Skip to main content

ANUGERAH ISTIMEWA


Oleh : Rick Joyner



Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi Engkau dapat ditemui; sesungguhnya pada waktu banjir besar terjadi, itu tidak melandanya.
(Mazmur 32:6)

Seringkali ada kecenderungan di antara orang-orang Kristen untuk tidak benar-benar mencari Tuhan sampai kita masuk ke dalam situasi krisis. Kemudian barulah kita mencari Dia dengan sungguh-sungguh.  Kita melihat pola yang sama dengan bangsa Israel dalam Perjanjian Lama.  Ini adalah alasan utama mengapa banyak orang tetap dalam kondisi krisis yang tampaknya tak pernah berakhir. 

Sebagaimana kita diberitahu dalam Matius 7:21-27
Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
"Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.
Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.
Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir.
Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya.

Seperti yang kita baca di sini, hanya dengan memanggil Yesus, Tuhan, tidak menjamin bahwa kita akan masuk dalam kerajaan surga.  Kita harus melakukan kehendak-Nya. Memanggil Dia Tuhan dan tidak melakukan apa yang Dia sampaikan membuat kita tidak dapat digolongkan sebagai orang percaya, dan jelas-jelas menjadikan kita sebagai orang yang tidak percaya. 
Bagaimana bisa kita mengaku mengenal Raja di atas segala raja yang penuh kemuliaan dan tidak melakukan apa yang Dia katakan?  Menyebut bahwa Dia adalah Allah dan tidak menaati-Nya adalah suatu delusi (penipuan terhadap diri sendiri).  Khayalan ini menyebabkan banyak tragedi dan kegagalan ketika banjir kehidupan datang.

Karena itu, salah satu pencarian utama kita adalah bagaimana kita mendengarkan perkataan-perkataan Tuhan.  Sebagaimana kita diberitahu dalam Yohanes 10:4 "Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya."

Hal yang merupakan kebalikannya juga jelas di sini yaitu bahwa jika kita tidak mengenal suara-Nya, kita tidak akan mengikuti-Nya.  Namun, mendengarkan perkataan-perkataan-Nya dan menaatinya merupakan dua hal yang berbeda.  Banyak yang memuji seberapa baik mereka mendengar Tuhan, tetapi mereka tidak melakukan apa yang Dia katakan.  Kita harus memperhitungkan firman perkataan-Nya sebagai harta yang tak terduga.  Ketika Tuhan memberi kita arahan, kita semestinya menulisnya dalam jurnal, berulangkali meninjaunya untuk melihat sejauh mana kita telah mematuhi arahan Raja kita.

Jika Anda merasa bingung tentang cara mendengar Tuhan, kembalilah dan tinjau kembali hal-hal yang Anda tahu Dia telah perintahkan untuk Anda lakukan.  Ini adalah hal-hal seperti berdoa, membaca Alkitab, bersekutu dengan saudara seiman dan sebagainya. Yang semuanya merupakan arahan yang jelas yang diberikan kepada kita dalam Alkitab.  Ketika kita mematuhi ini, kita akan mulai berjalan dalam terang, dan terang akan membuat jalan kita, dan suara-Nya, semakin jelas.  Sebagaimana kita diberitahu dalam Amsal 4:18:

Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari.

Jika kita berada di jalan yang benar, segalanya akan menjadi lebih cerah.  Jika kita berada di jalan yang salah, segalanya akan menjadi lebih gelap dan lebih membingungkan. Jika jalan kita tidak semakin terang dan cerah setiap hari, maka kita telah meninggalkan jalan yang benar di suatu tempat.  Di dalam Tuhan jalan yang salah tidak pernah berubah menjadi jalan yang benar.  Satu-satunya cara bagi kita untuk kembali ke jalan yang benar adalah dengan kembali ke titik di mana kita salah membelok. Itu disebut pertobatan.

Pertobatan bukan hanya sekedar merupakan sesuatu yang baik — itu adalah salah satu kebenaran Kristen terbesar.  Di dalam Kristus kita dapat benar-benar kembali ke tempat kita membuat kesalahan dan memulai kembali dan memperbaikinya.

Dalam Kisah Para Rasul 11:18 kita membaca tanggapan orang-orang percaya Yahudi setelah mendengar kesaksian Petrus tentang pergi ke rumah Kornelius:

"Ketika mereka mendengar hal itu, mereka menjadi tenang, lalu memuliakan Allah, katanya: "Jadi kepada bangsa-bangsa lain juga Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup."

Delapan dari kata-kata yang paling kuat dalam Alkitab ditemukan dalam ayat ini: "Allah telah mengaruniakan ... pertobatan yang menuntun pada kehidupan." Pertobatan adalah anugerah khusus yang diberikan Tuhan, dan itu menuntun pada kehidupan.

(Diterjemahkan secara bebas dari Renungan Harian tulisan Rick Joyner, hari ke-66)

Comments

Popular posts from this blog

DUA GOLONGAN ORANG DALAM AMSAL 17:10

Oleh Sharon R.  Amsal 17:10 (TB)    Suatu hardikan lebih masuk pada orang berpengertian dari pada seratus pukulan pada orang bebal.  Amsal 17:10 (VMD)   Orang cerdas belajar lebih banyak dari satu teguran daripada orang bodoh belajar melalui 100 pukulan. Ada dua golongan orang yang disebutkan dalam nats diatas. Orang berpengertian dan orang bebal. Kita akan melihat ciri masing² orang tersebut melalui respon mereka terhadap teguran dari Tuhan. Orang berhikmat atau berpengertian menghargai dan belajar dari setiap teguran kepada dirinya. Ketika hal buruk terjadi dengan bersegera ia introspeksi diri dan tidak mencari kambing hitam di luar dirinya. Hatinya terbuka untuk setiap koreksi dari Tuhan. Ia menyadari dirinya lemah, mudah sesat dan perlu selalu koreksi dan perbaikan untuk kebaikan dan pertumbuhan karakter dan rohaninya. Ia tidak pernah mencari² alasan untuk membenarkan diri. Ia selalu menyediakan hati yang remuk bagi Tuhan. Juga hati seorang murid yang rela dan rindu untuk bel

HIKMAT DAN KUTIPAN

HIKMAT DAN KUTIPAN MENGENAI MENDIDIK VS MEMANJAKAN

Oleh: Bpk. Peter B, MA Orang tua yang memanjakan anak-anaknya justru menjerumuskan sang anak dalam kebodohan dan kehancuran. Jika kita mendidik anak-anak kita, pasti TUHAN lebih lagi. Dia tidak akan begitu saja memberikan apa yang diinginkan anak-anak-Nya sehingga mereka malahan justru makin mudah ditipu dan disesatkan iblis. Jerat-jerat iblis dipasang melalui berbagai pengajaran yang hampir benar untuk menyimpangkan anak-anak Tuhan dari apa yang benar.... #Waspadalah #CariPesanYangMurni #YangBenarVsYangHampirBenar