Skip to main content

KESAKSIAN: TANGAN TUHAN MENARIK KAMI DARI MAUT


Oleh : Didit




Puji Tuhan, kami bersyukur atas kebaikan Tuhan yang menyelamatkan kami dari maut. Tuhanlah, Perlindungan dan Penyelamat kami. Itulah kata-kata yang terus berbicara dalam hati dan pikiran kami.

Peristiwa tersebut bermula pada hari kamis, 9 Mei 2019 tepat setelah akun facebook 'revival community' bisa memposting artikel, gambar kutipan, link blog (dimana sebelumnya akun tersebut telah dihack oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab) dan tepat siang harinya setelah saya membagikan perspektif profetik yang sesuai petunjuk Tuhan hanya dibagikan di group Pemulihan Indonesia.
Setelah saya melepaskan perspektif profetik tersebut dengan iman bahwa selanjutnya Roh Kudus yang bekerja. Tak lama saya mendengar suara keributan di udara seperti suara peperangan (rohani) bercampur dengan suara-suara teriakan, marah, panik berasal dari atas saya. Lalu saya melihat ke atas kemudian Tuhan membuka mata rohani saya dan memperlihatkan barisan pasukan iblis sedang melayang di awan-awan dengan marah, takut, panik sedang berperang melawan malaikat-malaikat Tuhan lalu Tuhan menjelaskan bahwa pasukan iblis tersebut ingin menghambat penyebaran pesan-pesan rohani.

Lalu empat jam kemudian saat saya bersama istri, dua anak saya. Kami mengendarai sepeda motor dalam perjalanan dari Surabaya hendak pulang ke Gresik kira-kira jam 4 sore. Kami mengendarai sepeda motor tiba-tiba ada kejadian yang tidak seperti biasanya di jalan raya manukan wetan, tepat di depan rumah sakit Muji Rahayu di Surabaya. Jalurnya dua arah. Sore itu kondisi jalannya padat dan lancar.
Dan keanehan tersebut terjadi saat saya melihat tiga garis di tengah jalan seperti tumpahan cairan di sepanjang jalan. Awalnya saya berpikir cairan tersebut adalah tumpahan air dari truk tangki air yang melewati di jalur tersebut. Saya mencoba menghindari garis-garis tersebut dengan cara menepi ke sisi kiri. Karena jalan yang agak padat di sisi kiri jadi kami terpaksa melewati garis terakhir. Setelah saya melewati garis tersebut tiba-tiba sepeda motor menjadi tidak seimbang seperti orang yang sedang berjalan di atas lantai yang licin karena minyak. "Itu minyak yang tidak dibersihkan" kata-kata yang terlintas di pikiran saya. Roda depan dan belakang tergelincir. Semakin di rem semakin tergelincir. Akhirnya sepeda motor menjadi makin miring dan jatuh ke sisi kanan di tengah jalan. Sepeda motor kami terseret setengah meter, kaca spion pecah, sepeda motor dari arah belakang masih terus berjalan, posisi kami tetap di sepeda motor. Pikiran saya hanya berseru kepada Tuhan dan melihat keadaan disekitar ternyata dari arah berlawanan ada truk sampah yang bergerak melambat mendekati kami. Spontan tangan saya yang kiri menarik max (anak pertama kami) yang duduk di depan dan tangan kanan menarik istri di belakang saya yang juga sedang menggendong anak kedua kami masing-masing ditarik ke sisi kiri supaya dapat menghindari tabrakan dengan truk.

Semua orang disekitar jalan menjadi histeris, berteriak dan panik melihat kami.

Truk sampah akhirnya berhenti tepat di depan kami.

Kemudian kami menepi dibantu warga setempat. Sekilas Tuhan memperdengarkan suara iblis yang menertawakan dan meneriakkan kematian kami sekeluarga. Lalu Tuhan berkata, "Inilah kondisi Indonesia yang membiarkan masalah kecil sehingga menimbulkan masalah besar......"

Lalu sopir truk sampah turun dari truknya dengan keadaan panik, takut, kuatir menanyakan keadaan kami. warga setempat memegang tangan sopir truk sampah tersebut kemudian kami menegaskan bahwa kami terpeleset sendiri. Tidak ada hubungannya dengan sopir tersebut sebab kami terjatuh karena tumpahan minyak di jalan. Kemudian sopir truk sampah minta ijin meninggalkan lokasi kejadian.

Puji Tuhan saya dan istri hanya mengalami sedikit lecet-lecet. Max sedikit luka di bagian dahi. Theo tidak mengalami luka.

Tiba-tiba seorang pria setengah baya menghampiri kami sambil memberikan sebotol air mineral yang kemudian saya gunakan membersihkan darah di wajah Max supaya saya bisa melihat bagian mana yang terluka dan seberapa serius lukanya. Melihat lukanya berada di kepala sambil kami bertanya kepada Tuhan lalu Tuhan mengarahkan kami memeriksakan Max ke IGD. Saya menggendong Max sedangkan Ratih menggendong Theo ke IGD yang berada di depan kami. Tujuan kami tidak lain supaya Max bisa segera diperiksa dan diobati.

Awalnya saya mengira luka Max akan dijahit tapi dokter menyatakan lukanya tidak serius jadi hanya perlu dibersihkan dan dihansaplast.

