Skip to main content

BERBUAH SESUAI KERINDUAN TUHAN (Bagian 2-SELESAI)


Oleh : Peter B, MA



Ayat Hari Ini :

Roma 7:4 (TB)
...supaya kamu menjadi ... milik Dia, yang telah dibangkitkan dari antara orang mati, agar kita berbuah bagi Allah.


Tuhan menghendaki kita menghasilkan buah yang baik.

Matius 3:10 (TB)
Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.

Yakobus 3:17 (TB)
Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik.

Selain mengharap kita berbuah dan berbuah banyak, Tuhan mencari buah yang baik dari hidup kita. Buah yang baik adalah buah seperti yang diinginkan oleh penanamnya. Secara umum, buah yang baik adalah buah yang membawa manfaat dan berkualitas tinggi. Buah sedemikian memberikan keuntungan yang besar bagi yang menjualnya dan menjadi kesenangan bagi yang memakannya.

Terlepas dari buah atau tanaman yang digunakan untuk obat (yang seringkali memiliki rasa yang kurang enak untuk dikonsumsi), buah yang baik yang dimaksud dalam Alkitab diumpamakan dalam jenis buah yang disebutkan Yesus Yohanes 15 : buah anggur.  Itu dinyatakan pula di bagian lain dalam Alkitab :

Yesaya 5:1-2 (TB)
Aku hendak menyanyikan nyanyian tentang kekasihku, nyanyian kekasihku tentang kebun anggurnya: Kekasihku itu mempunyai kebun anggur di lereng bukit yang subur.
2 Ia mencangkulnya dan membuang batu-batunya, dan menanaminya dengan pokok anggur pilihan; ia mendirikan sebuah menara jaga di tengah-tengahnya dan menggali lobang tempat memeras anggur; lalu dinantinya supaya kebun itu menghasilkan buah anggur yang baik, tetapi yang dihasilkannya ialah buah anggur yang asam.

Buah anggur yang baik adalah yang manis dan dapat dinikmati secara luas bahkan layak disajikan dalam perjamuan raja-raja. Ini berbeda dengan buah anggur yang asam. Beberapa terjemahan Alkitab menyebutkan yang dimaksud buah anggur asam itu sebagai anggur yang buruk, jelek,  busuk. Sedangkan bahasa aslinya mengandung arti "buah anggur liar yang berbau menyengat / busuk, yang mengandung racun bagi orang yang memakannya" (lihat Ulangan 32:32-33)

Mengenai bagaimana bisa anggur pilihan yang ditanam Tuhan kemudian menghasilkan buah yang asam akan dibahas di lain kesempatan. Yang terutama sekarang bagi kita adalah apakah Tuhan menemukan buah yang baik dihasilkan dalam hidup kita?

Buah yang baik dapat dimaknai sebagai buah yang sesuai selera dan keinginan Tuhan, yang mencerminkan karakter-Nya yang penuh kebaikan dan kebenaran, yang rindu memberikan berkat dan apa yang baik kepada seluruh semesta yang adalah ciptaan-Nya, yang membawa kepada keadaan dan kondisi yang baik dan lebih baik saat buah itu dimakan.

Hidup yang menghasilkan buah yang baik membawa orang pada kebenaran sejati dan kepada Tuhan sendiri. Hidup yang menawarkan penghiburan dan kekuatan pada dunia yang letih lesu dan berbeban berat. Hidup yang membangunkan kesadaran dan memberikan petunjuk serta kesaksian supaya orang menemukan Sang Jalan, Kebenaran dan Kehidupan. Hidup yang tidak membawa orang lain bersikeras dalam dosa tetapi menjadi pengingat bagi jiwa-jiwa yang dicengkeram dosa agar mereka datang dalam pertobatan, menerima hidup baru dalam Tuhan. Itulah buah-buah yang baik.

Adakah semua itu dirasakan orang ketika berinteraksi dengan kita?


Tuhan mau buah yang kita hasilkan itu buah-buah yang kekal.
Berbuah seperti kerinduan Tuhan berarti menghasilkan seperti yang diinginkan-Nya. Dan Dia mendorong kita lebih lagi. Ia mau kita berbuah, berbuah banyak, menghasilkan buah yang baik -dan masih ada lagi. Ia ingin buah yang kita hasilkan bertahan sampai hidup yang kekal.

Yohanes 15:16 (TB)
Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, ...

Buah yang tetap sesungguhnya bermakna "buah yang kekal" atau buah yang sifatnya menetap, buah yang bertahan selama-lamanya.
Alih-alih menghasilkan buah yang pada akhirnya layu dan membusuk, Tuhan rindu kita mengarahkan diri menghasilkan buah yang sifatnya kekal. Itulah buah yang akan selalu ada dan dapat dinikmati keberadaan dan manfaatnya di kekekalan.

