Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2019

HIKMAT DAN KUTIPAN

HIKMAT DAN KUTIPAN

HIKMAT DAN KUTIPAN

HIKMAT DAN KUTIPAN

HIKMAT DAN KUTIPAN

HIKMAT DAN KUTIPAN

HIKMAT DAN KUTIPAN

HIKMAT DAN KUTIPAN

HIKMAT DAN KUTIPAN

POKOK-POKOK DALAM MENGUJI NUBUATAN LANGKAH PENGUJIAN 5 : KESESUAIAN DENGAN TUJUAN PELAYANAN DAN KARUNIA BERNUBUAT

Oleh : Peter B, MA PELAYANAN BERNUBUAT DI PERJANJIAN LAMA - Kata "bernubuat" (dalam bahasa asli naba' ) muncul pertama kali dalam Perjanjian Lama di Kitab Bilangan 11:25. Dalam terjemahan Indonesia itu diterjemahkan sebagai "kepenuhan seperti nabi" yang sesungguhnya lebih merujuk kepada sifat dari orang yang bernubuat itu sendiri. Kata yang sama, yang diartikan sebagai "bernubuat" pada dasarnya digunakan untuk semua orang yang mengalami kepenuhan (baca: dikuasai Roh Allah) maupun untuk istilah lain yang konotasinya negatif yaitu kerasukan (seperti nabi-nabi Baal yang bertanding dengan Elia dalam 1 Raja-raja 18:29) atau dikuasai dan dipengaruhi roh-roh lain selain Roh Tuhan (seperti halnya nabi-nabi palsu atau orang-orang yang bernubuat palsu dalam Yeremia 5:31; 14:14-15; 29:21; Yehezkiel 13:16-17 dsb).   Dari titik ini kita bisa mulai menangkap mengapa ada nubuat palsu, tidak murni atau yang benar-benar menyesatkan. Itu karena seseorang bisa "bern

HIKMAT DAN KUTIPAN

DOUBLE STANDARD

Oleh : Peter B, MA Dalam salah satu ayat yang paling sering dikutip tentang menghakimi orang lain, yaitu Matius 7:1-5, sebenarnya Yesus tidak sedang melarang untuk menghakimi. Saya yakin sekali akan hal itu sebab pada kesempatan yang lain, Yesus mengatakan : "Janganlah menghakimi menurut apa yang nampak, tetapi hakimilah dengan adil" (Yohanes 7:24) . Maksud Yesus adalah tidak dilarang untuk menghakimi tetapi jangan asal menghakimi. Jangan menghakimi dengan sekilas pandang atau sekedar ber­dasarkan yang tampak dari luar saja. Menghakimi harus dilakukan dengan adil. Jadi, yang dimaksud Yesus dalam Matius 7:1-5 sesungguhnya adalah larangan untuk menghakimi secara tidak adil. Yaitu menghakimi secara berat sebelah. Yang terburu-buru atau tergesa-gesa. Yang melupakan penyelidikan dan melalaikan pertimbangan-pertimbangan lainnya. Ketidakadilan dalam menilai itu tampak dalam pernyataan Yesus berikut ini : Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu , sedangkan balok di dalam

DOA MINTA DIHINDARKAN DARI BENCANA ITU HARUS DOA PERTOBATAN

Oleh : Peter B, MA Indonesia mendapat kabar buruk. Seperti seseorang yang tampak sehat selama ini tetapi tiba-tiba divonis mengidap kanker stadium akut. Diprediksi, ada kemungkinan potensi bencana alam besar terjadi di Indonesia. Tahun 2019 ini saja sudah terjadi gempa hampir tiap hari di berbagai tempat di Indonesia. Siapa yang tidak gentar dan was was. Maka mulailah kembali diadakan pertemuan-pertemuan doa. Salah satu pokok doa utama tentunya meminta pada Tuhan Yang Maha Esa supaya Indonesia luput dari bencana. Akankah Tuhan menjawab doa-doa ini? Sebagaimana yang saya tulis dalam artikel berjudul "Tuhan dan Bencana" di   https://worshipcenterindonesia.blogspot.com/2018/10/tuhan-dan-bencana-selasa-2-oktober-2018.html?m=1, bencana sejatinya merupakan alat Tuhan. Untuk memperingatkan, menegur dan menghajar akan kefasikan manusia di bumi. Bencana itu layaknya pengeras suara berkekuatan ribuan watt yang memekakkan telinga sehingga setiap orang akhirnya terkejut dan mengalihkan p

MENGENAI PENAFSIRAN KITA

Oleh : Peter B, MA Menerima firman Tuhan melalui membaca atau mendengar firman (dalam bentuk apapun, biak itu tulisan, khotbah, nubuatan, pengajaran atau nasihat) bukan suatu proses yang mendatangkan hasil yang sama bagi setiap orang. Suatu pesan rohani, hasilnya, pertama-tama ditentukan dari isi dan bunyi pesan itu (apakah lahir dari hati Tuhan dan hikmat-Nya atau permainan kata-kata dan kefasihan bicara manusia semata). Yang kedua, hasilnya ditentukan oleh bagaimana para pendengarnya merespon pesan Tuhan itu. Salah satu pernyataan dari seorang hamba Tuhan dari Amerika yang selalu saya ingat dan tanamkan di hati adalah tentang bagaimana kita dapat menafsirkan dan menangkap pesan Tuhan dengan tepat. Ia mengatakan, "Membaca Perjanjian Baru dengan hati Perjanjian Lama, hanya akan membuat kita menemukan hukum demi hukum dan akan berakhir dengan sikap menghakimi orang lain. Sebaliknya, jika kita membaca Perjanjian Lama dengan hati Perjanjian Baru, maka kita akan menemukan kasih karuni

HIKMAT DAN KUTIPAN

HIKMAT DAN KUTIPAN

HIKMAT DAN KUTIPAN

HIKMAT DAN KUTIPAN

HIKMAT DAN KUTIPAN

HIKMAT DAN KUTIPAN

BERBUAH DAN MEMBANGUN PELAYANAN SEPERTI KRISTUS

Oleh : Rick Joyner Prinsip pertama dalam menghasilkan buah yang tetap, atau membangun apa yang akan bertahan lama, ada dalam Alkitab yang kita kutip minggu lalu dari Pengkhotbah 3:14, "... segala yang dilakukan Allah akan tetap selamanya ...." Tuhan Yesus menjelaskan lebih lanjut   ini dalam Yohanes 15: 1-5: "Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. P