Skip to main content

IBADAH GEREJA (DAN ORANG PERCAYA) HARI INI


Oleh : Ruth Yanti Tampinongkol



Kata Yesus kepadanya: "Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem. Yohanes 4:21 (TB)

Hari ini banyak orang datang beribadah, tetapi bukan kepada Tuhan. Sebab ibadah sekedar menjadi sebuah tradisi (rutinitas) seperti ibadah orang² Samaria yang menyembah Tuhan di gunung dan juga seperti orang²  Yahudi yang menganggap Yerusalem-lah tempat untuk menyembah.
Orang² percaya hari ini memiliki kesamaan akan hal ini, mereka hanya fokus pada tempat, nama organisasi/gereja/sinode, sebab beranggapan bahwa Tuhan ada di dalam gedung² gereja itu. Menganggap bahwa tempat yang benar untuk ibadah dan menyembah adalah di dalam gereja. Ibadah adalah tentang duduk berkumpul di satu tempat/ruangan/gedung. Tidak heran kesalahpahaman ini akhirnya menimbulkan perselisihan dan perpecahan di dalam gereja sebab masing² merasa tempat atau gerejanyalah yang paling benar. Pertanyaannya, adakah Tuhan tinggal di tempat² seperti ini?

Demikianlah pola pikir dan pola hidup rohani yang sudah mendarah daging di Indonesia. Pola pikir yang terkontaminasi oleh roh agamawi. Mereka hanya datang ke gereja bukan datang kepada Tuhan. Beribadah ke gereja bukan kepada Tuhan. Memberikan persembahan dan pengabdian/pelayanan kepada gereja bukan kepada Tuhan.

Hal ini membuat banyak orang percaya beranggapan bahwa jika mereka sudah datang ke gereja mereka merasa sudah berjumpa dengan Tuhan. Dan jika sudah melayani di gereja merasa sudah melayani Tuhan.
Tetapi tidak banyak yang menyadari bahwa mereka selama ini hanya dibawa kepada gereja bukan kepada Tuhan. Terhubung dengan gereja bukan dengan Tuhan sendiri sebagaimana perjumpaan wanita Samaria dengan Yesus di sumur Yakub.

Menjadi ibadah lahiriah dan bukan batiniah. Atas ibadah² yang demikian, Yesus membantah bahkan menegaskan bahwa bukan beribadah dan menyembah di gereja Samaria ataupun gereja Yerusalem. Tidak satupun yang benar. Sebab mereka HARUS BERIBADAH DAN MENYEMBAH KEPADA BAPA dalam roh dan kebenaran.

Berapa banyak yang mengetahui bahwa nyatanya selama ini mereka hanya tertarik pada gunung dan bukan pemilik/pencipta gunung itu sendiri??
Kerohanian mereka sampai pada titik hanya terpesona dengan hasil karya Tuhan bukan pada pribadi Tuhan. Pada berkat² Tuhan bukan pemberi berkat itu sendiri.
Yang paling fatal adalah tidak banyak yang menyadari bahwa mereka selama ini adalah korban para calo tiket surga.. yaitu orang-orang yang menyuarakan (mempromosikan) surga dan bukan pribadi pemilik-Nya. Orang diajak untuk percaya Yesus hanya demi mendapatkan surga dan berkat²-Nya bukan supaya mereka mengenal Dia dan kebenaran-Nya.

Yesus yang mereka kenal adalah Yesus yang berbeda sama sekali dengan Yesus yang dijumpai oleh wanita Samaria ini. Yesus yang mereka tahu adalah Tuhan yang menuntut hal² lahiriah. Mereka harus percaya, bertobat/sadar akan dosa dan harus percaya bahwa Yesus mati serta rajin beribadah ke gereja.
Padahal Yesus yang dijumpai oleh wanita Samaria ini tidak menuntut apapun selain SATU SAJA, yaitu SUPAYA WANITA ITU MENDEKAT KEPADA-NYA DENGAN HATI YANG JUJUR. Yesus memberikan sentuhan yang menghidupkan dan mengubahkan. SEBAB SEJATINYA DIA ADALAH SAHABAT ORANG BERDOSA.
Aliran air hidup dari Yesus memenuhi hatinya sehingga ia menjadi Injil sejati dan mengalirkan kehidupan bagi sekelilingnya.

