Skip to main content

MENDAKI GUNUNG ALLAH



Pada hari pertama kita membahas langkah-langkah progresif menuju kedewasaan di dalam Yesus Kristus. Jika diikuti,  langkah-langkah ini akan memimpin kita menuju kehidupan Kristen yang dewasa dan berkemenangan. Tujuan kita adalah seperti yang dinyatakan dalam Efesus 4:15 yaitu "....bertumbuh di dalam Segala hal ke arah Dia,  Kristus,  yang adalah Kepala." Untuk membantu Anda melangkah sedikit lebih maju,  saya akan menunjukkan beberapa tempat di Alkitab di mana langkah-langkah ini ditemukan sehingga Anda dapat mempelajarinya secara pribadi.  Yang pertama dikemukakan oleh rasul Paulus di dalam 1Korintus 10:1-11 :

"Aku mau, supaya kamu mengetahui, saudara-saudara, bahwa nenek moyang kita semua berada di bawah perlindungan awan dan bahwa mereka semua telah melintasi laut.
Untuk menjadi pengikut Musa mereka semua telah dibaptis dalam awan dan dalam laut.
Mereka semua makan makanan rohani yang sama 
dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus.
Tetapi sungguhpun demikian Allah tidak berkenan kepada bagian yang terbesar dari mereka, karena mereka ditewaskan di padang gurun.
Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat,
dan supaya jangan kita menjadi penyembah-penyembah berhala, sama seperti beberapa orang dari mereka, seperti ada tertulis: "Maka duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria."
Janganlah kita melakukan percabulan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga pada satu hari telah tewas dua puluh tiga ribu orang.
Dan janganlah kita mencobai Tuhan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka mati dipagut ular.
Dan janganlah bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut.
Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba."

Dalam seluruh kisah ini, pertama-tama kita akan melihat prosedur langkah demi langkah bagaimana umat Allah dilepaskan dari perbudakan. Hal ini terjadi dengan perayaan Paskah yang adalah merupakan model profetik dari pengorbanan Yesus, yang melepaskan kita dari kuasa si jahat. Setelah "dibaptis di Laut Merah" (ayat 2), mereka dipimpin langkah demi langkah memasuki padang belantara yang bertujuan untuk  mendewasakan dan mempersiapkan mereka untuk memiliki warisan mereka.

Garis besar pelajaran mengenai kedewasaan rohani dapat dilihat dari tabernakel itu sendiri. Setelah memasuki pintu kemah yang menggambarkan Yesus (lihat Yohanes 10:7), peralatan yang ada di dalam tabernakel disusun sesuai kemajuan langkah demi langkah menuju hadirat dan kemuliaan Tuhan. Ini merupakan pelajaran yang paling luas, dan kita akan mempelajarinya secara mendalam. Anda juga dapat melihat pergerakan pada tabernakel dan bait selanjutnya yang dibangun bagi Tuhan,  berpuncak pada Tuhan Yesus sendiri, dan kemudian pada gerejaNya.

Ada juga tempat yang lain di mana Anda dapat melihat pertumbuhan ke arah kedewasaan,  yaitu dalam membangun Kerajaan Daud dan mengarak Tabut Allah ke Yerusalem.  Selain itu,  kita dapat melihatnya juga di dalam Nyanyian Ziarah (lihat Mazmur 120 sampai 134), dan kita menemukan juga garis besar kedewasaan yang sangat mendasar dan praktis yang diberikan kita dalan 2 Petrus 1:2-10 :

"Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib.
Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia.
Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan,
dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan,
dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang.
Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita.
Tetapi barangsiapa tidak memiliki semuanya itu, ia menjadi buta dan picik, karena ia lupa, bahwa dosa-dosanya yang dahulu telah dihapuskan.                  
Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung."

Renungkanlah hal di atas. Jika kita memiliki hal-hal tersebut secara berlimpah-limpah, panggilan kita akan semakin teguh, dan kita tidak akan pernah tersandung.

Ini adalah beberapa cara yang jelas agar kita dapat melihat pertumbuhan iman kita menuju kedewasaan.

