(Cuplikan diskusi di komunitas rohani)
Oleh Peter B, MA
Oleh Peter B, MA
Tidak telat datang ke gereja tidak selalu sudah berikan yang terbaik bagi Tuhan dan yang telat datang ke gereja bukan berarti berikan sembarangan bagi Tuhan.
yang penting hatinya niat mencari Tuhan dan tulus menyembah Tuhan.
Kasih recehan bukan berarti tidak suka berkorban bagi Tuhan.
Janda yang dilihat Yesus berikan recehan tapi Yesus bilang itu yang lebih banyak dari yang lain.
Pendeta sedang berkhotbah main whats app memang keliru tapi yang tidak main whats app kalau pikirannya melayang kemana² juga keliru apalagi tidak ada niat dengar firman, hanya cari pacar atau cari jodoh saja ke gereja, misalnya
Bubar kebaktian langsung pulang dinilai keliru padahal belum tentu juga yang tidak pulang² di gereja itu cinta keluarga Tuhan. Bisa saja banyak motif lain (yang sama sekali tidak rohani) yang membuat orang tidak langsung pulang setelah gereja usai.
Jadi semua ini bukan ukuran benar apalagi di hadapan Tuhan yang melihat hati lebih dahulu dari segala perkara yang lain
Itu sebabnya yang perlu benar² kita perhatikan, amati, periksa, uji, sampai kita jaga dan usahakan sekuat keberadaan kita adalah apakah hati kita tulus ikhlas, murni, tertuju pada Tuhan dan kehendak-Nya seumur hidup kita. Itulah kunci perkenanan Tuhan.
Tidak peduli seberapa hebat kita berprestasi atau mengesankan di hadapan orang, atau seberapa besar pelayanan yang sudah kita bangun atau seberapa rohaninya kita tampil di hadapan orang, Tuhan menilai pertama² hati kita. Baru kemudian perbuatan² kita.Hati yang bagaimanakah yang Tuhan cari itu?
Yang sepakat dan berkomitmen melakukan kehendak Tuhan (yang secara umum) ialah mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap kekuatan dan segenap akal budi. Serta mengasihi sesama seperti kita mengasihi diri kita sendiri.
Dan hal ini menjadikan tugas menjaga hati kita tetap dan selalu dialiri kasih Tuhan sebagai tugas utama kita karena hanya dengan itu hati kita berkenan di hadapan Tuhan.
Bagaimana melakukannya?
Dengan menjaga hubungan selalu intim dan dekat dengan Tuhan. Berjalan dan bergaul dengan Dia setiap hari. Memberikan diri dan hidup kita sebagai persembahan dan pengabdian kepada Tuhan semata (ingat : kepada Tuhan, bukan kepada Gereja atau pelayanan).
Comments
Post a Comment