Skip to main content

HUBUNGAN YANG HIDUP DENGAN KRISTUS


Oleh : Peter B, MA



Pernahkah Anda melihat tanaman imitasi atau tiruan yang terbuat dari plastik? Sekilas itu terlihat sama dengan tumbuh-tumbuhan yang asli. Tapi kita jelas tahu bedanya. Tanaman asli tidak tetap seperti itu keadaannya. Ia berubah seiring berjalannya waktu. Bertumbuh makin besar. Daunnya muncul dan gugur silih berganti. Ia berbuah tidak hanya sekali tetapi berkali-kali sehingga menghasilkan keuntungan yang besar bagi pemiliknya. Tanaman palsu berguna untuk sekedar keperluan dekorasi yang indah untuk dilihat. Tetapi tanaman asli memiliki manfaat yang bahkan sulit diperinci seberapa banyak yang mungkin dapat dihasilkannya bagi manusia.

Tahukah Anda di mana penyebab perbedaannya? Jawabannya sebenarnya sangat jelas. Tanaman asli menghasilkan sedemikian banyak manfaat dan kegunaan karena ada kehidupan di dalamnya. Kehidupan itulah yang mampu menghasilkan sesuatu. Itulah yang membuat ranting-ranting yang melekat pada batang atau pokok tanaman menghasilkan buah. Oleh karena ranting-ranting itu tersambung dan memperoleh zat-zat kehidupan, sekalipun ia tampak kecil dan lemah, tapi karena ada kehidupan mengalir di dalamnya, ranting-ranting itu mampu menghasilkan buah yang lebat.

Berbeda dengan tanaman palsu. Meskipun tampak lebat buahnya tetapi itu hanya dapat dipandang saja. Tidak dapat dimakan dan menjadi sesuatu yang bergizi bagi tubuh kita. Ketika buah dari pohon itu diambil dari batang tanamannya, pohon itu tak mampu menghasilkan buah yang lain. Ranting-rantingnya akan tetap kosong karena tidak pernah dapat mengeluarkan buah. Pohon itu tetap demikian adanya karena tidak ada kehidupan di dalamnya. Hidup Kristen yang berbuah, yang menjadi berkat bagi banyak orang, dan yang menyenangkan dan memuliakan Tuhan berasal dari suatu hubungan yang hidup dengan Tuhan, yaitu hidup yang dialiri kehidupan, menerima kehidupan, bahkan dipenuhi kehidupan yang dari Tuhan.

Itu sebabnya sangatlah penting memiliki HUBUNGAN YANG HIDUP DENGAN TUHAN.
Yesus menggambarkan hubungan yang hidup dengan Dia dalam kalimat “kamu tinggal didalam Aku dan Aku di dalam kamu” (Yohanes 15: 5), yang menggambarkan suatu persatuan dan persekutuan yang sifatnya pribadi, erat serta intim dari masing-masing kita dengan Dia.

Bagaimana prakteknya? Hubungan yang demikian erat hanya mungkin terjadi apabila KEDUA PIHAK SALING MENGASIHI. Dan tidak perlu dipertanyakan apakah Tuhan mengasihi kita. Sudah pasti dan sudah terbukti Ia telah melakukannya untuk setiap kita. Yang patut dipertanyakan dan selalu harus kita pastikan adalah apakah kita secara pribadi telah mengasihi Tuhan sehingga kita rindu selalu berada dekat dengan Dia, senang bergaul dan berkomunikasi dengan Dia, dan senantiasa mencoba menyelami hati dan pikiran-Nya sehingga kita menjadi sehati, sepikir dan seperasaan dengan Tuhan. Dari pihak Tuhan tidak pernah ada masalah untuk membangun hubungan yang hidup dengan kita. Masing-masing diri kita sendirilah sesungguhnya yang menentukan seberapa jauh kita memiliki hubungan yang hidup dengan Tuhan.

Sebagian besar orang Kristen hari ini  puas dengan hubungan yang palsu dan mati dengan Tuhan. Anda mengetahui ada dalam hubungan yang demikian ketika tidak ada pertumbuhan maupun hasil dari hidup rohani Anda setelah bertahun-tahun lamanya. Kita hanya tampak manis dan indah sebagai orang-orang yang rajin beribadah atau melakukan pelayanan tetapi berapa banyak buah-buah rohani yang telah kita bagikan dan dinikmati oleh banyak orang sehingga mereka boleh dibawa makin mengenal Tuhan dan mendekat kepada Dia?

Hubungan kita bukan hubungan yang hidup dengan Tuhan apabila kita tersambung kepada dahan dan pokok anggur yang tidak memiliki kehidupan. Itu bisa berupa komunitas gereja, tempat pelayanan, lembaga atau organisasi, bahkan figur pemimpin rohani tertentu yang sudah kita anggap sebagai bapak rohani yang sangat kita kagumi tetapi padanya tidak memiliki kehidupan Kristus. Ingatlah selalu, jika kita terhubung dengan segala hal yang lain yang tidak memiliki kehidupan, kita hanya akan serupa tanaman plastik, yang tidak banyak gunanya, yang hanya berguna untuk sedap-sedapan bagi mata orang. Tuhan tidak memanggil kita menjadi tanaman pajangan dengan buah-buah yang palsu. Ia memanggil kita melekat kepada Dia yang adalah sumber segala kehidupan untuk menjadi tumbuh-tumbuhan ilahi dengan buah-buah sejati.

