Oleh Oswald Chambers
Kita seharusnya merasa sukacita karena telah mendengar Allah berbicara, tetapi terutama rasa malu dan bodoh karena telah begitu lama waktu dibutuhkan baru mendengar Dia! Kemudian, kita akan berseru mengaku, “Betapa lambatnya aku mendengar dan memahami pesan yang dikatakan Tuhan 3!” Padahal Allah telah mengucapkannya selama berhari-hari dan bahkan mungkin berminggu-minggu.
Akan tetapi, pada saat Anda mendengar Dia, Dia memberikan Anda rasa malu dan bodoh yang melegakan hati- suatu pemberian yang akan selalu membuat Anda mendengarkan Allah sekarang.
Hal² semacam yang dituliskan oleh Oswald Chambers, khususnya dalam buku klasiknya "My Utmost for His Highest" (diterjemahkan dalam bahasa Indonesia "Pengabdianku untuk Kemuliaan-Nya") adalah hal² yang dalam, yang menolong kita berakar dalam Tuhan.
Tapi itu hanya bisa dipahami jika hati kita tidak berbatu tetapi hati yang berupa tanah yang baik, yang gembur, lunak dan hancur di hadapan Tuhan.
Biarlah kiranya Tuhan memberikan pada kit hati yang demikian bagi kita yang merindukan dan memintanya dengan sangat di hadapan Tuhan
Comments
Post a Comment