Setelah Max dirawat kemudian saya mengambil motor untuk parkir di rumah sakit. Kondisi motor tidak ada yang rusak parah kecuali kaca spion dan fullstep yang agak bengkok. Saya bersyukur karena Tuhan telah menyelamatkan kami dari maut.

Tangan Tuhan benar-benar menolong kami dari truk sampah, kendaraan dari belakang, pecahan kaca spion, dan luka-luka yang serius. Kami hanya mengalami luka lecet, tidak sampai parah. Saya benar-benar bersyukur atas kebaikan Tuhan sambil introspeksi diri dan mencari kehendak Tuhan melalui peritiwa tersebut.

Saya percaya semuanya merupakan kebaikan, kasih karunia dan pertolongan Tuhan.

Kemudian sambil menunggu proses administrasi saya berbicara dan mendengar kabar dari security Muji Rahayu bahwa tak lama setelah kami jatuh di jalan ternyata BARU SAJA ada pengendara motor lainnya yang jatuh dan SEBELUM KAMI JATUH juga sudah ada korban yang berjatuhan. Artinya tumpahan minyak tersebut TELAH DIBIARKAN di jalan SAMPAI MENIMBULKAN BANYAK KORBAN TERLUKA DAN HAMPIR MENINGGAL KARENA TABRAKAN DARI ARAH BERLAWANAN. Dan security tersebut melanjutkan ceritanya klo tumpahan minyak tersebut biasanya dari truk tanki minyak yang biasanya tumpah sedikit dan dibiarkan. Setelah banyak korban berjatuhan biasanya baru dibersihkan. 

Pertanyaan yang muncul di pikiran saya: Mengapa tumpahan minyak tersebut tidak dibersihkan dari tadi supaya tidak menimbulkan korban luka-luka dan kerugian pengendara motor lainnya?

Dari sini saya dimampukan melihat makin jelas terkait kondisi masyarakat bangsa ini yang sering mengabaikan dan membiarkan berbagai masalah terjadi di bangsa ini. Orang-orang lebih suka menghindari masalah daripada menyelesaikan masalah.

Pelajaran rohani bagi kita :
# Tuhan selalu menolong dan menyertai orang-orang yang berharap dan percaya kepadaNya.

# Menjadi pengikut Kristus sama dengan menjadi musuh iblis yang selalu berusaha membunuh dan membinasakan hidup kita.

# Hidup di Indonesia membutuhkan kehati-hatian karena ada banyak orang mengabaikan berbagai masalah mendasar dan penting sehingga menimbulkan masalah-masalah baru.

Jadi apa pun yang terjadi kami tetap beryukur atas kebaikan, pertolongan Tuhan yang dilimpahkan dalam kehidupan sambil mempelajari peristiwa tersebut dari sudut pandang Tuhan.



NB: Secara pribadi saya menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada bapa rohani, rekan-rekan seperjuangan dalam pekerjaan Tuhan dan rekan-rekan group yang telah setia mendukung kami, hamba-hamba Tuhan di Worship Center dalam doa. Tuhan telah mendengar dan menjawab doa rekan-rekan sekalian. Amin....


Semoga kesaksian singkat ini dapat menjadi berkat bagi rekan-rekan. Tuhan memberkati

Comments

Popular posts from this blog

DUA GOLONGAN ORANG DALAM AMSAL 17:10

Oleh Sharon R.  Amsal 17:10 (TB)    Suatu hardikan lebih masuk pada orang berpengertian dari pada seratus pukulan pada orang bebal.  Amsal 17:10 (VMD)   Orang cerdas belajar lebih banyak dari satu teguran daripada orang bodoh belajar melalui 100 pukulan. Ada dua golongan orang yang disebutkan dalam nats diatas. Orang berpengertian dan orang bebal. Kita akan melihat ciri masing² orang tersebut melalui respon mereka terhadap teguran dari Tuhan. Orang berhikmat atau berpengertian menghargai dan belajar dari setiap teguran kepada dirinya. Ketika hal buruk terjadi dengan bersegera ia introspeksi diri dan tidak mencari kambing hitam di luar dirinya. Hatinya terbuka untuk setiap koreksi dari Tuhan. Ia menyadari dirinya lemah, mudah sesat dan perlu selalu koreksi dan perbaikan untuk kebaikan dan pertumbuhan karakter dan rohaninya. Ia tidak pernah mencari² alasan untuk membenarkan diri. Ia selalu menyediakan hati yang remuk bagi Tuhan. Juga hati seorang murid yang rela dan rindu untuk bel

HIKMAT DAN KUTIPAN

HIKMAT DAN KUTIPAN MENGENAI MENDIDIK VS MEMANJAKAN

Oleh: Bpk. Peter B, MA Orang tua yang memanjakan anak-anaknya justru menjerumuskan sang anak dalam kebodohan dan kehancuran. Jika kita mendidik anak-anak kita, pasti TUHAN lebih lagi. Dia tidak akan begitu saja memberikan apa yang diinginkan anak-anak-Nya sehingga mereka malahan justru makin mudah ditipu dan disesatkan iblis. Jerat-jerat iblis dipasang melalui berbagai pengajaran yang hampir benar untuk menyimpangkan anak-anak Tuhan dari apa yang benar.... #Waspadalah #CariPesanYangMurni #YangBenarVsYangHampirBenar