Skip to main content

APAKAH ANDA SEDANG MENDENGARKAN TUHAN?


Oleh Oswald Chambers



Mereka berkata kepada Musa: "Engkaulah berbicara dengan kami, maka kami akan mendengarkan; tetapi janganlah Allah berbicara dengan kami, nanti kami mati."

—Keluaran 20:19


Kita tidak secara sadar dan sengaja bersikap tidak taat pada Allah — kita cuma tidak peduli untuk mendengarkan Dia.

Tuhan telah memberikan perintah-Nya kepada kita, tetapi kita tidak memperhatikannya — bukan karena ketidaktaatan yang disengaja, tetapi karena kita tidak benar-benar mencintai dan menghormati Dia.

"Engkaulah yang berbicara dengan kami, ... tetapi jangan Tuhan berbicara dengan kami ...." (lihat nats)
Kita menunjukkan betapa sedikit cinta yang kita miliki pada Tuhan dengan memilih mendengarkan hamba-hamba-Nya daripada Dia sendiri. Kita suka mendengarkan kesaksian pribadi, tetapi kita tidak ingin Tuhan sendiri berbicara kepada kita.

Mengapa kita begitu takut Tuhan berbicara kepada kita?
Itu karena kita tahu bahwa ketika Tuhan berbicara, kita harus melakukan apa yang Dia minta atau mengatakan kepada Dia kalau kita tidak mau taat.
Tetapi jika hanya salah satu dari hamba Tuhan yang berbicara kepada kita, kita merasa ketaatan adalah pilihan, bukan keharusan. Kita menjawab dengan mengatakan, "Ya, itu hanya pendapat Anda sendiri, meskipun saya tidak menyangkal bahwa apa yang Anda katakan mungkin adalah kebenaran Tuhan."

Adakah saya terus menerus mempermalukan Tuhan dengan mengabaikan-Nya, sementara Dia dengan penuh kasih terus memperlakukan saya sebagai anak-Nya?

(Kutipan dari "Pengabdianku untuk kemuliaan-Nya" oleh Oswald Chambers)

Comments

Popular posts from this blog

HIKMAT DAN KUTIPAN MENGENAI MENDIDIK VS MEMANJAKAN

Oleh: Bpk. Peter B, MA Orang tua yang memanjakan anak-anaknya justru menjerumuskan sang anak dalam kebodohan dan kehancuran. Jika kita mendidik anak-anak kita, pasti TUHAN lebih lagi. Dia tidak akan begitu saja memberikan apa yang diinginkan anak-anak-Nya sehingga mereka malahan justru makin mudah ditipu dan disesatkan iblis. Jerat-jerat iblis dipasang melalui berbagai pengajaran yang hampir benar untuk menyimpangkan anak-anak Tuhan dari apa yang benar.... #Waspadalah #CariPesanYangMurni #YangBenarVsYangHampirBenar

DUA GOLONGAN ORANG DALAM AMSAL 17:10

Oleh Sharon R.  Amsal 17:10 (TB)    Suatu hardikan lebih masuk pada orang berpengertian dari pada seratus pukulan pada orang bebal.  Amsal 17:10 (VMD)   Orang cerdas belajar lebih banyak dari satu teguran daripada orang bodoh belajar melalui 100 pukulan. Ada dua golongan orang yang disebutkan dalam nats diatas. Orang berpengertian dan orang bebal. Kita akan melihat ciri masing² orang tersebut melalui respon mereka terhadap teguran dari Tuhan. Orang berhikmat atau berpengertian menghargai dan belajar dari setiap teguran kepada dirinya. Ketika hal buruk terjadi dengan bersegera ia introspeksi diri dan tidak mencari kambing hitam di luar dirinya. Hatinya terbuka untuk setiap koreksi dari Tuhan. Ia menyadari dirinya lemah, mudah sesat dan perlu selalu koreksi dan perbaikan untuk kebaikan dan pertumbuhan karakter dan rohaninya. Ia tidak pernah mencari² alasan untuk membenarkan diri. Ia selalu menyediakan hati yang remuk bagi Tuhan. Juga hati seorang murid yang rela dan rindu untuk bel

SIKAP DAN PANDANGAN KITA YANG SEHARUSNYA TERHADAP NUBUAT /PENGLIHATAN: MENANGGAPI PESAN PROFETIK YANG DISAMPAIKAN OLEH CINDY JACOB DI MEDIA SOSIAL

Oleh: Didit I. Beberapa hari ini saya mendapatkan kiriman cukup banyak dari rekan-rekan di media sosial tentang nubuatan dari Cindy Jacob terkait Bapak Ahok. Menanggapi pesan nubuatan dari Cindy Jacob yang disebarkan di media sosial tersebut, Tuhan menggerakkan saya untuk mengajak rekan-rekan dan seluruh umat Tuhan untuk bersama menguji pesan yang disampaikan oleh Cindy Jacob dan mencari kehendak Tuhan dalam pesan tersebut. Pesan profetik yang disampaikan oleh Cindy Jacob seperti gambar di bawah ini: Sesuai dengan 1Tesalonika 5:19-22, kita tidak boleh memandang rendah setiap nubuatan namun juga tidak boleh langsung menerimanya mentah-mentah, sebaliknya kita harus mengujinya. Ini berarti sikap kita terhadap setiap nubuatan/penglihatan adalah menampungnya untuk kemudian diuji sesuai dengan cara dan prinsip Firman Tuhan dan mencari maksud serta tujuan pesan nubuatan/penglihatan tersebut. Penting di sini untuk bersikap netral/tidak berprasangka terlebih dahulu terhadap setiap pesan nubuata