tepi sungai Yabok (Kej. 32: 24-30), di tembok bawah Yerikho (Yos 5:13), dan di perapian Babel (Dan 3:19,25), Anak Manusia mengunjungi umat-Nya.
Karena jiwa-Nya bersuka atas mereka, Ia tidak bisa sedikitpun berhenti memikirkan mereka, karena hati-Nya merindukan mereka. Mereka tak pernah tak ada di dalam hati-Nya, karena Ia telah menulis nama mereka di tangan-Nya, dan mengukir mereka mereka di diri-Nya. Karena penutup dada yang memuat nama-nama suku Israel adalah perhiasan paling cemerlang yang dikenakan oleh imam besar, maka nama-nama umat pilihan Kristus adalah perhiasan-Nya yang paling berharga, dan yang berkilauan dalam hati-Nya.
Kita mungkin sering lupa merenungkan kesempurnaan Tuhan kita, tetapi Dia tidak pernah berhenti mengingat kita.
Marilah kita mengoreksi diri kita sendiri karena sikap-sikap yang melupakan Tuhan di waktu-waktu yang lalu, dan berdoa supaya kasih karunia-Nya diberikan lebih lagi bagi kita agar kita senantiasa memiliki ingat-ingatan yang penuh cinta akan Dia.
Tuhan, lukislah gambar anak-Mu di biji mata jiwaku!
Diterjemahkan sendiri secara bebas dari renungan Morning and Evening Charles Spurgeon 17 Desember
Comments
Post a Comment