Yesus datang ke dunia bukan hanya ingin memberikan Surga, tetapi yang pertama-tama adalah SUPAYA KITA MENGENAL DIA. Bagaimana mungkin kita akan menjadi penghuni surga tanpa kita mengenal siapa pemilik-Nya. Meskipun mengetahui nama Yesus bahkan berseru, mengajar, bernubuat dan mengusir setan dengan nama-Nya bisakah kita masuk kedalam kerajaan-Nya tanpa mengenal dan dikenal oleh Yesus sendiri??

Matius 7:22-23 (TB)
Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

Bagaimana kita menyikapi kesesatan hari ini.
Mari kita merenungkan bersama, bagaimana ibadah dan pengenalan kita akan Tuhan.
Sudahkah kita mengenal Dia dengan benar?
Siapa dan bagaimana Tuhan Allah yang kita kenal itu?
Apakah yang Tuhan rindu untuk pulihkan dan ubahkan dari ibadah dan penyembahan kita hari ini?

Filipi 3:10 (BIMK)
Satu-satunya yang saya inginkan ialah supaya saya mengenal Kristus, dan mengalami kuasa yang menghidupkan Dia dari kematian. Saya ingin turut menderita dengan Dia dan menjadi sama seperti Dia dalam hal kematian-Nya.

Tuhan Yesus memberkati perjuangan kita.


Bagi saudara-saudari yang berminat bergabung dalam group whatsapp dapat menghubungi no whatsapp 082299968682 atau 081803895744 atau 08980858661

Dengan bersedia mengikuti persyaratan di bawah ini:
BELAJAR DAN BERTUMBUH BERSAMA DI GRUP WHATSAPP KAMI REVIVAL COMMUNITY


Comments

Popular posts from this blog

DUA GOLONGAN ORANG DALAM AMSAL 17:10

Oleh Sharon R.  Amsal 17:10 (TB)    Suatu hardikan lebih masuk pada orang berpengertian dari pada seratus pukulan pada orang bebal.  Amsal 17:10 (VMD)   Orang cerdas belajar lebih banyak dari satu teguran daripada orang bodoh belajar melalui 100 pukulan. Ada dua golongan orang yang disebutkan dalam nats diatas. Orang berpengertian dan orang bebal. Kita akan melihat ciri masing² orang tersebut melalui respon mereka terhadap teguran dari Tuhan. Orang berhikmat atau berpengertian menghargai dan belajar dari setiap teguran kepada dirinya. Ketika hal buruk terjadi dengan bersegera ia introspeksi diri dan tidak mencari kambing hitam di luar dirinya. Hatinya terbuka untuk setiap koreksi dari Tuhan. Ia menyadari dirinya lemah, mudah sesat dan perlu selalu koreksi dan perbaikan untuk kebaikan dan pertumbuhan karakter dan rohaninya. Ia tidak pernah mencari² alasan untuk membenarkan diri. Ia selalu menyediakan hati yang remuk bagi Tuhan. Juga hati seorang murid yang rela dan rindu untuk bel

HIKMAT DAN KUTIPAN

HIKMAT DAN KUTIPAN MENGENAI MENDIDIK VS MEMANJAKAN

Oleh: Bpk. Peter B, MA Orang tua yang memanjakan anak-anaknya justru menjerumuskan sang anak dalam kebodohan dan kehancuran. Jika kita mendidik anak-anak kita, pasti TUHAN lebih lagi. Dia tidak akan begitu saja memberikan apa yang diinginkan anak-anak-Nya sehingga mereka malahan justru makin mudah ditipu dan disesatkan iblis. Jerat-jerat iblis dipasang melalui berbagai pengajaran yang hampir benar untuk menyimpangkan anak-anak Tuhan dari apa yang benar.... #Waspadalah #CariPesanYangMurni #YangBenarVsYangHampirBenar