Untuk hubungan yang hidup dengan Tuhan, kita harus terhubung kepada Dia setiap hari. Dari Dialah kita dimampukan menjadi orang-orang Kristen yang berhasil. Menjadi berkat selama di dunia, penuh upah dan kemuliaan saat pulang ke sorga. Hanya dalam hubungan yang hidup dan erat dengan Kristus kita serupa ranting yang berbuah banyak. Hanya dengan terhubung dengan Dia sebagai mata air kita, maka kita menjadi sumur yang memberikan air bagi mereka yang kehausan. Seperti halnya perkakas elektronik kita harus terhubung dengan sumber listrik supaya dapat berfungsi dan berguna sebagaimana seharusnya. Hubungan yang hidup dengan Yesus Kristus dimulai ketika kita mengambil keputusan untuk mencari Dia dan berkata "Ya" atas setiap petunjuk dan perintah-perintah-Nya. Saat kita melangkah dalam ketaatan yang didorong oleh iman dan kasih dengan pengharapan bahwa kita akan memiliki hidup terbaik bersama-sama dengan Tuhan, maka kita telah mulai dan sedang menjalani suatu hubungan yang hidup dengan Tuhan. Suatu kehidupan yang Tuhan rindukan terjadi atas setiap kita yang mengaku sebagai pengikut pengikut-Nya.

Jadi, sudahkah Anda menjalin dan mengembangkan hubungan yang hidup dengan Tuhan dengan mengasihi Tuhan segenap hati, jiwa dan kekuatan Anda?

… supaya orang menyebutkan mereka "pohon tarbantin kebenaran", "tanaman TUHAN" untuk memperlihatkan keagungan-Nya. ~ Yesaya 61:3

SALAM REVIVAL
Indonesia penuh kemuliaan Tuhan

Comments

Popular posts from this blog

HIKMAT DAN KUTIPAN MENGENAI MENDIDIK VS MEMANJAKAN

Oleh: Bpk. Peter B, MA Orang tua yang memanjakan anak-anaknya justru menjerumuskan sang anak dalam kebodohan dan kehancuran. Jika kita mendidik anak-anak kita, pasti TUHAN lebih lagi. Dia tidak akan begitu saja memberikan apa yang diinginkan anak-anak-Nya sehingga mereka malahan justru makin mudah ditipu dan disesatkan iblis. Jerat-jerat iblis dipasang melalui berbagai pengajaran yang hampir benar untuk menyimpangkan anak-anak Tuhan dari apa yang benar.... #Waspadalah #CariPesanYangMurni #YangBenarVsYangHampirBenar

DUA GOLONGAN ORANG DALAM AMSAL 17:10

Oleh Sharon R.  Amsal 17:10 (TB)    Suatu hardikan lebih masuk pada orang berpengertian dari pada seratus pukulan pada orang bebal.  Amsal 17:10 (VMD)   Orang cerdas belajar lebih banyak dari satu teguran daripada orang bodoh belajar melalui 100 pukulan. Ada dua golongan orang yang disebutkan dalam nats diatas. Orang berpengertian dan orang bebal. Kita akan melihat ciri masing² orang tersebut melalui respon mereka terhadap teguran dari Tuhan. Orang berhikmat atau berpengertian menghargai dan belajar dari setiap teguran kepada dirinya. Ketika hal buruk terjadi dengan bersegera ia introspeksi diri dan tidak mencari kambing hitam di luar dirinya. Hatinya terbuka untuk setiap koreksi dari Tuhan. Ia menyadari dirinya lemah, mudah sesat dan perlu selalu koreksi dan perbaikan untuk kebaikan dan pertumbuhan karakter dan rohaninya. Ia tidak pernah mencari² alasan untuk membenarkan diri. Ia selalu menyediakan hati yang remuk bagi Tuhan. Juga hati seorang murid yang rela dan rindu untuk bel

SIKAP DAN PANDANGAN KITA YANG SEHARUSNYA TERHADAP NUBUAT /PENGLIHATAN: MENANGGAPI PESAN PROFETIK YANG DISAMPAIKAN OLEH CINDY JACOB DI MEDIA SOSIAL

Oleh: Didit I. Beberapa hari ini saya mendapatkan kiriman cukup banyak dari rekan-rekan di media sosial tentang nubuatan dari Cindy Jacob terkait Bapak Ahok. Menanggapi pesan nubuatan dari Cindy Jacob yang disebarkan di media sosial tersebut, Tuhan menggerakkan saya untuk mengajak rekan-rekan dan seluruh umat Tuhan untuk bersama menguji pesan yang disampaikan oleh Cindy Jacob dan mencari kehendak Tuhan dalam pesan tersebut. Pesan profetik yang disampaikan oleh Cindy Jacob seperti gambar di bawah ini: Sesuai dengan 1Tesalonika 5:19-22, kita tidak boleh memandang rendah setiap nubuatan namun juga tidak boleh langsung menerimanya mentah-mentah, sebaliknya kita harus mengujinya. Ini berarti sikap kita terhadap setiap nubuatan/penglihatan adalah menampungnya untuk kemudian diuji sesuai dengan cara dan prinsip Firman Tuhan dan mencari maksud serta tujuan pesan nubuatan/penglihatan tersebut. Penting di sini untuk bersikap netral/tidak berprasangka terlebih dahulu terhadap setiap pesan nubuata