Buah yang kekal itu :

Pertama. Buah karya pelayanan yang dicatat oleh sorga.
Setiap jerih lelah kita diketahui bahkan direkam oleh Tuhan dalam arsip sorga (lihat Wahyu 2:2,19; 3:8). Alkitab mengatakan bahkan air mata kita ditampung dalam kirbat Tuhan. Setiap jerih payah kita di dalam pekerjaan Tuhan yang dilakukan dengan iman yang murni serta kasih yang tulus ikhlas dengan pengharapan penuh kepada Tuhan TIDAK AKAN SIA-SIA (lihat 1 Korintus 15:58).
Contoh lain buah yang kekal adalah Alkitab kita sendiri. Hamba-hamba Tuhan yang telah diilhami, digerakkan dan berjerih payah menuliskannya, dan seringkali melakukannya dalam keadaan-keadaan yang sukar telah meninggalkan suatu buah yang memberkati kita hingga kini. Suatu tulisan agung dan suci yang selama-lamanya akan ditemukan di arsip-arsip sorgawi. Inilah buah yang akan selalu dikenang dan dibanggakan oleh Tuhan dan jiwa-jiwa yang selama-lamanya beroleh berkat dari hamba-hamba-Nya yang mengeluarkan buah yang tetap.

Kedua. Jiwa-jiwa yang dibawa kepada Tuhan melalui kesaksian hidup kita.
Paulus selalu menyebut jemaat-jemaat yang dibimbingnya sebagai "sukacitaku dan mahkota kemegahanku" (lihat Filipi 4:1; 1 Tesalonika 2:19). Maksudnya, Paulus dapat berdiri tanpa malu saat berhadapan dengan Tuhan karena seumur hidupnya ia telah membawa jiwa-jiwa datang dan mengenal Tuhan. Jiwa-jiwa yang suatu kali turut bersaksi akan kehidupan Paulus yang penuh buah. Itulah buah yang kekal.


Ketiga. Setiap pengorbanan, penderitaan yang ditanggung penuh kesabaran, ketekunan, serta ketabahan  komitmen kita mengabdi pada Kristus.
Yesus berkata bahwa orang yang dicela, dianiaya serta kepadanya difitnahkan yang jahat oleh karena kita menjadi pengikut Kristus itu BERBAHAGIA dan UPAHNYA BESAR DI SORGA (lihat Matius 5:11-12).

Itu pula yang ditegaskan oleh Yesus ketika murid-murid-Nya menanyakan pada-Nya apa yang akan mereka peroleh karena meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Yesus :

Matius 19:28-29 (TB)
28 Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.
29 Dan setiap orang yang karena nama-Ku meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, bapa atau ibunya, anak-anak atau ladangnya, akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal.

Apa yang kita lakukan bagi Kristus hari ini di bumi akan bergema hingga kekekalan. Itu artinya perbuatan kita itu tidak berhenti hanya di hidup yang sekarang ini. Lebih dari sekedar kita akan menuai apa yang baik beberapa tahun ke depan di hidup kita. Yesus sendiri berjanji apapun yang telah kita korbankan bagi Dia, Dia akan membuat kita menerima berkali-kali lipat (yang artinya jauh lebih banyak daripada yang kita korbankan) dalam kehidupan yang kekal. Itulah sejatinya buah-buah yang tinggal tetap, yang tak akan pernah hilang, layu atau lenyap.


Mengukur hidup yang berbuah tidak cukup hanya menjadi pribadi-pribadi yang memberikan pengaruh di berbagai bidang dalam sejarah dunia ini. Melalui potensinya, manusia dapat melahirkan penemuan-penemuan luar biasa dan membuat hidupnya sangat maju dan canggih. Ilmu pengetahuan yang terus berkembang memungkinkan manusia seolah tanpa henti menghasilkan peradaban yang lebih baik daripada sebelumnya. Tapi tercatat dalam sejarah peradaban manusia belumlah cukup di hadapan Tuhan. Tuhan mengukur kita apakah kita tercatat dalam sejarah ilahi.
Seorang dermawan atau filantropis bisa jadi dipandang sebagai pribadi yang berbuah-buah dalam hidupnya. Tetapi yang dicatat Tuhan adalah orang yang memberikan secangkir air kepada murid Kristus, Tuhan akan memberikan dia upahnya. Demikian pula orang-orang yang menyambut orang benar dan para nabi karena melakukannya bagi Tuhan. Buah-buah kebaikan dan ketulusan karena mengasihi Tuhanlah yang akan diperhitungkan hingga kekal.


Hidup kita harus BERBUAH SESUAI KERINDUAN HATI TUHAN. Itulah seharusnya fokus dan tujuan mendasar kita dalam hidup. Hidup yang demikian di hadapan Tuhan tidaklah sia-sia. Hidup itu adalah hidup yang diserahkan untuk ambil bagian dalam PROYEK BESAR TUHAN yang kita sering sebut sebagai Amanat Agung itu.
Dengan kata lain, hidup yang dicari dan dirindukan Tuhan bagi kita adalah hidup yang menunaikan panggilan Tuhan untuk MENJADIKAN SEGALA  BANGSA DAN SUKU SEBAGAI MURID KRISTUS, MENGAJAR MEREKA MELAKUKAN APA YANG DIAJARKAN DAN DIPERINTAHKAN KRISTUS (lihat Matius 28:19-20).