Jika kita ingin mencapai kedewasaan, kita harus memiliki visi mengenai tujuan (hidup) kita, mengetahui dimana kita berada,  dan mampu melihat dengan jelas langkah berikutnya. 

Doa saya adalah kita semua dapat melihat kemajuan yang dapat dirasakan dan dramatis dalam iman dan pengetahuan kita akan Tuhan, demikian juga wahyu mengenai kemuliaan dan kuasaNya serta jalan-jalanNya yang memampukan kita mempengaruhi dunia yang hidup di dalam kegelapan ini


Diambil dari buku 50 Day For An Enduring Vision oleh Rick Joyner

Comments

Popular posts from this blog

HIKMAT DAN KUTIPAN MENGENAI MENDIDIK VS MEMANJAKAN

Oleh: Bpk. Peter B, MA Orang tua yang memanjakan anak-anaknya justru menjerumuskan sang anak dalam kebodohan dan kehancuran. Jika kita mendidik anak-anak kita, pasti TUHAN lebih lagi. Dia tidak akan begitu saja memberikan apa yang diinginkan anak-anak-Nya sehingga mereka malahan justru makin mudah ditipu dan disesatkan iblis. Jerat-jerat iblis dipasang melalui berbagai pengajaran yang hampir benar untuk menyimpangkan anak-anak Tuhan dari apa yang benar.... #Waspadalah #CariPesanYangMurni #YangBenarVsYangHampirBenar

DUA GOLONGAN ORANG DALAM AMSAL 17:10

Oleh Sharon R.  Amsal 17:10 (TB)    Suatu hardikan lebih masuk pada orang berpengertian dari pada seratus pukulan pada orang bebal.  Amsal 17:10 (VMD)   Orang cerdas belajar lebih banyak dari satu teguran daripada orang bodoh belajar melalui 100 pukulan. Ada dua golongan orang yang disebutkan dalam nats diatas. Orang berpengertian dan orang bebal. Kita akan melihat ciri masing² orang tersebut melalui respon mereka terhadap teguran dari Tuhan. Orang berhikmat atau berpengertian menghargai dan belajar dari setiap teguran kepada dirinya. Ketika hal buruk terjadi dengan bersegera ia introspeksi diri dan tidak mencari kambing hitam di luar dirinya. Hatinya terbuka untuk setiap koreksi dari Tuhan. Ia menyadari dirinya lemah, mudah sesat dan perlu selalu koreksi dan perbaikan untuk kebaikan dan pertumbuhan karakter dan rohaninya. Ia tidak pernah mencari² alasan untuk membenarkan diri. Ia selalu menyediakan hati yang remuk bagi Tuhan. Juga hati seorang murid yang rela dan rindu untuk bel

SIKAP DAN PANDANGAN KITA YANG SEHARUSNYA TERHADAP NUBUAT /PENGLIHATAN: MENANGGAPI PESAN PROFETIK YANG DISAMPAIKAN OLEH CINDY JACOB DI MEDIA SOSIAL

Oleh: Didit I. Beberapa hari ini saya mendapatkan kiriman cukup banyak dari rekan-rekan di media sosial tentang nubuatan dari Cindy Jacob terkait Bapak Ahok. Menanggapi pesan nubuatan dari Cindy Jacob yang disebarkan di media sosial tersebut, Tuhan menggerakkan saya untuk mengajak rekan-rekan dan seluruh umat Tuhan untuk bersama menguji pesan yang disampaikan oleh Cindy Jacob dan mencari kehendak Tuhan dalam pesan tersebut. Pesan profetik yang disampaikan oleh Cindy Jacob seperti gambar di bawah ini: Sesuai dengan 1Tesalonika 5:19-22, kita tidak boleh memandang rendah setiap nubuatan namun juga tidak boleh langsung menerimanya mentah-mentah, sebaliknya kita harus mengujinya. Ini berarti sikap kita terhadap setiap nubuatan/penglihatan adalah menampungnya untuk kemudian diuji sesuai dengan cara dan prinsip Firman Tuhan dan mencari maksud serta tujuan pesan nubuatan/penglihatan tersebut. Penting di sini untuk bersikap netral/tidak berprasangka terlebih dahulu terhadap setiap pesan nubuata