Dalam proyek besar ini, kita menempati posisi kita masing-masing sebagai anggota-anggota tubuh Kristus yang menjalankan tugas dan fungsi sesuai talenta dan karunia yang dipercayakan Tuhan kepada kita. Jika kita mengobarkan setiap kemampuan dan otoritas rohani yang dikaruniakan pada kita itu dengan hati yang mengasihi dan mengabdi sebagai hamba kepada Tuhan MAKA ITULAH KEHIDUPAN YANG BERBUAH BANYAK, MENGHASILKAN BUAH YANG BAIK DAN KEKAL. Suatu kehidupan yang mulia. Tidak sia-sia.

Adakah Anda sedang menjalani hidup yang sedemikian?

Salam Revival!
Tuhan Yesus Memberkati Kita Semua.

Bagi saudara-saudari yang berminat bergabung dalam group whatsapp dapat menghubungi no whatsapp 082299968682 atau 081803895744 atau 08980858661


Dengan bersedia mengikuti persyaratan di bawah ini:
https://worshipcenterindonesia.blogspot.com/2017/06/belajar-bersama-bertumbuh-bersama-di.html

Comments

Popular posts from this blog

HIKMAT DAN KUTIPAN MENGENAI MENDIDIK VS MEMANJAKAN

Oleh: Bpk. Peter B, MA Orang tua yang memanjakan anak-anaknya justru menjerumuskan sang anak dalam kebodohan dan kehancuran. Jika kita mendidik anak-anak kita, pasti TUHAN lebih lagi. Dia tidak akan begitu saja memberikan apa yang diinginkan anak-anak-Nya sehingga mereka malahan justru makin mudah ditipu dan disesatkan iblis. Jerat-jerat iblis dipasang melalui berbagai pengajaran yang hampir benar untuk menyimpangkan anak-anak Tuhan dari apa yang benar.... #Waspadalah #CariPesanYangMurni #YangBenarVsYangHampirBenar

DUA GOLONGAN ORANG DALAM AMSAL 17:10

Oleh Sharon R.  Amsal 17:10 (TB)    Suatu hardikan lebih masuk pada orang berpengertian dari pada seratus pukulan pada orang bebal.  Amsal 17:10 (VMD)   Orang cerdas belajar lebih banyak dari satu teguran daripada orang bodoh belajar melalui 100 pukulan. Ada dua golongan orang yang disebutkan dalam nats diatas. Orang berpengertian dan orang bebal. Kita akan melihat ciri masing² orang tersebut melalui respon mereka terhadap teguran dari Tuhan. Orang berhikmat atau berpengertian menghargai dan belajar dari setiap teguran kepada dirinya. Ketika hal buruk terjadi dengan bersegera ia introspeksi diri dan tidak mencari kambing hitam di luar dirinya. Hatinya terbuka untuk setiap koreksi dari Tuhan. Ia menyadari dirinya lemah, mudah sesat dan perlu selalu koreksi dan perbaikan untuk kebaikan dan pertumbuhan karakter dan rohaninya. Ia tidak pernah mencari² alasan untuk membenarkan diri. Ia selalu menyediakan hati yang remuk bagi Tuhan. Juga hati seorang murid yang rela dan rindu untuk bel

SIKAP DAN PANDANGAN KITA YANG SEHARUSNYA TERHADAP NUBUAT /PENGLIHATAN: MENANGGAPI PESAN PROFETIK YANG DISAMPAIKAN OLEH CINDY JACOB DI MEDIA SOSIAL

Oleh: Didit I. Beberapa hari ini saya mendapatkan kiriman cukup banyak dari rekan-rekan di media sosial tentang nubuatan dari Cindy Jacob terkait Bapak Ahok. Menanggapi pesan nubuatan dari Cindy Jacob yang disebarkan di media sosial tersebut, Tuhan menggerakkan saya untuk mengajak rekan-rekan dan seluruh umat Tuhan untuk bersama menguji pesan yang disampaikan oleh Cindy Jacob dan mencari kehendak Tuhan dalam pesan tersebut. Pesan profetik yang disampaikan oleh Cindy Jacob seperti gambar di bawah ini: Sesuai dengan 1Tesalonika 5:19-22, kita tidak boleh memandang rendah setiap nubuatan namun juga tidak boleh langsung menerimanya mentah-mentah, sebaliknya kita harus mengujinya. Ini berarti sikap kita terhadap setiap nubuatan/penglihatan adalah menampungnya untuk kemudian diuji sesuai dengan cara dan prinsip Firman Tuhan dan mencari maksud serta tujuan pesan nubuatan/penglihatan tersebut. Penting di sini untuk bersikap netral/tidak berprasangka terlebih dahulu terhadap setiap pesan nubuata